Guotin membungkuk hormat kepada Li Junjie, lalu melanjutkan laporannya. "Tabib Hong sedang berada di kediamannya untuk saat ini, tapi ...," Guotin terlihat ragu-ragu meneruskan laporannya.
"Tapi apa?" Li Junjie mengerutkan alisnya.
"Bingwen yang hamba tugaskan untuk berjaga di sana telah melaporkan, jika Putrinya Perdana Menteri datang mengunjungi Tabib Hong di kediamannya hari ini." Ujar Guotin.
"Itu sesuatu yang wajar, karena yang aku dengar Tabib Hong telah memberinya pengobatan beberapa bulan terakhir ini. Mungkin dia datang untuk memberikan ucapan terima kasih padanya." Li Junjie hanya menanggapi perkataan Guotin dengan biasa saja.
"Awalnya, hamba juga berpikiran sama dengan anda Yang Mulia. Namun, ada sesuatu yang mencurigakan telah terjadi di sana." Tambah Guotin menguatkan laporannya.
"Apa itu?" Ucap Li Junjie seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Nona Hu Liena pergi ke halaman belakang kediaman Tabib Hong untuk melihat tanaman obat, ketika sedang berkeliling di sana, terjadi keanehan pada dirinya." Tutur Guotin.
"Keanehan?" Alis Li Junjie semakin berkerut karena rasa penasaran.
"Iya, Yang Mulia. Tubuh Nona Hu Liena menghilang dari pandangan dan di ketemukan beberapa jam kemudian." Jawab Guotin.
"Menghilang dari pandangan? apa dia terjatuh ke jurang?" Selidik Li Junjie.
Bibir Guotin sedikit berkedut mendengar pertanyaan dari majikannya, "Bukan Tuan, Nona Hu Liena menghilang begitu saja. Bingwen sudah memeriksa sekelilingnya, tidak terdapat jurang di sekitar sana. Bahkan, tidak terdapat tanda-tanda adanya kejadian apapun di sana." Terang Guotin.
"Menarik!" Sudut bibir Li Junjie terangkat membentuk senyuman.
"Guotin! luangkan waktu dan buat jadwal dalam beberapa hari ke depan, aku akan pergi untuk melakukan kunjungan." Ucap Li Junjie yang membuat Guotin terkejut mendengarnya.
"Guotin!" Panggil Li Junjie kencang karena tak segera mendapatkan jawaban dari pengawalnya.
"Ba-baik Yang Mulia." Jawab Guotin gugup.
Di sudut ruangan, Li Jing Sheng yang sedari tadi menguping pembicaraan Sang kakak dan pengawal setianya itu. Kini mulai membuka suara, "Kakak jika kau ingin mengunjungi calon kakak ipar, aku akan ikut pergi bersamamu kesana, sudah lama sekali aku tidak pernah melihatnya."
Li Jing Sheng sangat bersemangat begitu mengetahui Li Junjie akan berkunjung. Dari obrolan yang dia dengar, sudah bisa di pastikan jika kakaknya akan pergi ke kediaman Perdana Menteri. Jika memang benar, itu adalah kesempatan baginya untuk bertemu dengan Hu Liena.
Li Jing Sheng memang sangat dekat dengan calon kakak iparnya itu, tak jarang juga dia selalu membantu Hu Liena melakukan hal-hal konyol untuk mencuri perhatian dari kakaknya. Meskipun rencana mereka sering gagal dan beberapa kali mereka harus mendapat hukuman dari Pangeran yang terkenal kejam tersebut. Namun, itu semua tidaklah membuat keduanya merasa jera, mereka justru semakin kompak dan gencar membuat ulah.
Li Junjie menyipitkan matanya menatap kepada Sang Adik yang senang membuat kekacauan itu. "Apa kau sudah mengerjakan tugasmu dengan benar? jika tidak, jangan berharap agar aku membawamu kesana."
Mendengar ucapan dari kakaknya, Li Jing Sheng menjadi bersemangat. "Aku tahu, aku akan melakukannya dengan benar." Dia pun kembali mengerjakan tugas yang di perintahkan oleh Li Junjie, kali ini dia lebih bersemangat dari sebelumnya.
...----------------...
Kabar akan kedatangan Pangeran Jun ke kediaman Perdana Menteri telah tersebar luas di Ibukota. Semua orang membicarakan tentang keberuntungan keluarga Perdana Menteri yang akan mendapatkan kunjungan Pangeran yang paling di segani di Dinasti Ying.
"Apa kau sudah mendengar kabar jika Pangeran Jun akan mengunjungi kediaman Perdana Menteri hari ini?" Ucap seorang pria yang sedang berada di sebuah kedai kopi di pusat kota.
Orang yang duduk di sebelahnya menjawab dengan sangat antusias. "Iya, aku juga mendengarnya. Dan kabarnya lagi, Pangeran Jing juga ikut datang bersamanya kali ini. Sungguh beruntung keluarga Perdana Menteri, tidak hanya mendapatkan perhatian Pangeran pertama bahkan Pangeran Kedua pun memperhatikannya."
Si Pria yang bersamanya kembali membuka suara. "Itu semua berkat Putrinya yang bernama Hu Liena, dia berhasil mendapatkan hati Pangeran Jun."
"Hu Liena? bukankah Putri yang paling cantik di keluarga Perdana Menteri adalan Yue Xiulin?"
"Aku juga sempat merasa heran, bahkan Nona Hu Liena tidak pernah menampakkan dirinya kepada semua orang. Aku bahkan tidak pernah mengetahui tentang dirinya, tapi dia sudah bisa merebut perhatian Pangeran Jun, itu berarti dia adalah sosok yang istimewa." Ujar si pria tersebut.
"Iya, iya benar!" Timpal pria di sebelahnya.
Saat semua orang sedang membicarakan keberuntungan yang di peroleh keluarga Perdana Menteri karena mendapat kunjungan dari sosok yang di agung-agungkan.
Hu Liena malah sedang di buat pusing dengan semua perkataan Luqiu yang tak ada henti-hentinya.
"Nona, anda harus segera bersiap. Sebentar lagi, Yang Mulia Pangeran Jun akan berkunjung dan menemui anda." Luqiu terus saja berbicara.
"Nona, bagaimana dengan gaun ini? Ah, tidak! gaun ini warna terlalu terang. Bagaimana yang ini? tidak, tidak! coraknya terlalu biasa. Dan kalau yang ini? ini pasti cocok dengan anda." Ucap Luqiu sembari memilah-milah gaun yang berada di tangannya.
"Luqiu, bisakah kau bersikap lebih tenang? aku sangat pusing mendengar ocehanmu yang tak ada habisnya." Tegur Hu Liena pelan, dia memang merasa jika kelakuan Luqiu sedikit berlebihan.
"Nona, hari ini sangatlah penting untuk anda. Bukankah dari dulu anda selalu memimpikan hal ini, bagaimana mungkin anda tidak merasa bersemangat sepertiku." Ujar Luqiu mengutarakan pendapatnya.
"Bukankah ini sedikit berlebihan?" Hu Liena mulai merasa kesal, kediamannya hanya kedatangan seorang Pangeran tapi semua orang terlihat kelabakan.
"Nona, Tuan meminta anda agar segera datang ke Aula utama secepatnya." Seorang pelayan datang membawa pesan dari Perdana Menteri.
"Kau dengar itu Nona? Ayo, kita segera bersiap untuk pergi kesana. Aku akan membuat anda tampil sangat cantik hari ini." Ucap Luqiu semakin bersemangat.
"Baiklah, terserah kau saja!" Jawab Hu Liena pasrah.
Di depan gerbang, Hu Boqin saat ini sedang merasa gugup menyambut kedatangan Pangeran nomor satu di Negaranya itu. Tak dapat di pungkiri, jika kedatangan sosok Pangeran Jun yang terkenal kejam tersebut, telah membuatnya menjadi kalang kabut.
"Pangeran Jun telah tiba." Terdengar seorang kasim berteriak memberitahukan kedatangan Li Junjie.
Semua orang langsung berlutut begitu melihat kereta yang di tumpangi Pangeran telah tiba di pintu gerbang kediaman.
Seorang pria berusia 25 tahun menuruni kereta kuda, pakaiannya yang elegan dan postur tubuhnya yang bagus membuat dirinya terlihat Agung. Di tambah lagi dengan fitur wajahnya yang tampan, membuat penampilannya begitu sempurna di mata semua orang yang melihatnya.
"Hormat kami Yang Mulia Pangeran Jun!" Semua orang berlutut dan mengucapkan salam kepada si pria yang adalah Li Junjie adanya.
Li Junjie mendengus dan mengibaskan lengan bajunya tanpa mengatakan sepatah kata pun juga, lalu dia berjalan menghampiri Perdana Menteri. "Aku terkesan dengan penyambutan kediaman kalian." Ucapnya kepada Hu Boqin.
"Terima kasih Yang Mulia." Hu Boqin merasa lega, karena ketakutannya tidaklah beralasan.
Ketika semua orang masih berlutut di sana, kasim kembali berteriak mengumumkan kedatangan kereta yang kedua. "Pangeran Jing telah tiba."
"Hormat kami kepada Yang Mulia Pangeran Jing." Ucap mereka serempak.
Li Jing Sheng yang baru menuruni kereta tersenyum lembut kepada semua orang. "Terima kasih, terima kasih!" Ucapnya sopan.
Li Jing Sheng memang di kenal sebagai Pangeran yang memiliki hati selembut sutera, berbanding terbalik dengan Li Junjie yang terkenal dengan sifat dingin dan kejamnya.
Li Jing Sheng menghampiri Li Junjie yang kini berdiri di sebelah Perdana Menteri Hu Boqin. "Dimana kakak ipar?" Tanyanya setelah berada di hadapan Hu Boqin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-02-17
0
Hasan
ah keluar juga kalimat keramat "MENARIK" 🤣🤣🤣
2023-05-28
2