Malam ini Chanwoo tidak bisa tidur dengan tenang, karena Varro tiba-tiba kejang sehingga membuatnya terjaga sepanjang malam.
Chanwoo yang melihat Varro kejang pun langsung menangani keponakannya tersebut dan ternyata keponakannya sedang demam tinggi.
Mengapa Chanwoo menangani Varro ?
Karena selain sebagai pengusaha, Chanwoo merupakan dokter di Korea, tetapi Chanwoo memutuskan untuk pensiun dan lebih memilih mengembangkan perusahaannya di Korea dan di Indonesia khususnya.
Semenjak orang tua Vano dan Varro die, Kim Chanwoo adalah wali dari kedua keponakannya tersebut. Kim Chanwoo lebih memilih melajang dan mengawasi keponakannya.
"Tuan, bagaimana keadaan Den Varro? " Ucap Bi Lati menatap sang majikan yang merapikan selimut tuan mudanya.
"Demamnya sempat sangat tinggi, Bi.... Tapi keadaannya sudah lebih baik" Ucap Chanwoo membuat Bi Lati bernafas lega.
"Tapi tuan, kenapa tadi Den Varro sampai kejang?"Kini Pak Jo yang bertanya kepada Chanwoo.
" It's okay Pak Jo,tadi demam Varro sangatlah tinggi sehingga membuatnya kejang "Jawab Chanwoo tersenyum menggeleng kepala sambil mengelus surai hitam keponakannya.
" Aku rasa dia kelelahan, apa terjadi sesuatu kemarin Pak Jo? "Ucap Chanwoo yang kini menatap Pak Jo yang berdiri di pintu bersama Bi Lati.
"I-itu.."
Cklek!
"Ada apa paman?" Ucap Vano yang tiba-tiba membuka pintu kamar Varro dan masuk.
"Ada apa kenapa? " Ucap Chanwoo menaikan alisnya tanda tidak faham dengan perkataan Vano.
"Hah~ada apa dengan Varro? " Ucap Vano yang kini duduk di samping sang paman.
"Tadi adikmu sempat kejang da-"
"Kejang?!!.. Bagaimana bisa?! " Ucap Vano keras membuat Chanwoo terkejut bahkan sampai mengelus dadanya.
"Yak!!.. Kau mau membuat paman jantungan eoh?"Ucap Chanwoo menatap keponakannya kesal.
" Sudahlah paman... Kenapa Varro bisa kejang?!"Ucap Vano menatap sang paman serius dengan raut wajah khawatir yang disembunyikan.
Chanwoo yang melihat ekspresi khawatir di balik keseriusan Vano membuatnya tersenyum menatap keponakannya itu dan...
"Apa yang terjadi kemarin? "Bukannya menjawab, Chanwoo malah bertanya kepada Vano dan membuat Vano terdiam hingga...
"Aku mengurungnya di gudang sampai pagi"Ucap Vano datar membuat Chanwoo menghela nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya.
" So, you know the reason right? "Ucap Chanwoo serius menatap mata Vano.
" Aku akan membuatnya menjadi lebih kuat,laki-laki tidak boleh lemah... Aku tidak ingin adikku menjadi orang yang gagal... Paman, jangan campuri aturan rumah ini karena itu adalah kesepakatan kita dari awal"Ucap Vano mendekati sang adik dan...
"Aku kakaknya, jadi aku berhak mengatur adikku,Paman"Tambah Vano membuat Chanwoo hanya bisa tersenyum dengan kecut menghadapi keponakannya yang benar-benar keras kepala.
"Vano ya... "Ucap Chanwoo menepuk bahu Vano di sampingnya membuat sang empu menoleh..
"Semua terserah dirimu, hanya saja... Jika Varro sudah lelah dan ingin berhenti, jangan pernah menghentikannya "Ucap Chanwoo tersenyum membuat Vano terdiam.
" Kembalilah ke kamarmu, biar paman yang menjaga Varro "
"Baiklah,..Selamat malam, Paman" Ucap Vano yang berdiri dan...
"Heum... Jaljayo Uri Vano ya" Ucap Chanwoo mengusap rambut Vano gemas membuat Vano hanya bisa pasrah hingga akhirnya ke luar kamar Varro.
Di Kamar Vano,
Pukul 23:00,
Ring!!!Ring!!! Ring!!!
"Huah.... Siapa sih"Lirih Vano yang terbangun dan mengambil HP yang berada di meja samping tempat tidurnya.
" Hallo? "Ucap Vano setengah tidur.
"Dengan Pak Vano? "
"Ya?... Dengan siapa di sana? " Ucap Vano sambil mengucek matanya yang masih mengantuk.
"Perkenalkan sa-"
"Siapa anda dan jelaskan tujuan anda" Ucap Vano yang kesal karena penelponnya terlalu bertele-tele.
"Baik Pak, Saya minta maaf... Saya adalah Guru les yang anda hubungi lewat media sosial beberapa hari yang lalu"
"Then?, Apa sudah bisa dimulai? "Ucap Vano to the point.
" Iya Pak, lesnya sudah bisa di mulai besok pukul 9 hingga 10 malam"
"Oke, atas nama Varro Nando.. Adik saya, pastikan dia belajar dengan baik" Ucap Vano serius.
"Tentu saja Pak Vano, Terima kasih dan selamat ma-"
"Mengganggu saja.... " Lirih Vano mematikan telepon secara sepihak sambil menguap dan kembali membaringkan tubuhnya.
"Aku tidak akan membiarkan Varro lengah sedikitpun, nilainya harus sempurna untuk masuk ke dalam SMK favorit" Ucap Vano pada dirinya sendiri dan...
"Ma, Pa..... Vano hanya tidak ingin Varro gagal, ini adalah cara Vano.. Ma, Pa... Maafkan Vano" Lirih Vano hingga akhirnya ia perlahan masuk ke dalam dunia mimpinya.
Pagi hari pukul 05:00,
"Eung... " Lenguhan Varro yang terbangun dan membuka matanya...
"Sudah pagi?... " Lirih Varro mengucek matanya dan...
"ARRRRGHHHHHH!!! "Teriak Varro terkejut ketika melihat ada orang yang tidur di sampingnya, karena biasanya Varro tidur sendiri dan tidak pernah ditemani oleh siapapun.
Teriakan Varro yang sangat keras itu membuat orang yang tidur itu pun terbangun dan...
" PAMAN!! "Teriak Varro yang menyadari jika orang itu adalah pamannya dari Korea yaitu Kim Chanwoo.
Brak!!!
Pintu kamar Varro terbuka dengan paksa menampakkan Vano, Pak Jo, dan Bi Lati dengan wajah khawatir.
" ADA APA?! "Teriak Vano membuat pintu dengan kasar mendapati Chanwoo dan Varro yang berdiri terkejut.
"Ada apa huh?..Kenapa teriak?"Ucap Chanwoo menatap Varro di depannya sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal..
"M-maaf Paman... Sejak kapan Paman di sini?"Ucap Varro menatap Chanwoo di depannya dengan wajah bersalah.
"Sejak kemarin malam"Jawab Chanwoo membuat Varro membulatkan matanya dan..
"Minum obatmu... Semalam kau kambuh, kakakmu bilang jika kau jarang kambuh tapi?"Ucap Chanwoo menatap Varro yang menunduk.
"Varro minta maaf Paman"Ucap Varro menunduk membuat Chanwoo menghela nafas dan memeluk Varro di depannya.
"Mengapa tidak eoh?! " Ucap Varro memeluk Varro erat sambil menggelitiki membuat Varro tertawa dan..
"Ekhem" Deheman Vano menghentikan Chanwoo dan Varro hingga...
"Cepat bersiap-siap dan pergi ke sekolah.. " Ucap Vano dengan wajah datar membuat Varro menunduk.
"Semalam kau tidak jadi les dan sebagai gantinya, kakak akan menambah jadwal les mu hingga jam 10 malam" Lanjut Vano membuat Varro membulatkan matanya tak percaya.
"Tapi Ka-"
"Tidak ada penolakan, sebentar lagi akan ada semesteran dan kakak ingin nilai mu naik dari yang sebelumnya" Ucap Vano mampu membuat Varro menunduk dan...
"Mengerti?! " Tanya Vano tegas membuat Varro langsung menganggukan kepalanya.
Setelah mendapatkan jawaban dari sang adik, Vano akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar Varro diikuti oleh Pak Jo dan Bi Lati.
Kini hanya tersisa Chanwoo dan Varro di kamar,Varro yang tadinya berdiri pun akhirnya duduk dengan tenaganya yang lemas.
Chanwoo yang melihat itu pun langsung mendekati Varro dan menepuk bahunya,
"Paman yakin kau bisa" Ucap Chanwoo tersenyum membuat Varro mengangguk dan tersenyum kepada sang paman.
"Bagaimana kabar perusahaan paman? " Ucap Varro menatap Chanwoo di sampingnya.
"Semuanya aman dan terkendali, dan paman memutuskan untuk kembali ke Indonesia" Ucap Chanwoo membuat Varro tersenyum.
"Terima kasih paman, setidaknya Varro tidak akan merasa kesepian" Ucap Varro menggemaskan di mata Chanwoo membuat Chanwoo langsung mencubit pipi keponakannya itu.
"Akh!... Sakit!! " Teriak Varro melepaskan cubitan sang paman dengan kesal.
"Sudah sana.... Cepat mandi!!" Ucap Chanwoo terkekeh menatap sang keponakan yang masih terlihat kesal.
"Paman menyebalkan! " Ucap Varro menggerutu sambil berjalan ke kamar mandi.
Meja makan,
"Selamat makan" Ucap Chanwoo, Vano, dan Varro bersamaan menatap hidangan di meja.
Mereka akhirnya memakan sarapan yang telah disiapkan oleh Bi Lati yaitu makanan Korea.
Kenapa? karena itu adalah request dari Chanwoo yang akhirnya disetujui oleh Vano.
"Wah... rasanya sangat mirip" Ucap Chanwoo memuji makanan di hadapannya membuat Bi Lati yang berdiri di belakang hanya bisa tersenyum..
"Kalian, makanlah yang banyak... Paman dengar jika ini baik untuk kesehatan" Lanjut Chanwoo menatap kedua keponakannya.
"Paman hari ini bekerja di kantorku? " Ucap Vano diangguki oleh Chanwoo.
"Tentu saja, paman akan membantumu untuk menjalankan perusahaan... Lagi pula, perusahaan paman sudah berada pada tangan kepercayaan paman"Jawab Chanwoo membuat Vano mengangguk tanda mengerti.
"Varro punya teman di sekolahan? "Ucap Chanwoo tiba-tiba membuat Varro tersedak dan reflek menatap Vano di samping sang paman.
" I-iya paman"Ucap Varro lirih.
"Wah benarkah?.... Laki-laki atau perempuan?... Apa jangan-jangan? "Tanya Chanwoo menggoda sang keponakan tapi...
"Tidak paman!... Aku tidak mempunyai teman perempuan.. hehehe tenang saja" Ucap Varro gugup membuat Vank Vano menatapnya tajam.
"Baguslah.. "Kini Vano tiba-tiba menyela, Vano menatap Varro dan mengambil sesuatu di sampingnya.
Bruk!
"Mwo?! "Ucap Chanwoo terkejut ketika Vano mengeluarkan 20 buku tebal dan meletakkannya di depan Varro yang masih menganga tak percaya.
"Baca semua ini, totalnya 20 buku karena kemarin yah.. Jadi kakak menambahkannya" Ucap Vano santai menatap sang adik yang terdiam.
"Kakak akan mengawasimu lewat orang kepercayaan kakak"Tambah Vano membuat Chanwoo tak habis pikir dengan keponakannya ini.. Tapi apa dayalah dia yang telah menyetujui kesepakatan.
"Kau sanggup bukan? " Ucap Vano menatap Varro tajam dan langsung mendapatkan anggukan dari Varro.
"A-aku sanggup kak" Ucap Varro menunduk sambil memasukkan buku-buku tebal itu ke dalam tasnya.
"Baiklah, kau boleh pergi sekarang dan ingat..... Kakak tidak ingin menghukummu lagi malam ini dan... Usahakan untuk menyelesaikan buku itu atau akan ada tambahannya nanti" Ucap Vano membuat Varro terdiam dan..
"Baiklah, Varro berangkat... Ayo Pak Jo!! " Ucap Varro keluar membuat Pak Jo yang berdiri bersama Bi Lati pun ikut keluar bersama Varro.
"Kau ini benar-benar.. " Ucap Chanwoo menggelengkan kepala menatap Vano di depannya.
"Sudahlah Paman, Ayo ke kantor... Aku akan menunggu paman di pintu utama" Ucap Vano kemudian meninggalkan Chanwoo di meja makan dan...
"Anak itu benar-benar, aku bahkan tidak bisa membayangkan membaca buku-buku tebal itu dalam satu hari.... Aku kasihan dengan Varro" Lirih Chanwoo pada dirinya sendiri hingga....
"Bi Lati juga kasihan dengan Den Varro, Tuan"Ucap Bi Lati belakang membuat Chanwoo terkejut..
" Hah~Bibi mengagetkan..,Memang seperti apa Varro selama ini? "Tanya Chanwoo menatap Bi Lati.
" Selama ini Den Var-"
"PAMAN!!!!! AYO!!!!!! CEPAT!! " Teriakan Vano yang kencang dari luar membuat Chanwoo kesal dan..
"Baiklah Bi, lain kali saja yah.... Anak itu sudah menungguku" Ucap Chanwoo kesal membuat Bi Lati tersenyum dan terkekeh mengangguk.
"Den Varro itu adalah orang yang lemah.... Hanya saja tekanan dan tekanan yang ada membuat Den Varro selalu menutupi semua kelemahannya itu dengan dengan topeng kepalsuannya" Bi Lati.
"Buku, buku dan buku... Begitu juga dengan nilai, sempurna, dan tertinggi" Ucap Varro dalam hati selama perjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments