16. Perkataan Yang Menganggu

Masih di tanah perkebunan. Pasangan pengantin ini masih bertahan di tanah perkebunan untuk menghabiskan bulan madu mereka di tempat itu.

Jauh dari suasana kota oleh hiruk pikuk kendaraan dengan polusi udara dari berbagai aktivitas manusia yang menggunakan fasiltas apapun sebagai mobilitas mereka.

Pagi itu hanya tinggal berdua Russell dan Havana di perkebunan. Keluarga mereka sudah kembali ke tempat mereka masing-masing.

Havana melayani suaminya sarapan pagi. Para pelayan sibuk menyiapkan berbagai hidangan lainnya yang menjadi kesukaan Russell.

Havana tampil cantik dengan dress pendek berwarna putih. Rambutnya sengaja di gulung ke atas memperlihatkan leher jenjangnya dengan bekas kissmark milik Russell tercetak banyak di sana.

Entah mengapa pagi itu Russel terus memikirkan mimpinya semalam. Bagaimana jiwa seorang wanita keluar dari tubuh istrinya, Claire.

Lagi-lagi ia memperhatikan wajah cantik Claire yang sedang tersenyum padanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Merasa itu benar-benar istrinya, tentu kedipan mata itu sangat menggoda Russell.

"Apakah kamu menambahkan lagi sarapanmu, sayang?" Tanya Havana yang melihat piring Russell sudah hampir kosong.

"Aku rasa sudah cukup sayang. Kamu terlalu memberiku banyak makan." Ucap Russell sambil meneguk minuman jus jeruknya.

"Ok. Sayang...! Aku hanya ingin kamu tetap semangat saat di ranjang." Goda Havana.

"Apakah kamu mau kita bercinta lagi sayang?"

Russel terlihat serius menanggapi ucapan istrinya saat mendengar kata ranjang. Masalahnya sang junior ikut merespon godaan Havana yang terlihat seksi dan sangat cantik pagi ini.

"Tidak sayang.... ! aku ingin jalan-jalan ke sekitar perkebunan ini karena aku ingin banyak tahu bagaimana suasana perkebunan ini." Ucap Havana.

"Apakah kamu ingin bertemu dengan Balt? Pasti dia sangat kangen padamu karena kamu dulu sering main bersamanya." Ucap Russell.

Havana mulai bingung, siapa itu Balt. Bahkan seluruh keluarga Russell tidak satupun yang ia hafal namanya. Havana menarik nafas panjang mengatasi kegugupannya.

"Bersiaplah sayang ..! Kita ke rumah bibi Kimberly di sana. Semalam dia sudah berpesan agar kita mampir ke rumahnya sebelum kembali ke kota." Ucap Russell diangguki Havana.

Havana tidak ingin banyak tanya supaya kedoknya tidak terbongkar. Ia mengambil mantelnya dan masuk ke mobil mewah dengan atap terbuka secara otomatis milik Russell.

Havana menyapu pandangannya sepanjang jalan sambil menikmati udara segar di perkebunan itu. Rupanya rumah bibi Kimberly tidak jauh dari rumah perkebunan milik Russell.

Di sepanjang jalan itu dari kiri kanan bahu jalan terdapat kebun jagung.

Russell memarkirkan mobilnya. Tidak lama kemudian terdengar suara gonggongan anjing yang menyambut kedatangannya Russell.

Anjing bertubuh besar itu melompat ke tubuh Russel seakan ingin melepaskan kerinduannya pada suami Claire itu. Ia terus-menerus mengendus-endus kan hidungnya pada wajah dan leher Russell.

"Balt...! Apakah kamu tidak ingin menyambut Claire?" Tanya Russel pada anjing itu.

Havana baru tahu kalau Balt adalah seekor anjing. Ia pikir Balt adalah anak dari bibi Kimberly.

Balt yang melihat wajah Claire alih-alih untuk menyambut gadis itu, ia malah menggeram ketakutan seakan sedang melihat hantu dalam tubuh Claire.

Ia mulai menggonggong seakan mengatakan gadis ini bukan Claire walaupun Havana mencoba mendekatinya hendak menjinakkannya tetap saja Balt tidak menyukai Havana.

Ia terus saja menggonggong menyatakan perasaan tidak sukanya pada Havana.

"Hei...! Kenapa kamu menyambut Claire seperti itu? Kenapa kamu malah memusuhinya?"

Tanya Russel pada anjing kesayangannya itu yang titipkan pada bibi Kimberly.

Russel menatap heran pada istrinya. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa Balt tidak menyukai Claire padahal sebelumnya anjing ini sangat akrab dengan Claire. Di tambah sikap Claire terlihat kaku mendekati Balt.

"Biasanya dia sangat menyukaimu Claire. Kenapa Balt jadi takut padamu?" Tanya Russel tidak mengerti.

"Mungkin kami sudah lama tidak bertemu dan dia mulai lupa padaku." Ucap Havana asal.

"Anjing memiliki memori yang cukup kuat mengingat orang yang sangat dicintainya. Tapi, baiklah tidak usah dipikirkan. Bibi Kimberly sudah menanti kita." Russel meminta Balt untuk masuk bersama mereka.

"Bibi Kimberly...!" Havana menunjukkan sikap pedulinya pada bibi Kimberly yang baru ia jumpai semalam di pesta pernikahannya walaupun masih menjadi jiwanya Havana.

"Bibi sudah masak masakan kesukaannya. Setiap kali kamu berkunjung ke sini, kamu selalu meminta bibi membuat makanan kesukaanmu." Ucap bibi Kimberly membawa Havana ke dapurnya diikuti oleh Russel.

Mereka sudah berada di meja makan di mana sudah tersedia sup jagung yang di atasnya di taburi daun peterseli.

Havana mengernyitkan dahinya. Ia sama sekali tidak suka dengan sup jagung yang di dalamnya ada irisan jamur tiram di tambah daging kepiting.

"Ini bukan makanan kesukaanku, jika aku memakannya kulitku akan mengeluarkan ruam merah dan itu sangat menyiksaku."

Batin Havana sambil menatap mangkuk sup yang cukup besar ada di hadapannya.

"Sayang...! Makanlah...! Bibi Kimberly sudah membuatkannya untukmu." Ucap Russell membuat Havana mau tidak mau menyicipinya dengan berat hati.

"Apakah itu tidak enak Claire? Mengapa kamu sepertinya tidak menikmati makananmu?"

Tanya bibi Kimberly yang merasa tersinggung dengan sikap Havana yang dikiranya Claire.

"Entahlah bibi....! Perutku tiba-tiba terasa sangat mual. Apakah aku bisa tinggalkan makanannya?" Ucap Havana dengan ekspresi wajah tidak enaknya pada bibi Kimberly.

"Apakah jangan-jangan kamu hamil, Claire...ahhh....! Pasti kamu hamil sayang." Ucap bibi Kimberly begitu semangat.

Russel juga tidak kalah senangnya mendengar kabar itu dan diapun sepakat kalau saat istrinya sedang hamil.

Tapi sesaat kemudian wajah cerahnya berubah panik saat melihat wajah istrinya terlihat memerah. Havana terus menggaruk kulitnya terasa gatal.

"Sayang...! Ada apa denganmu? Kenapa kulitmu jadi memerah seperti ini?" Tanya Russel mulai panik.

"Biar bibi hubungi dokter Yansen." Ucap bibi Kimberly lalu mengambil ponselnya.

Russel membawa Havana ke kamar tamu dan mencoba mengusap kulit Havana yang terasa sangat gatal.

"Apakah kamu tidak suka sesuatu yang ada di sup itu Claire?"

"Aku alergi dengan sup jagung yang di dalamnya ada daging kepiting cincang." Ucap Havana.

"Tapi kamu sering makan kepiting dan itu makanan kesukaanmu." Jelas Russell.

Havana terdiam. Ia menyadari kalau apa yang di sukai Claire tidak menjadi kesukaannya terutama makanan. Dan ibunya sangat tahu dengan hal itu.

"Sejak kapan kamu menolak makanan kesukaanmu Claire?"

"Tolonglah....! Jangan terlalu banyak menanyakan sesuatu yang aku sendiri tidak mengerti." Ucap Havana kesal.

Tidak lama dokter Yansen datang memeriksa keadaan Claire. Russel mengirim pesan singkat kepada ibu mertuanya menanyakan kenapa Claire tiba-tiba merasa alergi dengan makanan kesukaannya.

Nyonya Kellen membalas pesan Russell yang membuat lelaki itu terbelalak.

"Claire tidak punya masalah dengan makanan yang membuat dua alergi. Tapi kakaknya Havana yang tidak suka dengan sup jagung apalagi ada daging kepiting di dalam sup itu." Tulis nyonya Kellen.

Deggggg.....

Terpopuler

Comments

Tarsiah Asih

Tarsiah Asih

ya lgian havana ngpain madih pinjem raga adeknya

2023-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!