13. Wasiat dua dunia.

Hu Liena kini sedang menatap sebuah kotak tua yang berada di hadapannya, Kotak itu berwarna coklat berhiaskan ukiran naga di setiap sudutnya.

Setelah beberapa saat mengamati kotak tersebut, akhirnya Hu Liena memutuskan untuk membuka kotak di hadapannya. Kotak itu tidak memiliki kunci dan hanya di tutup begitu saja hingga memudahkan Hu Liena untuk membukanya. "Ehhh ... benda apa ini?" Ucap Hu Liena sambil meraih benda lonjong yang ada di dalamnya.

Benda ini menyerupai sebuah telur namun memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil dari bentuk aslinya. Dia pun mengambil benda itu menunjukkannya kepada si kakek. "Apa kakek tahu, benda apa yang ada di tanganku ini?"

"Aku tidak mengetahuinya." Jawab si kakek seraya menggelengkan kepalanya.

"Bukankah benda ini sudah berada bersama kakek ribuan tahun lamanya?" Ucap Hu Liena.

"Tidak, aku hanya di minta untuk menjaganya." Ujar si kakek datar.

Hu Liena mengerutkan dahinya, dia tak memiliki informasi apapun tentang benda yang ada di tangannya dia juga tak memiliki cara lain untuk mengetahuinya. "Ayah, apa sebenarnya yang kau coba beritahukan kepadaku." Gumamnya lirih.

Jari Hu Liena mulai meraba-raba permukaan benda, bahkan beberapa kali dia mencoba untuk menekan dan memutarnya. Karena merasa usahanya tidak mendapatkan hasil apapun, Hu Liena menjadi sedikit kesal.

Aku kira dengan adanya benda ini aku bisa menemukan pintu rahasia, ternyata sia-sia saja. Batin Hu Liena.

Karena merasa jika benda itu tak berguna sama sekali, Hu Liena kembali meletakkannya ke dalam kotak secara kasar.

KLIKK~

SWUUSSHHH

Begitu benda menyentuh tempatnya semula, terdengar bunyi 'klik' dan sinar yang menyilaukan keluar dari dalam benda tersebut, sinar itu berasal dari sebuah kalung berwarna emas yang ada di dalam benda lonjong yang baru saja Hu Liena simpan.

"Aghhh ...," Hu Liena menghalangi matanya dengan kedua tangan karena merasa silau dari pancaran sinar keemasan. Setelah sinar itu mulai meredup barulah dia menurunkan tangannya.

Tanpa di duganya kalung itu kembali mengeluarkan keanehan, kali ini sinar keemasan itu langsung menyelimuti seluruh tubuh Hu Liena.

Tidak hanya Hu Liena saja, tubuh si kakek pun kini tampak terbungkus oleh sinar tersebut dan secara perlahan-lahan tubuh mereka berdua melayang ke udara.

Hu Liena berpikir jika dia akan langsung di kirim kembali ke tempat pertama dia terhisap oleh lubang dimensi, tapi perkiraannya itu salah. Karena pada saat itu tubuhnya mulai berhenti melayang dan kini hanya mengambang beberapa meter dari permukaan tanah.

"Apalagi ini?" Gumamnya, dia merasa sedikit kesal karena beberapa kali seperti di permainkan.

SWUUSSHHH

Keanehan terjadi lagi, tubuh si kakek yang di selimuti sinar keemasan kini mulai di selubungi gumpalan asap tebal yang sangat menakutkan.

"Kakek, apa yang terjadi?" Teriak Hu Liena yang terkejut dengan apa yang di lihatnya.

Sedikit demi sedikit asap yang menutupi si kakek menghilang menampilkan sebuah sosok pria paruh baya yang tak asing di mata Hu Liena.

"Ayah!" Ucap Hu Liena berkaca-kaca, dia tak menyangka jika kakek tua yang bersamanya selama berada di tempat ini adalah jelmaan dari Ayahnya sendiri.

"Liena." Ma Boqin tersenyum ke arah Putrinya lalu bergerak menghampirinya.

"Ayah, benarkah ini kau Ayah?" Hu Liena tampak ragu-ragu ketika sosok pria misterius tersebut mencoba mendekatinya. Dia takut jika ini hanya sebuah ilusi untuk menyesatkannya.

"Iya, ini Ayah Nak." Ucap si pria misterius tersebut.

"Ayah, aku sangat merindukanmu." Setelah memastikan jika memang pria itu adalah Ayahnya, Hu Liena pun tak kuasa menahan kerinduannya dan langsung memeluknya.

"Jangan tinggalkan aku lagi." Rengek Hu Liena.

"Bukankah Ayah tidak pernah meninggalkanmu." Ucap Ayahnya lembut.

"Apa maksud Ayah? Apa Ayah juga bereinkarnasi sepertiku?" Tanya Hu Liena sambil mengerutkan dahinya.

Ma Boqin menggelengkan kepalanya. "Ayah tak seberuntung dirimu, Nak."

"Tapi ...," Hu Liena ingin menanyakan tentang sosok Perdana Menteri yang wajahnya sangat mirip dengan Sang Ayah.

"Wajah bisa sama, tapi kami berbeda." Jawab Ma Boqin yang seakan mengetahui isi pikiran dari Putrinya.

"Aku ...," Ucapan Hu Liena terputus karena di hentikan oleh Sang Ayah.

"Ayah tak memiliki waktu lama, jadi lebih baik jika kau hanya mendengarkan saja." Ucapnya sambil mengelus rambut Hu Liena seperti yang sering dia lakukan di ketika di kehidupan sebelumnya.

"Aku mengerti Ayah!" Jawab Hu Liena.

Ma Boqin meraih tangan Putrinya, lalu mulai bergerak membawa Hu Liena berkeliling di tempat rahasianya itu.

"Ayah menciptakan tempat ini bukan tanpa sengaja." Ucap Ma Boqin mengawali ceritanya.

"Hari itu, Ayah dan Ibumu pergi ke sebuah kuil untuk berdo'a. Tiba-tiba seorang Pendeta mendekat dan memberitahu kami, jika Putri yang kami nantikan akan pergi untuk menjalani kehidupan kedua ketika usianya mulai menginjak dewasa. Kami sangat ketakutan ketika mendengarnya pada waktu itu, tapi si Pendeta bilang jika kau akan membawa kebaikan bagi umat manusia. Selain itu, pendeta juga meramalkan jika kehidupan pertamamu hanya akan membawa kesialan untuk dirimu."

"Satu-persatu ucapan si pendeta itu mulai terbukti kebenarannya, sejak baru berusia 1 tahun kesialan demi kesialan terus datang menghampirimu. Dari mulai penculikan hingga sakit parah telah kamu lalui, dan yang paling membekas di hati Ayah adalah ketika Yu Zhen datang hanya untuk memanfaatkan dan mencelakaimu."

"Sebab itulah kami berdua mulai berusaha dan mencari cara agar hidupmu tidak merasa kekurangan di dunia manapun kamu tinggal. Kami mulai memberikanmu dasar pelatihan sejak dirimu baru mencapai usia dini, kami ingin membentuk kepribadian dan keahlian yang mumpuni pada dirimu. Meskipun sebenarnya kami merasa sakit hati karena terlalu memaksakan diri untuk bisa membuatmu lebih mandiri, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kami berdua juga mempersiapkan tempat ini untuk menunjang kehidupan keduamu, agar kau bisa menggunakan keahlianmu. Ayah percaya akan kemampuanmu, dan Ayah juga percaya jika kamu bisa melakukannya melebihi yang kami harapkan darimu."

"Ayah ...," Hu Liena merasa terharu mendengar semua cerita dari Ayahnya, ternyata semua ini telah di persiapkan oleh orangtuanya.

"Hiduplah dengan baik dan berbahagialah, lindungi orang-orang yang selalu berada di sisimu. Ayah menyayangimu, kami berdua sangat menyayangimu." Ucap Ma Boqin sambil mengelus-elus rambut Putri yang sangat di sayanginya.

"Ayah!" Hu Liena memeluk Ayahnya, ia tak sanggup menahan kesedihannya.

"Pakailah kalung itu Nak, kau hanya perlu menyentuhnya untuk kembali ke tempat ini kapan saja kau mau." Ucap Ma Boqin memberitahukan kegunaan kalung yang berada di tangan Putrinya.

"Baik Ayah, aku akan memakainya nanti." Jawab Hu Liena tanpa melepaskan pelukannya, ia merasa enggan untuk menjauh dari sosok yang sangat di rindukannya itu.

Ma Boqin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Putrinya yang tak pernah berubah, dia pun kembali berucap. "Sebaiknya kau pakai sekarang karena Ayah tak memiliki waktu lebih banyak lagi."

"Um." Hu Liena mengangguk dan langsung memakai kalung yang berada di tangannya.

Sementara dia sedang memasang kalung, wujud Ma Boqin perlahan-lahan mulai menghilang. Ketika Hu Liena menyaksikan kejadian itu, dia berusaha mencoba mencegahnya. "Tidak Ayah, jangan, jangan pergi lagi, jangan tinggalkan aku lagi ...," Ratap Hu Liena kepada Ayahnya.

"Maafkan Ayah, Nak. Ayah harus pergi, tugas Ayah sudah selesai sekarang. Pergilah! Jalani hidupmu dengan penuh kebahagiaan, Ayah akan selalu menyayangimu dan Ayah akan selalu berada di hatimu." Seiring dengan selesainya kata-kata yang dia ucapkan, tubuh Ma Boqin juga ikut menghilang dari pandangan.

"Tidak Ayah, Ayah ... Ayaaahhh!" Hu Liena berusaha menangkap tubuh Ayahnya, tapi itu sia-sia karena hanya ada tempat kosong di hadapannya.

Hu Liena jatuh berlutut di tanah meratapi kepergian Ayahnya, dia seperti di perlakukan tak adil karena takdir selalu mempermainkan perasaannya.

"Nona, Nona!" Luqiu memanggil-manggil majikannya dengan perasaan cemas. Hari ini Hu Liena menghilang di halaman belakang Tabib Hong, dan ketika di ketemukan dia berada dalam keadaan pingsan dengan di penuhi lumpur yang mengotori pakaiannya.

Hu Liena membuka matanya dan menatap ke arah Luqiu yang ada di hadapannya.

"Luqiu." Lirihnya, kemudian dia memeluk Luqiu dan menangis di dalam pelukan pelayan setianya itu.

"Nona, apa yang terjadi kepada anda? jangan membuatku takut Nona." Ujar Luqiu semakin cemas.

Hu Liena melepaskan pelukannya kepada Luqiu lalu mengusap airmata yang tergenang di kelopak matanya, "Maafkan aku." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Nona ...," Luqiu kehilangan kata-kata melihat perilaku majikannya, di sisi lain dia merasa cemas di sisi lain lagi dia merasa heran dengan sikapnya.

Sementara Luqiu merasa cemas, Hu Liena sendiri nampak kebingungan dengan kejadian yang menimpanya. Teringat jelas di ingatannya ketika dia terhisap ke lubang tanpa dasar di halaman belakang Tabib Hong, tapi kenapa sekarang dia berada di dalam sebuah kamar bersama dengan Luqiu di sampingnya. "Apa aku bermimpi?" Ucapnya pelan.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teussemngat

2024-02-17

0

Hasan

Hasan

lanjut saja thor🤤🤤

2023-05-28

0

Sri Rahayu

Sri Rahayu

lanjut Thor .

2023-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Kisah.
2 2. Kehidupan lain.
3 3. Bangkit di tubuh yang berbeda.
4 4. kecemasan Hu Boqin.
5 5. Balas dendam.
6 6. Kecurigaan Tabib Hong.
7 7. Kebencian Hu Liena.
8 8. Yueqin terluka.
9 8. Rencana jahat Xiulin.
10 10. Pembunuh bayaran.
11 11. Kediaman Tabib Hong.
12 12. Tertarik ke dimensi lain.
13 13. Wasiat dua dunia.
14 14. Kenyataan.
15 15. Kedatangan Li Junjie.
16 16. Xiulin yang tak tahu malu.
17 17. Kecurigaan Li Junjie.
18 18. Kemarahan Li Junjie.
19 19. Kegelisahan Li Junjie
20 20. Mo Yan Zhen.
21 21. Racun di tubuh Li Junjie.
22 22. Pertemuan dengan Mo Yan Zhen.
23 23. Memberi pelajaran kepada pasangan jahat.
24 24. Membuat onar.
25 25. Menagih hutang.
26 26. Masa lalu kelam Yueqin.
27 27. Racun katak emas.
28 28. Harga diri Wang bersaudara.
29 29. Tabib ramalan.
30 30. Cerita Pangeran Jun.
31 31. Mendatangi kediaman Pangeran Jun.
32 32. Racun Kalajengking Merah.
33 33. Gadis aneh dan Pangeran bodoh.
34 34. Mencapai kesepakatan.
35 35. Pengawal bodoh.
36 36. perdebatan Wang bersaudara.
37 37. Janji Hu Liena.
38 38. Pria tampan di kegelapan.
39 39. Dekret Kaisar.
40 40. Jangan panggil aku Putri.
41 41. Anak buah dan majikan sama-sama bodoh!
42 42. Pandai berakting.
43 43. Pemilik tubuh?
44 44. Sabun rempah-rempah.
45 45. Xiulin pembunuh kejam.
46 46. Mengembalikan barang kepada yang berhak.
47 47. Bao-Yu.
48 48. Persiapan memasuki Istana.
49 49. Memasuki Istana.
50 50. Anting milik Lilian.
51 51. Saingan Li Junjie.
52 52. Tatapan membunuh kedua Pangeran.
53 53. Tarian Putri Qian
54 54. Rencana perkenalan Li Jing Sheng.
55 55. Xiulin Putri murba.
56 56. Changyong.
57 57. Pernikahan Li Junjie.
58 58. Kau ini tetaplah lucu di mataku!
59 59. Siapa yang akan kau hukum?
60 60. Kutukan dari Dewa.
61 61. Kebusukan Yueqin.
62 62. Pathetic.
63 62. Fakta tentang Bibi Kiew
64 64. Kesepakatan.
65 65. Masa lalu Liu Ning alias Bibi Kiew.
66 66. Tipu muslihat Bibi Kiew.
67 67. Tak ada rotan, akar 'pun jadi.
68 68. Kebahagiaan keluarga Yue.
69 69. Terlalu merepotkan!
70 70. Pantas saja masuk angin.
71 71. Cemburu.
72 72. Pamer.
73 73. Apa jangan-jangan, ini ulah kau?
74 74. Kedatangan Bangsawan Yue.
75 75. Nona Besar Bai.
76 76. Diam kau perempuan tua!
77 77. Qin Zihui.
78 78. Kebohongan Bangsawan Bai.
79 79. Tamu keluarga Yue.
80 80. Bangsawan Bai di tangkap.
81 81. Menegakkan keadilan.
82 82. Bingwen.
83 83. Siapa kau?
84 84. Rencana pengobatan Pangeran Jun.
85 85. Jatuh cinta.
86 86. Demam cinta!
87 87. Jarum emas.
88 88. Mei Lien.
89 89. Bangsawan Yan di penjara.
90 80.Cepat buka baju!
91 91. Kita ini belum menikah!
92 92. Yueqin dan Xiulin hilang.
93 93. Tabib Hong menjadi target sasaran.
94 94. Pasangan serasi.
95 95. Jangan terburu-buru!
96 96. Musuh lama.
97 97. Identitas Tuan Qiang.
98 98. Qiang Geming.
99 99. Suami-Istri yang kejam.
100 100. Wanita bercadar.
101 101. Kalian tidak perlu repot-repot!
102 102. Amatiran.
103 103. Apa yang kau tertawakan?
104 104. Pertarungan di hutan.
105 105. Serangan anak panah.
106 106. Jangan jauh-jauh dariku!
107 107. Pil penawar racun.
108 108. Aku sudah sembuh total!
109 109. Qian Yingzhi
110 110. Obsesi Putri Song Qian.
111 111. Surat ajakan pemberontakan.
112 112. Rencana kedua.
113 113. Jadi dia, orangnya ....
114 114. Masuk jebakan.
115 115. Hati-hati menggunakan jarimu!
116 116. Pangeran pencemburu.
117 117. Gerak-gerik bangsawan Mo yang mencurigakan.
118 118. Pengkhianat di tengah pengkhianat.
119 119. Penangkapan Putri Song Qian.
120 120. Penyambutan Kaisar Li Jinhai.
121 121. Utusan kerajaan Qian.
122 122. Pengumuman pernikahan.
123 123. Kakak Pertama berubah konyol!
124 124. Hilangnya kesalahpahaman dua Kaisar.
125 125. Keraguan Kaisar Qian.
126 126. Pemeriksaan
127 127. Terungkap.
128 128. Mengobati penyakit Kaisar Qian.
129 129. Aku bisa membantumu!
130 130. Keributan.
131 131. Salah paham!
132 132. Aku bukanlah Ayahmu!
133 133. Hukuman untuk para pemberontak.
134 134. Kematian Putri Song Qian dan Yu Zemin.
135 135. Kisah pilu Putri Li Jiang.
136 136. Pangeran Chunian menyelinap.
137 137. Tertangkap kembali.
138 138. Pangeran Chunian histeris.
139 139. Bukan ceroboh, tapi bodoh!
140 140. Berangkat ke kerajaan Wuya.
141 141. Calon Selir Kaisar Wuya.
142 142. Mata air murni bukit Wuya.
143 143. Kesedihan Pangeran Qian Yingzhi.
144 144. Rencana kedua Hu Liena
145 145. Terbongkarnya rahasia Hu Liena
146 146. Menyusup ke pemandian mata air murni.
147 147. Yueqin dan Xiulin kembali di tertangkap.
148 148. Kebingungan Pangeran Jing.
149 149. Lancarnya perjalanan.
150 150. Penyambutan Kaisar.
151 151. Pengumuman Kaisar.
152 152. Jawaban Pangeran Jing.
153 153. Siapa yang kau sebut bodoh?
154 154. Entah itu dulu, sekarang ataupun nanti, dia akan tetap bodoh!
155 155. Ratapan Xiulin.
156 156. Pengobatan luka Hu Liena.
157 157. Masa pemulihan.
158 158. Perjanjian dengan Luqiu.
159 159. Hukuman untuk Putri Murba.
160 160. Hukum cambuk papan.
161 161. Berpura-pura pingsan.
162 162. Hu Liena jatuh pingsan.
163 163. Tersadar.
164 164. Sudah di makamkan!
165 165. Cendera mata.
166 166. Ciuman pertama.
167 167. Tempat istimewa.
168 168. Rahasia Hu Liena.
169 169. Aku mencintaimu!
170 170. Ada apa dengan matamu?
171 171. Masalah Guotin.
172 172. Membeli hadiah.
173 173. Pertarungan di tengah perbincangan.
174 174. Meingkus pemimpin penyusup.
175 175. Pangeran Chunfang.
176 176. Pertunjukan.
177 177. Memukulinya sampai babak belur.
178 178. Selembar nyawa.
179 179. Permaisuri Ruolan.
180 180. Bunga-bunga yang kering.
181 181. Tak pandang bulu.
182 182. Saingan berat Pangeran Chunfang.
183 183. Bodoh dan ceroboh.
184 184. Siapa yang akan membunuh siapa.
185 185. Pergi ke penjara.
186 186. Anak angkat.
187 187. Murka Panglima Jiao
188 188. Masa lalu Kaisar Wuya.
189 189. Satu lawan satu.
Episodes

Updated 189 Episodes

1
1. Awal Kisah.
2
2. Kehidupan lain.
3
3. Bangkit di tubuh yang berbeda.
4
4. kecemasan Hu Boqin.
5
5. Balas dendam.
6
6. Kecurigaan Tabib Hong.
7
7. Kebencian Hu Liena.
8
8. Yueqin terluka.
9
8. Rencana jahat Xiulin.
10
10. Pembunuh bayaran.
11
11. Kediaman Tabib Hong.
12
12. Tertarik ke dimensi lain.
13
13. Wasiat dua dunia.
14
14. Kenyataan.
15
15. Kedatangan Li Junjie.
16
16. Xiulin yang tak tahu malu.
17
17. Kecurigaan Li Junjie.
18
18. Kemarahan Li Junjie.
19
19. Kegelisahan Li Junjie
20
20. Mo Yan Zhen.
21
21. Racun di tubuh Li Junjie.
22
22. Pertemuan dengan Mo Yan Zhen.
23
23. Memberi pelajaran kepada pasangan jahat.
24
24. Membuat onar.
25
25. Menagih hutang.
26
26. Masa lalu kelam Yueqin.
27
27. Racun katak emas.
28
28. Harga diri Wang bersaudara.
29
29. Tabib ramalan.
30
30. Cerita Pangeran Jun.
31
31. Mendatangi kediaman Pangeran Jun.
32
32. Racun Kalajengking Merah.
33
33. Gadis aneh dan Pangeran bodoh.
34
34. Mencapai kesepakatan.
35
35. Pengawal bodoh.
36
36. perdebatan Wang bersaudara.
37
37. Janji Hu Liena.
38
38. Pria tampan di kegelapan.
39
39. Dekret Kaisar.
40
40. Jangan panggil aku Putri.
41
41. Anak buah dan majikan sama-sama bodoh!
42
42. Pandai berakting.
43
43. Pemilik tubuh?
44
44. Sabun rempah-rempah.
45
45. Xiulin pembunuh kejam.
46
46. Mengembalikan barang kepada yang berhak.
47
47. Bao-Yu.
48
48. Persiapan memasuki Istana.
49
49. Memasuki Istana.
50
50. Anting milik Lilian.
51
51. Saingan Li Junjie.
52
52. Tatapan membunuh kedua Pangeran.
53
53. Tarian Putri Qian
54
54. Rencana perkenalan Li Jing Sheng.
55
55. Xiulin Putri murba.
56
56. Changyong.
57
57. Pernikahan Li Junjie.
58
58. Kau ini tetaplah lucu di mataku!
59
59. Siapa yang akan kau hukum?
60
60. Kutukan dari Dewa.
61
61. Kebusukan Yueqin.
62
62. Pathetic.
63
62. Fakta tentang Bibi Kiew
64
64. Kesepakatan.
65
65. Masa lalu Liu Ning alias Bibi Kiew.
66
66. Tipu muslihat Bibi Kiew.
67
67. Tak ada rotan, akar 'pun jadi.
68
68. Kebahagiaan keluarga Yue.
69
69. Terlalu merepotkan!
70
70. Pantas saja masuk angin.
71
71. Cemburu.
72
72. Pamer.
73
73. Apa jangan-jangan, ini ulah kau?
74
74. Kedatangan Bangsawan Yue.
75
75. Nona Besar Bai.
76
76. Diam kau perempuan tua!
77
77. Qin Zihui.
78
78. Kebohongan Bangsawan Bai.
79
79. Tamu keluarga Yue.
80
80. Bangsawan Bai di tangkap.
81
81. Menegakkan keadilan.
82
82. Bingwen.
83
83. Siapa kau?
84
84. Rencana pengobatan Pangeran Jun.
85
85. Jatuh cinta.
86
86. Demam cinta!
87
87. Jarum emas.
88
88. Mei Lien.
89
89. Bangsawan Yan di penjara.
90
80.Cepat buka baju!
91
91. Kita ini belum menikah!
92
92. Yueqin dan Xiulin hilang.
93
93. Tabib Hong menjadi target sasaran.
94
94. Pasangan serasi.
95
95. Jangan terburu-buru!
96
96. Musuh lama.
97
97. Identitas Tuan Qiang.
98
98. Qiang Geming.
99
99. Suami-Istri yang kejam.
100
100. Wanita bercadar.
101
101. Kalian tidak perlu repot-repot!
102
102. Amatiran.
103
103. Apa yang kau tertawakan?
104
104. Pertarungan di hutan.
105
105. Serangan anak panah.
106
106. Jangan jauh-jauh dariku!
107
107. Pil penawar racun.
108
108. Aku sudah sembuh total!
109
109. Qian Yingzhi
110
110. Obsesi Putri Song Qian.
111
111. Surat ajakan pemberontakan.
112
112. Rencana kedua.
113
113. Jadi dia, orangnya ....
114
114. Masuk jebakan.
115
115. Hati-hati menggunakan jarimu!
116
116. Pangeran pencemburu.
117
117. Gerak-gerik bangsawan Mo yang mencurigakan.
118
118. Pengkhianat di tengah pengkhianat.
119
119. Penangkapan Putri Song Qian.
120
120. Penyambutan Kaisar Li Jinhai.
121
121. Utusan kerajaan Qian.
122
122. Pengumuman pernikahan.
123
123. Kakak Pertama berubah konyol!
124
124. Hilangnya kesalahpahaman dua Kaisar.
125
125. Keraguan Kaisar Qian.
126
126. Pemeriksaan
127
127. Terungkap.
128
128. Mengobati penyakit Kaisar Qian.
129
129. Aku bisa membantumu!
130
130. Keributan.
131
131. Salah paham!
132
132. Aku bukanlah Ayahmu!
133
133. Hukuman untuk para pemberontak.
134
134. Kematian Putri Song Qian dan Yu Zemin.
135
135. Kisah pilu Putri Li Jiang.
136
136. Pangeran Chunian menyelinap.
137
137. Tertangkap kembali.
138
138. Pangeran Chunian histeris.
139
139. Bukan ceroboh, tapi bodoh!
140
140. Berangkat ke kerajaan Wuya.
141
141. Calon Selir Kaisar Wuya.
142
142. Mata air murni bukit Wuya.
143
143. Kesedihan Pangeran Qian Yingzhi.
144
144. Rencana kedua Hu Liena
145
145. Terbongkarnya rahasia Hu Liena
146
146. Menyusup ke pemandian mata air murni.
147
147. Yueqin dan Xiulin kembali di tertangkap.
148
148. Kebingungan Pangeran Jing.
149
149. Lancarnya perjalanan.
150
150. Penyambutan Kaisar.
151
151. Pengumuman Kaisar.
152
152. Jawaban Pangeran Jing.
153
153. Siapa yang kau sebut bodoh?
154
154. Entah itu dulu, sekarang ataupun nanti, dia akan tetap bodoh!
155
155. Ratapan Xiulin.
156
156. Pengobatan luka Hu Liena.
157
157. Masa pemulihan.
158
158. Perjanjian dengan Luqiu.
159
159. Hukuman untuk Putri Murba.
160
160. Hukum cambuk papan.
161
161. Berpura-pura pingsan.
162
162. Hu Liena jatuh pingsan.
163
163. Tersadar.
164
164. Sudah di makamkan!
165
165. Cendera mata.
166
166. Ciuman pertama.
167
167. Tempat istimewa.
168
168. Rahasia Hu Liena.
169
169. Aku mencintaimu!
170
170. Ada apa dengan matamu?
171
171. Masalah Guotin.
172
172. Membeli hadiah.
173
173. Pertarungan di tengah perbincangan.
174
174. Meingkus pemimpin penyusup.
175
175. Pangeran Chunfang.
176
176. Pertunjukan.
177
177. Memukulinya sampai babak belur.
178
178. Selembar nyawa.
179
179. Permaisuri Ruolan.
180
180. Bunga-bunga yang kering.
181
181. Tak pandang bulu.
182
182. Saingan berat Pangeran Chunfang.
183
183. Bodoh dan ceroboh.
184
184. Siapa yang akan membunuh siapa.
185
185. Pergi ke penjara.
186
186. Anak angkat.
187
187. Murka Panglima Jiao
188
188. Masa lalu Kaisar Wuya.
189
189. Satu lawan satu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!