3. Kisah Claire Dan Havana

Tiga tahun yang lalu...

Claire yang merayakan wisuda bersama dengan teman-temannya di sebuah klub malam, menikmati wiski hingga mabuk berat.

Gadis ini menolak untuk diantar pulang oleh temannya karena melihat kondisi Claire yang tidak memungkinkan gadis ini membawa mobil.

"Hai... Claire! Apakah aku boleh mengantarmu pulang?" Tanya Adelle.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Ucap Claire.

"Bagaimana kalau orangtuamu tahu kamu mabuk parah seperti ini, itu akan membuat mereka murka." Ucap Adele.

"Kedua orangtuaku langsung ke luar kota usai menghadiri wisudaku." Ucap Claire.

"Jadi sekarang kamu mau pulang dalam keadaan seperti ini?"

"Hmm!"

"Jalanmu saja sempoyongan, bagaimana mungkin kamu bisa membawa mobil." Ucap Claire.

"Baiklah. Kalau begitu kamu boleh mengantar ku tapi, jangan bawa mobilku pulang ke rumahmu karena besok aku mau ke rumah nenekku." Ucap Claire.

"Ok, Baby." Ucap Adele yang tinggal tidak jauh dari rumah Claire.

Keduanya akhirnya pulang bersama sambil bernyanyi sepanjang jalan. Ketika tiba di perempatan jalan, Adele yang tidak sabar menunggu lampu merah berganti, melajukan mobil itu dengan kencang kerena merasa tidak ada pengendara lain.

Rupanya ada mobil truk pengangkut baja dari arah samping, menghantam mobil Claire hingga terlempar dan berguling beberapa kali.

Adele meninggal di tempat, sementara Claire bisa di selamatkan oleh orang-orang yang melintas di jalan itu.

Awalnya dokter meminta Keluarga Claire untuk merelakan gadis ini pergi, namun ibunya memohon untuk membiarkan putrinya bertahan atas kehendak Tuhan.

"Jangan pernah ragu dengan kebesaran Tuhan, dokter! Biarkan putriku pergi dengan cara Tuhan memanggilnya pulang." Ucap Nyonya Kellen dengan keyakinan penuh.

"Baiklah. Kalau begitu kami akan selalu memantau perkembangannya." Ucap dokter Murfi.

Sementara kekasihnya Claire yang merupakan seorang CEO perusahaan pesawat jet, begitu syok melihat keadaan wanitanya yang akan dinikahinya tahun depan.

Russell begitu setia menjenguk kekasihnya setiap tiga hari sekali hingga satu tahun berlalu, intensitas kunjungan Russel lama kelamaan berkurang dan menghilang begitu saja karena tekanan kedua orangtuanya untuk menjauhi Claire.

"Untuk apa menghabiskan hidupmu dengan mayat hidup itu?" Omel nyonya Carey.

"Mom...! Aku sangat mencintai Claire karena gadis itu sulit di sentuh. Ia tidak pernah pacaran dengan siapapun kecuali denganku.

Itulah mengapa aku sangat mencintainya karena ia mampu mempertahankan kesuciannya hingga usianya dua puluh tahun." Ucap Russell sengit.

"Masih banyak gadis perawan di dunia ini, kalau kamu menginginkannya, mommy bisa mendapatkannya untukmu, tapi tinggalkan Claire yang tidak bisa lagi menjadi kekasihmu karena sebentar lagi ia akan mati ."

"Mommy.....!" Bentak Russell tidak kuat menahan amarahnya.

"Berhentilah memanggilku mommy, jika kamu masih saja menjenguk gadis itu di rumah sakit." Ucap nyonya Kellen lalu masuk ke kamarnya.

Russel terlihat frustasi dengan ancaman bundanya. Russell juga sangat menyayangi mommy nya. Apa lagi sebelum Claire kecelakaan, mommy nya tampak begitu akrab dengan mommy nya.

Tapi entah mengapa, mommy nya tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengetahui Claire koma.

Tiga tahun berlalu, Russel menghilang begitu saja tanpa mau tahu keadaan kekasihnya Claire.

Walaupun begitu, Russell meminta asistennya untuk membantu tuan Brian membayar tagihan rumah sakit Claire.

...----------------...

Kisah kecelakaan pesawat Havana enam bulan yang lalu. Havana sedang mendampingi menteri luar negeri yang melakukan dinas luar negeri.

Mendengar putranya mengalami demam tinggi, Havana nampak panik dan meminta ijin kembali ke Amerika terlebih dahulu karena tugasnya sudah selesai, hanya ibu menteri masih melakukan kunjungan ke beberapa tempat.

"Sayang...aku pulang besok pagi dengan penerbangan pertama. Bawa saja putra kita ke rumah sakit dan kabari aku terus perkembangannya." Ucap Havana terlihat cemas.

"Aku sudah di rumah sakit dan putra kita mengalami diare dan juga sedang tumbuh gigi. Jangan kuatir, dia sudah baik-baik saja."

Ucap Romy agar istrinya tidak cemas dengan keadaan putra mereka.

Ini adalah pengalaman pertama Havana dan Romy memiliki anak pertama mereka setelah dua tahun mereka menanti kehadiran momongan. Pasti akan cemas jika mendengar putranya sakit parah.

"Tugasku di sini sudah selesai. Jadi aku bisa pulang lebih cepat karena banyak yang mendampingi Bu menteri. Aku sudah minta ijin pada Bu menteri."

Ucap Havana yang merupakan sekertaris menteri luar negeri ini.

"Baiklah. Kami menunggumu. Hati-hati sayang...! Aku sangat mencintaimu, Havana.....!" Ucap Romy.

"I love you too honey. Titip peluk cium dariku untuk Baby. Sampai jumpa besok pagi!" Ucap Havana untuk terakhir kalinya pada suaminya.

Tapi malam itu, baby Cavin tidak bisa memejamkan matanya. Ia terus menangis padahal tidak ada lagi yang perlu di kuatirkan pada bayi itu karena perutnya sudah terasa baikan.

"Baby...! Apa yang salah sayang? Bukankah dokter sudah memberimu obat? Kenapa masih menangis?" Tanya Romy terlihat sangat sedih mendapati putranya menangis tanpa sebab.

Suster yang ada di kamar itu memberikan suntikan obat penenang untuk baby Cavin dengan dosis rendah agar putranya Romy ini bisa tidur.

Setelah beberapa saat menunggu, Cavin akhirnya bisa tidur dengan tenang.

Keesokan siangnya, berita tentang pesawat yang ditumpangi oleh Havana kehilangan kontak dengan menara ATC.

Berita itu cepat menyebar dan tuan Romy tidak mengetahuinya sama sekali karena sibuk mengurus Baby Cavin yang sedang sakit.

Pesawat yang jatuh di perairan hutan Amerika itu, di kedalaman beberapa ratus kaki dari permukaan laut membuat tim SAR sulit menyelamatkan nyawa penumpang yang di perkirakan saat itu masih hidup walaupun tubuh mereka sudah berpencar satu sama lain karena kondisi pesawat yang patah pada badan pesawatnya.

Seorang suster masuk ke kamar inap milik baby Cavin. Suster Anne menggantikan cairan infus milik baby Cavin sementara Romy yang merasa gelisah menunggu kedatangan istrinya meminta ijin pada suster untuk menghubungi istrinya..

Baru saja ia ingin menghubungi Havana, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari maskapai penerbangan, di mana pesawat yang ditumpangi istrinya.

"Apakah benar ini nomor ponsel tuan Romy ?" Tanya pihak maskapai.

"Benar...!"

"Apakah ini dengan tuan Romy sendiri...?"

"Iya saya sendiri. Ini dari siapa?" Tanya Romy.

"Kami dari pihak maskapai penerbangan Amerika airline mengabarkan bahwa pesawat yang ditumpangi istri anda Havana jatuh di perairan Amerika dan saat ini tim SAR dan pihak maskapai sedang menuju ke lokasi kejadian.

Mohon kesabarannya." Ucap pihak maskapai Mr. Glassman.

Duaaarrr.....

"Apaaa....?" Pupil mata Romy melebar dengan tubuh terasa syok berat.

"Tidak mungkin....! TOLONG JANGAN BERCANDA DENGANKU, TUAN.....!" Bentak Romy terlihat murka.

"Kami mohon maaf Tuan Romy. Kami tetap bertanggungjawab atas kecelakaan ini.

Dan kami mohon maaf atas ketidak nyamanan anda harus menerima berita duka ini." Ucap tuan Glassman.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-02-22

1

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Lnjut thor..

2023-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!