4. Kerinduan Russel

Kabar menghilangnya Claire dari rumah sakit usai gadis itu siuman santer terdengar hingga semua media meliput berita itu.

Kabar itu membuat kekasih dari Claire, Russel begitu bahagia saat mengetahui kekasihnya bisa hidup lagi setelah mengalami koma selama tiga tahun.

Ia mengerahkan anak buahnya untuk mencari Claire. Tuan Brian dan istrinya nyonya Kellen tidak habis pikir mengapa gerak gerik putri mereka tidak terdeteksi oleh CCTV yang mengarah ke semua pintu keluar kecuali tangga darurat yang jarang di gunakan pasien melalui pintu itu.

CCTV yang mengarah di koridor setiap kamar pasien dari berbagai lantai, tidak juga menemukan rekam jejak gadis itu. Para penjaga keamanan merasa frustasi dalam melakukan pencarian gadis itu. Pasalnya sudah tiga kali mereka memutar ulang video rekaman CCTV di mana Claire seharusnya bisa terlihat jika ia kabur dari ruang ICU.

"Claire...! Aku menunggu setiap saat kabar kembalinya kamu ke dunia ini seperti sedia kala.

Rasa cinta yang kurasakan padamu masih menghangat sampai saat ini dan itu tidak akan pernah berkurang.

Maafkan aku sayang...! jika aku tidak lagi melihat keadaanmu hampir dua tahun ini karena mommy. Tapi cinta yang kurasakan kepadamu tidak akan pernah padam."

Ucap Russell penuh kerinduan sambil menatap foto Claire bersamanya sedang berpelukan.

Foto terakhir Russell menemani gadis itu wisuda dan malamnya ia harus mendengar kabar mengerikan kecelakaan naas yang menimpa kekasihnya Claire dengan sahabatnya Adele.

"Tuan Russel...! Kami sudah mengerahkan anak buah kita untuk mencari nona Claire namun sulit sekali mendapatkan informasi menghilangnya nona Claire." Ucap Asistennya Leo.

"Baiklah. Kamu boleh kembali lagi ke pekerjaanmu." Ucap Russel yang tidak lagi memaksakan kehendaknya pada asistennya Leo.

Hampir seminggu asistennya dan anak buahnya yang jago dengan dunia IT menyusuri keberadaan Claire dari semua sudut kota, tetap saja mereka tidak menemukan Claire.

Sementara di kediaman Tuan Romy, Claire menemani baby Cavin yang membuatnya tidak lagi bisa membedakan dirinya adalah tamu di rumah itu. Ia berperan seperti ibu bagi Cavin.

Bukan tanpa alasan Claire melakukan itu karena jiwa Havana yang masuk ke dalam dirinya yang membuat naluri keibuannya yang tidak ingin berpisah dengan putra kesayangannya Cavin.

Walaupun ia tidak di akui oleh Romy suaminya karena Havana hanya memanfaatkan tubuh Claire untuk bisa hadir lagi di tengah mereka dengan melupakan siapa Romy dan Cavin bagi Havana.

Hari itu, Havana meminta Midea untuk berbelanja bahan makanan di supermarket karena ia ingin mengolah masakan sendiri yang biasa ia lakukan saat memasuki weekend.

Pelayan Midea merasakan ada yang aneh dengan tamu majikannya ini yang meminta apa saja pada dirinya seperti saat Havana masih hidup.

"Tolong belikan semua bahan makanan yang sudah aku tulis di catatan ini, Midea. Aku ingin memasak untuk Romy, mumpung ia sedang bermain dengan baby Cavin." titah Claire.

"Memangnya nona Claire mau masak apa untuk tuan?"

"Bistik daging sapi dan ayam panggang kesukaan Romy." Ucap Claire.

Deggggg....

"Bagaimana anda bisa mengetahui kalau itu adalah makanan kesukaan tuan Romy?"

"Aku hanya menyuruhmu untuk membelikan bahan makanan itu bukan memintamu untuk bertanya, Midea." Tukas Claire sengit.

"I..iya nona Claire. Maafkan saya...!" Ucap Midea buru-buru.

Romy yang sedang bermain dengan putranya di taman menegur Midea.

"Mau ke mana Midea?" Tanya Romy.

"Tuan..maaf kalau saya lancang. Apakah tuan tidak merasa ada yang aneh dengan gadis itu?"

"Aneh bagaimana Midea?" Tanya Romy pura-pura tidak tahu.

"Kalau apa yang dilakukan oleh nona Claire semuanya sama persis seperti nona Havana."

ucap Midea lalu menceritakan apa saja yang dilakukan oleh Claire selama satu pekan berada di rumah tuan Romy.

"Midea....! Itu hanya suatu kebetulan dan aku harap kamu tetap bersikap baik pada nona Claire karena putraku sangat menyayanginya." Ucap tuan Romy.

"Baik Tuan. Saya ijin mau ke supermarket." Kata Midea.

"Hhmm!"

Midea menggerutu sepanjang jalan karena ketidaksukaannya pada Claire yang terlalu mengaturnya.

"Sikapnya seperti bos besar di dalam rumah itu. Itu sangat membuatku muak. Tapi, apakah wanita itu kerasukan roh jahat nona Havana.

Bagaimana kalau di tubuhnya sedang didatangi oleh roh nona Havana. Aku harus mencaritahu keadaan ini pada sepupuku yang bisa membaca kartu tarot."

Gumam Midea yang ingin menghentikan aksinya Claire yang menyerupai Havana.

...----------------...

Hidangan makan siang itu terlihat sangat menggiurkan membuat Romy ingin menikmatinya.

Claire tersenyum saat melayani Romy dengan masakan kesukaan Romy.

"Ini sangat lezat Claire. Masakan ini seperti masakan Havana." Ucap Romy sambil menikmati makanannya.

Entah mengapa pujian Romy pada Havana membuat hati Claire merasakan sangat sakit. Ia ingin dipuji Romy sebagai pribadinya sendiri. Bukan dibandingkan dengan mendiang istrinya Romy.

Claire menikmati makanan itu dan iapun memuji hasil masakannya sendiri. Hatinya mulai bertanya bagaimana dirinya sebelumnya.

"Apakah sebelum ini aku senang dengan kegiatan memasak dan mengurus rumah atau mengurus anak kecil?

Apakah kehidupanku sebelumnya seperti itu? Apakah aku harus kembali ke rumah sakit itu agar aku bisa mengetahui masa laluku dengan bertemu keluargaku?

Tapi kenapa aku merasa sangat berat meninggalkan baby Cavin, apalagi si tampan yang ada di hadapan ku ini.

Mengapa hatiku sangat terikat pada mereka berdua?" Batin Claire yang tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

Ia merasa memiliki dua kepribadian saat ini. Tapi ia sedang mengikuti nuraninya dari pada berpikir keras untuk mencari tahu masalalunya.

"Apakah kamu baik-baik saja Claire?" Tanya Romy yang melihat Claire makan sambil melamun.

"A...iya! Aku tidak menyangka hasil masakan ku senikmat ini, Romy."

Ucap Claire sambil tersenyum samar pada Romy yang sedang menatapnya intens.

"Gadis ini cantik juga tapi kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan istriku Havana."

Batin Romy yang begitu tertarik dengan bibir sensual Claire yang ingin di sesapnya.

Bagaimanapun juga dia sudah lama tidak pernah merasakan lagi nikmatnya bercinta sejak kepergian sang istri.

"Mommy....!" Panggil Cavin sambil merangkak ke arah Claire.

"Iya sayang...!"

Claire menyambut Cavin yang sudah merentangkan kedua tangannya meminta untuk di gendong.

Sepertinya Cavin merasa ngantuk dan ingin tidur. Claire mengambil susu botol milik Cavin dan menidurkan Cavin di kamarnya.

Tidak terasa Cavin sudah terlelap dalam pelukan Claire. Romy masuk ke kamar Claire hendak mengambil putranya.

"Biar saja dia tidur denganku Romy. Ini hanya tidur siang."

Ucap Claire yang merasakan tubuh montok Cavin yang sangat ia sukai.

"Aku tidak mau putraku ketergantungan kepadamu dan dia tidak akan bisa melepaskan diri darimu jika suatu saat kamu ingin pergi meninggalkan kami saat kamu sudah mengingat siapa dirimu."

Ucap Romy yang ingin menjaga jarak dengan putranya dengan Claire.

"Apakah kamu juga tidak menginginkan aku di sini Romy?"

Tanya Claire sambil menatap wajah tampan Romy yang membuat dirinya ingin memeluk tubuh kekar Romy.

Deggggg...

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!