2. Merasa Di Rumah Sendiri

Ketika pagi tiba, Claire menghampiri kamar Romy untuk membangunkan Romy agar ayah satu anak itu mempersiapkan diri untuk bekerja.

Romy terbangun pukul enam pagi saat mendengar ketukan yang cukup kencang yang datang dari pintu kamarnya.

Merasa kesal, ia menyibakkan selimutnya dan membuka pintu dengan wajah bantalnya sambil sesekali menguap.

Romy tercengang saat melihat wajah cantik Claire yang sudah rapi tersenyum padanya.

"Apakah anda tidak bersiap-siap untuk berangkat kerja Romy?" Tanya Claire.

"Pagi Claire! Sorry aku agak kelelahan dan ini baru pukul enam pagi. Maaf aku mau tidur lagi sebentar."

Ucap Romy sambil menutup pintu lagi, namun pintunya itu di dorong oleh Claire.

"Nanti kamu akan terlambat. Jangan mengikuti keinginanmu kalau kamu hanya memberikan contoh yang buruk pada bawahan mu." Ucap Claire sambil mendorong tubuh Romy ke kamar mandi.

Degggg ...

"Bukankah, itu adalah kata-kata dan gayanya Havana yang selalu dilakukan padaku saat aku agak malas untuk mandi pagi." Batin Romy.

"Baiklah Claire. Aku memang harus bersiap-siap sebelum putraku bangun." Ucap Romy lalu masuk ke kamar mandi.

Ketika Romy berada di dalam kamar mandi, Claire masuk ke ruang ganti untuk menyiapkan baju kerja untuk Romy lengkap dengan dasi, jas, kaos kaki dan sepatu untuk Romy.

Setelah itu ia menuju meja makan untuk memastikan sarapan Romy apakah sudah siap atau belum.

Ketika memasuki ruang ganti, betapa kagetnya Romy melihat busana kerjanya sudah tergantung lengkap dengan sepatu dan kaos kaki, persis yang selalu di lakukan Havana untuknya.

"Siapa yang menyiapkan ini semua. Tidak mungkin Midea melakukannya karena aku tidak ingin dilayani oleh pelayan itu." Ucap Romy yang masih mematung di tempatnya sambil memandang bajunya.

Claire sudah menunggu di meja makan sambil membuat roti panggang dan menyiapkan omlet yang dibuat sendiri olehnya dengan segelas susu.

"Kamu terlihat tampan hari ini. Seperti biasa setiap Rabu pagi kamu meminta aku untuk membuat omlet kesukaanmu dan roti panggang serta segelas susu." Ucap Claire sambil meneguk susunya.

Romy mengernyitkan dahinya merasa tidak meminta apapun pada Claire untuk menyiapkan sarapan pagi seperti ia meminta pada istrinya.

Tapi Romy berusaha menerima perlakuan itu sebagai suatu kebetulan. Ia menikmati omlet buatan Claire dan rasanya sama persis seperti buatan Havana.

Sementara Midea pernah membuatnya tapi tidak sesuai keinginannya dan Romy memilih untuk sarapan di kantin kantornya.

Midea menyiapkan air putih untuk Romy." Midea...!"

"Iya Tuan..!"

"Apakah kamu menyiapkan baju kerja untukku?"

"Aku yang menyiapkannya untukmu Romy. Apakah ada masalah...?"

Tanya Claire sambil meneliti wajah tampan Romy yang menatapnya dengan heran.

"Apakah Claire kerasukan jiwa istriku Havana?"

Tebak Romy merasakan kehadiran istrinya dalam rumahnya, tapi ia sulit menerima perlakuan itu karena Claire bukan Havana.

"Terimakasih.....! Lain kali tidak usah melakukan apapun karena anda di sini hanya tamuku. Setelah aku berangkat kerja, aku harap anda kembali ke keluarga anda." Ucap Romy sinis.

Di usir seperti itu membuat Claire terlihat sedih. Tidak lama terdengar tangis Cavin membuat Romy spontan masuk ke kamar dan mengambil putranya.

"Mommy ...mommy ...mommy!" Teriak Cavin menjauhi ayahnya karena menginginkan ibunya.

Claire yang sudah ikut masuk ke kamar itu membuat Cavin terdiam dan merentangkan kedua tangannya agar Claire menggendongnya.

"Good morning my lucky son...!" Ucap Claire membuat Romy syok.

"Tidak mungkin...dia Havana...! Ucapan sapaan Havana pada putranya setiap kali menemui Cavin bangun tidur sama yang diucapkan Claire." Batin Romy.

Claire menggendong Cavin dan berjalan menuju kamar Cavin yang tersambung dengan kamar Romy.

Tanpa banyak tanya, Claire masuk ke kamar mandi putranya dan memandikan Cavin. Menyiapkan baju Cavin lalu merapikan Cavin.

"Sekarang baby mam dulu, nanti kita nonton film kartun Frozen." Ucap Claire.

Romy merasa firasatnya benar kalau Claire adalah Havana. Tidak mungkin Claire melakukannya dengan sengaja kalau bukan jiwa Havana yang sudah masuk dalam tubuh Claire. Itu yang sedang dipikirkan Romy.

Untuk meyakinkan dirinya kalau Claire adalah Havana, Romy meminta sesuatu pada Claire untuk mengambilnya.

"Claire ..! Apakah kamu bisa mengambilkan surat obligasi bank di kamarku?" Titah Romy.

"Baik. Gendong lah putramu sebentar." Ucap Claire saat Romy sudah masuk ke dalam mobilnya.

Claire mengambil apa yang di minta Romy tanpa butuh waktu lama untuk mencarinya.

Benar saja Claire datang membawa surat obligasi bank yang di simpan di dalam laci dengan kunci yang di sembunyikan oleh Romy tapi yang mengetahuinya hanya istrinya, Havana.

"Ini surat obligasinya, Romy!" Ucap Claire seraya menyerahkan surat obligasi itu pada Romy.

Tubuh Romy bergetar hebat. Ia yakin Claire adalah Havana, hanya saja Claire tidak mengingat dirinya dan putra mereka.

"Claire....! Apakah kamu kemarin bertemu dengan kami baru siuman dari sakit? Apakah kamu ingat siapa dirimu?"

Tanya Romy membuat Claire makin gugup karena dia tidak mengingat apapun.

Deggggg....

"Aku tidak tahu apapun tentangku. Dan aku tidak mau kembali ke rumah sakit itu." Ucap Claire buru-buru.

"Bagaimana dengan keluargamu? Mereka pasti mencari mu dan itu tidak baik untuk reputasi ku karena aku di anggap menculik mu." Ucap Romy cemas.

"Aku merasakan kalau aku pernah tinggal di sini. Aku pernah mengenalmu dan semua yang ada di dalam rumahmu, aku mengetahui semuanya walaupun foto istrimu ada di dalam sana, aku juga merasa pernah dekat dengannya, sepertinya ada chemistry antara kami, tapi aku tidak tahu itu apa. Aku jatuh cinta dengan Cavin putramu.

Mendengar tangisannya kemarin menggugah naluri keibuan ku untuk memenangkannya, tolong jangan memaksaku untuk kembali ke rumah sakit apalagi bertemu dengan keluargaku sebenarnya." Ucap Claire sambil mengusap air matanya.

"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu lagi. Tapi jika terjadi sesuatu yang melibatkan aku dengan hukum, kamu harus bertanggungjawab atas apa yang kamu lakukan padaku karena kabur mu dari rumah sakit, bukan kemauanku!" Tegas Romy.

"Baiklah. Aku berjanji tidak akan mempersulit hidupmu." Ucap Claire merasa lega.

"Kamu boleh tinggal di sini semaumu. Tapi jangan terlalu ikut campur dalam urusan pribadiku karena kamu bukan istriku." Jelas Romy.

Deggggg....

"Setidaknya aku tidak menggoda mu untuk tidur denganku." Sarkas Claire.

"Baguslah, Claire! Itu perjanjiannya karena aku sangat mencintai Istriku, Havana." Ucap Romy dengan kata-kata menohok.

Deggggg...

"Nama itu... Havana? sepertinya aku sering mendengar panggilan dengan nama itu." Batin Claire.

"Baiklah. Hati-hati di rumah Claire. Jika butuh sesuatu, katakan saja pada Midea untuk melayani mu." Ucap Romy.

"Baik. Terimakasih Romy....!"

Claire mengambil Cavin yang sedang duduk di belakang jok mobil sambil menonton TV di mobil ayahnya.

"Bye ...bye... Daddy!" Ucap Claire mewakili baby Cavin.

Mobil sedan itu sudah meninggalkan kediaman tuan Romy.

Claire membawa masuk putranya ke dalam rumahnya.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!