Andressa menyorot dingin Miria. Dia sedang mencoba terlihat baik di hadapan Gibson. Entah tipu muslihat apa lagi yang akan dilakukan Miria terhadap dirinya dan Gibson. Akan tetapi, satu hal yang pasti, Miria hanya menginginkan Andressa tidak berdekatan lagi dengan Gibson.
"Kalian berdua memang sangat cocok! Silakan nikmati waktumu dengan Miria. Aku akan pergi sekarang."
Andressa beranjak pergi meninggalkan Miria dan Gibson. Pria itu mencoba untuk menghentikan Andressa, tetapi Miria malah menahannya.
"Tuan Muda, apa Anda kemari untuk bertemu saya? Ya ampun Anda sungguh perhatian sekali dengan saya," tutur Miria.
Gibson tersenyum kaku, dia sebenarnya hanya ingin bertemu dengan Andressa.
"Iya, Nona. Saya bermaksud untuk bertemu dengan Anda."
"Ternyata benar Anda ingin bertemu saya. Kalau begitu, ayo kita masuk ke dalam."
Miria menarik tangan Gibson ke dalam klinik. Mata Gibson tak lepas pandang dari punggung Andressa yang kian menjauh dari jangakauan penglihatan.
'Ada apa dengan Andressa? Padahal aku bermaksud untuk membawanya pergi ke restoran hari ini,' batin Gibson.
Andressa mempercepat langkahnya menuju tempat tinggalnya. Dia bermaksud untuk mengemasi barang-barang yang akan dia bawa ke wilayah Selion.
"Aku harus segera pergi dari sini. Tidak sudi aku harus berpapasan dengan manusia-manusia sampah seperti mereka. Lebih baik aku menjaga kewarasanku, tidak baik juga bagiku terlalu sering emosi."
Andressa mengangkut sebuah tas berisi barang-barang penting. Untung saja tak terlalu banyak barang di tempat tinggalnya sehingga mudah bagi Andressa pergi membawa barang-barangnya.
"Nona, saya di sini!" Amelia melambaikan tangannya kepada Andressa.
"Apa kau sudah dari tadi menunggu?" tanya Andressa.
"Saya juga baru saja sampai, Nona. Sekarang ke mana tujuan kita?"
Amelia terlihat bersemangat sekali. Dia tidak sabar menantikan pekerjaannya sebagai tabib yang dibimbing langsung oleh Andressa.
"Ke wilayah Selion."
Amelia mematung begitu mendengar ke mana tujuan mereka saat ini.
"Ke mana? Wilayah Selion? Apa Anda bercanda, Nona?!"
Andressa menoleh ke arah Amelia. Dia lupa memberi tahu gadis itu kalau dia membuka klinik di wilayah terkutuk tersebut.
"Aku tidak bercanda, klinikku ada di wilayah Selion. Marquess Gencio yang mendirikan klinik itu untukku. Pokoknya, kau tenang saja, selama aku bersamamu, kau pasti akan aman."
Sekujur badan Amelia bergetar membayangkan bagaimana mereka akan menapaki tempat yang penuh dengan kutukan. Tiada satu pun tabib yang mampu mengobati penyakit tersebut.
"Tetapi, mengapa di sana? Mengapa Anda mendirikan klinik di wilayah terlarang? Itu sangat mengerikan, Nona! Bagaimana jika nanti Anda malah terjangkit kutukan itu? Apa yang harus kita lakukan?!"
Amelia sangat gelisah dan panik. Pikirannya pun menjadi berkecamuk akibat membayangkan betapa buruk situasi yang akan mereka hadapi nanti.
"Jangan terlalu panik, Amelia. Aku akan menyembuhkan kutukan itu. Kau hanya perlu membantuku. Bisakah kau mempercayakannya kepadaku?"
"Anda akan menyembuhkan kutukan itu? Bagaimana caranya?"
Andressa berpikir sejenak mengenai apa yang akan mereka lakukan untuk menyembuhkan kutukan itu.
"Aku tidak tahu sebelum memeriksa langsung kondisi para korban terjangkit kutukan. Aku punya ribuan jenis obat di kepalaku untuk menyembuhkan mereka," tutur Andressa terdengar meyakinkan.
Amelia menghela napas panjang. Menyaksikan kegigihan Andressa dalam menyelamatkan orang membuat hatinya membara ingin membantu pengobatan orang lain.
"Baiklah, biar saya yang membantu Anda, Nona. Saya harap Anda bisa mengandalkan saya nanti walau saya tidak terlalu berguna."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
amanda
halah bacot😒
2023-09-10
1
Ari03
semangat
2023-05-07
3
Yunita Widiastuti
smangat
2023-05-06
2