Menjijikan

"Dir...Dir hey bangun "Vivi sambil mengoyang-goyangkan badan Dira, yang sedang berbaring di tempat tidurnya.

"Emmmmm "Dira pun bangun setelah merasakan tidur nya terganggu.

"Dir kenapa kamu ngak bilang-bilang sih kalau pulang duluan."

"Aku ngak pul...."ucap Dira terpotong karena barus sadar bahwa iya sudah tidak di tempat sosok itu lagi.

"Ngak apa Dir..??"tanya Vivi heran.

"kenapa aku bisa ada di sini sih,perasaan ada di tempat orang itu"gumam Dira dalam hati.

"Diraaaaaa,kenapa bengong gitu sih."

"Eh maaf Vi,memang nya kenapa..??"

"Astaga,kenapa kamu malah tidur di sini dan ngak ngomong sama aku,aku kan khawatir sama kamu dari tadi Dir,huh"Vivi sangat kesal dengan Dira, karena seharian ini ia mengkhawatirkan Dira dan malah menemui teman nya sedang asik tidur di kasur.

"Maaf Vi tadi aku ada urusan mendadak."ucap Dira berbohong.

"Oh gitu ya lain kali hp nya dibawa dong,jadi kan aku ngk perlu mondar-mandir khawatirin kamu."

"Iya-iya bawel amat sih,ini sudah jam berapa sih Vi..?"

"Jam 7 malam,kenapa..?"

"Hahhhhh"Dira tidak menyangka bahwa hari sudah malam.

"Emang kenapa sih..?"

"Kamu ih kok nanya mulu,kepo amat jadi teman."

"Terserah dong."

"Kamu sudah makan belum Vi..?"

"Belum,kenapa mau traktirin aku ya."

"Ogaaaah."

"Yah kok gitu"Vivi pura-pura cemberut.

"Aishhh awas aku mau ke dapur dulu,mau masak."

"Yee,masakin buat aku juga ya Dir."

"Wani piro..?"

"Ya elah perhitungan amat jadi orang."

Di saat Vivi dan Dira sedang asik melakukan aktifitas mereka masing-masing.Tiba-tiba saja lampu mati.

"Blam..blam."

"Wuuuuuuussss"angin kencang.

"Duaaaarrrr"jendela tertutup keras.

"Diraaa,hikss..hiks"Vivi menangis sambil berjalan terhuyung hayang karena semuanya terlihat gelap.Sedangkan hp nya terjatuh dari tangannya, entah kemana.Karena saking gemetar dan takut.

"Akhhhhhh,Diraaaaaa"teriak Vivi karena rambut nya di tarik kebelakang.

"Lepaskan teman ku sekarang juga"bentak Dira.

"Brugggg."

"Akhhh...Vi ini kamu kan..?"tanya Dira,karena merasakan badan nya di tindih.

"Viiii,kenapa diam saja..?"

"Blummm"lampu pun hidup kembali,Dira pun kaget melihat wajah yang di penuhi darah itu,di hadapan nya.

Dira pun menjadi panik sekarang, ia tidak sangup lagi melihat wajah itu.

"Huekk...huek"Dira pun muntah di tempat nya.

"Vi bangun Vi,ya Tuhan"Dira pun segera mengambil ponsel nya untuk menelpon ambulance,namun seketika layar ponsel retak.

"Hey berhentilah kamu b***gan,jangan pernah kamu menganggu teman ku,pergi dari sini"Dira yang sudah geram karena melihat teman nya yang jadi korban.

"Kreeeeeeett"pintu perlahan-lahan terbuka.

"Duarrrrrr"pintu tersebut kembali tertutup,sekarang Dira sedikit lebih tenang,kemudian ia berlari mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-luka memar di wajah teman nya itu.

"Untunglah"Dira terasa lega karena darah tersebut bukan darah dari luka wajah Vivi.

Setelah sekian jam Dira menunggu dan merawat Vivi akhir nya teman itu nya itu sadar.

"Dir"suara Vivi terdengar parau.

"Kenapa Vi..?"

"Sakiiitt Dir,hiks..hiks"Vivi sambil memeluk Dira dengan erat.

"Sttttt tenanglah,aku akan selalu ada di sisi mu."

"Sebenar nya kenapa bisa sosok itu menganggu kita berdua Dir."

"Aku juga tidak tau Vi"

"Sebenarnya aku sering melihat sosok itu,mengintip aku di mana-mana,namun aku berusaha cuek aja walaupun sebenarnya aku sangat takut Dir,aku kira dengan cara begitu dia akan berhenti.Tapi sosok tersebut malah menyerang ku,hikk...hiks.Sebenarnya apa salah aku apa Dir..?"

"Tenanglah aku akan mencari tahu apa penyebabnya Vi."

"Jangan Dir aku takut,kamu kenapa-kenapa nanti."

"Ngak bisa di biarkan begitu saja Vi,aku ngak tega melihat korban akhir-akhir ini,yang meninggal mengenaskan di kantor kita."

"Tapi Dir..."ucap Vivi terpotong.

"Pokonya aku akan tetap menyelidiki semuanya Vi."ucap Dira menyela omongan Vivi,sedangkan Vivi hanya diam saja mendengar teman nya yang tidak mau mendengarkan nasehatnya.

"Baiklah,asalkan kamu hati-hati ya Dir"sambil memeluk Dira penuh dengan kasih sayang yang tulus.

"Kamu belum makan kan Vi,ayo kita berdua makan sekarang juga,aku sudah masak pasta dan telur gulung juga tadi"ajak Dira.

"Emm baiklah,tapi jangan jauh-jauh dari aku ya Dir"Dira hanya mengangukkan kepalanya.

Setelah sampai di meja makan,Dira dan Vivi pun mendudukan dirinya masing-masing di kursi.

"Makan yang banyak ya Vi"Dira pun membuka tudung makanan.

"Huek...huek"seketika Dira dan Vivi muntah melihat makan itu.

"Kenapa ada cacing disini Dir,huekk...huek"Vivi bergegas ke kamar mandi karena sudah tidak tahan lagi.

Sedangkan Dira hanya menutup mulutnya menahan supaya tidak muntah dan perlahan-lahan memegang piring yang sedang di penuhi cacing itu.Bahkan cacing-cacing tersebut sudah berhamburan di atas meja .

"Sudah dua kali ini cacing ada di sini,siapa sebenarnya menaruh nya disini.Padahal pintu sudah terkunci terutama jendela,apa mungkin sosok itu lagi ya"gumam Dira dalam hati,sambil membersihkan meja makan itu lalu membuangnya.

"Vi kamu sudah baikan kan..?"tanya Dira melihat Vivi sedang tiduran di atas sofa tersebut.

"Emmm,tapi aku sudah tidak berselera untuk makan lagi Dir"

"Ya sudah sekarang kita berdua lebih baik tidur saja,masalah yang tadi besok lagi kita akan membahasnya,semoga saja aku punya solusi nya."

Dira dan Vivi pun perlahan-lahan menutup mata.Hingga pada akhirnya kedua perempuan itu sudah terlelap tidur dengan posisi Vivi sedang memeluk pingang Dira.

Arsenio yang sedang duduk santai di kursinya ,sambil melihat pemandangan di luar yang tampak hujan lebat.Lamunan nya tiba-tiba saja terganggu karena bunyi dering dari telepon nya.

"Halo ada apa..?"suara Arsen yang terdengar dingin.

"............"anak buahnya berbicara dari seberang sana

"Kenapa kamu tidak mengawasi nya hah...??"bentak Arsen

"......"

"Baiklah,kali ini aku yang akan bertindak.Kalian semuanya tidak becus dan tidak berguna sama sekali."

Telepon pun di tutup seketika.

"Brakkk"Arsen melempar telepon nya hingga hancur.

Arsen sangat murka dengan anak buahnya yang tidak becus menjalankan tugas nya dengan baik,perlahan-lahan Arsen menenangkan dirinya dan duduk kembali ke tempat nya semula.

"Tidak akan ku biarkan orang yang mengusik ketenangan hidupku sekarang"gumam Arsen.

Tiba-tiba saja Arsen menampakan senyum devilnya,karena melihat sosok yang sangat unik menurutnya ,yang sedang berdiri di depan gerbangnya,sosok tersebut berjalan perlahan-lahan sambil melihat ke arah Arsen.Namun tidak menuju ke arah Arsen melainkan pergi dari halaman rumah nya.

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

sosok yg menguntit Vivi, mksdnya apa ya....

2025-03-28

0

Putri Minwa

Putri Minwa

jangan lupa mampir ya tor

2023-03-03

0

Elin Elin jenong

Elin Elin jenong

nyimakk

2020-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!