Hu Boqin termenung di ruang kerjanya, tak bisa di pungkiri jika kejadian yang menimpa Hu Liena menyebabkan ketakutan tersendiri baginya. Meskipun selama ini dia sering mendengar jika Hu Liena selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari istri keduanya, dia selalu menganggap itu adalah hal yang wajar mengingat Yueqin hanyalah ibu tirinya Hu Liena, bahkan dia cenderung selalu mengabaikannya. Namun, semenjak terjadinya tragedi yang mengakibatkan Hu Liena berada dalam kondisi hidup dan mati, tak ayal membuat Hu Boqin merasakan kembali rasa sakit yang masih membekas di hatinya. Rasa sakit itu, seakan mengajarkannya untuk lebih menghargai lagi keberadaan putri kandungnya.
Pada saat dia masih memikirkan tentang masalah yang di hadapinya, terdengar suara keributan dari arah halaman.
"Biarkan aku masuk!"
"Maaf Nyonya! Kami tidak bisa mengizinkannya! Tuan berpesan, jika tidak boleh ada siapapun yang menganggunya!"
"Kurang ajar! Aku ini adalah Nyonya rumah di kediaman ini, berani-beraninya kalian menghentikanku!"
"Maafkan kami Nyonya! Kami hanya menjalankan semuanya sesuai perintah dari Tuan Perdana Menteri."
"Kurang ajar!"
Suara keributan itu semakin terdengar jelas di telinganya, bahkan Hu Boqin sudah bisa mengetahui pelakunya hanya dengan mendengar suaranya saja.
Dia pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari ruang kerjanya. Begitu menginjakkan kaki di halaman, Hu Boqin melihat Yueqin yang sedang memukuli para pelayan yang sedang berjaga di sana.
"Yueqin!"
"Apa yang kau lakukan? Apakah kau sudah tidak menganggap keberadaanku?" Teriak Hu Boqin.
Begitu mendengar suara teriakan, Yueqin segera berhenti dari aksinya yang memukuli para pelayan, kemudian dia pun mengangkat kepala dan menatap ke arah Hu Boqin.
"Tuan! Akhirnya kau mau keluar menemuiku." Ucap Yueqin sambil memasang wajah memelas.
Hu Boqin mengibaskan lengan bajunya, dia masih merasa geram dengan perbuatan istrinya itu.
"Apa yang kau inginkan?" Bentak Hu Boqin.
"Tuan, aku hanya ingin bertemu denganmu. Sudah lama Tuan tidak pernah mengunjungiku." Ucapnya lagi.
"Mengunjungimu?" Hu Boqin mengangkat sebelah alisnya.
"Iya ... Tuan!" Ucap Yueqin bersemangat, berharap Hu Boqin akan tersentuh hatinya.
Hu Boqin mendengus dingin. "Bukankah kau sedang menjalani hukuman dariku?"
"Tuan! Aku pikir, karena Hu Liena sudah sadar maka hukumanku telah selesai."
"Berani-beraninya kau memanggil putriku hanya dengan namanya saja! Pelayan! Cepat bawa dia kembali ke tempatnya! Ingat! Jangan biarkan dia terus berkeliaran!" Perintah Hu Boqin. Dia merasa kesal karena Yueqin selalu saja menganggap rendah keberadaan putrinya.
"Tuan! Jangan! Jangan kurung aku! Tuan!" Teriak Yueqin berusaha menolak pelayan yang akan membawanya kembali untuk menjalani kurungan.
Hu Boqin hanya menatapnya malas dari kejauhan, untuk beberapa alasan dia tidak akan memberikan belas kasihan. Apalagi, baru-baru ini dia dan Changing sering melakukan penyelidikan, dan hasilnya sungguh mencengangkan. Changing telah menemukan beberapa bukti tentang segala kejahatan istri keduanya terhadap Putri kandungnya Hu Lienan. Selama Yueqin tidak berubah, dia akan tetap berada dalam kurungan.
Di gerha bunga.....
Kini Hu Liena sedang menginterogasi Luqiu terkait kejadian yang menimpa pemilik tubuh yang di tempatinya terakhir kali.
"Luqiu, tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?" Tanya Hu Liena.
Orang yang di tanya hanya berdiam diri tanpa mengatakan sepatah kata pun juga.
"Luqiu!" Panggil Hu Liena kembali.
"Nona, hamba merasa sakit jika harus mengingatnya." Ucap Luqiu sambil terisak.
"Tidak apa-apa, bukankah aku sudah sembuh sekarang." Ucap Hu Liena menguatkan.
"Baiklah Nona, saya akan menceritakannya." Luqiu mengangguk, lalu kemudian menceritakan semua perlakuan Yueqin dan Xiulin kepada mereka berdua, dari pertama mereka di hukum dan di kurung di gudang belakang, hingga akhirnya mereka di selamatkan oleh pengawal Hu Boqin yang bernama Changing. Semuanya Luqiu ceritakan tanpa ada yang terlewat sedikitpun.
Hu Liena merasa geram mendengarkan penuturan dari Luqiu tentang kejadian sebenarnya, dia bertekad akan membalaskan dendam atas apa yang terjadi pada pemilik tubuh yang di tempatinya.
"Mereka harus membayar atas apa yang mereka lakukan pada kita berdua." Ucapnya geram.
"Bagaimana cara anda melakukannya Nona?" Ucap Luqiu merasa ketakutan. Bagaimana pun juga majikannya tidak memiliki kemampuan apapun.
"Nanti kau juga akan mengetahuinya." Ucap Hu Liena merasa bersemangat. "Sekarang, ayo ikuti aku!" Ajaknya kepada Luqiu.
Berbekal ingatan dari sang pemilik tubuh, Hu Liena berjalan di depan menyusuri lorong kediaman Perdana Menteri menuju gerha tempat tinggal Yueqin saat ini. Sesampainya di tempat tujuan, dia malah mendengar suara teriakan keras Yueqin dari dalam ruangan.
"BUKA PINTUNYA! AKU INGIN KELUAR!"
Hu Liena berjalan tenang mendekati para pelayan yang sedang berjaga di sana. "Buka pintunya!" perintahnya.
"Tapi Nona!"
"Aku bilang, buka pintunya!" Ucap Hu Liena tegas.
Pelayan pun tidak punya pilihan lain, selain menuruti perintah dari Hu Liena.
CEKLEKK
Kunci pintu di buka oleh si pelayan, kemudian dia mendorong pintunya dengan perlahan. "Silahkan Nona!" Ucapnya kepada Hu Liena.
Hu Liena mengangguk, lalu berjalan selangkah demi selangkah memasuki ruangan. Baru beberapa detik dia berada di dalam, Yueqin langsung membentak dan menatapnya dengan sorotan mata tajam.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Hu Liena menyeringai dan menjawab dengan santai. "Menjengukmu!"
"Cepat pergi dari sini!" Teriak Yueqin. Sementara Luqiu yang menyaksikan semuanya, sedang menggigil ketakutan karena masih terbayang ketika dia dan Hu Liena berada di ruang penyiksaan.
"Tentu saja aku akan pergi, tapi sebelum itu ...," Hu Liena menghentikan kata-katanya, lalu dia menampilkan senyum jahat di wajahnya.
Yueqin bergidik melihat ekspresi Hu Liena yang tak seperti biasanya, dia juga merasakan jika lututnya sedikit goyah karena ketakutan.
Yueqin memberanikan diri berteriak kepada Hu Liena. "Apa yang kau inginkan?"
"Sederhana!" Ucap Hu Liena yang tiba-tiba berada di belakangnya.
Yueqin semakin ketakutan, dia tidak bisa menangkap gerakan Hu Liena berpindah tempat. "Pergi dariku!" Bentaknya sambil berusaha menjauh.
"Tidak, aku tidak akan pergi sebelum kau membayar hutangmu." Bisik Hu Liena yang kini sudah ada di belakangnya lagi.
BUGGHHH
Aagghhhhh...
Yueqin jatuh tersungkur hingga wajahnya terbentur lantai dengan sangat keras karena tendangan yang di berikan Hu Liena.
"TIDAK! JANGAN!" Pinta Yueqin ketika melihat Hu Liena berjalan ke arahnya.
Hu Liena berjalan perlahan mendekatinya, lalu dia berjongkok dan menekan beberapa titik berbahaya di area tubuh Yueqin. Sebagai seorang ahli ilmu pengobatan, Hu Liena tahu setiap fungsi titik-titik tertentu di bagian tubuh manusia, tidak sulit baginya untuk melakukan hal seperti ini.
Tubuh Yueqin menjadi lemas dan susah untuk di gerakkan. Penderitaan yang dia alami belum habis sampai di situ, karena Hu Liena kini mengangkat tangannya dan menampar wajahnya berulang kali.
PLAKKK
PLAKKK
PLAKKK
Yueqin berteriak-teriak kesakitan, penampilannya kini sudah tak terlihat seperti seorang Nyonya besar, sangat berantakan.
Aagghhhh...
Aagghhhh...
Para pelayan yang mendengar teriakan dari dalam pun segera berlari untuk melihatnya. Sementara Hu Liena, hanya berdiri di sampingnya dengan tenang, seakan-akan bukan dia yang melakukan semuanya.
"Nyonya!" Teriak para pelayan serempak begitu melihat keadaan Yueqin yang mengenaskan.
"Cepat panggil Tabib dan beritahukan kepada Tuan Perdana Menteri." Perintah seorang pelayan yang menjadi ketua di sana. Semua orang berlarian kesana-kemari karena kmerasa panik, mereka takut di salahkan karena tidak bisa menjalankan tugas dengan benar.
Saat semua orang tidak memperhatikannya, Luqiu berjalan mendekat kepada Hu Liena. "Nona, sebaiknya kita segera pergi dari sini." Ajaknya kepada Hu Liena yang menanggapinya dengan anggukan kepala, lalu mulai berjalan mendahuluinya.
Tak butuh waktu lama, masalah yang terjadi di tempat Yueqin kini telah di ketahui oleh Tuan Perdana Menteri, dia pun langsung datang bersama Changing dan para pengawal lainnya.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya kepada Tabib Hong.
Tabib Hong yang telah selesai pun langsung menyampaikan hasil pemeriksaannya.
"Melihat dari kondisinya saat ini, beliau mengalami beberapa bekas pukulan di wajah dan terdapat luka memar di bagian tubuhnya, hamba mengira jika Nyonya menteri telah menjadi korban penganiayaan." Tutur Tabib Hong.
"Apa?" Hu Boqin terkejut dengan penuturannya.
"Benar, Tuan!" Ucapnya singkat.
Hu Boqin langsung menoleh ke arah para pelayan yang dia tugaskan untuk berjaga di tempat Yueqin. "Apa kalian mengetahui siapa pelakunya?"
"Maafkan hamba Tuan ...," Ucap si ketua pelayan sambil berlutut di hadapan Hu Boqin.
"Cepat katakan!" Perintah Hu Boqin.
"Hamba tidak mengetahuinya." Ucapnya sambil menunduk ketakutan. "Tapi..."
"Tapi apa?" Bentak Hu Boqin.
"Tapi sebelumnya, Nona Hu Liena datang dan ...," si ketua pelayan terlihat ragu-ragu untuk mengucapkannya. "Dan setelah itu, kami langsung mendengar Nyonya berteriak-teriak kesakitan." Ucapnya lagi menyelesaikan kalimatnya.
"Jadi maksudmu, Putriku Hu Liena yang melakukannya?" Bentak Hu Boqin merasa tak percaya dengan penjelasan si ketua pelayan.
"Ha-Hamba tidak berani Tuan." Jawab si ketua semakin ketakutan, dia ibarat berada di ujung kematian tidak bisa mundur ataupun mengelak untuk menyelamatkan diri.
Melihat kejadian ini, Tabib Hong pun maju dan mengutarakan pendapatnya. "Menurut hamba Nona Hu Liena bukanlah pelakunya, setelah memeriksa keadaan Nyonya Menteri hamba melihat ada kejanggalan dalam dirinya."
"Apa maksudmu Tabib?" Hu Boqin menyipitkan matanya kepada Tabib Hong.
"Selain beberapa luka, titik-titik vital di dalam tubuhnya juga telah di tekan hingga mengakibatkan kelumpuhan untuk sementara waktu. Ini menandakan bahwa, jika yang melakukannya adalah seorang ahli yang mengerti tentang dunia pengobatan, jika tidak, mana mungkin si penyerang mengetahui tentang titik akupuntur di dalam tubuh manusia." Terang Tabib Hong.
"Jadi menurutmu, kemungkinan ada orang lain yang melakukannya?" Tanya Hu Boqin memastikan.
"Iya Yuan! Tapi, di Negara Ying ini tidaklah ada orang yang memiliki kemampuan seperti itu. Bahkan, saya pribadi pun belum bisa sampai ke tahap itu." Ungkap Tabib Hong.
"Berat! Ini kasus berat!" Hu Boqin menggeleng-gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
muli Yana
silahkan pecahkan kasus it😅
2024-03-05
1
Fifid Dwi Ariyani
trudemangsy
2024-02-17
0
Sri Mulyaningsih
heeem berat🤭🙈
2023-09-14
0