Varro Is Not Robbot 1&2
"Wah!!, Kamu memenangkannya lagi!!!! "
"Selamat!!! Kamu memang hebat!!! "
"Yo!!! Our Basketball King!!! "
Semua pujian ia dapatkan setelah keluar dari lapangan basket bersama timnya, hanya senyuman yang ia tunjukan serta air mata haru penuh syukur.
Wajahnya yang tampan, matanya yang indah, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang indah membuatnya menjadi populer di kalangan para gadis di kelasnya.
Tidak ada yang tidak mengenal siapa itu Varro Nando, idola para gadis dan The King of Basketball.
Sikap yang ramah dan humoris telah terkenal di sekolahnya,bahkan semua gadis di kelasnya menjulukinya The perfect ideal boyfriend material mengapa material? karena selain bertalenta, ramah, humoris, Varro Nando merupakan anak dari pengusaha terkaya di dunia.
Sempurna bukan?
Itu adalah yang mereka lihat dari Varro Nando, kehidupan sempurna dan kebahagiaan... Tapi tidak bagi Varro Nando, mengapa?
Kedua orang tua Varro telah pergi saat Varro berumur 5 tahun, bukan berarti Varro tidak mempunyai siapa-siapa..
Vano Nando adalah kakak Varro satu-satunya yang membesarkan Varro dan perusahaan orang tua mereka hingga terkenal di dunia.
Vano sangat menyayangi sang adik yaitu Varro hingga sekarang semuanya berubah, Vano yang memang sangat sibuk dengan perkembangan perusahaan dan menuntut Varro untuk menjadi sepertinya.
Vano sering menuntut Varro untuk mendapatkan nilai sempurna, menuntut Varro untuk mendapatkan peringkat pertama, dan bahkan mendaftarkan Varro les hingga jam 9 malam.
Basketball?
Jam menunjukkan pukul 21:30 WIB,
Varro keluar dari mobil pribadinya yang terparkir di dalam garasi oleh supir pribadinya dan berjalan mengendap-ngendap memasuki rumahnya yang begitu besar.
Semua lampu dalam rumahnya mati karena aturan rumah adalah jam 9 harus sampai di rumah atau dikunci di gudang sampai pagi.
Varro dengan hati-hati melangkahkan kakinya ke atas tangga berharap kakaknya sudah tidur atau bahkan lembur di perusahaan tapi...
"Jam berapa ini... " Ucap seseorang yang membuat Varro berhenti melangkahkan dan merinding.
Semua lampu rumah tiba-tiba hidup dan menampilkan sosok sang kakak yang tidak lain adalah Vano Nando yang sedang duduk di sofa besar dekat tangga.
Varro yang melihat sang kakak hanya bisa meneguk ludahnya kasar dan..
"Turun! " Ucap Vano datar membuat Varro langsung saja berjalan menuju sang kakak.
Varro kini berdiri di depan sang kakak dan..
"Jam berapa sekarang? " Ucap Vano tanpa menatap Varro yang menunduk takut.
"JAM BERAPA SEKARANG?! " Bentak Vano meninggikan suaranya membuat Varro terkejut dan takut.
"A-aku.. "
"Kakak bertanya jam berapa sekarang?!.. bukan dirimu! " Ucap Vano yang akhirnya menatap Varro dengan tatapan tajam.
"J-jam S-setengah sepuluh Kak.. " Ucap Varro gemetar bahkan meremat kaosnya.
"Kau tahu peraturan rumah bukan?" Ucap Vano membuat Varro mengangguk sambil menunduk.
"Jadi kau tahu hukumannya bukan? " Ucap Vano diangguki Varro.
"A-aku dikurung d-di gudang.. " Ucap Varro bergetar.
Vano menatap Varro dan...
"Tidak.. " Ucap Vano datar membuat Varro menatap Kakaknya terkejut.
"A-apa?.. "
"Bukan itu hukuman yang pantas untuk pembohong" Ucap Vano membuat Varro terkejut dan menyadari sesuatu..
"Guru lesmu mengatakan jika kau tidak berangkat les tanpa izin.." Ucap Vano membuat Varro semakin menunduk takut.
"BENAR?! " Bentak Vano membuat Varro menganggukkan kepalanya takut.
"Jangan bilang jika kau pergi untuk bermain basket!!!! KATAKAN!! " Teriak Vano mencengkram kaos Varro dan mengangkat Varro keatas.
Varro hanya diam memejamkan matanya sambil mengangguk...
"Ck!!.... PUSH UP 1000 kali dan malam ini, kakak kunci kamu di gudang!!... Bawa semua buku dan belajar di gudang!!... Kakak akan mengawasi dari CCTV! " Ucap Vano membuat Varro langsung menganggukan kepalanya.
Akhirnya Varro melakukan Push up 1000 kali di depan Vano dan mengambil semua bukunya dan membawanya ke gudang gelap yang hanya ada lentera di sana.
"Kakak tidak ingin nilaimu menurun... Jangan permalukan kakak!.. Kakak hanya ingin kau menjadi penerus kakak nantinya" Ucap Vano kemudian menutup pintu gudang dan menguncinya rapat.
Varro yang melihat itu pun langsung menghela nafas berat dan...
"Varro merindukan Kakak.... Varro ingin Kakak memeluk Varro... dan bermain basket bersama Varro seperti dulu.. " Lirih Varro menahan buliran air mata yang hampir turun melewati pipinya.
Varro kemudian menyalakan lentera di sampingnya dan mulai membaca 10 buku tebal di sampingnya itu hingga pagi.
Jam menunjukan pukul 05:00 WIB, Varro hampir menyelesaikan 10 buku tebalnya karena tinggal beberapa lembar lagi hingga...
Tes tes tes
Bukan suara air yang bocor, karena tidak ada atap yang bocor di rumahnya ataupun hujan... melainkan tetesan darah yang keluar dari hidung Varro.
Varro yang melihat bukunya bernoda darah pun akhirnya menyentuh hidungnya dan...
"Hah~mimisan lagi... " Lirih Varro mengelap darah di hidungnya dengan sapu tangan yang selalu ia siapkan di tas sekolahnya.
"Mataku tinggal 5 watt... Huah"Ucap Varro tersenyum kepada dirinya sendiri dan akhirnya tertidur dengan buku sebagai bantalanya.
Satu jam berlalu dan matahari pun memunculkan kehadirannya tanpa mengusik Varro yang tertidur.
Jam menunjukkan pukul 06:00 WIB,
Cklek!
Pintu gudang tiba-tiba terbuka dan menampakan Vano yang berjalan ke arah sang adik yang tertidur di atas karpet lantai dengan buku-buku yang berserakan di sampingnya.
Vano perlahan berjongkok dan mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut adiknya yang sangat ia sayangi.
"Selamat pagi dik, maafkan kakak yang seperti ini.. Kau boleh membenci kakak, tapi kakak ingin kau menjadi orang hebat seperti kakak" Ucap Vano lirih tanpa sadar membuat Varro terusik dan..
"K-kak Vano! " Ucap Varro terkejut dan langsung bangun dari posisi tidurnya.
"Aku m-masih kurang satu lembar kak... Maaf"Ucap Varro menunduk.
" It's okay, get up and take a shower....Sudah jam 6,jangan sampai telat "Ucap Vano datar diangguki Varro yang membereskan buku-bukunya.
" Cepat sana mandi, kakak akan membereskan buku-bukumu"Ucap Vano datar membuat Varro terdiam dan...
"Terima kasih, Kak" Ucap Varro tersenyum kemudian keluar dari gudang.
Pukul 06:15 WIB,
Vano dan Varro sedang melakukan ritual pagi mereka sebelum pergi, yaitu dengan sarapan makanan yang disiapkan oleh Bi Lati pembantu kepercayaan mereka dari kecil.
"Makan yang banyak jangan sampai sakit.. " Ucap Vano membuat Varro mengangguk dan tersenyum melahap makanannya.
"Kakak tidak ingin kamu ketinggalan pelajaran dan nilaimu menurun" Lanjut Vano membuat senyum Varro perlahan memudar dan digantikan dengan senyuman palsunya.
"Dan juga, jangan bermain basket lagi... Itu akan mengganggu mu dan juga, kakak tidak ingin guru lesmu menelpon Kakak dan membuat kakak malu karena ulahmu" Tambah Vano membuat Varro berhenti menyantap makanannya dan...
"Kak, aku selesai... " Ucap Varro sambil berdiri dan menyaut tas hitam di samping kursinya.
"Kenapa buru-buru? " Ucap Vano mengangkat satu alisnya.
"Tidak, aku lupa ada rumus yang ingin aku tanyakan kepada guruku" Ucap Varro sebagai alasan membuat Vano menganggukan kepalanya.
Varro akhirnya melangkahkan kakinya dan..
"Kakak tidak ingin menghukummu lagi malam ini" Ucap Vano membuat Varro berhenti dan kembali melangkahkan kakinya ke dalam mobil.
"Ayo Pak Jo"Ucap Varro yang telah duduk di belakang.
Selama di perjalanan hanya ada hening dan...
"Den Varro harus bisa sabar, Den Vano hanya ingin yang terbaik untuk Den Varro "Ucap Pak Jo yang iba terhadap majikan mudanya itu.
"Terima kasih Pak Jo, Varro masih kuat kok"Ucap Varro membuat Pak Jo tersenyum.
"Den Varro sudah meminum obat? " Tanya Pak Jo membuat Varro tersenyum.
"Tentu saja, aku selalu meminumnya tepat waktu"Ucap Varro memalingkan wajahnya menatap luar jendela.
" Semangat Den Varro! "Ucap Pak Jo membuat Varro terkejut dan..
" Kkkk... Semangat Pak Jo!! "Balas Varro semangat membuat Varro dan Pak Jo tertawa bersama.
" Aku baik-baik saja... "Ucap Varro dalam hati sambil menatap kalung huruf V kesayangannya pemberian dari sang kakak.
" Semoga Den Varro tetap kuat menjalani tuntutan dari Den Vano.... Den Vano hanya bingung bagaimana cara menyayangi Den Varro setelah beberapa tahun di luar negeri... Den Vano hanya ingin yang terbaik untuk Den Varro, walaupun caranya yang salah"Ucap Pak Jo dalam hati sambil memperhatikan Varro hanya bermain HP.
Senin, 23-01-23
Kim_na
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments