Bab. 2 PAKAI KACA MATA

Sebuah tawa tertahan keluar dari bibir merah seorang gadis yang menjadi teman dari Felisha Di mana mereka adalah teman satu bangku.

" Tapi apakah kamu tahu meskipun dia terlihat sangat dingin dan sombong akan tetapi tidak dipungkiri wajahnya begitu tampan dan menawan Lihatlah kulitnya juga sangat putih dan bersih dia tidak terlihat sekali seperti orang dekil yang biasanya berasal dari kampung hahaha, "

"Husst... kamu kalau melihat itu harus pakai kacamata Orang dekil seperti itu dibilang tampan-tampan apanya Lihatlah Sombongnya itu setinggi langit mentang-mentang dia pintar mentang-mentang bisa menggeser nilaiku berlagu dia lihat saja nanti akan aku buat dia jatuh agar dia tidak berlagu lagi di kampus kita ini, karena di kampus ini hanya aku yang boleh paling pintar tidak boleh ada orang yang bisa melebihi aku enak saja orang kampung mau bersaing denganku huuuffp. " sungut Fellisa kesal.

Mira terkekeh mendengar perkataan dari sahabatnya yang mana Mira sangat tahu dan memahami jika Fallisa memang seorang gadis yang paling pintar di kampusnya sekaligus dia juga menjadi seorang Primadona yang mana selalu menduduki nomor 1 dan 2 di mana setelah Damar yang berturut turut meraih juara satu.

Damar adalah seorang pemuda tak yang cukup tampan dengan kulit kuning langsat rambut sedikit ikal yang mana dia adalah putra dari seorang bapak kepala desa yang ada di tempat itu sehingga Damar terlihat sangat santun dan juga gigih dalam sekolahnya.

Kehadiran Agam benar-benar membuat Felisha semakin Terpuruk di mana pada bulan kemarin Frllisa hanya menduduki peringkat dua di kampusnya akan tetapi setelah kedatangan dari Agam seorang anak pendatang baru yang berasal dari kampung dan tiba-tiba mencuat namanya menjadi seorang yang number one di mana dia juga bisa menggeser kedudukan dari Damar pada ujian bulan ini.

Kebencian Fallisa semakin menjadi jadi ketika Elisa mengetahui jika ibunya pelanggan tetap dari ibu Agam yang mana ibu Agam berprofesi sebagai Seorang penjahit karena merasa kesal dan tidak suka akhirnya Felisa memutuskan untuk mengerjai Agam dengan cara tidak membayar full baju pesanannya .

Fellisa ingin tahu bagaimana dia mengadu kepada orang tuanya jika uangnya kurang akan tetapi Fellisa di buat kecewa merasa sangat kecewa Di mana ternyata Agam memilih memberikan uang jajannya kepada sang ibu untuk menutupi kerugian yang ada.

Untuk sebab itulah Fellisa sering mengaggu Agam.

"Mata ku masih Normal dan baik baik saja Felli, justru mata kamu yang harus diperiksakan atau pakai kacamata Orang setampan dia kamu tidak menyadari, kamu tidak mengerti itu jangan terlalu membencinya pasti nanti akhirnya kamu akan jatuh cinta padanya dan tergila-gila padanya Lihat saja pasti kamu akan jatuh dalam pelukannya. "

"Idihh, Amit amit Deh...! "

"Terserah kamu saja deh, yang jelas Aku sudah peringatkan karena sudah banyak cerita yang model begitu, awalnya benci tidak suka tapi lama-lama cinta.

" Pook...! " sebuah buku tebal mendarat dengan manis di kepala Mira yang mana Langsung membuat Mira meringis karena menahan sedikit sakit di kepalanya.

"Awuuuh... Fellisa.. Kenapa kamu memukulku kamu pikir tidak sakit apa? "

"Sudah jangan berisik dan jangan membicarakan Agam lagi pusing kepalaku dari tadi kamu menyanjungnya memujinya membuat ingin muntah saja rasanya aku. "

"Ya, ya tapi tidak begini juga caranya. " keluh Mira.

Setelah hampir jam mengikuti pelajaran dari satu dosen akhirnya waktu pulang pun tiba gimana Mira dan Felisha memilih untuk naik taksi bersama yang mana keduanya hari ini sama-sama melakukan perjanjian untuk tidak naik mobil pribadi karena hari ini Balisa ingin mengajak Mira pergi ke supermarket untuk .membeli peralatan riasnya yang telah habis.

di sisi lain Agam yang juga pulang memilih jalan pintas untuk bisa sampai di rumahnya dengan menggunakan sepeda motor buntut meskipun motor butut yang agak miliki tidak terlalu bagus akan tetapi cukup kuat dan cukup membawa manfaat bagi Agam yang rumahnya lumayan sedikit jauh dari perkotaan di mana Agam bersama ibunya hidup di sebuah perkampungan yang ada di sudut kota.

30 menit lamanya Agam mengendarai sepeda motor buntutnya hingga dia sudah sampai di sebuah rumah yang cukup sederhana Meskipun tidak berdinding bambu dan sudah berdinding tembok akan tetapi rumah itu masih terlihat sangat sederhana yang mana jauh berbeda dengan rumah-rumah perkotaan yang ada di sekitarnya Agam tersenyum kecut melihat dan menatap tempat tinggalnya.

" Sudah wajar Aku dijadikan bahan Bulian oleh gadis sombong itu karena apa yang dia katakan adalah benar Rumahku memang tidak terlalu bagus bahkan sangat sederhana akan tetapi Aku pastikan dia tidak akan pernah bisa mengejar nilai yang aku peroleh, biar dia tambah sakit dan marah karena aku tahu Dia gadis yang cukup pintar dan memiliki prestasi yang cukup bagus sehingga dia tidak terima apabila ada orang lain yang menggeser ke dudukannya.

Agam segera memarkirkan motor bututnya di pinggir Rumah kemudian dengan perlahan-lahan membuka pintu Rumah yang mana kala itu di dalam Rumah terlihat sangat legam kemungkinan Ibu Agam sedang keluar Rumah di mana sangat terlihat jelas jika keadaan Rumah sangat sunyi dan itu artinya ibunya sedang berpergian.

Menjelang sore IBu Agam Baru pulang setelah dari dari beberapa Rumah tetangga untuk mengambil baju baju yang akan IBu jahit.

IBu Agam tidak pernah keberatan kepada para tetangga yang meminta ibu akam untuk mengambil baju yang akan dijahit karena kebanyakan dari mereka mengatakan jika tidak ada waktu untuk mengantarnya akan tetapi ada juga di antara mereka yang datang sendiri ke rumah Ibu Agam untuk memberikan baju-baju yang akan dijahit.

Setelah menikmati makan malam bersama Agam ibu Agam segera masuk ke dalam kamarnya Begitu juga dengan Agam, waktu berlalu dengan begitu cepat sinar mentari pagi menyapa ketika kokok ayam sudah mulai bersahut-sahutan.

Seperti biasanya Agam membantu sang IBu mengantar beberapa baju tetangga yang sudah selesai dijahit sebelum Agam pergi ke sekolah, menjadi mahasiswa yang pas-pasan tidak membuat Agam tidak memiliki teman yang mana Meskipun begitu masih ada juga yang peduli dengan Agam dan mau berteman dengan Agam sehingga Agam masih memiliki teman baik meskipun tidak banyak.

Kelas yang ramai dan berisik tiba-tiba menjadi Hening ketika dosen yang mengajar kala itu sudah berada di dalam kelas yang mana dosen yang bernama Pak Wijaya cukup dikenal sebagai dosen yang galak di mana tidak peduli dengan siapapun apabila tidak memperhatikan mata pelajarannya maka akan diminta segera keluar kelas Bahkan jika ada yang berani main HP ataupun bicara sendiri Pak Wijaya dosen yang paling galak pasti segera memberikan peringatan dan menyuruh keluar mereka.

Suasana terlihat sedikit tegang Ketika pak Wijaya sudah berada di dalam kelas hening dan hikmat itulah yang terjadi ketika dosen pak Wijaya mengajar para mahasiswa dan mahasiswa yang terkenal cukup bandel akan tetapi di tangan Bapak Wijaya semuanya aman terkendali.

akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba di mana para mahasiswa mulai berhamburan keluar kelas untuk beristirahat.

"Sumpah Fell, Aku tadi deg degan banget takut ketahuan kalau sisir Aku jatuh, "

" Kamu sih, naruh ngak hati hati, Aku keluar dulu ya, "

"Mau kemana? "

"Sudah urus saja dulu tuh sisir mu yang jatuh Nanti kamu bisa cari Aku. " ucap Fellisa seraya pergipergi, Mira segera memunggut sisirnya yang jatuh kemudian berlari kecil keluar kelas.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

maaf kak ralat y, bkn berlagu tapi belagu..maaf nih..mumpung msih jrnih matanya ini🤭✌️

2023-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!