MISTERI KEMATIAN KELUARGA ADMAJA
Dalam kehidupan manusia pada dasarnya semua ingin merasakan kehidupan yang bahagia yang mana tidak akan pernah merasakan kepahitan dan juga derita dari sebuah kenyataan, akan tetapi terkadang permainan takdir dan juga nasib membawa kehidupan manusia menjadi serba salah dan Dilema, di mana harapan untuk bahagia terkadang hanya tinggal sebuah harapan.
Merasakan pahitnya sebuah kehidupan di kala masih membutuhkan kasih sayang dan juga perhatian dari orang yang sangat dekat dengan kita adalah impian Setiap anak manusia akan tetapi apalah daya apabila takdir sudah memberikan garis dan kehidupan yang berbeda di mana harapan untuk mendapatkan kasih sayang dari sebuah keluarga yang sangat utuh dan bahagia Semua Hilang daun sirna akibat dari seseorang yang telah menzalimi kita yang mana tidak pernah kita tahu apa kesalahan dan penyebabnya.
Agam seorang pemuda dingin yang dibesarkan oleh ibu asuhnya, semenjak peristiwa berdarah yang menghancurkan kebahagiaan seluruh keluarga Agam karena sang Ayah dibunuh dengan sadis oleh seorang laki-laki bertopeng.
Entah apa yang di ucapan oleh sang pengasuh kepada laki-laki bertopeng itu sehingga dia bisa selamat dan lepas dari maut yang kala itu hampir merenggut nyawanya.
Dengan menggunakan taksi Agam kecil yang dirawat sang pembantu sejak masih bayi di bawah pergi jauh dari Rumah nya, yaitu sebuah Rumah yang selama ini membesarkan dirinya.
Memiliki bayak kenangan yang akan sulit untuk dilupakan ketika dengan terpaksa dan karena permainan takdir serta kepahitan sebuah hidup membuat dirinya harus pergi dari Rumah miliknya tanpa membawa benda-benda ataupun mainan yang dimilikinya termasuk mainan kesayangan nya, hanya baju yang melekat di badan.
Agam dapat melihat jelas bagaimana sang pengasuh itu berlutut memohon ketika pistol berwarna hitam hendak menembus kulit mungil nya.
Sungguh sangat menyakitkan apabila teringat sebuah Bayangan Masa Silam di mana kala itu sang Mama yang tidak berdaya dengan paksa dan suara tangis serta teriakan minta untuk dilepaskan tidak di hiraukan laki-laki itu.
Hanya sebuah tangisan dan tatapan sendu yang bisa dan mampu Agam kecil lakukan dia yang tidak tau apa-apa, akan tetapi harus melihat dan menyaksikan sesuatu yang sangat membuatnya takut dan membuatnya marah akan tetapi tidak tahu dan tidak mampu berbuat apapun juga dikala dirinya mendengar jeritan pilu sang Mama yang telah melahirkannya.
Dibuang dengan sangat jauh perasaan takut dan
was was yang ada pada dirinya meskipun sesungguhnya perasaan takut itu ada. Agam berusaha membantu untuk melepaskan sang Mama dari kejahatan dan dari tangan laki-laki itu.
Merasa mengganggu aksinya pekerjaannya dengan sangat kasar laki-laki itu memberikan sebuah tendangan kaki pada bocah kecil yang ada di depannya yang mana membuat bocah kecil itu jatuh tersungkur di tanah Hal itu membuat iba sang pengasuh yang selama ini mengasuh dirinya dengan cepat sang pengasuh pun berlari menghampiri bocah kecil yang terjatuh di depan laki-laki jahat itu.
Laki-laki jahat itu semakin kesal ketika pengasuh yang ada di tempat itu berlari ke arahnya sambil memohon dan meminta agar bocah kecil yang bernama Agam dilepaskan meskipun dengan perasaan sangat tidak suka akhirnya laki-laki penjahat itu pun mau menuruti apa yang dikatakan oleh sang pengasuh.
Dengan cepat digendongnya Agam kecil dan menyingkir sedikit menjauh dari tempat itu agar laki-laki penjahat itu tidak menyakiti agama kecil, sungguh hatinya tidak rela dan tidak tega apabila bayi yang selama ini diasuhnya disakiti oleh orang lain meskipun bayi kecil itu bukanlah anak kandungnya.
Meskipun Agam masih berusia sangat kecil dan belum mengerti Apapun akan tetapi dia yang melihat apa yang terjadi pada sang Mama membuat dirinya mengerti dan memahami jika mamanya kala itu dalam bahaya dan juga membutuhkan pertolongan, untuk itu Agam kecil berusaha memberontak dari gendongan sang pengasuh karena sang pengasuh menggendong dengan sangat kuat akhirnya Agam kecil menggigit tangan sang pengasuh hingga membuat Agam kecil terlepas dari gendongannya.
Merasa bebas dan terlepas akhirnya Agam kecil berlari ke arah sang Mama yang kala itu sedang di bawah oleh laki-laki penjahat akan tetapi sang Mama yang di bawah masuk kedalam sebuah kamar lebih dulu pintunya sudah tertutup dan terkunci sehingga Agam kecil tidak mampu.
Melalui nalurinya Agam kecil berusaha untuk membuka pintu yang tertutup itu akan tetapi tenaganya yang kecil tidaklah mampu membuka sehingga agak kecil hanya bisa memukul-mukul pintu sambil menangis.
Waktu berlalu dan berganti dengan begitu cepat hingga Agam kecil kini tumbuh menjadi pemuda tampan yang pintar dan cerdas meskipun terlihat sedikit kaku dan dingin karena sikap nya yang sangat tertutup dan selalu suka menyendiri, tidak suka diganggu orang.
Kembali ingatkan Agam pada kenangan pahit kehidupan keluarga nya terus menari nari dalam benaknya sehingga dia tidak henti-hentinya berjanji akan mencari dan menghancurkan orang yang telah menghancurkan keluarga nya.
"Kau masih disini Nak, ayo masuk ini sudah malam," Ajak seorang wanita cantik yang sudah sedikit tua.
"Sebentar lagi bu, aku masih mau melihat suasana keramaian malam di jalan."
"Baiklah, tapi jangan lama-lama di luar nanti bisa masuk angin, " Agam menganggukan kepala mendengar Nasehat dari sang pengasuh.
Sementara di dalam Rumah sang Ibu sudah sibuk mempersiapkan baju baju pesanan para tetangga ada yang minta di setrika kan bajunya ataupun dibuatkan baju dengan menyerahkan kain sebagai bahan.
Tak lama kemudian Agam masuk kedalam, di Ruang tamu Agam bertemu Ibunya setelah mengucapkan selamat malam Agam berpamit masuk ke dalam kamarnya.
Keesokan harinya sang ibu sudah bersiap untuk mengantarkan baju para tetangga.
"Agam, kamu jangan lupa makan ya ibu sudah siapkan di dapur, sekarang ibu mau antar baju. "
"tunggu, Bu, biar Agam saja yang antar. " Tawar Agam pada sang ibu.
"Tidak perlu kamu kan ada kuliah pagi jadi pergi kuliah saja Ibu bisa sendiri. "
"Tidak apa-apa bu, Agam kan ada motor meskipun buntut dia bisa mengantar cepat kok Bu. "
"Baiklah,"
Sang ibu menyerahkan setumpuk baju yang semuanya sudah di kelas dalam plastik kresek masing-masing dengan nama pemilik tertera di depan.
Udara pagi yang segar membuat Agam sangat bersemangat.
"Tinggal satu pesanan lagi semua akan beres.. " Dengan langkah bersemangat Agam segera memencet bel, yang ada di depan nya, tak lama kemudian muncullah seorang gadis cantik dengan rambut terurai basah seperti nya gadis itu baru saja menyelesaikan ritual mandi nya, masih terlihat dengan jelas buliran buliran bening air yang jatuh dari atas rambutnya.
Tanpa sadar Agam meneguk ludahnya,sungguh pemandangan yang sangat mengugah iman.
"kamu, mau apa kau ke sini? "
Agam terdiam untuk sesaat mendengar sapaan sinis dari seorang gadis yang tak lain teman satu kampus nya.
"Aku mau mengantarkan pesanan baju ini." Jawab Agam yang tak kalah dinginnya.
"Berikan cepat..! "
Dengan buru-buru Agam mengambil satu bungkus plastik yang di dalam nya terdapat baju pesanan dari orang yang ada di dalam Rumah itu.
"Berapa? "
"dua Ratus lima puluh ribu. "ucap Agam dingin dan datar.
Dengan cepat gadis itu masuk ke dalam kemudian keluar lagi dengan menyodorkan dua lembar uang merah kepada Agam.
"Nih, sekarang cepat pergi, ternyata kamu anak tukang penjahit, pantas saja miskin." Ejek gadis itu dingin, "
"Hei...Ini kurang? "seru Agam dengan suara lantang, yang mana Suaranya bisa mencapai oktaf tertinggi karena merasa kesal Fellisa pun tidak kalah tingginya dalam membalas ucapan dari Agam.
"Hei… Aku cuma punya Dua Ratus jadi terima saja atau tidak perlu Aku bayar, sudah sana pergi muak aku melihat tampan kampungan seperti dirimu "Hardik Fellisa dengan kasar.
Dengan cepat Agam menarik uang yang diberikan Felisha kepadanya dengan sangat kasar sambil mengucapkan satu kata yang sangat menyakitkan telinga Fellisa.
" Dasar gadis gillaa, "sungut Agam yang kemudian segera berlalu pergi.
Dengan wajah kesal akhirnya Agam memilih mengalah daripada berdebat dan memperpanjang masalah dengan gadis yang jadi primadona kampus, wajahnya memang sangat cantik kulit dan tubuhnya benar-benar membuat kaum Adam kelimpungan, tapi galak dan ketusnya minta ampun.
Entah apa permasalahannya gadis primadona yang bernama Fellisa selalu saja bersikap sinis dan dingin padanya, padahal Agam tipe cowok pemuda baik tidak banyak tingkah tidak suka mengganggu bahkan waktunya habis hanya untuk membaca buku di perpustakaan, tapi Fellisa selalu datang dengan menghina dan mengejeknya seolah olah dengan mengejek Agam itu bisa menjadi penyemangat belajar nya.
Gara-gara ulah gadis pelit sang primadona kampus Agam harus merogoh uang saku pribadinya untuk mengganti uang baju yang kurang.
Agam tidak tega jika kerugian dari kurangnya uang ibunya harus rugi untuk itu Agam merogoh koceknya sendiri demi sang Ibu tidak rugi.
Suasana kelas sudah ramai di mana semua mahasiswa dan mahasiswi sudah masuk ke dalam kelas nya masing-masing.
Agam yang datang sedikit terlambat cepat-cepat memikirkan motor buntut nya, kemudian berlari kecil menuju kelas.
Dengan napas ngos-ngosan Akhirnya Agam sampai juga di depan ruang kelas nya. Sedikit gugup Agam mulai mengetuk pintu meskipun sebenarnya pintu kelas tidak tertutup, akan tetapi Agam tidak bisa langsung nyolong masuk dan duduk di bangkunya pasal nya di dalam kelas sudah ada sang Guru Dosen.
"Masuk..!
Setelah mendapat izin Agam masuk dengan cepat dan duduk di bangkunya.
" Kenapa kau datang terlambat, aku tidak suka ada mahasiswa yang seenaknya di jam pelajaran ku jadi pastikan ini untuk yang terakhir kali kamu terlambat di mata pelajaran ku."ancam sang Dosen cantik pada Agam yang langsung Agam anggukan sebagai tanda setuju.
Disisi lain tampak seorang gadis tersenyum mencibir.
"Dasar miskin."
Satu temannya yang sempat mendengar ucapan gadis yang ada di sampingnya langsung kepo dan bertanya.
"Siapa yang Miskin. "
"Siapa lagi kalau bukan tuh..! " Tunjuk sang gadis yang tak lain adalah fellisa, yang mana mengikuti arah dari telunjuk tangannya mengarah ke arah Agam.
"Oh, ternyata dia selain dingin dan sombong ternyata dia juga Miskin." Desis teman fellisa sambil tertawa tawa.
"Apa kamu tau apa pekerjaan dari Ibu nya. "Mira mengeleng pelan.
"Memangnya apa pekerjaan ibunya apakah ksmu tau, "
"Tenth saja tau, kan Mamaku langganannya."
"Trus apa pekerjaan nya?
" penjahit? "
"Apa, penjahit, Tak kusangka wajahnya yang tampan akan tetapi begitu sangat miskin dan mengenaskan, "ucap Mira sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
azzahra
izin meninggalkan jejak ya thor
2023-02-23
1
Lee
Wahh..keren ada yg baru kak..
like, koment subcribe..
semangat ya..💪🤗
2023-02-06
2
Saadah ha
keren, baru baca uda suka
2023-01-31
0