7. Merasa Asing

Havana menuruti permintaan Russel agar suaminya tidak terlibat skandal dengan perempuan lain apa lagi Claire adalah kekasih orang penting seperti Russell.

Dilihat dari tampilan Russell, Havana bisa menilai penampilan yang dipakai Russell sudah di atas angka milyar.

Bisa disimpulkan Russell adalah seorang lelaki yang punya pengaruh besar. Sebagai mantan sekretaris menteri luar negeri, tentu saja Havana tahu betul bagaimana berhadapan dengan orang-orang yang sekelas Russel.

Di dalam mobil, Russell berusaha menggenggam tangan Havana yang dianggap itu adalah kekasihnya walaupun itu benar adanya jasad Claire.

Havana menarik tangannya dengan memasang wajah masam teringat putranya baby Cavin. Ia mencoba menahan air matanya agar tidak lolos begitu saja di depan Russell.

Setiba di rumah besar di mana itu adalah keluarganya Claire. Ini rumahnya siapa? Tanya Claire masih canggung.

"Turunlah sayang. Itu rumah keluarga besar mu." Ucap Russell.

Keduanya turun dan Russel merengkuh pinggang Claire dan Havana berusaha menepisnya. Russell makin mengeratkan pelukannya sambil mengancam Havana.

"Jika kamu tidak ingin suami palsu mu itu mendapatkan masalah, maka sebaiknya turuti permintaanku!" Ancam Russell.

Lagi-lagi Havana harus memperbanyak kesabarannya untuk melindungi suami tercinta.

Apa lagi putra mereka akan sendirian dengan pelayan kalau terjadi sesuatu pada suaminya.

Pelayan yang melihat kedatangan Claire segera memanggil nyonya Kellen yang ada di dalam kamarnya..

"Nyonya Kellen...! Apakah anda tidak ingin melihat tamu istimewa yang datang saat ini?" Tanya pelayan Lucy sambil mengulum senyumnya.

"Siapa Lucy....?" Wanita paruh baya itu termangu menatap wajah Lucy yang terlihat menyimpan sesuatu hal yang manis tapi enggan di sampaikan kepadanya.

"Sebaiknya, anda melihatnya sendiri, nyonya...!"

Nyonya Kellen menurunkan kakinya dan memakai sendalnya berjalan ke arah ruang tamu dengan rasa penasaran untuk melihat tamunya yang datang.

Langkah nyonya Kellen terhenti saat melihat gadis muda yang sudah dua bulan ini hilang begitu saja dari pandangannya.

Jeritnya tidak tertahankan lagi saat melihat kedatangan putrinya yang membuat ia sampai jatuh sakit.

"Claire.... sayang! Kamu pulang, nak..?" suara nyonya Kellen tercekat menahan haru melihat wajah cantik putrinya.

Havana menatap wajah tampan Russell yang mengangguk perlahan agar Havana memeluk ibu kandungnya Claire.

Havana berusaha bersikap wajar agar ia tidak dicurigai sebagai maling dalam tubuh Claire.

"Aku tidak tahu harus memanggilmu apa?" Tanya Havana yang sudah berdiri di hadapan nyonya Kellen yang ingin memeluknya.

"Panggil aku mommy..!" Ucap nyonya Kellen sambil mengusap wajah Claire.

Ia lalu memeluk putrinya dengan perasaan haru biru. Bagi seorang ibu, sebesar apapun anak mereka, di hadapannya anak tetaplah anak yang ingin dipeluknya seperti mereka masih tetap kecil di matanya.

Havana merasakan pelukan itu seperti memiliki kekuatan yang luar biasa nyamannya hingga tanpa sadar ia menitikkan air mata.

Tangis haru keduanya tidak terbendung seakan mereka tidak pernah bertemu bertahun-tahun. Pelukan kerinduan seorang ibu yang kehilangan putrinya selama dua bulan ini.

"Maafkan aku mom ...! Aku tidak mengingat apapun." Ucap Havana sebagai Claire.

"Tidak apa sayang. Lambat laun kamu akan mengingatnya. Yang penting saat ini kamu sudah kembali dan juga dalam keadaan sehat seperti ini." Ucap ibunya sambil berurai air mata.

Russell sedikit berdehem memberitahukan keberadaannya agar nyonya Kellen memperhatikan juga dirinya.

"Ehem...ehm....!"

Nyonya Kellen menguraikan pelukannya dan menatap wajah tampan kekasih putrinya.

"Russell....! Bagaimana kamu bisa bertemu dengan Claire dan membawanya pulang, nak?"

"Aku tidak sengaja menemukannya mom. Walaupun sebenarnya aku tidak berhenti mencarinya di tempat-tempat keramaian. Dan aku menemukannya di pantai."

Ucap Russell tanpa ada cerita yang lainnya membuat Havana menarik nafas lega kalau Russell masih melindunginya.

"Apakah kamu sudah makan sayang....?" Tanya nyonya Kellen meminta Lucy menyiapkan makan siang untuk mereka.

Havana mengangguk karena memang belum makan siang dan itu membuat Russell sangat malu membuat kekasihnya kelaparan.

"Sial...! Kenapa aku bisa kecolongan. Aku lupa memikirkan perutnya dan sibuk mempertemukan lagi dia dan keluarganya.

"Nak Russell....! Ayolah makan bersama kami..! Pinta nyonya Kellen diangguki Russel sambil menarik bangku untuk ia duduk.

"Mommy ..... mommy.....!" Teriak Emily yang baru pulang.

Emily adalah putri angkatnya nyonya Kellen. Saat nyonya Kellen kehilangan putri pertamanya, ia mengadopsi Emily untuk menemani putrinya Claire yang terus menerus menangis kehilangan kakaknya saat mereka berlibur dua puluh tahun yang lalu.

Emily sangat genit saat melihat Russel. Hanya saja pemuda ini enggan memberikan senyumnya pada Emily walaupun Russell tahu Emily adalah kakaknya Claire.

Emily memeluk tubuh Havana dari belakang saat Havana dengan tenang menikmati makanannya.

"Claire...! Ini kakakmu Emily...!" Ucap nyonya Kellen memperkenalkan putri angkatnya itu.

"Syukurlah Claire...! Akhirnya kamu pulang juga. Kami hampir mati mencari mu ke semua tempat yang biasa kamu datangi tetapi tidak ditemukan."

Ucap Emily membuat Lucy terlihat muak dengan sikap munafik Emily.

Havana tidak mempedulikan Emily. Ia merasa kalau Emily bukan gadis baik-baik dan ia menjadi penasaran dengan gadis ini yang saat ini sedang mencari perhatian Russell.

Dua kancing baju kemejanya sengaja di lepas hingga memperlihatkan dada sekangnya yang menyembul sedikit keluar untuk menggoda Russell.

Melihat tingkah Emily, Havana sengaja menyindir gadis itu dengan perlahan tapi menyakitkan.

"Russell...!" Panggil Havana saat Russell sibuk dengan makanannya.

"Apakah kamu tidak tergoda dengan rayuan wanita yang selalu mempertontonkan dadanya agar dilirik olehmu?" Tanya Havana membuat Emily mengepalkan satu tangannya di bawah meja sambil mengatupkan rahangnya mengeras.

"Tiga tahun menunggumu dengan mengabaikan wanita cantik manapun sekalipun dia harus bugil di hadapanku, sedikitpun aku tidak tertarik padanya , Claire Karena mataku hanya melihat kecantikan mu saja bukan gadis lain."

Sahut Russell dengan kata-kata menohok membuat kuping Emily begitu panas.

"Terimakasih sayang, ..! Aku tidak menyangka kesetiaan mu begitu mahal hingga kamu tidak terlihat murahan dengan penampilanmu yang sangat berkelas. Aku sangat mencintaimu, Russell."

Ucap Havana untuk menjatuhkan Emily di depan Russell dan Russel mengerti kalau Havana tidak menyukai kehadiran Emily.

Nyonya Kellen yang tidak mengerti apapun dari pembicaraan pasangan ini hanya tersenyum bahagia karena Russell memiliki cinta yang besar untuk putrinya.

"Claire...! Aku sengaja pulang lebih cepat dari tempat kerjaku hanya saat aku mengetahui jika kamu sudah kembali dan Russel berhasil menemukan mu." Ucap Emily masih dengan sikap tenangnya.

"Terimakasih atas perhatiannya Emily. Aku harap kamu tidak berlebihan menyatakan perasaanmu padaku seakan kamu berharap aku cepat pulang." Sindir Havana yang merasa Emily punya niat jahat pada Claire.

"Sayang...jangan begitu dengan kakakmu. Ia juga sangat menderitanya seperti mami dan ayahmu karena kehilanganmu."

Ucap nyonya Kellen menasehati Claire yang tiba-tiba menjadi kasar pada Emily.

"Maafkan aku mommy...! Aku hanya sedang melindungi milikku dan tidak rela ada yang mengambil bagian ku." Ucap Havana lalu meninggalkan ruang makan.

"Mommy...! Tunjukkan kamarku karena aku mau istirahat."

Ucap Havana yang juga tidak peduli dengan Russell.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berusaha

2023-02-22

1

Yustina Maria Raden

Yustina Maria Raden

jangan "Havana kknya clarie

2023-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!