Hu Liena berusaha menahan api kemarahan di hatinya, meskipun saat ini dia sangat ingin membalas perkataan Li Junjie, namun dia harus bertahan untuk tidak melakukannya.
Oleh karena itu, Hu Liena memberikan senyuman terbaiknya kepada Li Junjie. "Maafkan hamba Pangeran, hamba tidak bermaksud untuk mengabaikan keberadaan anda." Ucapnya lembut.
Hu Liena sebisa mungkin merendahkan suaranya, agar Li Junjie tidak tersulut kembali emosinya. Tempramen orang ini sangatlah susah di tebak dan Hu Liena harus tetap berhati-hati kepadanya.
"Baiklah, karena kau sudah meminta maaf, aku akan melupakan kejadian sebelumnya." Li Junjie mulai menurunkan arogansinya.
Sebenarnya, terjadi pergolakan di dalam hati Li Junjie ketika melihat senyuman dari Hu Liena.
Apa yang terjadi? mengapa seperti ada sesuatu di sini? Batin Li Junjie.
Li Junjie berjalan seraya memegangi bagian dada kirinya yang seperti di hantam benda berat. Dia berjalan dengan sangat lambat karena perasaan yang tidak nyaman itu mulai mengganggunya.
Sedangkan Hu Liena sendiri, berjalan dengan malas karena di dalam hatinya berkecamuk rasa kesal dan kemarahan atas sikap Li Junjie yang terkesan selalu mempersulitnya.
"Terima kasih atas kemurahan hati Pangeran." Balas Hu Liena seraya menyatukan kedua lengannya di depan dada.
Dua insan yang kini berada di tempat yang sama dengan perasaan berbeda itu pun kembali memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda.
Di tengah perjalanan, seorang pelayan berlari mendekati Hu Liena. "Nona! syukurlah anda ada di sini." Ucapnya dengan nafas yang terengah.
"Ada apa?" Tanya Hu Liena heran.
"Itu, Tabib Hong sedang mencari anda dan sekarang sedang menunggu di gerha bunga." Jawab si pelayan.
"Untuk apa Tabib Hong mencari Nona Hu Liena?" Li Junjie yang merasa penasaran dengan kedatangan Tabib Hong pun membuka suaranya.
"Pa-Pangeran!" Si pelayan merasa terkejut karena baru menyadari kehadiran Li Junjie di sana.
"Cepat katakan! Untuk apa Tabib Hong mencari Nona Hu Liena." Li Junjie mengulangi kembali pertanyaannya.
"Maaf Yang Mulia Pangeran, Tabib Hong tidak memberitahukannya. Hamba hanya di minta untuk mencari Nona Hu Liena." Terang si pelayan tersebut.
Li Junjie melirik ke arah Hu Liena yang kini sedang menatap ke arah kediamannya.
...----------------...
Di gerha bunga, Tabib Hong kini sedang menunggu kedatangan Hu Liena. Sesuai perjanjian, hari ini adalah hari pertama Hu Liena akan mengajarkannya beberapa metode ilmu pengobatan.
Tabib Hong merasa bersemangat untuk hal ini, dia sudah mempersiapkan diri dan mentalnya untuk menerima pelajaran dari Hu Liena.
Sebagai seorang ahli pengobatan seperti Tabib Hong, kesempatan mempelajari metode baru adalah sebuah anugerah yang sangat besar.
Tentu saja dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas itu, selain untuk menambah pengetahuan, hal itu juga berguna bagi kemajuan dunia pengobatan.
"Sungguh kebetulan sekali, bisa bertemu dengan Tabib Hong di tempat ini."
Sebuah suara, mengagetkan Tabib Hong sekaligus membuyarkan lamunannya.
"Pangeran Jun!" Tabib Hong berseru memanggil nama Li Junjie yang berdiri di hadapannya.
"Apa anda terkejut Tabib?" Ucap Li Junjie seraya berjalan menghampiri Tabib Hong.
"Maafkan tua renta yang hina ini Pangeran, hamba tidak menyangka jika akan bertemu anda di kediaman Nona Hu Liena." Ujar Tabib Hong apa adanya.
"Tidak perlu sungkan, aku hanya beruntung bisa bertemu dengan Tabib terkenal seperti anda di sini. Bukankah begitu Nona Hu Liena?" Li Junjie berbicara seraya menoleh ke arah Hu Liena yang kini sedang menatap tak suka padanya.
"Tentu saja!" Jawab Hu Liena datar.
Tabib Hong memperhatikan mereka dengan raut muka kebingungan. Hari ini, dia yakini sebagai awal hari baik baginya. Tapi tak di sangka, hari ini dia akan bertemu dengan orang yang selalu di hindarinya.
"Ngomong-ngomong, ada keperluan apa Tabib Hong menemui Nona Hu Liena?"
"Ini bukan urusan anda, Pangeran." Hu Liena yang sudah tak bisa menahan emosinya, langsung menjawab pertanyaan dari Li Junjie yang di tujukan kepada Tabib Hong.
"Oh ... maafkan aku jika begitu." Ujar Li Junjie dengan santainya.
Setelah mendengar perkataan Li Junjie, Hu Liena membuka kembali suara. Dan kali ini perkataan yang dia ucapkan di tujukan kepada Tabib Hong yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Tabib, sebaiknya urusan kita berdua hari ini harus di tunda." Ujar Hu Liena.
Tabib Hong terlihat kecewa mendengar perkataan dari Hu Liena, namun dia terpaksa harus bisa menerima apapun keputusannya.
Dengan keberadaan Li Junjie di tengah-tengah mereka saat ini, tidak memungkinkan bagi Hu Liena untuk tetap mengajarinya.
Meski dengan berat hati, Tabib Hong pun akhirnya menjawab ucapan dari Hu Liena. "Hamba mengerti Nona."
Melihat Tabib Hong begitu tak berdaya, Hu Liena pun semakin merasa geram dengan orang seperti Li Junjie. Seandainya saja, Li Junjie tidak memaksa untuk mengikutinya sampai ke gerha bunga, mungkin dia masih bisa meminta Tabib Hong untuk tetap tinggal dan menunggunya sampai acara jamuan di bubarkan.
Di tempatnya berdiri, Li Junjie terus memperhatikan gerak-gerik dua orang yang di hadapannya.
Dia merasa, jika ada sesuatu di antara mereka yang tak ingin di ketahuinya.
Aku harus mencari tahu, apa yang sedang mereka coba lakukan saat ini, batin Li Junjie.
"Nona, jika tak ada lagi yang ingin anda sampaikan. Sebaiknya saya pamit undur diri." Ucap Tabib Hong kepada Hu Liena.
Hu Liena langsung paham dengan ucapan dari Tabib Hong. Menurutnya, memang lebih baik jika Tabib Hong pergi untuk saat ini.
"Silahkan Tabib." Ucap Hu Liena seraya memberikan jalan.
Namun sepertinya Li Junjie tidak ingin membiarkan Tabib Hong pergi begitu saja. "Tunggu sebentar!"
Tabib Hong mengurungkan niatnya untuk pergi, lalu berbalik menghadap orang yang telah memanggilnya.
Sejujurnya, Tabib Hong sudah mengetahui arah pembicaraan dari Li Junjie, namun dia tak ingin untuk membahasnya lebih lanjut lagi.
"Hamba masih harus mengunjungi tempat lain untuk melakukan pengobatan, hamba harap Yang Mulia Pangeran bisa memahaminya."
Hu Liena tertegun dengan sikap lugas yang di lakukan oleh Tabib Hong. Dia tidak menyangka jika seorang Tabib seperti Tabib Hong ini, akan sangat berani berbicara seperti itu kepada seorang Pangeran.
Ekspresi wajah Li Junjie langsung berubah rumit, dia menggertakkan rahangnya guna menahan api kemarahan yang mulai menguasai kepalanya.
Tabib Hong tetap terlihat tenang, dia tidak terpengaruh sama sekali dengan perubahan dari Li Junjie. Dan ini membuat Hu Liena yang ada di sampingnya, merasa salut dengan keberaniannya.
Tabib Hong kembali berkata seraya tersenyum ke arah Li Junjie. "Hamba permisi dulu, Pangeran."
Selesai mengatakannya, Tabib Hong kembali berniat melanjutkan perjalanannya.
"Tabib Hong!" Li Junjie meninggikan suaranya.
Teriakan Li Junjie tentu saja berhasil membuat pergerakan dari Tabib Hong terhenti kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
2024-02-17
0
Uchi Hafiz
lanjut
2023-02-05
3
Subha kanZa
lnjutttt lg thor🙏
2023-02-05
1