Kehidupan Kedua Hu Liena
"Tiddaaakkk!" Terdengar teriakan histeris di sebuah ruangan yang sangat gelap.
"Nona, tidak! ku mohon ... bertahanlah!"
Terlihat seseorang yang sedang bersimpuh dengan kedua tangan memeluk seorang gadis yang bersimbah darah, penampilannya sangat memprihatinkan dan banyak luka cambukan di sekujur tubuhnya.
"uhuk ... uhuk ...," Gadis itu terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya, tubuhnya semakin lemah, sepertinya dia tidak akan hidup lebih lama lagi.
"Nona, bertahanlah! Saya akan meminta bantuan, tolong bertahanlah nona." Setelah mengatakannya, dia pun bangkit dan mendekati dinding kemudian mulai berteriak.
"Tolloong ... tolong kami!"
"Aku mohon ... kasihanilah kami, nona tidak bersalah, tidak sepantasnya dia di perlakukan seperti ini. huhu ... Tolloong!" Dia terus berteriak-teriak meminta pertolongan, tapi tak ada seorangpun yang mau mendengarkannya. Karena lokasi tempat mereka berada saat ini sangatlah sepi dan jarang di datangi oleh orang-orang.
Di waktu yang sama, Hu Boqin sedang berjalan menuju gerha Rongyu bersama para pengawal pribadinya. Setelah beberapa waktu sebelumnya, dia harus menghadiri persidangan yang di gelar di istana hari ini. Namun, terjadi kekacauan di sana dan sidang pun terpaksa harus di bubarkan.
Saat di tengah perjalanan sayup-sayup terdengar suara orang meminta pertolongan.
"Tolloong ... tolong kami!"
Hu Boqin menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, kemudian melirik ke arah pengawalnya. "Apa kalian mendengarnya?"
"Hamba mendengarnya, Tuan. Sepertinya, suara itu berasal dari gudang belakang!" Jawab Changing.
"Ayo, cepat selidiki!" Perintah Hu Boqin.
"Baik, Tuan! Jawabnya. Kemudian dia bergerak secepat kilat menuju gudang belakang. Sesampai di sana, Changing pun menelusuri setiap sudut halaman.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Di dalam gudang, Luqiu semakin merasa putus asa karena tak kunjung mendapatkan pertolongan. Bagaimana tidak, kondisi Hu Liena saat ini semakin memburuk dan berulang kali dia memuntahkan darah segar. Di tambah lagi kesadarannya yang semakin menurun.
"Nona ... sadarlah nona!" Ucap Luqiu sambil memeluk tubuh Hu Liena. Kedua matanya membengkak karena tangisan yang tak henti-hentinya.
BRAAKKK
Di tengah jerit tangisnya, seseorang datang dan menendang pintu gudang dengan keras hingga hancur berantakan.
Luqiu menoleh dan menatap nanar seorang pria yang kini mulai menghampirinya.
"Apa yang terjadi di sini?" Tanya Changing kepada Luqiu.
"Tolong selamatkan kami, Tuan!"
"Selamatkan kami!" Ucap Luqiu perlahan.
Changing berjongkok mencoba memperhatikan dari arah dekat, begitu pandangan matanya tertuju kepada Hu Liena, dia berteriak kaget.
"Nona Hu!"
"Ayo cepat! Kita harus menyelamatkannya!" Ucap Changing seraya langsung berlari menggendong Hu Liena keluar di ikuti oleh Luqiu dari belakang.
Sementara itu, Hu Boqin yang menunggu kedatangan Changing pun terlihat tidak tenang, dia penasaran tentang suara orang yang di dengarnya.
Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Hu Boqin melihat bayangan Changing dari kejauhan. Tetapi, yang membuatnya merasa heran adalah keberadaan seorang gadis yang kini berada di dalam pelukannya.
Changing pun semakin mendekat dan Hu Boqin semakin merasakan kegelisahan di dalam hatinya.
"Tuan! Tuan! Sebaiknya kita bergegas." Seru Changing panik. "Nona Hu dalam bahaya!"
"Apa yang terjadi?" Teriak Hu Boqin.
"Cepat! Cepat! Panggil tabib!" Teriaknya lagi.
Changing segera membawa Hu Liena kembali ke gerha bunga, kemudian membaringkannya di tempat tidur.
Tak lama setelah itu, Hu Boqin pun tiba di gerha bunga bersama seorang tabib dan Liqiu menyusul di belakangnya.
"Cepat! Periksa dia Tabib!" Perintah Hu Boqin kepada tabib Hong.
Tabib Hong pun segera memeriksa kondisi Hu Liena dengan sangat teliti, sesekali dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah Tabib Hong selesai memeriksa dan memberikan pengobatan, Hu Boqin menghampirinya.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Maafkan saya, Tuan!" Ucapnya, kemudian kembali lagi menuturkan. "Kecil kemungkinan untuk Nona Hu bisa di selamatkan, luka-lukanya terlalu lama di biarkan hingga menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian dan itu berpengaruh pada kerusakan organ-organ vital lainnya."
"Apa maksudmu, Tabib?" Bentak Hu Boqin.
"Maksud saya, kita hanya bisa berharap adanya keajaiban, kondisi Nona Hu saat ini sudah sangat memprihatinkan. Di tambah lagi, dia telah kehilangan banyak darah dan itu memicu penyebaran racun di dalam tubuhnya." Tutur Tabib Hong.
"Racun?" Hu Boqin terkejut mendengar penuturan Tabib Hong.
"Iya, Tuan." Jawab Tabib Hong.
"Bagaimana bisa ada racun di tubuh putriku?"
"Racun itu kemungkinan sudah berada cukup lama di dalam tubuh Nona Hu, ini juga yang menyebabkan daya tahan tubuhnya semakin melemah dan akan merenggut nyawanya dengan perlahan. Seandainya hari ini dia tidak terluka, mungkin juga saya tidak akan menyadari adanya racun tersebut." Ungkap Tabib Hong.
"Jadi maksudmu, selama ini ada seseorang yang dengan sengaja memberinya racun?"
"Iya!" Jawab Tabib Hong singkat.
Sekali lagi, Hu Boqin merasa di tampar oleh kenyataan. Selama ini, dia hanya tahu jika Hu Liena sangatlah tidak berbakat dalam segala hal. Oleh karena itu dia lebih menyayangi putri dari Yueqin yang selalu bisa membuatnya merasa bangga, bahkan semua orang mengakui jika Xiulin sebagai wanita paling genius di dinasti Zhou. Ternyata, semua pemikirannya itu salah, Hu Liena lemah karena racun yang menggerogoti tubuhnya dan menghilangkan kemampuannya.
Hu Boqin menatap kosong di kejauhan, ingatannya mundur ke beberapa tahun kebelakang. Dimana waktu itu istri pertamanya, Lilian sering sakit-sakitan setelah melahirkan Hu Liena. Hingga pada akhirnya Lilian meninggal karena penyakit yang di deritanya semakin parah.
Hu Boqin sangat terluka akan kematian istrinya itu dan ia pun selalu merasa jika yang terjadi dalam hidupnya bukanlah sebuah kebetulan tapi sebuah kesialan dan semua kesialannya itu berasal dari putrinya, Hu Liena. Semenjak itu, Hu Boqin tak pernah sekalipun memedulikan tentang putri kandungnya. Bahkan sampai saat ini, ia selalu mengabaikan keberadaan Hu Liena.
"Tuan! Tuan!"
Teriakan Changing seakan membuyarkan lamunannya, Hu Boqin pun kemudian mengangkat kepala dan menoleh ke arah Changing. Terlihat jelas kedua matanya memancarkan kesedihan dan ketidakberdayaan.
"Jelaskan!" Ucapnya pelan.
"Tabib Hong berpesan, jika kita harus secepatnya mendapatkan beberapa tanaman herbal untuk menetralkan racun di tubuh Nona. Dia juga bilang, kemungkinan besar tanaman itu akan di temukan di daerah selatan hutan larangan."
"Baiklah, perintahkan beberapa orang untuk mencarinya. Jika di perlukan, kita bisa mempekerjakan orang-orang bayaran agar tanaman itu segera di temukan." Ucap Hu Boqin.
"Baik, Tuan!"
Hu Boqin menarik nafas berat, kemudian mulai berkata-kata.
"Changing! Apa kau sudah melakukan apa yang ku perintahkan?"
"Sudah, Tuan!"
"Cepat, Katakan!" Ucapnya tegas.
"Saya sudah menginterogasi beberapa orang dan hasilnya menunjukan jika Nyonya Yueqin dan putrinya terlibat dalam kasus hari ini. Dan sepertinya, mereka adalah otak di balik penganiayaan yang di alami oleh Nona Hu."
"Baiklah ... Panggilkan mereka kemari!" Teriak Hu Boqin sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia merasa geram terhadap perlakuan istri dan anaknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusdsbar
2024-02-17
0
Riska Ramadani
thoor ini gak di kasih penjelasan dulu apa.sumpah aku bingung 😕
2023-06-02
2
Hasan
ikut ramein thor🤭🤭
2023-05-27
2