Sampai di Rumah Agam pun merasa tidak tenang pikiran nya mulai berkelana dimana bayangan masa lalu ketika keluarga nya harus mengalami kematian yang tragis dan mengenaskan entah apa yang menjadi penyebab dari semua itu, sehingga orang Asing yang kala itu datang ke rumah nya tiba-tiba melakukan penyerangan bahkan tidak segan segan membunuh.
Sungguh suatu peristiwa pahit yang kini kembali berputar dalam otaknya, bayang bayang kekejaman orang yang tidak manusiawi itu seolah olah menari nari dalam pelupuk matanya.
"Kau belum tidur Nak?
Sebuah sapaan lembut dari seorang Wanita paruh baya yang selama ini sudah berjasa melindungi dan membesarkan dirinya, hingga Agam bisa menikmati kehidupan indah nya dunia, entah apa jadinya jika kala itu dirinya tidak di selamatkan dan di lindungi sang pengasuh setia dari keluarga nya.
" Belum, Bu, Kenapa ibu juga belum tidur unu kan sudah malam. "
"Ibu, menunggu mu, pulang karena kamu terlalu lama Nak, jadi Ibu sangat Was Was dan sekarang setelah tau kamu sudah kembali hati Ibu menjadi lega tapi melihat lampu kamar kamu masih terang dan belum berganti dengan lampu redup Ibu jadi penasaran kenapa kamu belum tidur, apa ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan Nak, "
Agam membimbing Ibunya masuk dan duduk di tepi Ranjang miliknya kemudian Agam merebahkan kepala nya diatas pangkuan sang Ibu.
"Apa Ibu ingat siapa orang yang telah membunuh keluarga ku waktu itu, "
Satu pertanyaan yang membuat sang Ibu langsung menggerakkan tangannya meminta sang putra untuk duduk kemudian mereka berdua saling berpandangan.
"Apa maksud dari pertanyaan mu Nak Ibu benar-benar tidak mengerti. "
"Agam cuma mau bertanya pada Ibu apakah Ibu masih ingat orang yang telah membuat Papa dan Mama Agam meninggal. "
"Untuk apa hal itu kamu pertanyakan lagi sudahlah lupakan saja lebih baik kamu menata masa depan yang lebih baik. "
"Bu, pembunuh itu harus mendapatkan hukuman nya Apakah setelah membunuh orangtua ku pembunuh itu sudah mendapatkan hukuman nya belum kan Bu, pembunuh itu masih bisa tertawa bebas bahkan hidup bahagia, Aku tidak rela hal itu terjadi Aku mau pembunuh itu mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan nya, Aku mau dia di hukum Bu, agar pembunuh itu bisa juga merasakan pahitnya kehidupan. "
Melihat putranya Agam bicara dengan berapi-api bahkan terlihat sangat emosi membuat wanita paruh baya itu mengernyitkan dahinya seolah-olah Dia sedang bertanya apa yang terjadi pada putranya Mengapa putranya hari ini terlihat sangat marah dan sangat labil bahkan terlihat emosionalnya lebih tinggi dari biasanya.
"Nak, apa yang terjadi padamu mengapa kamu bersikap begitu, ada apa ini, "
"Jawab saja pertanyaan Agam Bu, apakah Ibu masih ingat bagaimana ciri-ciri orang yang telah membunuh keluarga ku, Ibu masih ingat apa tidak? "
Terlihat sang Ibu menarik napas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan.
"Tenang lah Nak, jangan terlalu emosi begitu, kejadian itu sudah sangat lama sudah bertahun-tahun bahkan sampai kamu sudah dewasa begini, tentu saja Ibu lupa Ibu tidak ingat apapun Jadi lupakan saja jangan pernah lagi kau pertanyakan ataupun mempertanyakan tentang hal itu karena Ibu tidak mengingat apapun, "ucap sang Ibu memberikan penjelasan kepada Agam yang mana penjelasan dari sang Ibu membuat Agam merasa sangat kecewa dan pada akhirnya Agam memilih bangkit berdiri berjalan menuju jendela kemudian menatap langit-langit ketika pintu jendela sudah terbuka.
"Itu artinya Ibu tidak ingat apapun kan, baiklah Aku sendiri yang akan mencari tau semuanya, asal, Ibu tau Aku masih ingat laki-laki itu memakai gelang perak dengan lingkaran bintang di tengahnya bukan? "
"Deg..!
Wanita paruh baya yang selama ini mengasuh putra angkat nya sedikit terkejut dengan penjelasan dan perkataan yang dia ucapkan, sungguh Ibu Agsm tidak pernah menyangka jika ingatan dari bocah kecil berusia sepuluh tahun bisa menggingat dengan jelas peristiwa lama.
Ibu Agam berkali-kali meneguk ludahnya yang terasa kelu dan kerongkongan nya terasa sangat kering.
..."Bagaimana mungkin dia ingat semua itu, dan bagaimana dia bisa tau entah mengapa tiba-tiba kepala Ibu Agam terasa pusing dan pening. ...
" Agam tidur lah Nak ini sudah malam jangan lagi kamu memikirkan peristiwa dan masa lalu semua itu sudah berlalu Anggaplah itu hanya mimpi buruk yang pernah ada dan mendatangi kehidupan kita, sekarang Agam harus fokus menatap masa depan dan menggapai cita-cita Agama. Bukankah Agam ingin menjadi orang yang sukses Jadi lupakan tentang peristiwa lalu karena semuanya tidak akan berguna semuanya hanya akan sia-sia, karena kita tidak akan pernah bisa membuat orang yang telah menyakiti dan menghancurkan kehidupan kita bisa dengan mudah kita selesaikan bahkan bisa jadi justru Kitalah Yang nanti akan mendapatkan bahaya dari semua yang kita lakukan. "
"Apa Ibu, takut? "
"Agama, bukan begitu Nak, kamu masih anak anak kamu tidak akan bisa membuat orang yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia hitam, justru Nanti kita yang akan mendapatkan masalah. "
Agama tersenyum kemudian menutup jendela kamar dan berjalan mendekati sang Ibu.
"Ibu, tenang saja Agam sudah dewasa Agam bisa berhati-hati, Agam hanya ingin kepastian dari Ibu, benar kan pembunuh dari keluarga ku itu memakai gelang perak berbentuk bintang yang melingkar di tengahnya? "
"Hoaaamm, Ibu sudah ngatuk Ibu balik ke kamar dulu ya, selamat malam Nak, selamat beristirahat. "ucap Ibu Agam melangkah pergi keluar pintu tapi belum sampai sang Ibu keluar dari dalam kamarnya Agam sudah berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments