Suara yang sangat memilukan bergema di ruangan Hu Liena. Namun, suara itu berasal dari Xiulin yang sedang memegangi tangan kanannya.
Entah bagaimana caranya, cambuk yang semula berada di tangannya kini telah beralih ke tangan Hu Liena. Dan tangannya terasa kebas, seperti ada ribuan semut yang menggigitnya.
Tanpa Xiulin sadari, ketika dia mengayunkan cambuknya. Hu Liena bergerak cepat melemparkan jarum yang selalu ia bawa ke arah tangan kanan Xiulin, hingga cambuk itu terlepas dan beralih ke tangannya.
"Sialan! kembalikan cambuk itu padaku!" Teriak Xiulin dengan panik, dia tidak mengerti bagaimana caranya Hu Liena bisa merebut cambuknya.
"Baiklah!" Ujar Hu Liena sembari menyeringai.
Syuuttt...
Splashh~
Agghhh...
Sabetan cambuk yang keras mengenai punggung Xiulin. Melihat Xiulin yang kesakitan, Hu Liena kembali menampilkan senyum jahatnya.
Syuuttt...
Syuuttt...
Splashh~
Splashh~
Agghhh...
Agghhh...
Ujung cambuk kembali mengenai ke punggung Xiulin hingga beberapa kali.
"Hentikan, hentikan!" Xiulin berteriak-teriak meminta Hu Liena menghentikan aksinya.
keadaannya kini sangat memprihatinkan, tubuhnya terlihat tak berdaya dan ada darah yang merembes keluar dari punggungnya.
Sepertinya, luka sabetan cambuk yang di layang Hu Liena kepada Xiulin telah membuat kulit bagian punggungnya terluka.
"Ini, aku kembalikan padamu!" Ucap Hu Liena seraya melemparkan cambuk ke arah Xiulin yang kini sedang terkapar di lantai.
Xiulin mengeratkan giginya, dia ingin membalas namun tak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya hanya bisa terkapar tak berdaya di sana.
"Apa yang kalian lihat! Cepat bawa aku keluar dari sini!" Teriak Xiulin kepada pelayan yang ikut bersamanya ketika datang ke tempat Hu Liena.
Xiulin akhirnya di bawa kembali ke kediamannya dengan cara di gotong, karena dia sudah tak mampu lagi berdiri dengan kedua kakinya.
Luka di punggungnya semakin terasa sakit ketika dia berusaha menggerakkan tangannya, apalagi jika harus berjalan menggunakan kakinya, sepertinya itu akan membuatnya lebih sakit lagi.
"Awas kau ******! aku akan membalasmu!" Rutuk Xiulin di dalam hatinya.
"Nona, anda hebat sekali!" Puji Luqiu kepada Hu Liena, setelah kepergian Xiulin barulah dia berani mendekati majikannya.
Awalnya, dia juga merasa terkejut dengan kemampuan Hu Liena. Pergerakannya ketika melawan Xiulin tadi, seperti orang yang menguasai ilmu beladiri.
Namun, Luqiu tidak mau memikirkan tentang hal ini. Selama itu membawa kebaikan bagi majikannya, dia tidak akan menanyakannya.
"Aku ini memang hebat!" Ucap Hu Liena dengan narsisnya, membuat bibir Luqiu sedikit berkedut ketika mendengarnya.
"Hamba sangat senang, akhirnya Nona bisa mengalahkan wanita jahat itu." Ungkap Luqiu yang merasa puas melihat Xiulin menerima ganjaran dari perbuatan jahatnya.
"Itu belum seberapa ... jika nanti dia berani mengusik kita lagi, akan aku pastikan jika dia akan kehilangan segalanya." Ujar Hu Liena dengan tenangnya.
Luqiu merasa terharu mendengar ucapan dari Hu Liena, dia tidak menyangka jika majikannya akan memperhatikannya seperti itu.
Hu Liena juga merasa puas karena telah bisa membalaskan pemilik asli tubuhnya ini yang selalu di tindas oleh Xiulin. Meskipun begitu, dia juga masih terbayang dengan kematian di kehidupan sebelumnya. Bayangan ketika sosok yang serupa dengan Xiulin telah berani menipu dan membunuhnya.
Bukan hanya itu, sosok serupa Xiulin juga membunuh Ayahnya di tempat yang sama dengan dirinya.
"Aku tidak peduli siapa dirimu, karena kau telah mengganggu ketenangan hidupku. Maka kau harus membayar semua yang telah kau lakukan, berikut dengan bunga-bunganya." Gumam Hu Liena perlahan.
Luqiu yang tak bisa mendengar jelas ucapan Hu Liena, langsung bertanya kepadanya. "Apa yang Nona ucapkan? hamba tidak bisa mendengarnya."
"Aku bilang, aku lapar." Ucap Hu Liena.
Dia sengaja tak mengatakan yang sebenarnya kepada Luqiu, karena menurutnya percuma saja. Lagipula, itu adalah masalah pribadinya dan Luqiu tak perlu mengetahuinya.
"Ahh, baiklah Nona. Hamba akan segera menyiapkannya." Ujar Luqiu seraya bergegas pergi ke dapur guna menyiapkan makanan untuk Hu Liena.
...----------------...
Di kediaman Bangsawan Mo...
"Apa katamu?" Teriak Mo Chong an, ia terkejut dengan laporan yang di berikan pengawalnya.
"Itu benar, Tuan. Tiga orang pembunuh bayaran yang kita kirim ke kediaman Perdana Menteri telah di temukan tewas di hutan." Ucap si Pengawal melanjutkan laporannya.
"Brengsek! Cepat cari tahu, siapa orang yang telah berani membunuh ketiga orang-orangku." Perintah Mo Chong an, ia tak bisa lagi mengontrol emosinya setelah mendengar ketiga bawahannya mati terbunuh ketika sedang menjalankan tugas darinya.
"Baik, Tuan. Hamba akan menyelidikinya." Sahut si pengawal, lalu dia pergi untuk melakukan tugasnya.
"Ada apa Ayah?" Seorang pemuda masuk ke ruangan Mo Chong an. Jika Hu Liena melihat pemuda ini, sudah pasti dia akan mengenali wajahnya.
Dia adalah Mo Yan zhen Putra pertama dari Mo Chong an, yang berwajah sama dengan orang yang telah membunuh Hu Liena di kehidupan sebelumnya, yang bukan lain adalah Yu Zhen.
"Seseorang telah melukai harga diri kita." Ujar Mo Chong an kepada Putranya.
"Apa maksud Ayah?" Yan Zhen belum mengerti maksud dari ucapan Ayahnya.
"Dua hari yang lalu, Putrinya Yueqin meminta Ayah untuk membantunya untuk membunuh seseorang. Tak di sangka, ketiga pembunuh yang Ayah kirim kini telah di lenyapkan." Terang Mo Chong an.
"Apa?" Mo Yan Zhen terkejut mendengar penuturan dari Ayahnya.
"Iya, dan ketiga mayat itu di buang di hutan." jelas Mo Chong an.
Mendengar perkataan dari Ayahnya tersebut, membuat amarah Mo Yan Zhen jadi tersulut.
"Siapa orang yang telah berani menghalangi jalan kita, Ayah?" Tanya Mo Yan Zhen kepada Ayahnya penuh emosi.
Di tanya seperti itu, Mo Chong an hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Ayah tidak tahu."
"Haruskah aku yang turun tangan sendiri untuk membantu Nona Xiulin?" Tanya Mo Yan Zhen lagi.
Dari dulu dia memang sangat mengagumi sosok Xiulin, selain karena kecantikannya, Xiulin juga seorang primadona yang di impi-impikan banyak pria seusianya. Jika dia bisa menjadikan Xiulin sebagai kekasihnya, tentu saja dia bisa menyombongkan diri kepada teman-temannya.
"Tidak perlu! Ayah takut, itu akan membahayakan dirimu." Tolak Mo Chong an, dia memang tak ingin melihat Putranya terluka.
Dia belum tahu, sosok seperti apa yang melindungi Hu Liena. Jika ada sosok yang kuat di belakangnya, bukankah itu akan berbahaya jika dia membiarkan Putranya turun tangan.
"Baiklah, tapi aku akan mengutus beberapa orang untuk mengawasi gadis itu." Ucap Mo Yan Zhen.
Dia masih belum ingin menyerah dan akan terus berusaha untuk membuat Xiulin terkesan padanya.
"Terserah! tapi kau harus ingat, jangan sampai ada orang yang mencurigaimu." Ucap Mo Chong an berusaha memperingati Putranya.
"Baik, Ayah. Percayakan semua itu padaku, aku akan bergerak tanpa ada seorangpun mengetahuinya." Jawab Mo Yan Zhen penuh keyakinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
2024-02-17
0
yudi
👍👍
2023-05-22
1
Uchi Hafiz
lanjutkan
2023-02-06
2