"Var... Ayo bangun.. Hei... Ini sudah jam 4 sore... Kamu tidak lelah apa tidur terus? " Lirih Sella menatap Varro yang masih setia memejamkan matanya berjam-jam.
Dan berjam-jam itulah Sella melakukan hal yang sama yaitu berbicara dengan Varro memintanya untuk bangun.
"Var... Ayo bangun hiks... aku capek bicara terus... Hiks.... Bangun Var"Ucap Sella kembali terisak menatap sahabatnya yang masih setia memejamkan matanya hingga...
"Kalau capek yah diam,,, nanti juga bangun sendiri"Ucap seseorang yang membuat Sella membalikan badannya dan..
"Kakak.. " Ucap Sella terkejut menatap perempuan yang lebih tua darinya yang tidak lain adalah kakaknya.
"Tidak capek kamu menangis?.... Nanti juga bangun pacarmu" Ucap kakak Sella membuat Sella membulatkan matanya dan...
"Dia bukan pacarku!!!... D-dia...Temanku"Balas Sella menundukkan wajahnya membuat kakaknya tersenyum.
"Yah, nanti juga perlahan suka kamunya" Ucap kakak Sella.
"Tidak!!!!.... Sudahlah, kenapa Kak Riri kemari?siapa yang bilang? " Tanya Sella mengalihkan topik pembicaraan.
"Dasar.... Temanmu yang kau panggil uncle menelpon ku dan mengabari jika kau berada di rumah sakit... Karena temanmu yang pingsan"Jelas Riri menjelaskan kepada Sella.
" Makasih.... "Lirih Sella tersenyum tipis.
" Emang tidak apa-apa?.... Gimana sama Kak Danang dan keponakanku? "
"Tidak masalah, mereka berada di rumah orang tua kita.... Kakak akan menginap beberapa hari di sana" Ucap Riri menjelaskan kepada adiknya...
Diam-diam senyum tipis tercipta di bibir merah Sella.
"Gimana keadaannya?... Keluarg-"
"Eungh... " Lenguhan lemah terdengar membuat Sella membalikan badannya menatap Varro, ia tersenyum bahkan menangis karena sahabatnya itu mulai sadar.
Sella yang terlampau bahagia membuatnya lupa untuk memanggil dokter, sehingga Riri pun keluar dan memanggilkan dokter untuk Varro, teman adiknya.
"Var... Hiks... Varro!!!... hiks... kamu bangun hiks..."Ucap Sella tersenyum memeluk Varro yang baru terbangun.
" Akh... S-sella.."Ringis Varro ketika Sella terlalu erat memeluknya.
"Maaf... hiks.. maaf, aku terlalu senang hiks.."Ucap Sella tersenyum menatap Varro setelah melepaskan pelukannya.
Varro yang melihat sahabatnya pun hanya bisa tersenyum lemah.
" Aku di man-"
Cklek...
"Permisi... " Ucap Pria paruh baya dengan jas putih kedokteran.
"Ya dokter ada apa? " Ucap Sella dengan polosnya menatap sang dokter dan sang kakak di hadapannya.
"Ah!!!!!... Aku lupa kkk... Silahkan dokter, priksa pasien sok kuat ini"Lanjut Sella tersenyum kikuk membuat Varro yang dibicarakan menjadi kesal dalam diamnya... Andai saja dia tidak sakit, mungkin sudah ada aksi kejar-kejaran antara dirinya dengan Sella.
"Bagaimana dok? "Ucap Sella pada dokter yang memeriksa Varro.
"Keadaan Tuan Varro belum bisa dikatakan baik,saya sarankan Tuan Varro untuk dirawat inap"Jelas dokter membuat Sella mengangguk.
"Maaf dok, saya tidak bisa" Lirih Varro lemah.
"Kenapa?... Kau kan masih sakit Var"
"Aku harus pulang Sella, aku tidak mau kakakku khawatir"Jawab Varro lemah sambil tersenyum.
" Tapi... "
"Dok, biarkan saya rawat jalan saja... Berikan beberapa obat untuk saya" Ucap Varro menatap sang dokter.
"Baiklah, saya permisi" Ucap Sang dokter lalu keluar dari ruangan Varro.
"Jam berapa sekarang? " Tanya Varro tiba-tiba kepada Sella.
"Jam... "
"Jam 4 lebih " Jawab Riri karena adiknya tidak tahu.
"Benarkah?! " Ucap Varro terkejut, ia berusaha bangun dari ranjangnya tapi...
"Yak!!... Apa yang kau lakukan?!... Kau belum pulih sepenuhnya Varro! " Teriak Sella menahan Varro.
"Aku sudah baik-baik saja Sella, aku harus pergi"Ucap Varro melepaskan tangan Sella dari bahunya.
" Tidak!!!.. Kau tidak bisa, bagaimana jika kau sakit lagi?! "
"Aku baik-baik saja Sella"
"Tidak!!! "
"Iya!!!! "
"Tidak!!! "
"Iya!!! "
"Ti-"
"CUKUP!!! " Kini Riri yang berteriak menghentikan perdebatan dua orang remaja di hadapannya.
"Sudahlah... Sella.. Itu keputusannya, jangan paksa" Ucap Sella menatap sang adik yang menunduk.
"Tapi.... "
"Sella, aku harus pergi... " Ucap Varro lirih menatap mata sahabatnya itu.
"Baiklah.... Tapi biar aku antar bersama kakakku"Jawab Sella menatap Varro khawatir.
"Tidak usah, aku bisa sendiri Sella"Ucap Varro tersenyum menatap sahabatnya itu.
"Tap-"
"Maafkan kami, aku akan mengajak adikku pulang karena ada acara keluarga" Ucap Riri memotong ucapan Sella.
"Tidak masalah, terima kasih sudah membawa saya ke sini" Ucap Varro tersenyum sopan.
"Baiklah, kami permisi" Ucap Riri menarik tangan Sella dan....
"Tapi...Ok baiklah!!... Ketika sampai di rumah, telpon aku! " Ucap Sella pasrah sebelum keluar diangguki Varro yang tersenyum..
Senyuman Varro bertahan sampai Sella sudah pergi jauh dari ruangannya hingga....
"Aku harus pulang.... Aku meninggalkan buku les hari ini" Lirih Varro kemudian mencabut infusnya secara paksa.
Dengan sempoyongan Varro berdiri dan mengeluarkan beberapa uang dengan jumlah yang besar dari tasnya..
"Maaf, karena tidak melakukan konfirmasi" Ucap Varro sambil menulis kata-katanya di kertas.
Varro akhirnya mengganti pakaiannya dan berjalan keluar dari ruang rawatnya dengan memakai masker.
30 menit lamanya Varro berjalan menuju rumah tertatih-tatih karena tubuhnya yang tidak fit dan masih lemah.
"Jika HP ku tidak mati, mungkin aku sudah berada di tempat les bersama Pak Jo"Lirih Varro melanjutkan langkahnya.
" Ayo Varro!Semangat!!!... 10 menit lagi untuk sampai di rumah!! "Ujar Varro untuk menyemangati dirinya sendiri.
Sementara itu,
" Pak Jo!!... Bagaimana? apakah sudah ketemu?"Ucap Vano menatap Pak Jo yang menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Sebenarnya anak itu di mana sih?! " Ucap Vano datar tanpa terlihat rasa cemas yang besar dari lubuk hatinya.
"Baiklah... Biar aku saja yang mencari anak itu!.. Pak Jo, pergilah ke kantor... Jangan bilang pada pamanku jika Varro belum pulang, mengerti ?!"Ucap Vano tegas membuat Pak Jo langsung menganggukkan kepalanya dan memasuki mobil, begitu juga dengan Vano yang masuk ke mobilnya.
"****!!!... Di mana anak itu!!! "Gumam Vano melajukan mobilnya sambil mengamati kanan kiri.
Sementara itu Varro,
Langkahnya semakin melambat karena berusaha mempertahankan kesadarannya hingga...
" Hujan... "Lirih Varro tersenyum menatap langit-langit mendung yang meneteskan air hujan dengan derasnya.
Varro yang awalnya lemas, sekarang menjadi lebih semangat karena merasakan kebebasan di bawah air hujan... Netranya melihat lapangan basket terbuka yang tidak jauh dari tempatnya berada hingga kakinya tanpa sadar menuntunnya untuk ke sana.
Varro akhirnya sampai di tengah-tengah lapangan basket yang luas dan sepi...
Varro melihat bola di sampingnya dan tanpa perintah tangannya pun langsung mengambil bola itu dan melakukan pantulan berulang kali..... Bibir Varro perlahan terangkat menunjukan senyuman jelas di bawah derasnya air hujan... Perlahan ia langkahkan kakinya bersama pantulan bola di tangannya... Varro berlari menatap ring tinggi dan....
"I got it!!!!!!!!!!! " Teriak Varro senang karena berhasil memasukan bola di tangannya... Hingga Varro pun melakukan tembakan berulang-ulang.
Hingga pada tembakan kelima, saat Varro ingin melemparkan bola tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan....
Plak!!!!!
Varro terjatuh menunduk memegang pipinya yang nyeri karena tamparan keras dari seseorang yang ternyata....
"K-kak.. V-vano.. " Lirih Varro mengangkat wajahnya menetap seseorang yang menatapnya dengan tatapan membunuh
.
"Berdiri! " Ucap Vano tegas membuat Varro berusaha berdiri tapi kakinya lemas...
Vano melihat itu pun langsung menarik paksa Varro untuk berdiri dan...
"Beraninya kau... " Tatap Vano benar-benar tajam membuat Varro menunduk takut... Tangannya ditarik paksa oleh Vano menuju mobil membuatnya terus patuh dan menunduk.
Brug!!
Brak!!
"Akh.. "
Vano mendorong Varro dengan keras ke dalam mobil hingga tanpa sengaja membuat dahi Varro terbentur pintu mobil... Vano yang benar-benar marah tidak perduli dengan adiknya yang meringis kesakitan karena dahinya yang berdarah.. Malahan langsung menutup pintu dengan keras dan duduk di bangku depan.
Varro yang melihat kakaknya seperti itu pun hanya diam dalam ketakutan.... Tangannya yang gemetar tidak lagi memegang dahinya yang mengalirkan darah... Varro selama perjalanan hanya diam dan menatap kakaknya dari kaca depan... Kakaknya begitu marah hingga wajahnya benar-benar merah. Varro hanya takut jika kakaknya salah faham masalah Varro bolos les.
"Kau benar-benar keterlaluan!!!... Kakak tidak pernah mengajarkanmu untuk membolos les atau pun pergi tanpa izin!! " Ucap Vano tajam membuat Varro di belakang semakin menunduk menahan air matanya.
Di rumah besar Nando,
Brugh!!!
"Den Varro!!!! " Teriak Bi Lati mendekati Varro yang dihempaskan Vano ke lantai ruang tamu.
"Aden kenapa, Den? "Cemas Bi Lati menatap Tuan mudanya yang kacau dengan darah yang masih mengalir di dahinya... Wajahnya pucat bahkan tatapannya sayu.
"Biar bibi bantu ya Ad-"
"Berhenti Bi!! " Teriak Vano membuat Bi Lati terkejut dan menunduk.
"Jangan dekati anak ini!!... Biar hari ini aku menghukumnya!!... Berani sekali dia bermain basket dengan senangnya sedangkan aku dan Pak Jo begitu panik mencarinya!! "Bentak Vano menatap Varro yang menunduk.
" Kakak sudah bilang bukan?!.... TIDAK ADA BASKET!!!!... TIDAK ADA BOLOS!!!.. DAN PERGI TANPA IZIN!!!...FAHAM BUKAN?!!! "Bentak Vano dengan nada semakin meninggi membuat Varro menganggukan kepalanya dengan air mata yang tanpa sadar menetes.
" Kalau faham kenapa kau melakukannya?... KENAPA?!!! "Teriak Vano yang mengangkat wajah sang adik yang menunduk.
"JAWAB!!!... APA KAU TIDAK BISA BICARA?!!... JAWAB BODOH!!!! " Bentak Vano mengangkat kerah seragam Varro membuat Varro memejamkan matanya..
Bi Lati hanya bisa menangis melihat Varro yang ketakutan...
"A-aku.. s-sa"
"APA?!!! "
"Maaf.. hiks... maafkan aku kak...Lepas hiks..Sesak Kak... Aku tidak akan mengulanginya lagi hiks. Maaf"Isak Varro membuat Vano terdiam, netranya menatap adiknya yang menangis dan darah yang ada di dahinya yang masih mengalir..Wajahnya pucat serta sangat ketakutan membuat Vano melepaskan kerah seragam Varro dengan kasar sehingga membuat Varro tersungkur.
"Berdiri!!! "Bentak Vano membuat Varro langsung berusaha untuk berdiri dan...
Vano menarik tangan Varro lalu mendorongnya ke area taman belakang...
"Berdiri diluar!!! Jangan masuk jika aku tidak mengizinkanmu masuk!!!... Walaupun paman yang memintamu!!! " Bentak Vano menatap Varro yang tersungkur di rumput taman rumahnya.
Varro berusaha berdiri dan memberanikan dirinya untuk menatap kakaknya yang marah..
"Varro lelah, Kak" Lirih Varro yang benar-benar menatap mata kakaknya yang sangat tajam menatapnya... Dapat ia lihat kakaknya terdiam dan...
"Jangan berani membantah, atau aku akan membencimu" Ucap Vano datar dan tajam langsung membalikkan badannya menuju dalam rumah tidak lupa menutup pintu kaca besar serta menguncinya.
"Varro lelah kak..... VARRO LELAH!!!! " Teriak Varro benar-benar keras setelah kakaknya benar-benar meninggalkannya di luar dengan derasnya air hujan merendam tangisannya.
"Varro sakit... hiks... lelah kak... hiks... Varro lelah"Ucap Varro menangis menatap air hujan dan mengadu betapa lelahnya dia saat ini.
"Maafkan aku......"
Jangan lupa vote, like, comment!!! :)
Ahad, 29-01-23
Kim_na
Kritik dan saran sangat penting untuk perbaikan!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments