Tubuh lemah itu di baringkan di kasur empuk milik Russell. Dengan cekatan, tangan kekar itu sudah membuka dress milik Claire hingga tubuh indah itu terekspos menggiurkan mata sang pemilik hati.
Bera dan segitiga hitam itu membungkus ketat tempat suci itu yang belum pernah disentuhnya.
Rasa penasaran Russel dengan gairah yang cukup memuncak mengusai perasaannya untuk menyentuh tempat itu.
Jiwa Havana yang sedang menyaksikan gelagat tidak menguntungkannya memilih keluar dari kamar karena sesaat lagi keduanya pasti akan melakukan percintaan panas.
Havana menangis histeris karena tidak rela tubuh Claire di sentuh oleh Russel sebelum ia berhasil dengan misinya kembali lagi ke pelukan suaminya dengan meminjam tubuh Claire.
Sementara di dalam sana, Claire mengerjapkan matanya saat merasakan pangkal pahanya merasakan kenikmatan yang membuat perutnya seakan sedang ingin mengeluarkan sesuatu yang mendesak di dalam sana.
"Ahhhh...!" De$ahan kenikmatan itu membuat Russell makin memperdalam jilatannya agar Claire merasakan kehebatan dalam memanjakan milik gadis itu.
Saat sudah mendapatkan puncak kenikmatan itu, lenguhan panjang dari mulut Claire sambil meringkuk kan tubuhnya hingga melengkung membuat wajah Russell terjepit di antara paha mulus milik Claire.
Claire membuka pintu matanya perlahan sambil meremas rambut Russel yang makin memperdalam hisapannya untuk mengambil jussy yang keluar dari tempat sempit itu.
Kini mata Claire terbuka sempurna saat melihat wajah tampan kekasihnya sudah berhadapan dengannya sambil meremas squishy padat dan kenyal itu.
"Sayang ...! Apakah kamu menyukainya...?" Tanya Russell berharap Claire menyatakan perasaannya.
"Russssel....!" Pekik Claire saat mengetahui tubuhnya sudah berada dalam pelukan kekasihnya.
"Sayang ..! Apakah kamu sudah mengingatku?" Tanya Russell dengan wajah berbinar.
"Mengapa aku bisa berada di sini...? Bukankah aku sedang mengalami kecelakaan...?" Tanya Claire berusaha bangkit dari pelukan Russell.
Russell bersandar di tempat tidurnya dan meminta Claire untuk duduk di atas perutnya. Claire agak malu berhadapan dengan Russel dengan posisi tubuh keduanya polos.
"Siapa yang mengijinkan kamu membuka bajuku ....?"
"Diriku sendiri yang menginginkan mu sayang. Percayalah...! Aku belum mengambil sesuatu yang berharga dari tubuhmu kecuali menyicipinya bagian terindah yang ingin kulihat dan kurasakan tempat terhormat itu." Goda Russel.
Wajah Claire makin memerah dan meraih selimut untuk menutupi dadanya namun di tarik oleh Russel. Bahkan sifat pemalu Claire membuat Russell lebih terangsang untuk kembali melakukan pemanasan pada gadisnya.
Tubuh Claire di tarik menghadapnya lalu bibir Claire di sesapnya.
Uhmmm ....!
Gumam Claire saat Russel memainkan lidahnya dan masuk dalam kerongkongannya.
Mau tidak mau Claire mengimbangi permainan lidah sang kekasih. Saling mengecap berebut saliva dan meneguknya.
Permainain itu makin hebat kala lawan main Russel sudah sadar dari mabuknya.
Keduanya sudah saling memanjakan milik mereka masing-masing dan Claire menatap gugup melihat benda perkasa Russel yang sudah tegak mengacung dan sangat besar dan panjang.
Claire menggigit ujung bibirnya sambil memberikan lagi usapan lembut pada batang keras itu membuat Russel mendesis nikmat.
Claire dengan hati-hati memasukinya dan merasakan benda besar itu secara perlahan-lahan menjamah area terlarangnya dari atas tubuh Russel membuat keduanya memekik hebat.
"Ohhhh ....sell ini sangat besar dan sakit." Jerit Claire sedikit meringis kesakitan.
Keduanya kini sudah menyatu dan mulai memacu tubuh mereka seirama sambil merasakan kenikmatan yang menggelitik di dalam sana.
Darah kesucian itu terlihat mengalir membuat Russell begitu bangga pada Claire. Inilah yang membuat Russel tidak mudah berpaling dari Claire yang selama tiga tahun terbaring koma bahkan Claire sempat menghilang selama dua bulan.
Russell memacu dengan cepat karena puncak kenikmatan itu mendesak miliknya untuk menyembur ke dalam rahim sang kekasih.
"Ahhhh...! Aku sangat mencintaimu sayang. Kau membuatku puas malam ini. Aku ingin kamu hamil anakku sayang." Ucap Russell begitu keduanya sudah terbebas dari belenggu hasrat birahinya.
Claire merasakan deburan nafasnya yang kian memburu sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan miliknya yang masih berkedut meremas milik kekasih yang masih betah berada di lahan miliknya.
Sensasi luar biasa ini yang makin membuat Russell tergila-gila pada Claire. Russel mengangkat tubuhnya dari tubuh sang kekasih dan berbaring di sebelah tubuh Claire.
Peluh keduanya terus mengalir bersama dengan kenikmatan yang mampu melegakan otak mereka yang sempat panas.
Russel membawa tubuh Claire dalam pelukannya dan menceritakan bagaimana ia bisa menemukan Claire di pantai bersama seorang pria asing dengan balita berusia sepuluh bulan.
Claire tersentak mendengar itu dan merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Russel.
"Apakah kamu mengenal pria itu sayang?" Tanya Claire penasaran.
"Tidak ..! Bahkan aku tidak ingin mencaritahu siapa dia. Aku tidak ingin membuat kamu kembali padanya dan memanfaatkan kamu untuk mengurus bayinya setelah istrinya meninggal dunia karena kecelakaan." Ucap Russel mulai posesif pada sang kekasih.
"Baiklah. Lupakan saja...! Aku juga tidak berminat untuk berurusan lagi dengan pria yang kamu sebutkan tadi." Ucap Claire.
"Aku ingin segera menikahimu. Karena kamu tadi sudah berjanji bersedia menerima pinangan ku jika kamu sudah mengingat dirimu." Ucap Russell.
"Oh baby...!Aku siap menikah denganmu sayang. Aku sudah memimpikan itu sejak aku bertemu denganmu.
Terimakasih sudah setia menungguku dan tidak memberikan this is my favorite bird pada wanita lain." Ucap Claire sambil memegang pusaka milik Russell yang sudah jinak saat ini.
"Dia milikmu. Hanya untukmu, sayang." Ucap Russell meyakinkan Claire.
Keduanya kembali saling bercumbu melepaskan kerinduan yang telah terpisah selama tiga tahun.
Sementara di luar sana, jiwa sedang menangis. Ia ingin kembali masuk ke tubuh Claire agar bisa bertemu lagi Keluarga kecilnya.
Keesokan paginya, Claire masih betah berada dalam dekapan sang kekasih hingga ia membuka matanya menatap dada bidang milik Russell yang membuatnya tersipu malu.
Sekujur tubuh mereka hampir tercetak kissmark. Russell yang masih mendengkur lembut membuat Claire mengusap rahang tegas dengan hidung mancung di lengkapi bibir tipis namun penuh.
Merasa ditatap seseorang karena nafas Claire terasa olehnya membuat pria tampan ini menarik leher Claire dan menghadiahi lagi ciuman panas.
"Apakah kamu masih merindukan aku sayang ..?" Tanya Russell dalam belitan tangannya pada pinggang Claire.
"Aku baru menyadari bahwa kau setampan ini sayang. Aku menjadi ngeri melepaskanmu tanpa pengawasanku. Aku begitu takut ada wanita lain yang menculik hatimu." Ucap Claire terlihat serius.
"Itulah sebabnya aku ingin kita segera menikah. Agar kita saling memiliki tanpa ada pihak lain yang ingin mencoba-coba mendekati kita." Ucap Russell sama seriusnya dengan Claire.
"Siapa yang berani menyolong mu dariku...? Akan aku patahkan hidungnya hingga ia tidak bisa bernafas." Tanya Claire terlihat geram.
"Saudara angkat mu Emily."
Deggggg...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments