Havana sedikit menolak ketika Russel sudah mencium bibirnya dengan rakus.
Makin Havana menolak makin Russell menekan tubuh istrinya seakan ia sedang mengatakan sekarang kau seutuhnya milikku tanpa terkecuali karena aku telah menikahimu. Itu yang ada dipikiran Russel saat ini.
Tubuh milik Claire, tapi jiwanya saat ini Havana yang menduduki, otomatis Havana merasakan setiap sentuhan Russel yang membawanya ke alam surgawi.
Sentuhan Russel yang memanjakan tubuh Claire makin membuat Havana mulai terbuai dan menikmatinya.
"Kenapa ini sangat nikmat. Rasanya aku tidak ingin mengakhirinya begitu cepat." Batin Havana yang merasakan lembah sempitnya di manjakan oleh Russel.
Havana lupa dengan niat awalnya hanya untuk suaminya. Kini dia seakan ingin berkhianat pada dua orang sekaligus antara suaminya Rommy dan Claire.
"Maafkan aku Claire..! Aku tidak mampu menolak kenikmatan ini." Batin Havana.
Seakan sudah kerasukan setan, Havana bergantian mengambil alih permainan panas itu.
Karena sudah punya pengalaman dengan percintaan panas, Havana lebih tahu titik-titik yang mampu membuat seorang suami bisa menggelepar karena kenikmatan dan bahkan menagih, Havana mengeluarkan jurus rahasianya memuaskan partner ranjangnya.
Benda perkasa Russel di mainkan dengan penuh kelembutan dan memanjakan benda padat itu demikian nikmatnya membuat Russell terus mendesis nikmat.
Walaupun begitu hati Russell mulai bisa membedakan permainan panas dengan Claire sebelum mereka menikah dan setelah mereka menikah.
"Claire...! Bagaimana kamu sehebat ini sayang...?"
De$ah Russell sambil membelai rambut istrinya yang sedang memanjakan miliknya di bawah sana.
Biasanya Claire tidak ingin berlama-lama memanjakan milik Russell, tapi kali ini dengan Havana Russel merasa ini adalah kado terindah di malam pengantinnya.
Servis Havana lumayan dahsyat. Mereka tidak lagi memperhatikan waktu. Suasana makin memanas seakan tidak ingin semuanya cepat berlalu.
"Baby ini terlalu nikmat, kenapa kemarin-kemarin tidak sehebat ini..?" Tanya Russell saat Havana sudah memacu miliknya di atasnya.
"Aku ingin memberikan kejutan untukmu sayang...! Apakah kamu suka, suamiku..?"
Racau Havana yang kini memaju mundurkan tubuhnya sambil mencengkram benda perkasa Russel.
"Ini gila Claire....aku tidak akan membiarkanmu istirahat, sayang."
Mata Russell terlihat berat mendapati permainan panas istrinya yang membuatnya makin mabuk.
Hingga akhirnya keduanya menyerah saat datang gelombang kenikmatan itu bersamaan.
"Baby....aku hampir sampai...!" Pekik Havana.
"Baik sayang kita sama-sama pertemukan mereka supaya kamu cepat hamil." Ucap Russell.
"Akhhhhhhhh...huff... Claire..!" Russel melepaskan menyemburkan cairannya sambil mengigit pundak Havana sambil menggeram.
Keduanya terkulai lemas dengan nafas tersengal sambil tersenyum penuh kepuasan. Havana tidak menepis kekagumannya pada Russell yang benar-benar hebat di atas ranjang.
Ia mulai membedakan bagaimana perbedaan rasa saat bercinta dengan suaminya dan bercinta dengan Russel.
"Rommy terkesan menonton dan durasinya sangat singkat. Sementara dengan Russel, aku seakan menemukan dunia baru, bagaimana Russell seperti paket komplit yang menyajikan kenikmatan yang tidak kurang maupun lebih pada komposisinya hingga aku ingin menikmati sensasi luar biasa ini secara terus menerus." Batin Havana.
"Baby...! Tidak terasa sudah tiga jam kita bercinta."
Ucap Russell sambil menarik tubuhnya Claire untuk masuk dalam dekapannya.
"Iya sayang...! Apakah kamu lelah Russell..?" Tanya Havana dengan suara manja terdengar mendayu -dayu.
"Tidak sama sekali sayang. Apakah permainan aku kasar, Claire?"
Usapan tangan kekar itu menyapu puncak kembar yang menggoda lembut memilin ujungnya membuat Havana merasakan geli.
"Tidak sayang...! Aku sangat menikmatinya. Jadi jangan terlalu memikirkan rasa bersalah mu, tapi pikirkan bagaimana caranya kita mengatur lagi sesi percintaan kita." Ucap Havana.
Keduanya akhirnya memilih tidur karena sudah larut malam. Wajah keduanya puas membawa mereka ke alam mimpi.
Anehnya Russell bermimpi tentang percintaan panas mereka yang sama seperti tadi.
Namun di dalam percintaan itu, bukan tubuh Claire yang menjadi partner ranjangnya melainkan gadis lain.
"Siapa kau...?" Tanya Russell saat Havana mengurai pelukannya.
"Suatu saat kau akan tahu siapa aku sayang." Ucap Havana yang ingin memagut lagi bibirnya Russell.
"Tidak...! Aku tidak mau bercinta dengan perempuan lain selain istriku Claire." Tolak Russell membuat wajah Havana terlihat sendu.
"Apakah kamu tidak bisa membedakan bagaimana aku bisa membuatmu menjadi pria yang paling bahagia malam ini...?" Tanya Havana membuat Russell berpikir keras.
"Yang bisa memuaskan aku hanya istriku bukan kamu. Sekarang keluar dari kamarku ...!" Usir Russell sambil beringsut bangkit dari tempat tidurnya.
"Sayang...! Kau akan menyesal jika kau mengusir aku dari hidupmu. Claire mu tidak bisa membahagiakan kamu seperti aku padamu." Ucap Havana.
"Aku butuh Istriku Claire. Apapun yang dia miliki itu yang aku suka. Tidak peduli banyak kekurangan yang aku dapatkan dari dalam dirinya, tapi tidak membuat aku untuk meninggalkan dirinya." Ucap Russell membuat Havana merasa sangat kesal.
Karena penolakan Russell begitu tegas membuat Havana meninggalkan kamar Russell dengan perasaan sedih.
Tapi, Russel seketika terlonjak kaget bagaimana ia melihat satu tubuh itu berada dua jiwa. Havana keluar dari tubuh Claire dan meninggalkan Russell dan Claire yang tidur terlelap.
"Hei...Kau ..!" Bentak Russel saat Havana hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar Russel.
"Ada apa Russell...?"
"Bagaimana bisa kau keluar dari tubuh istriku...?"
"Karena aku sedang meminjam tubuhnya. Tapi kalau kamu tidak membutuhkan aku lagi aku akan pergi dari sini."
Ucap Havana dengan mata berkaca-kaca.
Russel terlihat bingung. Hatinya menjadi cemas. Ia menatap lagi wajah cantik Havana dan beralih ke wajah cantik Claire.
Hatinya mulai gelisah. Situasi ini sangat membingungkan dirinya. Ia mengingat lagi percintaan panasnya dengan Havana semalaman, seakan tidak rela melihat Havana meninggalkannya.
Karena terlalui lama menunggu jawaban selanjutnya dari Russell, Havana akhirnya meninggalkan kamar Russell membuat hati Russell seketika kosong.
"Tidak....tidak....Hei...!" Jangan tinggalkan aku...!" Pinta Russell terlihat sedih tapi Havana sudah menghilang dari pandangannya.
"Kenapa hatiku sangat sakit melihatnya pergi..? Kenapa aku tiba-tiba merasakan kehilangan? Bagaimana membuatnya kembali kepadaku..?" Isak tangisnya Russel membuatnya makin tersedu.
"Jangan pergi..! Maafkan aku...! Tolong tetaplah disisiku... jangan pergiiii....!" Teriak Russell dalam mimpinya.
"Sayang.... Russel... sayang Russell...!"
Havana mencoba membangunkan Russell dengan menepuk pipi Russell dengan lembut.
Russel membuka matanya dan melihat wajah cantik istrinya dengan gaya bangun tidurnya.
Rupanya hari sudah pagi saat melihat cahaya lembut itu menyusup masuk ke dalam kamar mereka.
"Apakah kamu sedang mimpi Russell?" Tanya Havana yang masih berada di dalam tubuh Claire.
"Iya sayang...mimpi yang sangat mengerikan."
Ucap Russell lalu menarik lagi tubuh istrinya untuk ia peluk.
Sementara itu Havana merasa heran kenapa ia tidak bisa meninggalkan tubuh Claire.
"Kenapa aku masih berada di dalam tubuh Claire dan harus menyaksikan tubuh kekar si tampan ini..?" Ucap Havana bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yustina Maria Raden
aduh gmna ini apakah rusell akan berpaling
2023-02-10
1