Sikap sang Ibu yang tiba-tiba menguap dan merasa ngantuk kemudian setelah menepuk dua kali bahu putranya sang ibu berpamitan untuk pergi tidur, akan tetapi Agam yang sangat cerdas dan memiliki indra batin yang cukup kuat menyadari sikap dan tingkah ibunya yang sangat aneh di mana seolah-olah Dia sedang menghindari dari semua pertanyaan yang Agam berikan untuk itu Agam menghentikan langkah kaki sang ibunya dengan memanggil sang Ibu sebelum keluar dari dalam kamarnya.
"Tunggu, Ibu, Agam tau Ibu tidak mengantuk Agam juga tau Ibu berusaha menghindari pertanyaan Agam asal Ibu tau semakin Ibu bersikap Acuh dan tertutup maka Agam semakin yakin jika pembunuh keluarga Agam memang memiliki ciri-ciri seperti itu, dia memakai gelang perak dengan lingkaran bintang ditengah nya. benar begitu kan Bu? "seru Agam dengan suara sedikit tinggi.
Wanita paruh baya itu memang menghentikan langkah kakinya, kemudian menarik napas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar, tanpa menoleh kepada putranya.
" Tidur lah, bukan kah besok kanu harus pergi ke kampus jadi cepat tidur agar besok kamu tidak bagun kesiangan. '
Agam benar-benar tidak menduga jika sang Ubu tetap bersikukuh dengan diam tanpa memberi kan kepastian dari pertanyaan nya bahkan Agsm sempat dibuat mendelik tidak percaya karena sang ibu dengan tenang justru menyuruhnya untuk tidur dan beristirahat mengingatkan jika besok ada kuliah pagi dan Agam diminta untuk segera tidur agar tidak datang dengan terlambat dan hebatnya lagi sang Ibu dengan tenang melangkah pergi.
Agam meneguk ludahnya dengan kasar hatinya benar-benar kalut, di dasar hatinya yang paling dalam Agam sebenarnya yakin dengan apa yang dilihat dan diingatnya akan tetapi tanpa persetujuan dan juga tanpa jawaban yang pasti dari sang Ibu membuat Agam tidak berani melakukan hal apapun, yang mana Agam sendiri sangat yakin jika sesungguhnya ibunya pun membenarkan apa yang dikatakan oleh Agam akan tetapi Lagi-lagi Agam harus bisa membuat hati Sang Ibu mengakui dengan pasti dan tidak menutupi semua kejadian di masa lalu, mungkin untuk saat ini Ibunya memang masih belum setuju dan tidak perduli dengan cerita Agam akan tetapi Agam yakin secepatnya dia akan bisa membuat Ibunya setuju dan mendukung keinginan nya untuk membalas dendam.
Malam semakin larut udara dingin semakin menusuk ke tulang sumsumsumsum, dimana Agam berlalu kali mencoba untuk memejamkan mata akan tetapi masih terasa sulit seakan akan kedua bola matanya memiliki pijar lampu 20 wat sangat terang benderang.
Suara jangkrik yang bersahut sahutan terus terdengar hingga pada akhirnya Agam pun mulai terlelap dalam tidur.
Di kamar yang berbeda tampak Ibu Agam sedang resah dengan berjalan mondar mandir di dalam kamar nya, diapun belum bisa tidur sehingga beberapa kali harus bangkit dan bangun dikarenakan apa yang dikatakan Agsm putranya sungguh telah membuat dirinya mulai cemas dan khawatir.
"Kenapa Agam bicara seperti itu, sebenarnya apa yang terjadi padanya, bukankah selama ini Aku sudah berusaha untuk membuat dirinya lupa dan melupakan kisah lama, Aku pikir Agan tidak akan menggungkir dan bicara tentang hal ini lagi tapi ternyata dugaaku salah, bahkan hary ini Aku melihat ada pancaran kemarahan di matanya, sebenarnya apa yang terjadi dengan Agam ketika dia dimintai tolong oleh Nyonya Ratna dan apakah dengan bertanya meminta kepastian dariku itu artinya Agam sudah bertemu dan melihat orang itu, tidak.. tidak Agam tidak boleh sampai bertemu dengan orang itu karena hal ini akan sangat berbahaya sangat membahayakan nyawa Agam, laki-laki berdarah dingin itu benar-benar laki-laki yang sangat jahat dan kejam dia bisa berbuat apapun untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan, jangan sampai orang itu bertemu dengan Agam, tapi bagaimana Aku bisa memastikan apakah Agam bertemu dengan orang itu atau tidak, apa iya aku harus bertanya padanya. "
Lagi lagi Ibu Agam menarik napas panjang dan menghembuskan nya dengan perlahan, kini sang ibu mulai melangkah kan kakinya Naik ke atas Ranjang dan seiring berjalannya jam akhirnya sang Ibu pun terlelap dalam tidur.
Pagi yang cerah seiring dengan berkokok nya Ayam jantan yang saling bersahut-sahutan dengan munculnya sinar mentari menandakan jika hari sudah pagi, seperti biasanya sang Ibu sudah mulai berada di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi di mana pagi ini Agam akan berangkat kuliah pagi, setelah menyiapkan semua sarapan untuk Agam. ibu pun kembali memasukkan baju-baju yang akan diantar ke rumah-rumah tetangga dimana semua baju yang selesai hari ini akan Ibu antarkan secara pribadi di mana tidak ada biaya pengiriman ataupun Ongkos jalan Hal itulah yang membuat para warga kampung di tempat itu menjadi sangat senang dan nyaman menjahitkan semua baju-bajunya pada ibu Agam. Sehingga ibu Agam memiliki kegiatan padat dan sangat sibuk dan karena hal itulah Ibu Agam bisa menyekolahkan Agam sampai tinggi tanpa kekurangan biaya. Agam sendiri juga seorang Anak yang baik sehingga waktu senggangnya pasti Agam gunakan untuk membantu sang Ibu.
"Selamat Pagi Bu, hari ini biar Agam yang kasihkan baju baju itu je tetangga. "
"Tidak usah, kamu kan masuk pagi, biar Ibu sendiri saja yang antar. "
"Oh, baiklah Bu, jika Ibu tidak mau, " ucap Agam sambil menyiapkan Nasi ke dalam mulut nya.
Merasa sedikit penasaran dengan apa yang Agam tanyakan semalam dang Ibu berjalan mendekati Agam yang sedang makan.
"Nak, apa boleh Ibu bertanya? "
"Tentu saja, Ibu mau tanya apa? "
. Terlihat sang Ibu menarik napas panjang kemudian menghembuskan nya dengan perlahan.
"Kenapa kamu mengira yang membunuh keluarga kamu itu orang yang memakai gelang perak dengan bentuk lingkaran bintang di tengah nya, apa kamu sedang teringat waktu lalu itu atau, ___
Terlihat sang Ibu menghentikan ucapan nya seolah olah dia sangat ragu ragu untuk bertanya, Agam yang melihat hal itu, mengambil Air mineral kemudian meneguknya.
"Agam bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri seperti itu Bu, " jawab Agam santai tapi jawaban Agam justru membuat sang Ibu langsung terbatuk batuk.
"Uhuk.. uhuk.!
Buru-buru Agam mengambilkan Air putih kepada sang Ibu.
" Kenapa Ibu bisa tersedak ini Bu minum, oh ya Agam berangkat dulu, takut telat, Assalamu'alaikum Bu, "
Sang Ibu sedikit terkejut karena Agam pun sudah berpamitan pergi dengan terpaksa akhirnya sang Ibu menjawab salam Agam.
"Walaikumsalam, Hati-hati di jalan Nak, " ucap sang Ibu pada akhir nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments