Niana berkeringat dingin menahan rasa takut yang membakar diri. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi situasi tersebut. Sedangkan Andressa hanya menjadi penonton sambil menertawakan Niana. Sungguh indah sekali melihat Niana mati ketakutan akibat keangkuhannya sendiri.
"Masalah itu ... Nyonya, harap maafkan kelancangan saya. Di klinik ini kami melayani semua orang tanpa terkecuali. Tabib Andressa adalah bagian dari klinik in—"
"Jangan mencoba-coba cari alasan lagi! Aku suah muak mendengarnya. Padahal aku mengalaminya sendiri. Perlakuan kalian terhadap Nona Andressa juga sangat buruk. Aku benar-benar kecewa dengan pelayanan klinik yang katanya nomor satu di Kekaisaran Emilian."
Tamat sudah riwayat Niana. Berdasarkan yang diketahui banyak orang, Junita merupakan seseorang yang aktif di kegiatan sosial sehingga dia akan menyebarkan info apa pun yang dia ketahui kepada bangsawan lain. Penting bagi setiap tempat memperlakukan Junita dengan baik supaya tidak timbul kerugian besar.
Kemudian Junita mendekati Andressa yang berada di belakang menonton semuanya.
"Nona Andressa, saya sangat berterima kasih kepada Anda yang telah membantu saya dan menyelamatkan bayi saya. Suami saya ingin memberi imbalan kepada Anda. Bisakah Anda ikut dengan kami sebentar?"
"Nyonya, Anda tidak perlu memberi saya imbalan apa pun. Bagi saya membantu Anda merupakan kewajiban saya sebagai seorang tabib. Anda tidak usah sampai merasa tidak enak hati kepada saya," tutur Andressa.
"Tidak bisa. Saya tidak akan tenang sebelum memberi imbalan kepada Anda, Nona. Tolong terima niat baik saya. Saya hanya ingin membantu Anda saja."
Junita memaksa Andressa sampai akhirnya ia terpaksa mengiyakan Junita. Sang Marchioness Gencio langsung membawa Andressa keluar dari klinik Glory.
"Ayo sayang, biarkan saja mereka. Kita hanya bermaksud untuk menjemput Nona Andressa saja," tutur Junita mengajak Marquess Gencio keluar dari klinik.
"Awas saja kalian nanti. Aku akan melaporkan permasalahan ini kepada Kaisar," gertak Marquess Gencio.
Seketika seisi klinik diterpa kepanikan hebat. Apabila Marquess Gencio sudah berkata seperti itu, maka besar kemungkinan mereka akan kena teguran dari pihak istana.
'Sial! Aku sudah membuat kesalahan. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bisa-bisa pekerjaanku sebagai tabib malah terancam,' batin Niana panik.
Junita membawa Andressa ke sebuah restoran. Mereka akan melakukan pembicaraan serius di sana.
"Nona, sebelum itu, saya benar-benar berterima kasih karena berkat Anda istri dan anak saya selamat. Andai saja waktu itu Anda tidak ada, saya tidak tahu lagi harus bereaksi bagaimana," ucap Marquess Gencio.
"Saya hanya kebetulan berada di sana saat itu. Sebagai seorang tabib, saya tidak boleh membeda-bedakan pasien. Mau dia bangsawan atau bukan, selagi saya berada di depan mereka, maka saya akan menyembuhkan mereka."
Junita dan sang suami saling bertatap pandang. Berbeda dari tabib klinik Glory lainnya, Andressa hanya mementingkan keselamatan pasien.
"Meski begitu, saya ingin Anda menerima hadiah dari saya."
Marquess Gencio memberikan uang dalam jumlah besar kepada Andressa. Gadis itu tercengang saat melihat satu kantong besar koin emas.
"Saya tidak bisa menerimanya. Ini terlalu berlebihan," tolak Andressa.
"Nona, tolong diterima saja. Kami berutang budi kepada Anda. Atau Anda ingin kami memberikan hadiah yang lain?"
Junita dan Marquess Gencio tiada henti memaksa Andressa. Mereka berdua tidak bisa tenang apabila belum memberikan imbalan kepada Andressa.
"Tuan, Nyonya, dibanding uang, ada sesuatu yang saya inginkan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
komentar terbaik
kenapa marquesse sosialita sampai ngga bisa dikenali oleh pemilik klinik? apakah dia tidak punya kuota buat main tiktuk, ig, fb, dan sejenisnya?
2024-04-28
0