Setelah merasa bosan, Hu Liena pun memilih untuk kembali ke kamarnya. Dia juga meminta Luqiu kembali lebih awal agar dia bisa beristirahat lebih lama. Karena mulai besok, dia akan benar-benar di sibukkan oleh pekerjaannya.
Pertama-tama, yang akan di lakukan Hu Liena adalah, menemui Tabib Hong untuk memintanya mencari beberapa benih tanaman obat yang akan Hu Liena tanam di kebunnya. Lalu kedua, mencari beberapa orang yang mau menggarap dan merawat tanah di belakang kediamannya. Masalah urusan ketiga dan seterusnya, dia akan mempercayakan semua pekerjaan kepada asisten pribadinya, Luqiu. Karena hanya dialah yang Hu Liena percayai di kehidupan keduanya ini.
Setelah menyiapkan rencana dan mempelajarinya, Hu Liena pun memutuskan untuk mengistirahatkan matanya. Dia berbaring di atas tempat tidurnya dengan rambut panjang yang sengaja dia biarkan menjuntai hingga menyentuh lantai.
Menjelang tengah malam, beberapa bayangan hitam berkelebat di dalam kegelapan. Mereka bergerak mengendap-endap dengan kecepatan melebihi orang biasa pada umumnya. Jika di lihat dari pergerakan mereka yang meloncat dan berpindah tempat tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Sepertinya, jurus meringankan tubuh yang mereka kuasai sudah berada di tingkatan tertinggi.Terbukti, jika tak ada satupun penjaga yang menghalangi dan mengetahui pergerakan dari mereka bertiga.
Setelah beberapa kali meloncat dan berpindah tempat, mereka bertiga pun berhenti di gerha bunga milik Hu Liena. Satu-persatu dari mereka mulai bergerak mendekat, dan berusaha mencari celah untuk bisa memasuki ruangan serta memberikan serangan sesuai yang di perintahkan.
...----------------...
Di dalam kamar, Hu Liena yang belum sepenuhnya terpejam merasakan pergerakan yang tak biasa dari arah luar. Pendengarannya yang sudah terlatih sejak di kehidupan pertamanya, menangkap hal yang mencurigakan hingga membuat dia menjadi begitu waspada. Hu Liena lalu mengambil pisau yang dia selipkan di bawah bantalnya untuk sekedar berjaga-jaga. Tak di sangka, hari ini barang itu akan sangat berguna karena ada orang yang datang dengan sengaja memaksanya untuk menggunakan senjata yang di simpannya itu.
Ketiga bayangan hitam pun mulai bergerak melancarkan aksinya. Satu orang dari mereka, bahkan berusaha memasuki kamar melalui jendela kamar Hu Liena, tangannya terulur untuk mencongkel tutup jendela.
Mendengar pergerakan di bawah jendela, Hu Liena semakin siaga dan bersiap untuk menyambut kedatangan mereka.
Belum sempat tangan si bayangan hitam berhasil menyentuh jendela, dia sudah berteriak sambil memegangi leher yang terluka karena tertancap suatu benda yang tak di ketahuinya.
Dua bayangan hitam yang tersisa terkejut mendengar temannya berteriak kesakitan tanpa mereka tahu penyebabnya. Mereka pun bergegas mendekatinya untuk memeriksa keadaannya.
Setelah berada di hadapannya, mereka terkejut mendapati panah yang tertancap menembus leher temannya tersebut. Dan setelah di periksa lebih lanjut, ternyata temannya sudah dalam kondisi mati.
Mereka berdua saling bertukar pandangan, ketakutan tampak di sorot mata keduanya. Terbersit di hati mereka untuk mengurungkan niat jahatnya membunuh Hu Liena. Tapi naas, sebelum mereka sadar dari keterkejutannya, dua benda berkilat terbang menuju ke arah mereka berdua.
Jleb...
Jleb...
Suara yang sangat mengerikan terdengar di dalam kesunyian, kedua bayangan hitam itu pun langsung ambruk dan meregang nyawa dengan panah yang tertancap persis di leher mereka.
Beberapa saat setelah mereka meregang nyawa, muncul dua orang pria di antara mayat-mayat mereka dan langsung bergegas menyingkirkan dan membereskan kekacauan di sekitar tempat Hu Liena.
Sedangkan di dalam, Hu Liena yang masih bersiaga kini mengerutkan dahinya. "Ehh ... apa yang terjadi? jelas-jelas tadi aku mendengar ada pergerakan yang mencurigakan dari arah jendela, kenapa sekarang suara itu tidak ada?" pikirnya.
Dia memutuskan untuk menunggu beberapa saat untuk memastikan kecurigaannya, setelah tidak terjadi apapun seperti yang di khawatirkannnya, Hu Liena pun kembali menurunkan kewaspadaan pada dirinya. "Mungkin aku yang salah dengar atau mungkin kemampuanku yang mulai melemah." Ucap Hu Liena.
"Tidak, aku tidak boleh menjadi orang lemah. Aku harus melatih kembali kemampuanku secepatnya. Jika aku lemah, bagaimana aku akan menghadapi kejahatan dari musuh-musuh yang akan menyerang."
Hu Liena mengeratkan giginya, dia semakin bersemangat memulai kembali dasar pelatihannya. Bukan hanya ilmu pengobatan, bahkan ilmu beladirinya pun harus kembali dia tingkatkan.
...----------------...
Di tempat lain, Wang Shu dan Wang Wey kini sedang melapor kepada Changing tentang penyusupan yang di lakukan oleh pembunuh bayaran ke gerha bunga milik Hu Liena.
"Ada apa pengawal Wang bersaudara?" Tanya Changing kepada mereka berdua yang ternyata memiliki ikatan persaudaraan.
"Kami datang untuk melaporkan tentang adanya tiga pembunuh bayaran yang menyusup ke gerha milik Nona Hu Liena." Jawab Wang Shu dengan suaranya yang lantang.
"Sudah ku duga, jika hal ini akan terjadi." Ujar Changing sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Laporan kalian akan saya sampaikan kepada Tuan Perdana Menteri besok pagi. Sekarang, lanjutkan pekerjaan kalian dan ingat, jangan sampai ada orang yang menyadari tentang keberadaan kalian." Ucap Changing kepada mereka.
"Baik, Ketua!" Ucap Wang bersaudara serempak, kemudian mereka pun undur diri dan kembali berjaga untuk melindungi Hu Liena.
...----------------...
Keesokan harinya....
Pagi-pagi sekali, Luqiu telah datang untuk membantu Hu Liena mengerjakan pekerjaannya. Hu Liena sengaja meminta Luqiu datang lebih awal dari biasanya karena ingin segera memulai pekerjaan dan menyelesaikan semua tepat waktu sesuai rencananya.
"Sudah beres Nona." Ucap Luqiu yang baru saja selesai mendandani Hu Liena.
"Wahh ... cantik!" Ujar Hu Liena yang merasa pangling dengan penampilannya sendiri.
"Nona memanglah wanita tercantik yang ada di Dinasti Ying ini, tapi orang-orang mengira jika Nona Pertama yang paling cantik." Gerutu Luqiu di sela-sela gerakan tangannya yang sedang menata rambut Hu Liena.
"He-he... kau ini kenapa Luqiu? pagi-pagi sudah menyumpahi orang saja." Ucap Hu Liena merasa geli dengan kelakuan Luqiu.
"Hamba ini bukan menyumpahi, tapi berkata jujur." Jawab Luqiu berapi-api.
"Iya, iya! Kau memang gadis paling jujur yang pernah aku temui." Ucap Hu Liena yang kembali mengingat perkataan dari Luqiu kemarin kepadanya. Gadis ini memang selalu jujur, bahkan dia berani mengatakan kebodohannya selama ini tanpa merasa takut sama sekali. Untung saja Hu Liena bukan tipe orang yang mudah tersinggung dengan ucapan orang lain yang mengatakan sesuatu kejelekan tentang dirinya.
"Selesai Nona." Ucap Luqiu yang sudah selesai menyematkan jepitan terakhir di rambut Hu Liena.
"Baik, Terima kasih!" Balas Hu Liena merasa puas dengan pekerjaan dari Luqiu. "Sekarang, tolong antar aku untuk menemui Tabib Hong di kediamannya."
"Ehh ... Apa Nona akan mengajarinya hari ini?" Tanya Luqiu yang masih mengingat tentang permintaan Tabib Hong kepada majikannya.
"Ada hal penting yang ingin aku bahas dengannya." Jawab Hu Liena santai.
"Ohh, begitu." Ujar Luqiu.
"Baiklah, ayo kita pergi." Ajak Hu Liena menyudahi obrolannya dengan Luqiu.
...----------------...
Di ruang kerja Perdana Menteri, kini Changing sedang berdiri di tengah ruangan. Dia datang untuk memberikan laporan mengenai penyusupan yang terjadi di gerha bunga tadi malam.
"Hormat hamba kepada Tuan Perdana Menteri." Ucap Changing sambil memberikan salam penghormatan.
"Ada apa?" Tanya Hu Boqin.
"Hamba ingin melaporkan situasi di gerha bunga milik Nona Hu Liena." Jawab Changing kepada majikannya.
"Katakan!" Perintah Hu Boqin.
"Telah terjadi penyusupan ke gerha bunga tadi malam, dan pengawal Wang bersaudara telah membereskan mereka semuanya."
"Kurang ajar!" Bentak Hu Boqin, dia merasa geram begitu mendengar laporan dari pengawal setianya.
"Apa kau sudah menyelidiki mereka?" Tanya Hu Boqin di sela-sela kemarahannya.
"Maafkan saya Tuan, pengawal Wang bersaudara langsung membunuh mereka karena berusaha memasuki kamar Nona Hu Liena."
"Brengsek! Berani-beraninya mereka." Hu Boqin tersulut kembali kemarahannya begitu mendengar penyusup itu berusaha memasuki kamar putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-02-17
0
Hasan
ketahuan plg juga cmn dikurung doank lg🤣🤣🤣
2023-05-28
1
Uka hermawan
yeeyyyyy ... terima kasih atas suport nya 😊😊 di usahakan semaksimal mungkin ya up nya dan semoga terhibur dengan ceritanya.
2023-01-26
6