Setelah kepergian Agam buru-buru sang Ibu mendudukkan bokongnya di kursi, wajahnya terlihat sangat cemas dan takut.
"Bagaimana ini, Agam bertemu dengan orang itu, tidak ini tidak boleh terjadi mereka tidak boleh bertemu tapi bagaimana caranya agar Agam tidak bertemu dengan orang itu lagi."
Ibu Agam bangkit berdiri kemudian berjalan mondar mandir bagaikan setrikaan berjalan, hingga sebuah panggilan masuk di dalam ponsel hpnya.
Dengan sedikit terburu-buru akhirnya Ibu Agam mengambil ponsel yang ada di atas senar kas kemudian mengangkatnya,
"Halo..!
" Halo, ini Ibunya Agam kan? "tanya salah satu suara yang terdengar dari sebrang.
" Iya, benar ini siapa ya? tanya Ibu Agam pada orang yang telah menghubunginya lewat telepon karena ibu Agam merasa tidak pernah memberikan nomor telepon kepada siapapun selain kepada Beberapa pelanggan baju yang sudah sering menjadi langganannya dan itu pun mereka tidak ada satupun yang menghubungi Ibu Agam dikarenakan Apa yang dilakukan ibu Agam pekerjaannya semua sangat memuaskan, di mana tidak ada komplain dari mereka sedikitpun bahkan beberapa kali ibu Agam mendapatkan komisi karena hasil jahitan yang bagus dan juga tepat waktu.
"Saya Bu Rt yang ada di kompleks sebelah, saya mendapatkan nomor telepon dari Bu Yuni mereka mengatakan jahitan Bu Agam itu sangat bagus dan juga sangat rapi saya sangat penasaran dengan hal itu, Untuk itu saya menelpon Bu Agam jika tidak keberatan Saya ingin Bu Agam datang ke rumah saya alamatnya akan saya kirim lewat Whatsapp dan saya ingin menjahitkan beberapa potong baju Akan tetapi karena saya tidak memiliki waktu yang banyak saya meminta dan mengharap Ibu Agam kesediaannya untuk datang mengambil baju itu dan untuk ongkosnya jangan khawatir saya akan memberikan ongkos lebih untuk hal ini Apakah ibu Agam akan bersedia? "
"Oh iya, Bu saya akan datang silakan kirimkan alamatnya Bu, "
"Baik, trimakasih kalau begitu. "
Sambungan telepon pun akhirnya dimatikan, Ibu Agam yang tadinya merasa sangat cemas Dan Panik karena akan menceritakan tentang sesuatu yang sangat membuat ibu Agam menjadi begitu was-was di mana Agam mengatakan jika dirinya sudah bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan orang yang telah membunuh keluarganya, ibu Agam merasa cemas jika orang itu memang benar-benar adalah orang yang dulunya telah membunuh keluarganya itu artinya Agam pun dalam bahaya Karena orang itu pasti juga akan mengincar Agam jika tau Agam masih keturunan dari keluarga Admaja.
Untuk sesaat ibu ibu Agam membuang perasaan cemas dan was-wasnya ibu Agam berpikir jika Agam mungkin bisa jadi salah lihat dan Bukankah Agam pergi untuk mencari Fellisa teman anak dari Ibu Ratna yang kala itu pergi ke pesta belum pulang dan Ibu Ratna mengatakan jika perasaannya tidak enak, untuk itu Ibu Ratna meminta bantuan kepada Ibu Agam agar putranya mau membantu mencari Fellisa dan mana mungkin dalam membantu mencari Fellisa tiba-tiba Agam bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan sosok pembunuh dari keluarganya, itu mustahil dan tidak mungkin kan untuk itu Ibu Agam yakin jika Agam salah lihat.
Di kampus tempat Agam belajar Agam sudah sampai di depan halaman pintu sekolah dengan cepat agar memasukkan motor bututnya ke tempat di mana semua motor dan mobil di parkir kan dengan santai agar masuk ke dalam kelas setelah memarkirkan motor bututnya kemudian Agam celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sosok temannya yang selama ini menjadi teman dekatnya yaitu Dito ternyata hari ini ditutup belum datang itu artinya makam harus menunggu.
Agam menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan hari ini Agam akan menceritakan segala kejadian yang dia alami di rumah Fellisa, di mana kala itu Agam membawa Fellisa yang terpengaruh obat perangsang ke rumah Dito dan di rumah Dito lah Fellisa disembuhkan akan tetapi sikap Fellisa yang sangat sombong dan kasar membuat Agam menjadi sangat malas melihat dan bertemu dengannya di mana gadis yang bernama Fellisa menurut Agam adalah gadis yang tidak memiliki sopan santun.
Merasa yang dicari dan ditunggu belum masuk ke dalam kelas artinya belum datang, Agam berniat untuk menunggu Dito di luar kelas akan tetapi ketika Agam hendak keluar sampai di depan pintu Agam bertemu dengan Fellisa, yang mana Langsung saja Fellisa seperti hari-hari biasanya mencibir dan menghina bahkan meledek tanpa memperhatikan itu di tempat umum ataupun bukan, karena bagi Fellisa menghina dan meledek Agam adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.
Berkali-kali Agam menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan seolah menahan beban di dalam hatinya, meskipun tangan kanannya mengepal akan tetapi Agam berusaha untuk tenang dan tidak mempedulikan apapun yang dikatakan dan diucapkan Fellisa kepadanya.
"Eh, ada cowok matre disini, gimana rasanya dapat banyak uang dari Papaku, pasti menyenangkan kan? pasti bisa buat bayar uang kontrakan, maklum gaji dan bayaran dari seorang penjahit itu kan tidak seberapa, jadi dapat uang dari Papaku itu sudah rejeki nomplok tentunya "
Agam yang mendengarkan Clotehan dari Fellisa berusaha untuk tetap tenang, diam dan cuek tetap berjalan melewati gadis itu.
"Siapa Fell yang kamu maksud itu? tanya Mira teman gank nya yang juga satu bangku dengan nya.
" Tuh..! tunjuk Fellisa pada Agam yang baru saja melewati nya.
"Oh, Agam. pantas sombong tadi dia ngasih uang Pak satpam di depan juga Aku lihat ternyata baru dapat rejeki nomplok dari Bokap lo, "
Dengan pasti Fellisa menganggukkan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments