Mengetahui jiwa Havana bersemayam di tubuh Claire, Romy tidak lagi merasakan kehilangan istrinya walaupun sebenarnya ia menginginkan raga istrinya bukan milik Claire.
Sebenarnya Claire malah lebih cantik daripada Havana bahkan gadis ini masih perawan namun cinta Romy masih untuk Havana semata.
Menyukai belum tentu mencintai, itulah kata-kata pepatah yang bisa di sematkan pada Romy.
Walaupun sebelumnya Havana mengingat dirinya dalam tubuh Claire, Romy sudah menyukai Havana. Jika dibilang suka itu bagian dari cinta, eits entar dulu. Romy tidak menganggap itu cinta.
Hari ini, Romy mengajak Claire dan putranya mengunjungi pantai untuk melepaskan kepenatannya setelah bekerja.
Memasuki weekend, Romy biasanya mengajak Havana refreshing karena Havana juga butuh hiburan karena ia juga wanita karir.
Keduanya berangkat ke pantai dengan baby Cavin yang dipangku Claire. Baby Cavin yang senang memainkan jemari lentik Claire sambil sesekali di gigit tangannya.
"Baby kotor sayang. Tangan mommy jangan di gigit, sakit." Ucap Claire yang sekarang berubah jadi Havana.
Baby Cavin cekikikan saat ibunya menarik tangannya dari jangkauan mulutnya.
"Astaga...! Kamu sangat menggemaskan sayang." Ucap Claire sambil mencium pipi gembul baby Cavin membuat bayi ini makin ngakak.
"Sayang...! Nanti di tempat umum, aku akan memanggil namamu Havana. Dengan begitu orang mengira kamu adalah Havana bukan Claire." Ucap Romy.
"Tapi bagaimana kalau mereka mengenali aku sebagai Claire, apa yang harus aku jawab, sayang?" Tanya Havana yang mulai cemas dengan identitasnya yang di lihat sebagai Claire.
"Pertahankan identitas mu sebagai Havana dan bukan Claire."
Romy meyakinkan Havana agar tidak mudah gugup jika ada yang mengenalinya sebagai Claire.
Keduanya sudah tiba di pantai dan Havana sudah mengganti baju renangnya dengan bikini yang masih menutupi tubuhnya tanpa memperlihatkan perutnya.
Keduanya masuk ke air dan mulai berendam dengan Cavin yang digendong ayahnya Romy. Cavin yang begitu senang mandi di laut ingin tidur di atas ban pelampung.
Havana membaringkan tubuh putranya dan mulai mendorong ke sana kemari dengan suaminya.
Sesekali riak ombak kecil menghempas tubuh kecil Cavin menjauh dari orangtuanya dan membuat Cavin terpingkal karena ayahnya harus berenang mengejarnya.
Puas mandi di laut, Romy mengajak keluarganya main di pasir sambil berjemur.
Havana mengajak putranya untuk membangun istana pasir. Baby Cavin yang masih berusia sepuluh bulan tidak begitu mengerti dengan ajakan ibunya.
Ia hanya duduk memperhatikan bagaimana ibunya membangun istana pasir. Hingga akhirnya ia ingin melakukannya sendiri walaupun itu hanya seperti tumpukan pasir yang menyerupai bukit, tapi Havana tetap memujinya sebagai hasil karya putranya.
Romy pamit mencari minuman untuk keluarganya karena ia sendiri juga sangat haus saat ini. Ketika Romy sudah lama pergi, seorang pria tampan yang tidak lain adalah Russell mengenali wajah kekasihnya Claire.
Dengan wajah yang begitu berbinar bisa menemukan Claire, membuat Russell spontan memeluk Claire di depan putranya.
"Claire...! Sayang..!" Sontak mata Havana terbelalak dan mendorong tubuh kekar Russel dari tubuhnya.
"Siapa anda? Lepaskan aku ..!" Ucap Havana dengan wajah kelam.
"Aku tidak mengenalimu sama sekali. Pergi dariku atau aku akan berteriak kalau kamu berusaha melecehkan aku." Ucap Havana.
"Claire, sayang ....! Ini aku Russel kekasihmu. Kau masih kehilangan ingatanmu, bukan? Kamu menghilang begitu saja dari rumah sakit setelah berhasil siuman dari koma selama tiga tahun pasca kecelakaan mobil. Kami semua sibuk mencari mu Claire. Kamu ke mana saja sayang? dan ini putranya siapa?" Tanya Russell namun dibantah langsung oleh Claire.
"Maaf tuan! Kamu salah orang, aku Havana dan ini putraku." Ucap Havana gagap.
"Tidak ...! Pasti Seseorang sedang memanfaatkan amnesia mu. Dia ingin mengubah mu menjadi istrinya dan ibu dari anak ini." Ucap Russell.
"Jangan menuduh sembarangan kamu! Aku bisa melaporkan anda karena sudah menuduh...-"
"Lakukan...! Aku akan menuduh balik orang yang telah menculik kamu dari keluarganya." Sela Russell.
"Hei ...! Ada apa ini...?" Teriak Romy saat melihat Russel ingin menarik lengan Havana.
"Oh, ini orangnya yang telah menahan kekasihku yang amnesia ini menjadi istrinya agar bisa menemani dan merawat putranya?" Tanya Russell dengan wajah garang lagi sinis.
"Ada apa dengan anda Tuan? Apa yang kamu katakan tentang omong kosong itu pada keluargaku? Ayo kita pulang sayang!"
Ajak Romy seraya menggendong putranya Cavin.
Havana bergegas berdiri sambil mengebas pasir yang menempel pada tubuhnya.
"Tunggu Claire! Jangan pergi atau kamu akan menyesal!" Cegah Russell.
"Apa peduliku? Kami tidak melakukan kejahatan apapun kenapa aku harus takut kepadamu." Ucap Havana tegas.
"Kalian harus dibawa ke polisi untuk menjelaskan semuanya. Jika lelaki ini seorang penipu, maka aku tidak segan menyeretnya ke penjara."
Ancam Russell membuat keduanya tersentak.
Duarrr....
Havana menggeleng. Ia tidak mungkin menjebak suaminya ke dalam situasi yang cukup sulit ini. Ia melihat Russel tidak main-main dengan ancamannya.
Jika ia keras kepala, maka suaminya akan kehilangan pekerjaannya dan itu akan membuat suaminya berada dalam dilema antara dirinya atau pekerjaan.
Ia meminta suaminya untuk berkata jujur dengan begitu mereka tidak akan terlibat dengan hukum.
Havana berbisik pada Romy tentang keinginannya. Awalnya Romy menolak karena putranya akan menangis kehilangan sosok Havana dalam tubuh Claire.
Namun setelah diyakinkan oleh Havana akhirnya ia mengakui bahwa Claire Kemang lupa ingatan dan ia membawa pulang ke rumahnya karena putranya tidak ingin melepaskan Claire pergi.
"Baiklah Tuan! Aku mengakui kesalahanku. Tapi aku mohon jangan jauhi putraku dengan Claire karena putraku akan jatuh sakit." Ucap Romy hati-hati.
Mendengar itu, Russell menarik sudut bibirnya seakan merendahkan Romy yang takut akan sesuatu tapi entah apa itu.
"Apakah kalian sudah tidur bersama?" Tanya Russell yang terlalu bersifat pribadi.
"Hei....! Itu bukan urusanmu dan aku bukan istrimu. Bukankah kamu bilang hubungan kita hanya sebatas kekasih." Umpat Havana.
"Baiklah. Sekarang pulanglah bersamaku. Ibumu jatuh sakit karena tidak menemukan kamu selama dua bulan ini." Ucap Russell.
"Tidak ..! Jangan membawa aku pergi dari hadapan putraku. Aku tidak sanggup melihatnya menangis." Ucap Havana.
Rasanya saat ini, ia ingin berteriak kalau dirinya adalah Havana yang meminjam tubuh Claire. Tapi itu tidak akan bisa membuat Russell mengerti.
"Baiklah. Aku akan mengikuti kalian pulang ke rumah tuan ini dan aku akan membawamu ke rumah orangtuamu Claire." Ucap Russell.
Russell beserta anak buahnya yang sedang mengawasi pria tampan ini dari jauh, mengikuti langkah bos mereka hingga ke tempat parkiran.
Russel duduk di jok belakang sambil mengawasi Claire yang duduk di depan bersama Romy dan putranya Cavin yang sedang di pangku Claire.
Saat Baby Cavin mulai terlelap, Russell meminta Romy menghentikan mobilnya dan meminta Claire untuk tinggalkan anak itu bersama ayahnya.
"Berhenti...! Dan kamu Claire, tinggalkan bayi itu bersama dengan ayahnya. Saatnya kamu harus ikut bersamaku." Ucap Russell membuat Havana begitu geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
thor.. mana ada bayi 10 bulan bisa membuat bangunan istana dari pasir... hehehehe
2023-05-21
1
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-22
1