Para tabib seketika gaduh mendengar bahwa para kesatria itu berhasil disembuhkan menggunakan teknik operasi yang tidak mereka ketahui sama sekali. Chris hanya mematung di ambang pintu melihat dengan jelas bahwa para kesatria itu memang berhasil dipulihkan oleh Andressa.
'Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia menyatukan anggota tubuh yang terputus akibat senjata tajam? Apa yang sebenarnya sudah dilakukan wanita itu?' batin Chris.
Andressa melirik ke arah pintu masuk. Dia tersenyum mengejek sekaligus senyum penuh kemenangan. Dia telah menang taruhan dari Chris.
"Chris, jangan berdiri di sana saja. Ayo masuk kemari karena ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu," ujar Andressa senang melihat Chris tertekan.
"Apa yang mau kau bicarakan denganku? Aku tidak mau membuang-buang waktuku—"
"Jangan berlagak lupa. Sekarang kau sudah melihat sendiri kan teknik operasiku sangat manjur? Ayo cepat bersujud di bawah kakiku detik itu juga."
Andressa menekan Chris. Dia menagih taruhan tersebut di hadapan banyak orang hingga menyebabkan semua orang gaduh.
"Aku tidak mau! Lagi pula aku tidak menyetujui taruhan itu. Kau jangan mengada-ada! Mana mungkin aku bersujud di bawah kaki rakyat jelata sepertimu." Chris menolak mengingat bahwa dia sepakat melakukan taruhan dengan Andressa.
"Apa kau tidak tahu? Sikapmu yang seperti ini memperlihatkan ke semua orang bahwa kau adalah lelaki pengecut! Padahal kau sendiri yang menyetujui adanya taruhan ini."
"Apa yang kau katakan?" Chris menggertakkan giginya. Dia tidak terima jika Andressa menghinanya.
"Kau pengecut! Kau dengar itu?! Kau pria paling pengecut, Chris."
Bibir Andressa melengkung membentuk senyum seringai. Chris tidak terima, ia pun mencoba untuk menampar Andressa. Akan tetapi, pergelangan tangannya dicekal oleh gadis itu.
"Benar-benar pria pengecut! Beraninya kau mencoba melayangkan pukulan padaku."
Andressa menyentak tangan Chris. Dia sangat jengkel melihat sikap Chris terkadang seperti seorang perempuan.
"Andressa, kau sangat menyebalkan. Seharusnya kau mati saja! Aku sangat tidak menyukaimu!"
Chris menggebu-gebu marah, begitu pula dengan Andressa.
"Cepat bersujud! Sebelum aku mematahkan tulang lehermu agar mau bersujud di bawah kakiku," tekan Andressa sekali lagi.
Kemudian para kesatria yang diobati oleh Andressa tiba-tiba membantunya. Mereka menekan kuat tubuh Chris sampai terduduk di atas lantai.
"Jangan membuat Nona Andressa marah. Bagaimana pun beliau adalah penyelamat kami. Apabila kau mencoba mencari masalah, maka kami sendiri yang akan turun tangan."
Tubuh Chris bergetar hebat. Badan para kesatria itu sangat besar dan terlihat tangguh. Dia tidak mungkin melawan mereka seorang diri.
'Apa boleh buat, aku tidak mau mati di tangan mereka. Lebih baik aku turuti saja gadis jal*ng ini.'
Dengan segala keterpaksaan, Chris akhirnya bersujud di bawah kaki Andressa. Dia pun menjadi bahan perbincangan para pengunjung dan tabib di klinik. Benar-benar rasanya sangat malu.
"Kau melupakan satu hal lagi, Chris. Bukankah aku pernah mengatakan bahwa kau harus meminta maaf sambil bersujud di bawah kakiku?"
Chris mematuhi Andressa. Dia mengucap kata maaf dengan lidah yang terbata-bata.
"M-Maaf ... maaf karena telah mengusikmu selama ini," lirih Chris.
"Hah? Coba ulangi sekali lagi. Kau bilang apa? Tolong perkeras sedikit suaramu."
Chris menahan dalam-dalam rasa malu yang dia telan kala itu.
"Maafkan aku, aku salah karena telah mengganggumu selama ini. Aku mohon, maafkan aku, Andressa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 358 Episodes
Comments
Assassin Ree
GK kebayang malunya gimana
2023-07-30
2