Hu Liena menatap tabib Hong dengan perasaan takjub, di dalam hatinya, kini memuji keberanian Tabib Hong yang menghadapi tekanan dari Li Junjie dengan sangat tenang.
Hebat sekali orang tua ini! Dia bahkan sangat berani menentang keinginan seorang Pangeran seperti Li Junjie, batin Hu Liena.
Sementara itu, Li Junjie yang sudah terpancing emosinya, kini mulai kembali membuka suaranya.
"Aku belum memberikanmu ijin untuk meninggalkan tempat ini, jadi tinggallah lebih lama." Ucap Li Junjie tegas.
Tabib Hong terdiam, namun sikapnya tetap tenang. Seakan-akan, ucapan Li Junjie bukan di tunjukan untuk dirinya.
"Pangeran, kau tidak boleh menghentikan seseorang yang hendak pergi melakukan pekerjaannya." Ujar Hu Liena yang tak bisa lagi membiarkan Li Junjie bersikap semaunya.
Li Junjie mendengus ketika mendengar kata-kata Hu Liena. Sebagai seorang Pangeran, dia merasa mempunyai hak untuk melakukannya.
"Ini bukan urusanmu, Nona!" Tegasnya.
"Tentu saja ini adalah urusanku!" Bentak Hu Liena.
"Tabib Hong sedang berada di kediamanku sekarang. Dan itu artinya, aku mempunyai tanggung jawab menjaganya. Lagipula, anda hanyalah seorang Pangeran yang berkuasa di luaran sana. Namun di tempat ini, aku lah yang berkuasa. Maka yang berhak memutuskan seseorang tetap tinggal atau tidak di tempat ini ... akulah orangnya!" Ucap Hu Liena lantang.
Tabib Hong terkesima dengan tindakan yang di lakukan Hu Liena.
Semua para pelayan yang berada di sana, menjadi sangat ketakutan. Bagaimana tidak, yang di hadapi Hu Liena saat ini bukanlah orang biasa yang bisa dengan mudah di gertak hanya dengan sebuah kata-kata.
Dia adalah seorang Pangeran yang mempunyai pengaruh besar di Negaranya, bahkan semua prajurit militer bertekuk lutut di hadapannya.
Sedangkan Hu Liena, hanya seorang gadis yang tak pernah di anggap keberadaannya.
Kejadian selanjutnya sungguh sangat di luar dugaan. Bukan hanya tidak marah, Li Junjie malah tersenyum lebar mendengar ucapan dari Hu Liena.
"Ha-ha-ha ... Kau sungguh berani Nona! Tapi tidak apa-apa, aku sangat menyukainya. Sebagai calon Istri dari seorang Pangeran sepertiku, memang haruslah pemberani seperti itu."
Semua orang seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat di sana. Dan untuk sesaat, tak ada satupun dari mereka yang mampu berkata-kata.
"Cihh ... Narsis sekali!" Hu Liena berdecih sebal dengan perkataan Li Junjie.
Namun Li Junjie tak lagi menanggapi Hu Liena, perhatiannya kini beralih kepada Tabib Hong yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Bukankah kau ingin pergi Tabib?"
"Iya Yang Mulia, hamba memang akan pergi." Jawab Tabib Hong.
"Kalau begitu, selamat jalan!" Ujar Li Junjie sembari mengibaskan lengan bajunya.
"Terima kasih Yang Mulia, saya permisi." Tabib Hong seraya menangkupkan tangan di depan dada.
Setelah kepergian Tabib Hong, Li Junjie memutuskan untuk kembali ke Aula Utama.
...----------------...
Li Jing Sheng yang melihat kemunculan kedua orang terdekatnya, langsung terlihat bahagia.
Dia sudah merasa bosan berbicara dengan orang-orang yang berkumpul di Aula. Yang kebanyakan dari mereka hanya membicarakan tentang kemahiran Putri-Putrinya, seakan sengaja ingin menarik perhatian dari dirinya.
Li Jing Sheng sendiri tidak tertarik dengan pembicaraan seperti itu, dia bahkan tidak menanggapi undangan dari salah seorang pejabat yang mengundangnya secara khusus untuk makan malam di kediaman si pejabat tersebut. Tujuannya sudah jelas, dia ingin mendekatkan Putrinya dengan Li Jing Sheng agar status keluarganya menjadi semakin kuat.
Semua bangsawan dan para pejabat percaya, jika menikahkan Putri mereka dengan seorang Pangeran. Kedudukan Keluarganya akan semakin tinggi dan semakin di segani banyak orang.
"Kakak ipar!" Panggil Li Jing Sheng yang melihat Hu Liena semakin mendekat ke arahnya.
"Kakak ipar, mengapa kau sangat lama sekali? aku bahkan sempat berpikir untuk menyusulmu tadi." Ucap Li Jing Sheng kepada Hu Liena.
"Maafkan aku Pangeran, aku tidak bermaksud meninggalkanmu terlalu lama." Sahut Hu Liena seraya melirik ke arah Li Junjie yang terlihat acuh.
Li Jing Sheng seakan paham dengan maksud lirikan Hu Liena, semua itu pasti karena ulah dari kakaknya.
"Aku mengerti kakak ipar, kau pasti sangat kerepotan menghadapi tingkah lakunya." Li Jing Sheng merasa bersimpati kepada calon kakak iparnya itu.
Suasana hati Li Junjie sedang tidak baik karena masalah di gerha bunga tadi. Dan kini, suasana hatinya bertambah buruk lagi karena Li Jing sheng berada dekat dengan Hu Liena.
"Pangeran Li Jing Sheng!"
Mendengar namanya di panggil, Li Jing Sheng langsung menoleh ke arah kakaknya.
"Kita kembali ke Istana sekarang juga!"
"Tapi kakak- ...," Li Jing Sheng ingin mengatakan keberatannya, namun Li Junjie langsung memotong ucapannya.
"Aku tidak perlu mengulangi kata-kataku." Li Junjie berkata dengan tegas.
Li Jing Sheng tak mempunyai pilihan lain, dia harus menuruti perintah kakaknya. Meskipun sebenarnya, dia masih ingin berbicara dengan Hu Liena.
"Baik!" Ucap Li Jing Sheng pasrah.
Li Junjie dan rombongannya berpamitan kepada Hu Boqin, setelah itu mereka berjalan menuju kereta masing-masing.
"Kakak ipar, datanglah ke Istana lain kali agar aku bisa berbicara denganmu lagi." Pinta Li Jing Sheng kepada Hu Liena.
"Baiklah, aku akan memikirkannya." Jawab Hu Liena.
Dia memang ingin mengunjungi Istana. Namun, tempat itu bukanlah tempat sembarangan yang bisa di datangi kapan saja oleh dirinya.
"Jika kakak berniat pergi ke Istana, gunakan ini." Ujar Li Jing Sheng seraya memberikan plakat Istana kepada Hu Liena.
Hu Liena dengan senang hati menerima plakat yang di berikan Li Jing Sheng padanya.
"Terima kasih Pangeran! Hamba akan mencari waktu untuk mengunjungi anda di Istana." Ucapnya seraya memberi hormat.
"Tidak perlu sungkan." Balas Li Jing Sheng.
Di dalam kereta, Li Junjie sedang memperhatikan mereka berdua. Dan ketika Li Jing Sheng memberikan sesuatu kepada Hu Liena, dia juga mengetahuinya.
"Apa yang dia berikan?" Gumam Li Junjie seraya menaikkan alisnya.
Entah kenapa, dia merasa tidak nyaman ketika melihat Adiknya selalu berdekatan dengan Hu Liena.
...----------------...
Setelah kepergian rombong para Pangeran, Hu Liena kembali ke gerha bunga.
Brakkk...
Pintu tiba-tiba di dobrak oleh Xiulin, dia datang untuk membuat perhitungan.
"Hey ... kau ****** sialan! aku akan membunuhmu hari ini, karena kau telah berani mempermalukan aku di hadapan para Pangeran." Bentak Xiulin sembari mengangkat jari telunjuknya ke arah wajah Hu Liena.
"Kau pantas mendapatkannya." Ujar Hu Liena tanpa takut dengan gertakan dari Xiulin.
"Apa kamu bilang?" Xiulin semakin terpancing emosinya, dia mengayunkan cambuk yang di bawanya.
Syuuttt...
Syuuttt...
Cambuk terus mengayun ke arah Hu Liena, namun tak sekalipun mengenainya.
"Sialan!" Xiulin kembali mengayunkan cambuk di tangannya.
Syuuttt...
Syuuttt...
Hu Liena terus bergerak menghindari cambukan dari Xiulin, hingga beberapa saat kemudian.
Aagghhh....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
truscetia
2024-02-17
0
Jlc
luanjut
2023-02-07
2
Subha kanZa
smangatttt trs thor up nya💪
2023-02-06
1