JIWA ISTRIKU YANG TERTUKAR
Tangisan seorang bayi yang berusia delapan bulan itu sontak menganggu para bayi lainnya yang sedang antri di depan ruang tunggu pasien anak-anak.
Merasa menganggu orang lain Romy segera menjauh dan berjalan melalui koridor rumah sakit.
Tangis bayinya makin menjadi membuat Romy kewalahan menangani putranya entah sakit apa karena tubuhnya sendiri tidak demam.
"Sayang..! Apakah perutmu sakit? Tolong tenanglah karena Daddy sudah bingung dengan tangis mu." Ucap Rommy memutuskan untuk pulang.
Mereka masuk ke lift dan tangis baby Cavin makin menyayat hati. Seorang gadis bernama Claire sedang berada di dalam lift yang sama dengan Romy, merasa iba dengan bayi itu.
Ia menawarkan diri untuk menggendong bayi malang itu.
"Tuan..!" Apakah aku boleh menggendong bayimu?"
Deggggg...
Seketika tubuh tuan Romi bergetar mendengar suara gadis yang berdiri di sampingnya ini persis dengan suara mendiang istrinya.
Romi mengamati wajah Claire tapi tidak seperti wajah istrinya.
"Ah .. tidak mungkin dia adalah Havana karena istriku sudah meninggal walaupun jasadnya saat ini belum di temukan." Batin tuan Romy.
"Hallo sayang...! Apakah kamu sakit...?" Tanya Claire menggoda baby Cavin yang sedang terdiam mendengar sapaan akrab Claire padanya.
Entah bagaimana, baby itu langsung mencondongkan tubuhnya ke arah Claire agar digendong oleh gadis itu.
Claire begitu antusias mengambil bayi itu dari pelukan ayahnya. Dalam sekejap tangis baby Cavin berhenti. Bayi ini menatap wajah cantik Claire begitu intens. Ia lalu tersenyum melihat Claire bermain cilukba dengannya.
Tuan Romi merasa takjub melihat Claire bisa menenangkan putranya. Iapun merasa lega karena seharian tidak bisa membuat putranya itu berhenti menangis.
Tuan Romi bukan seorang pria pengusaha dengan kemewahan bejibun.Ia hanya seorang karyawan biasa yang menjabat sebagai kepala Bank swasta yang ada di Amerika.
Walaupun begitu ia memiliki rumah mewah dengan dua orang pelayan yang membantunya mengurus rumahnya.
Setibanya di lobi rumah sakit, Claire mengembalikan lagi baby Cavin pada ayahnya, namun tangis bayi itu kembali terjadi.
Ia ingin mengikuti Claire yang hendak kembali ke rumahnya. Dan lebih membuat Romy syok, putranya malah memanggil Claire dengan sebutan mommy.
"Mommy...mommy.... mommy...!" Pekiknya membuat Claire menghentikan langkahnya dan menatap wajah baby Cavin yang mengangkat kedua tangannya untuk kembali di gendong oleh Claire.
"Apakah aku boleh mengikuti anda sampai ke rumah tuan untuk membuat putra anda berhenti menangis?"
Tanya Claire yang menggendong lagi baby Cavin yang memeluk leher Claire dengan erat seakan takut ditinggalkan oleh Claire.
"Apakah anda tidak masalah jika ikut bersama kami, nona....?"
Tanya Romy saat Claire belum menyebutkan namanya.
"Namaku Claire. Saya tidak masalah jika anda mengizinkan saya menenangkan putra anda." Ucap Claire dengan senyumnya yang terlihat kaku.
"Namaku Romy dan ini putraku Cavin. Terimakasih atas perhatian anda. Biasanya putraku tidak menyukai siapapun kecuali asisten rumahku." Ucap Romy.
"Hai Cavin...! Apakah kamu senang denganku?" Tanya Claire pada Cavin saat sudah berada di dalam mobil.
"Hhmm....!" Mommy." Ucap Cavin yang baru bisa menyebutkan nama mommy pertama kali saat bertemu Claire.
"Di mana ibunya Cavin?" Tanya Claire yang tubuhnya sangat mirip dengan tubuh Havana tapi wajah mereka berbeda.
"Istriku mengalami kecelakaan pesawat dua bulan yang lalu. Tapi jasadnya belum ditemukan sampai saat ini. Pencarian telah dihentikan oleh pemerintah. Mungkin anda juga dengar berita itu."
Ucap Romy tapi Claire tidak tahu sama sekali karena saat ia bangun, tubuhnya sudah berada di kamar ICU dengan banyak peralatan medis.
Dokter mencopot semua peralatan medis yang menempel di tubuhnya dan Claire langsung kabur dari kamar ICU saat dokter menghubungi keluarganya dan itupun ia tidak ingat kecuali ia baca namanya yang tertera kamar ICU sebagai nama Claire.
"Aku jarang mengikuti berita di televisi." Ucap Claire berbohong.
"Tidak apa Claire. Semoga aku tidak menyusahkan mu? kalau boleh tahu kamu tinggal di mana?"
"Aku...?" Claire tidak mengingat apapun tentang dirinya, apa lagi tempat tinggal dan keluarganya.
"Maaf Romy...! Sepertinya aku tidak bisa memberitahu alamat rumahku begitu saja padamu. Karena orangtuaku sendiri sangat galak padaku.
Saat aku siuman tadi, aku langsung kabur dari kamar rumah sakit dan bertemu denganmu.
Aku tidak ingin di jodohkan dengan lelaki yang seusia ayahku. Kalau bisa aku menumpang di rumahmu. Apakah boleh?" Ucap Claire lagi-lagi berbohong.
"Baiklah. Tidak masalah. Tapi aku adalah seorang duda dan aku tidak mau mereka menganggap aku menculik mu." Ucap Romy.
"Pastikan aku aman bersama anda Tuan, dengan begitu anda tidak akan mendapatkan kesulitan." Ucap Claire.
Tidak lama, baby Cavin sudah terlelap tidur dalam pangkuan Claire. Tuan Romy merasa sangat aneh dengan putranya. Seharian menangis seperti bayi kesakitan tapi saat bertemu Claire bayi ini langsung diam.
Setibanya di rumah tuan Romy, Claire turun di sambut pelayannya Midea.
"Selamat malam Midea..!" Sapa Claire dengan entengnya.
Romy merasa ia belum menyebutkan nama pelayannya adalah Midea.
Claire melihat rumah itu seperti tidak asing baginya. Dan ia menatap foto pernikahan Romy dan Havana, lagi-lagi Claire merasa mengenal wanita yang merupakan istri dari Romy.
"Kenapa aku seperti pernah melihatnya? Tapi di mana?" Tanya Claire sambil berpikir keras.
"Nona Claire...! Biarkan saya membawa Cavin ke kamar saya karena dia tidur dengan saya.
Midea tolong antar nona Claire ke kamar tamu!"
Titah Romy lalu mengambil Cavin dari gendongan Claire.
Saat memasuki kamar tamu, lagi-lagi Claire melangkahkan kakinya tanpa di tuntun oleh Midea. Ia seperti sudah hafal letak bangunan ini.
Midea sangat heran dengan tamu majikannya ini." Kenapa tamu ini sangat tidak sopan mendahului aku sebagai pelayan di sini?" Gerutu Midea.
"Terimakasih Midea..!Kamu tidak perlu menjelaskan kepadaku asa apa saja di dalam kamar ini biar aku sendiri yang mencari tahu." Ucap Claire berprilaku seperti pemilik rumah itu.
"Baik nona Claire. Selamat malam..!" Ucap Midea meninggalkan Claire di kamarnya.
Sementara di rumah sakit, hilangnya Claire yang begitu saja dari ruang ICU menjadi heboh di kalangan para petugas medis yang mencari tahu keberadaan gadis itu.
"Di mana putri kami, dokter?" Teriak tuan Brian.
"Tadi aku meninggalkannya di kamar ini setelah suster mencabut semua alat penopang tubuhnya.
Aku menghubungi anda dan dua suster sedang mengambil sesuatu untuk putri anda tapi, ketika kembali lagi ke kamar ini, nona Claire sudah menghilang." Ucap dokter Murfi sangat gugup.
"Tenanglah tuan Brian...! Saat ini kami sedang memantau CCTV untuk mencari putri anda Claire." Ucap direktur rumah sakit.
"Kalian harus menemukan putriku atau aku akan menuntut rumah sakit ini." Ucap dokter Brian.
"Masalahnya, nona Claire tidak mengingat apapun tentang dirinya saat tadi dia siuman, Tuan."
"Bagaimana dokter Murfi tahu kalau putriku lupa ingatan?" Tanya nyonya Kellen.
"Ketika saya menanyakan namanya dan tanggal lahirnya." Ucap dokter Brian.
Deggggg....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments