10. Penasaran

Claire sudah berada lagi di rumahnya. Ia merasa penasaran dengan ucapan Russell yang mengatakan kalau selama ini Emily sengaja ingin merebut Russell dari dirinya.

Iapun hati-hati dengan dengan gerak-geriknya dengan sikap waspada tingkat tinggi seperti malam ini.

Saat ia makan malam bersama keluarganya, ia pura-pura membuat dirinya seperti amnesia. Ia meminta ibunya mencoba sup daging miliknya.

"Mom ....! Tolong cobain sup kepunyaan ku karena aku tidak suka masakan asin."

"Asin....?" Tanya nyonya Kellen sambil menarik mangkuk sup milik putrinya.

Ia mencobanya sesaat lalu menggelengkan kepalanya karena merasa sup itu sudah pas di lidahnya.

"Tidak asin sayang! Sekarang makanlah...!"

"Terimakasih mom ..!" Ucap Claire sambil menatap wajah Emily yang terlihat tenang menikmati makan malamnya.

"Emily...! Apakah kamu tidak punya kekasih?" Tanya Claire.

"Aku belum memikirkan untuk punya kekasih." Sahut Emily dingin.

"Apakah kamu sedang menunggu di lamar oleh pria tampan dan tajir seperti Russell?"

"Uhuk ...uhuk.. .uhuk...!"

Emily tersedak mendengar sindiran Claire untuk dirinya.

"Bukankah dia milikmu? Untuk apa aku harus mengambilnya darimu?" Balas Emily.

"Apakah pertanyaan ku menyebutkan kamu ingin merebut Russell dariku?"

Emily keceplosan dengan dosanya sendiri. Ia meneguk minumannya sambil berpikir untuk membalas ucapan Claire.

"Pertanyaan mu yang terlihat menyudutkan diriku seakan aku akan merebut Russell darimu."

"Aku hanya memperingatkan dirimu untuk tidak mengusik milikku. Ingat...! posisimu di rumah ini hanya sebagai anak adopsi, jadi jaga batasan mu." Sarkas Claire lalu meninggalkan meja makannya.

Tuan Brian dan nyonya Kellen terlihat bingung dengan sikap Claire yang tiba-tiba menjadi ketus.

Mereka pun tidak ingin ikut campur dengan masalah kedua anaknya karena takut merasa membela satu sama lain.

Sementara Emily terlihat cuek karena merasa tuduhan Claire tidaklah salah padanya.

Keesokan harinya, Emily dan tuan Brian berangkat kerja berdua. Claire ingin mengetahui bagaimana kakaknya dulu bisa menghilang begitu saja hingga ibunya harus mengadopsi Emily.

Nyonya Kellen sebenarnya enggan untuk mengungkit lagi kisah yang membuat dadanya terasa sesak. Namun karena permintaan Claire akhirnya ia menceritakan juga kisah sedih itu.

"Kakakmu Havana menghilang saat mommy memintanya menunggu mommy di taman karena harus mengantarmu ke toilet.

Begitu mommy balik lagi ke taman itu, Havana menghilang. Mami mencarinya bersama dengan pihak keamanan, tapi mami tidak menemukan sama sekali Havana. Pencarian dilakukan hingga satu bulan.

Tapi sama sekali Havana tidak terlihat di manapun. Akhirnya pencarian pun di hentikan. Tiga bulan berikutnya mami dan ayahmu mencoba mendatangi setiap panti asuhan namun hasilnya nihil.

Dan ketika kami hendak masuk ke mobil Emily menghampiri kami untuk minta diadopsi. Melihat kelucuannya, kami jatuh cinta padanya dan membawa dia untukmu.

Kamu begitu senang mendapatkan teman baru dan sejak saat itu kamu sudah melupakan kakakmu Havana." Ucap nyonya Kellen mengakhiri ceritanya.

Jiwa Havana yang tidak jauh dari Claire, begitu kaget mendengar cerita itu karena ia masih ingat dengan jelas ibunya me meninggalkan ia di taman lalu ada seorang yang datang menemuinya yang mengatakan,

"Siapa namamu?" Tanya seorang wanita muda mendekati Havana dengan dua es krim di tangannya.

"Havana."

"Oh, berarti kamu sedang di tunggu ibumu di mobil. Ayo aku antarkan kamu ke sana." Titah wanita muda itu.

"Tapi mommy ku meminta aku menunggunya di sini." Tolak Havana.

"Oh iya, aku punya es krim, apakah kamu mau?"

"Tidak...!" Jawab Havana sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu buang saja daripada nanti cair."

"Baiklah. Berikan kepadaku...!" Kata Havana yang merasa es krim mahal itu harus di buang.

Rupanya es krim itu sudah di taburi obat tidur oleh penculik anak itu.

Havana baru sadar saat dia sudah berada di salah satu tempat penampungan anak-anak yang di culik untuk di jual.

Havana yang sangat pintar saat itu pura-pura terserang penyakit ayan agar tidak di beli oleh pihak penyelendupan anak.

Selisih usia Havana dan Claire sekitar dua tahun.

"Astaga...! Ternyata tubuh yang aku masuk adalah adik kandungku sendiri." Ucap Havana sambil menangis.

"Bagaimana kalau suatu saat kakak Havana kembali. Apakah mami bisa mengenalinya? Apakah mami punya petunjuk untuk bisa mengenali kak Havana?"

"Liontin perak dengan nama Havana. Hanya itu yang bisa mommy kenang tentang dirinya sebagai petunjuk." Jawab nyonya Kellen.

Havana mengingat kalung liontin itu. Ia ingin menunjukkan itu pada ibunya. Tapi tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mengambil kalung itu di rumahnya jika ia tidak bisa masuk kembali ke tubuh Claire.

"Claire...! Bagaimana hubunganmu dengan Russel? Apakah kalian tidak merencanakan untuk menikah?"

"A...ya .! Baru aku mau katakan kepada mommy kalau Russell ingin melamar aku secepatnya dan dia ingin menikahi aku dalam waktu dekat ini." Ucap Claire berbinar.

"Benarkah?"

"Iya mommy. Aku tidak sabar untuk menjadi istrinya tuan Russel Crowe." Ucap Claire.

"Tapi, mommy mohon...! Jangan lagi berseteru dengan Emily. Mommy tidak ingin hubungan kalian berdua hancur karena satu orang laki-laki.

Kamu tidak perlu kuatir dengan kesetiaan Russell. Apapun yang terjadi, Russel tetap memilih mu menjadi istrinya." Ucap mommynya penuh penekanan pada kalimatnya.

"Iya aku tahu itu mommy. Apa salahnya kalau aku waspada. Kadang orang nekat melakukan segala cara untuk mendapatkan tujuannya." Tegas Claire.

"Sudahlah....! Bebaskan pikiran burukmu dari Emily." Nyonya Kellen meninggalkan kamar putrinya.

Wanita paruh baya ini mengambil album lama yang sudah ia simpan dan ia begitu sedih melihat wajah cantik putri pertamanya Havana.

"Sayang ..! Apakah kamu tidak mengingat mommy sama sekali?" Ucap nyonya Kellen lirih.

Dulu mereka masih tinggal di Houston. Sejak kehilangan Havana mereka pindah ke New York.

Saat malam tiba, Claire merebahkan tubuhnya dan iapun terlelap. Havana berusaha masuk lagi ke tubuh adiknya karena sudah dua pekan ini, ia belum bertemu lagi dengan keluarganya.

Havana berhasil masuk ke tubuh Claire. Ia menunggu anggota keluarga terlelap dan ingin pergi ke rumahnya Romy.

Ia menumpang taksi hanya untuk menemui Romy dan putranya Cavin.

Setibanya di rumah Romy, ia menekan bel rumah itu berkali-kali hingga yang keluar menemuinya adalah Romy sendiri.

Cek lek ..

"Havana ...!" Romy tersentak dan hendak memeluk Havana, namun Havana mendorong tubuh suaminya agar memeluknya di dalam rumah saja.

Keduanya buru-buru masuk ke dalam rumah dan baru saling berpelukan.

Rupanya Emily membuntuti ke mana Claire pergi. Ia mengambil foto saat Claire menekan bel rumahnya.

"Itu rumah siapa dan apa hubungannya Claire dengan lelaki itu. Aku akan mengirim foto ini pada Russell. Dia harus tahu kalau kekasihnya itu saat ini sedang selingkuh." Ucap Emily sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Jgan" ada yg sengaja menyuruh emily biar di adopsi mankany havana di culik..

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!