NovelToon NovelToon

MISTERI KEMATIAN KELUARGA ADMAJA

Bab.1. PAHITNYA KEHIDUPAN

Dalam kehidupan manusia pada dasarnya semua ingin merasakan kehidupan yang bahagia yang mana tidak akan pernah merasakan kepahitan dan juga derita dari sebuah kenyataan, akan tetapi terkadang permainan takdir dan juga nasib membawa kehidupan manusia menjadi serba salah dan Dilema, di mana harapan untuk bahagia terkadang hanya tinggal sebuah harapan.

Merasakan pahitnya sebuah kehidupan di kala masih membutuhkan kasih sayang dan juga perhatian dari orang yang sangat dekat dengan kita adalah impian Setiap anak manusia akan tetapi apalah daya apabila takdir sudah memberikan garis dan kehidupan yang berbeda di mana harapan untuk mendapatkan kasih sayang dari sebuah keluarga yang sangat utuh dan bahagia Semua Hilang daun sirna akibat dari seseorang yang telah menzalimi kita yang mana tidak pernah kita tahu apa kesalahan dan penyebabnya.

Agam seorang pemuda dingin yang dibesarkan oleh ibu asuhnya, semenjak peristiwa berdarah yang menghancurkan kebahagiaan seluruh keluarga Agam karena sang Ayah dibunuh dengan sadis oleh seorang laki-laki bertopeng.

Entah apa yang di ucapan oleh sang pengasuh kepada laki-laki bertopeng itu sehingga dia bisa selamat dan lepas dari maut yang kala itu hampir merenggut nyawanya.

Dengan menggunakan taksi Agam kecil yang dirawat sang pembantu sejak masih bayi di bawah pergi jauh dari Rumah nya, yaitu sebuah Rumah yang selama ini membesarkan dirinya.

Memiliki bayak kenangan yang akan sulit untuk dilupakan ketika dengan terpaksa dan karena permainan takdir serta kepahitan sebuah hidup membuat dirinya harus pergi dari Rumah miliknya tanpa membawa benda-benda ataupun mainan yang dimilikinya termasuk mainan kesayangan nya, hanya baju yang melekat di badan.

Agam dapat melihat jelas bagaimana sang pengasuh itu berlutut memohon ketika pistol berwarna hitam hendak menembus kulit mungil nya.

Sungguh sangat menyakitkan apabila teringat sebuah Bayangan Masa Silam di mana kala itu sang Mama yang tidak berdaya dengan paksa dan suara tangis serta teriakan minta untuk dilepaskan tidak di hiraukan laki-laki itu.

Hanya sebuah tangisan dan tatapan sendu yang bisa dan mampu Agam kecil lakukan dia yang tidak tau apa-apa, akan tetapi harus melihat dan menyaksikan sesuatu yang sangat membuatnya takut dan membuatnya marah akan tetapi tidak tahu dan tidak mampu berbuat apapun juga dikala dirinya mendengar jeritan pilu sang Mama yang telah melahirkannya.

Dibuang dengan sangat jauh perasaan takut dan

was was yang ada pada dirinya meskipun sesungguhnya perasaan takut itu ada. Agam berusaha membantu untuk melepaskan sang Mama dari kejahatan dan dari tangan laki-laki itu.

Merasa mengganggu aksinya pekerjaannya dengan sangat kasar laki-laki itu memberikan sebuah tendangan kaki pada bocah kecil yang ada di depannya yang mana membuat bocah kecil itu jatuh tersungkur di tanah Hal itu membuat iba sang pengasuh yang selama ini mengasuh dirinya dengan cepat sang pengasuh pun berlari menghampiri bocah kecil yang terjatuh di depan laki-laki jahat itu.

Laki-laki jahat itu semakin kesal ketika pengasuh yang ada di tempat itu berlari ke arahnya sambil memohon dan meminta agar bocah kecil yang bernama Agam dilepaskan meskipun dengan perasaan sangat tidak suka akhirnya laki-laki penjahat itu pun mau menuruti apa yang dikatakan oleh sang pengasuh.

Dengan cepat digendongnya Agam kecil dan menyingkir sedikit menjauh dari tempat itu agar laki-laki penjahat itu tidak menyakiti agama kecil, sungguh hatinya tidak rela dan tidak tega apabila bayi yang selama ini diasuhnya disakiti oleh orang lain meskipun bayi kecil itu bukanlah anak kandungnya.

Meskipun Agam masih berusia sangat kecil dan belum mengerti Apapun akan tetapi dia yang melihat apa yang terjadi pada sang Mama membuat dirinya mengerti dan memahami jika mamanya kala itu dalam bahaya dan juga membutuhkan pertolongan, untuk itu Agam kecil berusaha memberontak dari gendongan sang pengasuh karena sang pengasuh menggendong dengan sangat kuat akhirnya Agam kecil menggigit tangan sang pengasuh hingga membuat Agam kecil terlepas dari gendongannya.

Merasa bebas dan terlepas akhirnya Agam kecil berlari ke arah sang Mama yang kala itu sedang di bawah oleh laki-laki penjahat akan tetapi sang Mama yang di bawah masuk kedalam sebuah kamar lebih dulu pintunya sudah tertutup dan terkunci sehingga Agam kecil tidak mampu.

Melalui nalurinya Agam kecil berusaha untuk membuka pintu yang tertutup itu akan tetapi tenaganya yang kecil tidaklah mampu membuka sehingga agak kecil hanya bisa memukul-mukul pintu sambil menangis.

Waktu berlalu dan berganti dengan begitu cepat hingga Agam kecil kini tumbuh menjadi pemuda tampan yang pintar dan cerdas meskipun terlihat sedikit kaku dan dingin karena sikap nya yang sangat tertutup dan selalu suka menyendiri, tidak suka diganggu orang.

Kembali ingatkan Agam pada kenangan pahit kehidupan keluarga nya terus menari nari dalam benaknya sehingga dia tidak henti-hentinya berjanji akan mencari dan menghancurkan orang yang telah menghancurkan keluarga nya.

"Kau masih disini Nak, ayo masuk ini sudah malam," Ajak seorang wanita cantik yang sudah sedikit tua.

"Sebentar lagi bu, aku masih mau melihat suasana keramaian malam di jalan."

"Baiklah, tapi jangan lama-lama di luar nanti bisa masuk angin, " Agam menganggukan kepala mendengar Nasehat dari sang pengasuh.

Sementara di dalam Rumah sang Ibu sudah sibuk mempersiapkan baju baju pesanan para tetangga ada yang minta di setrika kan bajunya ataupun dibuatkan baju dengan menyerahkan kain sebagai bahan.

Tak lama kemudian Agam masuk kedalam, di Ruang tamu Agam bertemu Ibunya setelah mengucapkan selamat malam Agam berpamit masuk ke dalam kamarnya.

Keesokan harinya sang ibu sudah bersiap untuk mengantarkan baju para tetangga.

"Agam, kamu jangan lupa makan ya ibu sudah siapkan di dapur, sekarang ibu mau antar baju. "

"tunggu, Bu, biar Agam saja yang antar. " Tawar Agam pada sang ibu.

"Tidak perlu kamu kan ada kuliah pagi jadi pergi kuliah saja Ibu bisa sendiri. "

"Tidak apa-apa bu, Agam kan ada motor meskipun buntut dia bisa mengantar cepat kok Bu. "

"Baiklah,"

Sang ibu menyerahkan setumpuk baju yang semuanya sudah di kelas dalam plastik kresek masing-masing dengan nama pemilik tertera di depan.

Udara pagi yang segar membuat Agam sangat bersemangat.

"Tinggal satu pesanan lagi semua akan beres.. " Dengan langkah bersemangat Agam segera memencet bel, yang ada di depan nya, tak lama kemudian muncullah seorang gadis cantik dengan rambut terurai basah seperti nya gadis itu baru saja menyelesaikan ritual mandi nya, masih terlihat dengan jelas buliran buliran bening air yang jatuh dari atas rambutnya.

Tanpa sadar Agam meneguk ludahnya,sungguh pemandangan yang sangat mengugah iman.

"kamu, mau apa kau ke sini? "

Agam terdiam untuk sesaat mendengar sapaan sinis dari seorang gadis yang tak lain teman satu kampus nya.

"Aku mau mengantarkan pesanan baju ini." Jawab Agam yang tak kalah dinginnya.

"Berikan cepat..! "

Dengan buru-buru Agam mengambil satu bungkus plastik yang di dalam nya terdapat baju pesanan dari orang yang ada di dalam Rumah itu.

"Berapa? "

"dua Ratus lima puluh ribu. "ucap Agam dingin dan datar.

Dengan cepat gadis itu masuk ke dalam kemudian keluar lagi dengan menyodorkan dua lembar uang merah kepada Agam.

"Nih, sekarang cepat pergi, ternyata kamu anak tukang penjahit, pantas saja miskin." Ejek gadis itu dingin, "

"Hei...Ini kurang? "seru Agam dengan suara lantang, yang mana Suaranya bisa mencapai oktaf tertinggi karena merasa kesal Fellisa pun tidak kalah tingginya dalam membalas ucapan dari Agam.

"Hei… Aku cuma punya Dua Ratus jadi terima saja atau tidak perlu Aku bayar, sudah sana pergi muak aku melihat tampan kampungan seperti dirimu "Hardik Fellisa dengan kasar.

Dengan cepat Agam menarik uang yang diberikan Felisha kepadanya dengan sangat kasar sambil mengucapkan satu kata yang sangat menyakitkan telinga Fellisa.

" Dasar gadis gillaa, "sungut Agam yang kemudian segera berlalu pergi.

Dengan wajah kesal akhirnya Agam memilih mengalah daripada berdebat dan memperpanjang masalah dengan gadis yang jadi primadona kampus, wajahnya memang sangat cantik kulit dan tubuhnya benar-benar membuat kaum Adam kelimpungan, tapi galak dan ketusnya minta ampun.

Entah apa permasalahannya gadis primadona yang bernama Fellisa selalu saja bersikap sinis dan dingin padanya, padahal Agam tipe cowok pemuda baik tidak banyak tingkah tidak suka mengganggu bahkan waktunya habis hanya untuk membaca buku di perpustakaan, tapi Fellisa selalu datang dengan menghina dan mengejeknya seolah olah dengan mengejek Agam itu bisa menjadi penyemangat belajar nya.

Gara-gara ulah gadis pelit sang primadona kampus Agam harus merogoh uang saku pribadinya untuk mengganti uang baju yang kurang.

Agam tidak tega jika kerugian dari kurangnya uang ibunya harus rugi untuk itu Agam merogoh koceknya sendiri demi sang Ibu tidak rugi.

Suasana kelas sudah ramai di mana semua mahasiswa dan mahasiswi sudah masuk ke dalam kelas nya masing-masing.

Agam yang datang sedikit terlambat cepat-cepat memikirkan motor buntut nya, kemudian berlari kecil menuju kelas.

Dengan napas ngos-ngosan Akhirnya Agam sampai juga di depan ruang kelas nya. Sedikit gugup Agam mulai mengetuk pintu meskipun sebenarnya pintu kelas tidak tertutup, akan tetapi Agam tidak bisa langsung nyolong masuk dan duduk di bangkunya pasal nya di dalam kelas sudah ada sang Guru Dosen.

"Masuk..!

Setelah mendapat izin Agam masuk dengan cepat dan duduk di bangkunya.

" Kenapa kau datang terlambat, aku tidak suka ada mahasiswa yang seenaknya di jam pelajaran ku jadi pastikan ini untuk yang terakhir kali kamu terlambat di mata pelajaran ku."ancam sang Dosen cantik pada Agam yang langsung Agam anggukan sebagai tanda setuju.

Disisi lain tampak seorang gadis tersenyum mencibir.

"Dasar miskin."

Satu temannya yang sempat mendengar ucapan gadis yang ada di sampingnya langsung kepo dan bertanya.

"Siapa yang Miskin. "

"Siapa lagi kalau bukan tuh..! " Tunjuk sang gadis yang tak lain adalah fellisa, yang mana mengikuti arah dari telunjuk tangannya mengarah ke arah Agam.

"Oh, ternyata dia selain dingin dan sombong ternyata dia juga Miskin." Desis teman fellisa sambil tertawa tawa.

"Apa kamu tau apa pekerjaan dari Ibu nya. "Mira mengeleng pelan.

"Memangnya apa pekerjaan ibunya apakah ksmu tau, "

"Tenth saja tau, kan Mamaku langganannya."

"Trus apa pekerjaan nya?

" penjahit? "

"Apa, penjahit, Tak kusangka wajahnya yang tampan akan tetapi begitu sangat miskin dan mengenaskan, "ucap Mira sambil tertawa.

Bab. 2 PAKAI KACA MATA

Sebuah tawa tertahan keluar dari bibir merah seorang gadis yang menjadi teman dari Felisha Di mana mereka adalah teman satu bangku.

" Tapi apakah kamu tahu meskipun dia terlihat sangat dingin dan sombong akan tetapi tidak dipungkiri wajahnya begitu tampan dan menawan Lihatlah kulitnya juga sangat putih dan bersih dia tidak terlihat sekali seperti orang dekil yang biasanya berasal dari kampung hahaha, "

"Husst... kamu kalau melihat itu harus pakai kacamata Orang dekil seperti itu dibilang tampan-tampan apanya Lihatlah Sombongnya itu setinggi langit mentang-mentang dia pintar mentang-mentang bisa menggeser nilaiku berlagu dia lihat saja nanti akan aku buat dia jatuh agar dia tidak berlagu lagi di kampus kita ini, karena di kampus ini hanya aku yang boleh paling pintar tidak boleh ada orang yang bisa melebihi aku enak saja orang kampung mau bersaing denganku huuuffp. " sungut Fellisa kesal.

Mira terkekeh mendengar perkataan dari sahabatnya yang mana Mira sangat tahu dan memahami jika Fallisa memang seorang gadis yang paling pintar di kampusnya sekaligus dia juga menjadi seorang Primadona yang mana selalu menduduki nomor 1 dan 2 di mana setelah Damar yang berturut turut meraih juara satu.

Damar adalah seorang pemuda tak yang cukup tampan dengan kulit kuning langsat rambut sedikit ikal yang mana dia adalah putra dari seorang bapak kepala desa yang ada di tempat itu sehingga Damar terlihat sangat santun dan juga gigih dalam sekolahnya.

Kehadiran Agam benar-benar membuat Felisha semakin Terpuruk di mana pada bulan kemarin Frllisa hanya menduduki peringkat dua di kampusnya akan tetapi setelah kedatangan dari Agam seorang anak pendatang baru yang berasal dari kampung dan tiba-tiba mencuat namanya menjadi seorang yang number one di mana dia juga bisa menggeser kedudukan dari Damar pada ujian bulan ini.

Kebencian Fallisa semakin menjadi jadi ketika Elisa mengetahui jika ibunya pelanggan tetap dari ibu Agam yang mana ibu Agam berprofesi sebagai Seorang penjahit karena merasa kesal dan tidak suka akhirnya Felisa memutuskan untuk mengerjai Agam dengan cara tidak membayar full baju pesanannya .

Fellisa ingin tahu bagaimana dia mengadu kepada orang tuanya jika uangnya kurang akan tetapi Fellisa di buat kecewa merasa sangat kecewa Di mana ternyata Agam memilih memberikan uang jajannya kepada sang ibu untuk menutupi kerugian yang ada.

Untuk sebab itulah Fellisa sering mengaggu Agam.

"Mata ku masih Normal dan baik baik saja Felli, justru mata kamu yang harus diperiksakan atau pakai kacamata Orang setampan dia kamu tidak menyadari, kamu tidak mengerti itu jangan terlalu membencinya pasti nanti akhirnya kamu akan jatuh cinta padanya dan tergila-gila padanya Lihat saja pasti kamu akan jatuh dalam pelukannya. "

"Idihh, Amit amit Deh...! "

"Terserah kamu saja deh, yang jelas Aku sudah peringatkan karena sudah banyak cerita yang model begitu, awalnya benci tidak suka tapi lama-lama cinta.

" Pook...! " sebuah buku tebal mendarat dengan manis di kepala Mira yang mana Langsung membuat Mira meringis karena menahan sedikit sakit di kepalanya.

"Awuuuh... Fellisa.. Kenapa kamu memukulku kamu pikir tidak sakit apa? "

"Sudah jangan berisik dan jangan membicarakan Agam lagi pusing kepalaku dari tadi kamu menyanjungnya memujinya membuat ingin muntah saja rasanya aku. "

"Ya, ya tapi tidak begini juga caranya. " keluh Mira.

Setelah hampir jam mengikuti pelajaran dari satu dosen akhirnya waktu pulang pun tiba gimana Mira dan Felisha memilih untuk naik taksi bersama yang mana keduanya hari ini sama-sama melakukan perjanjian untuk tidak naik mobil pribadi karena hari ini Balisa ingin mengajak Mira pergi ke supermarket untuk .membeli peralatan riasnya yang telah habis.

di sisi lain Agam yang juga pulang memilih jalan pintas untuk bisa sampai di rumahnya dengan menggunakan sepeda motor buntut meskipun motor butut yang agak miliki tidak terlalu bagus akan tetapi cukup kuat dan cukup membawa manfaat bagi Agam yang rumahnya lumayan sedikit jauh dari perkotaan di mana Agam bersama ibunya hidup di sebuah perkampungan yang ada di sudut kota.

30 menit lamanya Agam mengendarai sepeda motor buntutnya hingga dia sudah sampai di sebuah rumah yang cukup sederhana Meskipun tidak berdinding bambu dan sudah berdinding tembok akan tetapi rumah itu masih terlihat sangat sederhana yang mana jauh berbeda dengan rumah-rumah perkotaan yang ada di sekitarnya Agam tersenyum kecut melihat dan menatap tempat tinggalnya.

" Sudah wajar Aku dijadikan bahan Bulian oleh gadis sombong itu karena apa yang dia katakan adalah benar Rumahku memang tidak terlalu bagus bahkan sangat sederhana akan tetapi Aku pastikan dia tidak akan pernah bisa mengejar nilai yang aku peroleh, biar dia tambah sakit dan marah karena aku tahu Dia gadis yang cukup pintar dan memiliki prestasi yang cukup bagus sehingga dia tidak terima apabila ada orang lain yang menggeser ke dudukannya.

Agam segera memarkirkan motor bututnya di pinggir Rumah kemudian dengan perlahan-lahan membuka pintu Rumah yang mana kala itu di dalam Rumah terlihat sangat legam kemungkinan Ibu Agam sedang keluar Rumah di mana sangat terlihat jelas jika keadaan Rumah sangat sunyi dan itu artinya ibunya sedang berpergian.

Menjelang sore IBu Agam Baru pulang setelah dari dari beberapa Rumah tetangga untuk mengambil baju baju yang akan IBu jahit.

IBu Agam tidak pernah keberatan kepada para tetangga yang meminta ibu akam untuk mengambil baju yang akan dijahit karena kebanyakan dari mereka mengatakan jika tidak ada waktu untuk mengantarnya akan tetapi ada juga di antara mereka yang datang sendiri ke rumah Ibu Agam untuk memberikan baju-baju yang akan dijahit.

Setelah menikmati makan malam bersama Agam ibu Agam segera masuk ke dalam kamarnya Begitu juga dengan Agam, waktu berlalu dengan begitu cepat sinar mentari pagi menyapa ketika kokok ayam sudah mulai bersahut-sahutan.

Seperti biasanya Agam membantu sang IBu mengantar beberapa baju tetangga yang sudah selesai dijahit sebelum Agam pergi ke sekolah, menjadi mahasiswa yang pas-pasan tidak membuat Agam tidak memiliki teman yang mana Meskipun begitu masih ada juga yang peduli dengan Agam dan mau berteman dengan Agam sehingga Agam masih memiliki teman baik meskipun tidak banyak.

Kelas yang ramai dan berisik tiba-tiba menjadi Hening ketika dosen yang mengajar kala itu sudah berada di dalam kelas yang mana dosen yang bernama Pak Wijaya cukup dikenal sebagai dosen yang galak di mana tidak peduli dengan siapapun apabila tidak memperhatikan mata pelajarannya maka akan diminta segera keluar kelas Bahkan jika ada yang berani main HP ataupun bicara sendiri Pak Wijaya dosen yang paling galak pasti segera memberikan peringatan dan menyuruh keluar mereka.

Suasana terlihat sedikit tegang Ketika pak Wijaya sudah berada di dalam kelas hening dan hikmat itulah yang terjadi ketika dosen pak Wijaya mengajar para mahasiswa dan mahasiswa yang terkenal cukup bandel akan tetapi di tangan Bapak Wijaya semuanya aman terkendali.

akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba di mana para mahasiswa mulai berhamburan keluar kelas untuk beristirahat.

"Sumpah Fell, Aku tadi deg degan banget takut ketahuan kalau sisir Aku jatuh, "

" Kamu sih, naruh ngak hati hati, Aku keluar dulu ya, "

"Mau kemana? "

"Sudah urus saja dulu tuh sisir mu yang jatuh Nanti kamu bisa cari Aku. " ucap Fellisa seraya pergipergi, Mira segera memunggut sisirnya yang jatuh kemudian berlari kecil keluar kelas.

Bab. 3.RENCANA

Keadaan di dalam kelas menjadi sangat sepi bagaikan kuburan ketika para siswa siswi yang Ada di dalam kelas semuanya berhamburan keluar kelas untuk beristirahat, Ada yang ke kantin Ada juga yang duduk nongkrong setelah beberapa jam mendapatkan bimbingan dari Dosen dan seperti biasanya Agam langsung pergi ke perpustakaan untuk beristirahat dengan membaca buku-buku yang ada disana.

Wajahnya yang dingin dan terlihat seperti sombong yang mana seolah olah terlihat pemalas akan tetapi rupanya Agam seorang cowok yang cukup pintar dimana dia lebih suka belajar dan menghabiskan waktu di dalam perpustakaan dari pada nongkrong bersama dengan teman teman yang lain.

Seperti hari-hari biasa felisa yang tidak menyukai Agam dia akan selalu mencari celah untuk bisa membully teman cowoknya yang menurutnya sangat menyebalkan dan terasa hidup tidak indah jika belum mencaci dan menghina cowok miskin tapi dingin dan sombong itu.

Berjalan menyusuri beberapa tempat dan ruang untuk bisa sampai ke tempat perpustakaan, karena Felisa yakin Agam pasti akan Ada di sana.

Dalam perjalanannya langkah kaki Felisa terpaksa terhenti ketika Ada yang menghadangnya.

"Hai cantik, mau kemana makan siang bersamaku yuk, "

Fellisa mencebik kesal pada cowok yang selalu menggoda nya.

"Gak minat, kamu cari cewek lain saja. " Sungut Fellisa seraya pergi meninggalkan cowok yang mengajaknya.

"Sombong sekali kau,"Geram laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit kuning sawo matang.

"Hai Roy, ternyata kau disini aku mencarimu dari tadi ayo, kita cari makan."ajak pemuda sambil menyodorkan sebatang rokok.

"Aku lagi malas, kau kenal gadis yang berjalan ke arah perpustakaan itu? " Tanya pemuda itu sambil mengambil uluran rokok yang disodorkan kepada nya.

Laki-laki yang ada di samping nya langsung tersenyum sambil menarik lengan sahabatnya.

"Itu Fellisa primadona kampus disini dan kamu akan jadi terkenal jika bisa mendapatkannya. " Lirih laki-laki yang sudah mulai menyalakan api untuk menghisap rokok nya.

Kedua pemuda itu bukan lah cowok yang tidak tau aturan mereka tau dan paham jika ada larangan merokok di dalam kampus cuma karena mereka bandel dan melakukan di tempat tempat yang jauh dari CCTV makanya semua berjalan dengan aman.

"Apa dia sudah punya cowok? "Tanya Roy penasaran wajah cantik Fellisa benar benar sudah membuat nya mabuk kepayang.

"Setahuku belum tapi kalau cowok yang dekat dengan nya sudah ada."

"Siapa? "

"Ayo ikut aku, matikan rokokmu dan buang jauh agar tidak tertangkap kamera. "

"Iya, baiklah! Roy segera memadamkan api rokok yang dihisap nya dan langsung membuang ke tong sampah.

Dia berjalan mengikuti temannya yang berjalan di depan seolah olah sedang menjadi penunjuk jalan.

Di sebuah lapangan basket laki-laki itu berhenti,kemudian kedua bola matanya menangkap sosok laki laki yang sedang dicarinya.

" Kris, kenapa berhenti disini?" Protes Roy kesal.

"Tadi kamu bilang mau melihat cowok nya Fellisa , tuh yang paling ganteng dan kulit nya paling bersinar dari semua itu orang nya yang kemungkinan besar pacar Fellisa."

"Oh, Rupanya dia! Roy mangut mangut seraya tersenyum, Diam-diam Roy menyusun rencana agar bisa mendapatkan gadis primadona kampus yang membuat otaknya selalu kacau, serasa ingin bisa memiliki gadis cantik berkulit putih halus itu.

***

Di tempat lain Fellisa sudah sampai di depan pintu perpustakaan, kedua bola matanya menyapu seluruh Ruangan, mencari sosok pemuda yang selalu ingin diganggu nya.

"Fellisal, kenapa kau ada disini tumben ke perpus, " Sapa seorang pemuda tampan Dosen muda dan baru di kampus itu yang entah dari mana asalnya tiba-tiba sudah ada di dekat Fellisa.

Dengan gugup Fellisa menjawab pertanyaan sang Dosen tampan yang juga jadi idola para mahasiswi di kampus nya.

"Hehehehe, Bapak aku cuma mau pinjam buku disini."

"Wah, kamu bener bener murid teladan selain cantik kamu juga pintar dan cerdas, apa boleh aku nanti malam datang ke Rumahmu? "

Fellisa tersenyum rikuh akan tetapi otaknya sudah menjawab dan mengiyakan apa yang dosen di depan inginkan, dengan cepat Fellisa mengangguk.

"Ini bagus, siapa tau pak Riko juga mau membawaku ke Rumah apartemen nya, bukankah Rumah pak Riko searah dengan Rumah cowok dingin itu, ini pasti lebih seru bisa lihat secara langsung kehidupan miskin cowok sok cakep dingin dan sombong dan menyebalkan, berani beraninya bersaing dengan ku gara-gara dia Nilai ku jatuh dibawa nya, kurang ajar banget kan, tuh Cowok miskin dan gara-gara Nilai ku buruk tidak mendapat kan peringkat uang jajan ku di potong sama daddy huuuff, menyebalkan. " Sungut Fellisa dalam hati.

"Baiklah, kalau begitu sampai ketemu besok malam," Ucap pak Dosen Riko yang entah keberanian dari mana tangan kekarnya menyentuh pipi halus nya, untuk sesaat Fellisa merasa kesal tapi tak mampu Berteriak apalagi mengumpat, Fellisa diam bagaikan patung.

Hal itu membuat sang guru Dosen kembali tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya, sebelum melangkah pergi.

Kepergian pak guru dosen membuat Fellisa menarik napas lega, karena sudah pergi pengganggu dirinya.

"Dimana si miskin itu, kenapa tidak terlihat, astaga apa aku tidak salah lihat, anak itu tidur disini."

Dengan langkah pasti Fellisa mendekati pemuda yang sedang tertidur dengan kepala di atas meja dan buku diatas kepala nya.

"Hei..! Bagun kau." Teriak Fellisa tak suka melihat pemuda di depan nya tertidur.

Mendengar ada suara yang membentak nya dengan buru-buru dan cepat-cepat Agam bangun dari tidur nya.

"Maaf, Bu saya ketiduran.! Ucap Agam spontan yang langsung membuat tawa Fellisa pecah, mendengar dirinya justru ditertawakan dengan perlahan Agam mengusap usah kedua bola matanya yang terasa masih mengantuk.

" Kau, bikin orang kaget saja mau apa kau membangunkan aku, apa kau mau bayar sisa uang pembayaran bajumu yang kurang kemarin."

"Cih, enak saja mau kasih kamu uang, kamu itu bener-bener Sombong dan miskin, ngapain juga buku kamu taruh diatas kepalamu. "

Agam terkekeh mendengar perkataan dari gadis yang ada di depan nya.

"Aku tidak sengaja."jawabnya polos.

" Coba berikan bukumu padaku,"

"untuk apa, jangan ambil dan cari sendiri saja buku disini kan banyak." Tolak Agam dingin.

"Kau, berani menolak perintahku." Teriak Fellisa dengan berapi api yang mana membuat Agam mencebik kesal, yang akhirnya mau tidak mau dia memberikan buku yang dia baca.

"Nah, ini baru bagus! "

Agam tidak menggubris ucapan gadis yang telah merampas bukunya, Agam masih kesal dengan sikap Fellisa yang tega memotong pembayaran uang untuk bajunya, untuk itu tanpa banyak bicara Agam bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu.

Fellisa bingung kenapa pemuda itu justru pergi sedangkan dia bersusah-payah mencari nya.

"Hei… mau kemana kau?" Teriak fellisa yang hanya dijawab dengan melengos tanpa mau peduli.

"Brengsek ini cowok, dia mengacuhkan ku, sudah miskin belagu lagi, apa dia tidak tau banyak cowok di luar sana yang hanya ingin sekedar duduk dengan ku, dasar sombong dan miskin." Umpat Fellisa menggerutu dalam hati.

Prok… prok…. . Prok..! " Terdengar suara langkah kaki, sedang mendekati pintu perpustakaan dan benar saja tak lama kemudian muncul wajah gadis berkulit sedikit gelap masuk ke dalam.

"Rupanya kau disini aku sudah mencarimu kemana mana? "

"Mau apa mencari ku,"

"Nih, untuk mu? "Kita dapat undangan malam ini untuk acara pesta di Rumah Roy dia juga akan membuat acara acara yang mengejutkan dimana katanya akan ada kuis dan pemenangnya bisa mendapatkan uang 5 juta, hebat kan."

"Hmm, cuma undangan pesta saja kamu sudah heboh begini mir, sudah aku males datang ngak seru."

"Bagaimana kamu tidak datang dia khusus mewajibkan dirimu, dia pemuda kaya, Fellisa kamu jangan menjadi bodoh, siapa tau kamu pemenangnya dan uang lima juta bisa buat kita jalan jalan ke Mall."

"Ogah males, aku bisa jalan jalan ke mall dengan uang sendiri. "

"Aduh kacau Nih, kalau sampai Fellisa tidak mau, batal dah bonus yang akan di kasih kan aku padahal bonus nya menggiurkan HP bagus meskipun harganya cuma tiga jutaan, pokoknya aku harus bisa membujuk Felisa biar aku bisa mendapatkan bonus nya." Gumam Mira dalam hati.

Mira berjalan mondar mandir bagaikan setrikaan, memikirkan langkah apa yang akan ditempuh agar bisa membuat Felisa mau pergi dengannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!