Semua orang menoleh ke arah Hu Liena, tak terkecuali Xiulin yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.
"Wahh ... hebat! kakak ipar langsung tahu tanpa harus melihatnya." Li Jing Sheng berseru ketika mendengar jawaban dari Hu Liena.
Hu Liena hanya tersenyum menanggapi perkataan dari Li Jing Sheng.
Beberapa pelayan datang lagi, kali ini mereka hanya membawa satu kudapan dan satu kendi di atas masing-masing nampan yang mereka bawa.
Sebelum mereka sampai di setiap meja para tamu, Li Junjie kembali bersuara. "Bagaimana dengan yang ini? Apa anda juga yang menyiapkannya Nona Xiulin? Jika iya, tolong sebutkan satu-persatu jenisnya."
"Itu, itu ...," Xiulin semakin bingung, dia bagai terjebak di permainannya sendiri.
"Yang itu adalah kue bulan sari bunga Osmanthus, sedangkan minuman yang berada di dalam kendi itu adalah anggur bunga Osmanthus. Semua kudapan ini biasanya di sajikan di festival pertengahan musim gugur, orang-orang pada zaman dahulu percaya. Jika dengan menyantap hidangan ini akan mendapatkan keberuntungan dan juga kekayaan. Beberapa artikel di internet selalu memuat tentang hal ini, Yang Mulia." Terang Hu Liena.
"Artikel dan internet?" Seru semua orang serempak, mereka tak mengerti dengan penjelasan dari Hu Liena yang menyebutkan tentang dua hal yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Dasar bodoh! Mengapa aku menyebutkan hal itu, orang-orang pada zaman ini tidak akan pernah tahu tentang era digital. Batin Hu Liena.
Guna memperbaiki kesalahannya, Hu Liena pun kembali memberikan penjelasan. "Itu tercatat di dalam sebuah buku sejarah kuno." Imbuhnya lagi.
"Ternyata seperti itu." Semua orang mulai mengerti ucapan dari Hu Liena.
Sementara Xiulin mengeratkan giginya karena rencananya selalu di patahkan oleh Hu Liena dan kemarahan di dalam dirinya semakin menggila.
Si ****** ini, selalu saja membuat ulah. Awas saja kau ****** sialan! aku akan membalasmu nanti! Gerutu Xiulin di dalam hatinya.
Semakin hari Xiulin semakin membenci Hu Liena, perubahan yang terjadi pada saudara tirinya tersebut membuat Xiulin semakin terpuruk. Dan ini tidaklah baik untuk dirinya.
"Nona Hu Liena ini ternyata sangatlah pintar, tidak seperti yang aku dengar sebelumnya." Seorang pria paruh baya mengutarakan pendapatnya.
"Iya, Perdana Menteri sangatlah di berkati memiliki dua Putri yang sama-sama di unggul di Negara Ying ini." Ucap yang lainnya menimpali.
"Terima kasih kepada Tuan-Tuan sekalian." Ujar Hu Boqin.
Sementara itu, kini Li Junjie sedang menatap ke arah Hu Liena dengan tatapan yang penuh selidik. Dia merasa yakin, jika Hu Liena yang sekarang sangatlah berbeda dengan Hu Liena sebelumnya.
Seakan sadar sedang di perhatikan, Hu liena pun melirik ke arah Li Junjie yang sedang menatap kepadanya.
Pandangan mata mereka pun bertemu di udara, mereka menatap dengan tatapan yang sama-sama tajam. Seandainya tatapan bisa membunuh, mungkin keduanya akan mati berkali-kali karena tatapan mematikan tersebut.
Gadis ini? Sejak kapan dia berani menatapku seperti ini? dia berbeda dengan sebelumnya. Batin Li Junjie.
Hu Liena sendiri menyadari, jika tatapan yang di berikan Pangeran Jun padanya seakan berbeda dari tatapan orang biasanya, dia seperti sedang menyelidiki sesuatu dari dirinya.
Orang ini terlihat licik, aku harus mewaspadainya. Aku tidak boleh terlalu berdekatan dengan dirinya, ini akan sangat berbahaya bagiku, bagaimana jika dia menyelidiki identitasku. Ini tidak boleh terjadi, aku harus menjauh dari orang ini. Batin Hu Liena.
Kedua orang ini memperingatkan diri mereka masing-masing, yang satu merasa curiga dan yang satu lagi merasa waspada.
"Hamba ingin berterima kasih kepada Yang Mulia Pangeran Jun dan juga Yang Mulia Pangeran Jing karena telah sudi mengunjungi orang rendahan seperti hamba ini." Suara Hu Boqin bergema memecah keheningan di sana.
Dua orang yang sedang bertukar pandangan itupun secara reflek langsung mengalihkan tatapan mereka ke tempat lain.
Li Junjie mendengus lalu mengibaskan lengan bajunya. "Aku hanya merasa bosan dan terpikir untuk mengunjungi Perdana Menteri."
Semua orang tahu, jika hubungan Pangeran Jun dan Putri Perdana Menteri telah lama di resmikan. Bukan sesuatu yang aneh jika hari ini Pangeran Jun datang untuk mengunjunginya.
"Kami sengaja datang kesini karena mendengar tentang sakitnya calon kakak ipar." Li Jing Sheng menimpali ucapan kakaknya.
"Itu benar Yang Mulia, Putriku beberapa hari yang lalu memang dalam kondisi yang tidak baik. Tapi syukurlah, Tabib Hong telah berhasil mengobatinya." Sahut Hu Boqin membenarkan ucapan dari Li Jing Sheng.
"Baguslah jika kondisinya baik-baik saja, setidaknya sekarang dia bisa menemaniku untuk berjalan-jalan di kediaman ini." Ucap Li Junjie mengutarakan keinginannya.
"Ahh ... kakak benar, aku juga penasaran dengan kediaman Perdana Menteri." Ucap Li Jing Sheng yang langsung mendapat teguran keras dari sang kakak.
"Sebaiknya kau tetap tinggal di sini menemani Perdana Menteri." Tegas Li Junjie.
"Baiklah!" Jawab Li Jing Sheng pasrah.
Mendengar permintaan dari Pangeran yang paling di segani di Negaranya. Hu Boqin terlihat bimbang, di sisi lain dia merasa senang karena Putrinya di perhatikan oleh seorang Pangeran. Tapi di sisi lain lagi dia juga merasa ketakutan, takut jika Putrinya akan berbuat kesalahan.
Seakan mengetahui kekhawatiran sang Ayah, Hu Liena langsung melakukan penolakan. "Maafkan hamba Yang Mulia Pangeran, Tabib telah menyarankan jika hamba tidak boleh beraktivitas yang terlalu melelahkan."
Semua orang terkejut mendengar ucapan Hu Liena, bahkan Li Jing Sheng pun seakan tidak percaya jika Hu Liena berani menolak ajakan kakaknya.
Xiulin menyeringai, ini adalah kesempatan bagus untuknya dan dia harus bisa memanfaatkannya dengan baik. "Jika Pangeran berkenan, bagaimana jika hamba yang akan menemani anda?" Ucap Xiulin.
"Tidak perlu!" Li Junjie langsung menolak tegas tawaran dari Xiulin.
Penolakan yang di lakukan Li Junjie, semakin menguatkan kebencian Xiulin kepada Hu Liena.
Dasar ****** sialan! Seandainya kau tidak ada di tempat ini, mungkin Pangeran tidak akan menolak ajakan dariku. Xiulin memaki Hu Liena di dalam hatinya.
Li Junjie berbicara kembali kepada Hu Liena. "Nona, aku tahu batasanku dan aku juga mengerti akan kondisimu, oleh karena itu aku mengajakmu untuk berjalan di sekitar halaman Aula saja."
Li Jing Sheng serasa ingin pingsan mendengar perkataan dari kakaknya. Dia seakan tak percaya, sosok yang dingin dan kejam seperti kakaknya ini bisa berbicara selembut itu kepada seseorang. Apalagi, itu di lakukannya di hadapan banyak orang.
Tak hanya Li Jing Sheng, semua orang yang ada di sana pun menjadi ketakutan mendengar perkataannya. Bagaimana tidak, seorang Pangeran yang kejam rela merendahkan dirinya seperti ini hanya untuk di temani seorang perempuan.
Meskipun Hu Liena merasa enggan dan ingin mengajukan kembali penolakan, namun Hu Boqin tak membiarkan Hu Liena melakukannya .
"Putriku akan pergi bersama anda Yang Mulia." Ucap Hu Boqin mendahului Hu Liena yang baru saja akan membuka mulutnya.
Tak ada jalan lain, Hu Liena hanya bisa menuruti keinginan Ayahnya.
"Benarkah itu, Nona Hu Liena?" Li Junjie memastikan jawaban dari Hu Boqin.
"Benar." Jawab Hu Liena datar.
Li Junjie langsung beranjak dari tempatnya, lalu dia berjalan dengan senyum penuh kemenangan.
...----------------...
Di sebuah taman, Li Junjie berjalan di ikuti oleh Hu Liena di belakangnya. Paras Li Junjie yang rupawan di tambah kecantikan Hu Liena yang tak ada tandingan, menjadikan keduanya bak Dewa dan Dewi yang turun dari kayangan.
"Aku tahu, kau tidak ingin menemaniku." Ujar Li Junjie mengawali obrolannya.
Hu liena memutar kedua bola matanya ketika mendengar pertanyaan dari Li Junjie. "Anda terlalu banyak berpikir Yang Mulia." Jawabnya datar.
"Dari wajahmu, aku bisa melihat segalanya dengan jelas." Terang Li Junjie.
"Apa anda kekurangan uang, sehingga berganti profesi menjadi cenayang." Sindir Hu Liena.
"Ha-ha! Li Junjie tertawa mendengar jawaban konyol dari Hu Liena. "Baru beberapa bulan ini aku tidak melihatmu, tapi kau sudah banyak berubah."
"Anda terlalu berlebihan." Ucap Hu Liena singkat, dia malas menanggapi semua pertanyaan dari Li Junjie yang terkesan sedang menyelidikinya.
Apa-apaan orang ini! Memangnya dia pikir aku akan semudah itu untuk di interogasi, menyebalkan sekali! Batin Hu Liena.
Li Junjie menoleh ke arah Hu Liena. "Aku penasaran, apa yang membuatmu berubah seperti ini?"
Hu Liena sibuk dengan berbagai macam umpatan di hatinya, hingga ia tak mendengar jelas pertanyaan yang di tujukan padanya.
"Nona Hu Liena!" Li Junjie menghentikan langkah kakinya dan berbalik menghadap Hu Liena.
Dugghhh...
"Aww ... sakit!" Teriak Hu Liena sembari mengusap-usap keningnya.
Karena tak memperhatikan jalan dan karena Li Junjie yang berhenti terlalu mendadak, mengakibatkan Hu Liena menabrak Li Junjie yang berdiri menghadang jalan.
"Apa yang anda lakukan?" Hardik Hu Liena.
"Apa yang ku lakukan? justru aku yang seharusnya bertanya padamu, apa yang sedang kau lakukan hingga tak mendengarkan perkataanku?" Li Junjie balik bertanya kepada Hu Liena.
Sadar karena terlalu bersikap gegabah, Hu Liena langsung mengubah nada bicaranya.
"Maaf Yang Mulia, hamba tidak sengaja melakukannya." Ujarnya sembari menundukkan kepala. Namun diam-diam, dia terus mengumpat perbuatan Li Junjie yang membuat keningnya merasa kesakitan.
Dasar Pangeran sombong! Bisa-bisanya dia berhenti mendadak seperti itu. Huhh ... sakit sekali! Batin Hu Liena.
"Kau harus mendapatkan hukuman karena telah berani mengabaikan seorang Pangeran sepertiku." Ancam Li Junjie kepada Hu Liena.
Pantas saja dia mendapat julukan Pangeran kejam dari Dinasti Ying, karena memang sikapnya seperti itu. Bisa-bisanya menggunakan kekuasaan untuk menindas orang yang lemah. Menyedihkan! Batin Hu Liena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-02-17
0
Hasan
🤣🤣🤣tuhkan terlalu semangat sih jd keceplosan kan
2023-05-28
1
yudi
👍
2023-05-21
1