"Tiddaaakkk!" Terdengar teriakan histeris di sebuah ruangan yang sangat gelap.
"Nona, tidak! ku mohon ... bertahanlah!"
Terlihat seseorang yang sedang bersimpuh dengan kedua tangan memeluk seorang gadis yang bersimbah darah, penampilannya sangat memprihatinkan dan banyak luka cambukan di sekujur tubuhnya.
"uhuk ... uhuk ...," Gadis itu terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya, tubuhnya semakin lemah, sepertinya dia tidak akan hidup lebih lama lagi.
"Nona, bertahanlah! Saya akan meminta bantuan, tolong bertahanlah nona." Setelah mengatakannya, dia pun bangkit dan mendekati dinding kemudian mulai berteriak.
"Tolloong ... tolong kami!"
"Aku mohon ... kasihanilah kami, nona tidak bersalah, tidak sepantasnya dia di perlakukan seperti ini. huhu ... Tolloong!" Dia terus berteriak-teriak meminta pertolongan, tapi tak ada seorangpun yang mau mendengarkannya. Karena lokasi tempat mereka berada saat ini sangatlah sepi dan jarang di datangi oleh orang-orang.
Di waktu yang sama, Hu Boqin sedang berjalan menuju gerha Rongyu bersama para pengawal pribadinya. Setelah beberapa waktu sebelumnya, dia harus menghadiri persidangan yang di gelar di istana hari ini. Namun, terjadi kekacauan di sana dan sidang pun terpaksa harus di bubarkan.
Saat di tengah perjalanan sayup-sayup terdengar suara orang meminta pertolongan.
"Tolloong ... tolong kami!"
Hu Boqin menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, kemudian melirik ke arah pengawalnya. "Apa kalian mendengarnya?"
"Hamba mendengarnya, Tuan. Sepertinya, suara itu berasal dari gudang belakang!" Jawab Changing.
"Ayo, cepat selidiki!" Perintah Hu Boqin.
"Baik, Tuan! Jawabnya. Kemudian dia bergerak secepat kilat menuju gudang belakang. Sesampai di sana, Changing pun menelusuri setiap sudut halaman.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Di dalam gudang, Luqiu semakin merasa putus asa karena tak kunjung mendapatkan pertolongan. Bagaimana tidak, kondisi Hu Liena saat ini semakin memburuk dan berulang kali dia memuntahkan darah segar. Di tambah lagi kesadarannya yang semakin menurun.
"Nona ... sadarlah nona!" Ucap Luqiu sambil memeluk tubuh Hu Liena. Kedua matanya membengkak karena tangisan yang tak henti-hentinya.
BRAAKKK
Di tengah jerit tangisnya, seseorang datang dan menendang pintu gudang dengan keras hingga hancur berantakan.
Luqiu menoleh dan menatap nanar seorang pria yang kini mulai menghampirinya.
"Apa yang terjadi di sini?" Tanya Changing kepada Luqiu.
"Tolong selamatkan kami, Tuan!"
"Selamatkan kami!" Ucap Luqiu perlahan.
Changing berjongkok mencoba memperhatikan dari arah dekat, begitu pandangan matanya tertuju kepada Hu Liena, dia berteriak kaget.
"Nona Hu!"
"Ayo cepat! Kita harus menyelamatkannya!" Ucap Changing seraya langsung berlari menggendong Hu Liena keluar di ikuti oleh Luqiu dari belakang.
Sementara itu, Hu Boqin yang menunggu kedatangan Changing pun terlihat tidak tenang, dia penasaran tentang suara orang yang di dengarnya.
Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Hu Boqin melihat bayangan Changing dari kejauhan. Tetapi, yang membuatnya merasa heran adalah keberadaan seorang gadis yang kini berada di dalam pelukannya.
Changing pun semakin mendekat dan Hu Boqin semakin merasakan kegelisahan di dalam hatinya.
"Tuan! Tuan! Sebaiknya kita bergegas." Seru Changing panik. "Nona Hu dalam bahaya!"
"Apa yang terjadi?" Teriak Hu Boqin.
"Cepat! Cepat! Panggil tabib!" Teriaknya lagi.
Changing segera membawa Hu Liena kembali ke gerha bunga, kemudian membaringkannya di tempat tidur.
Tak lama setelah itu, Hu Boqin pun tiba di gerha bunga bersama seorang tabib dan Liqiu menyusul di belakangnya.
"Cepat! Periksa dia Tabib!" Perintah Hu Boqin kepada tabib Hong.
Tabib Hong pun segera memeriksa kondisi Hu Liena dengan sangat teliti, sesekali dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah Tabib Hong selesai memeriksa dan memberikan pengobatan, Hu Boqin menghampirinya.
"Apa yang terjadi?" Tanyanya.
"Maafkan saya, Tuan!" Ucapnya, kemudian kembali lagi menuturkan. "Kecil kemungkinan untuk Nona Hu bisa di selamatkan, luka-lukanya terlalu lama di biarkan hingga menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian dan itu berpengaruh pada kerusakan organ-organ vital lainnya."
"Apa maksudmu, Tabib?" Bentak Hu Boqin.
"Maksud saya, kita hanya bisa berharap adanya keajaiban, kondisi Nona Hu saat ini sudah sangat memprihatinkan. Di tambah lagi, dia telah kehilangan banyak darah dan itu memicu penyebaran racun di dalam tubuhnya." Tutur Tabib Hong.
"Racun?" Hu Boqin terkejut mendengar penuturan Tabib Hong.
"Iya, Tuan." Jawab Tabib Hong.
"Bagaimana bisa ada racun di tubuh putriku?"
"Racun itu kemungkinan sudah berada cukup lama di dalam tubuh Nona Hu, ini juga yang menyebabkan daya tahan tubuhnya semakin melemah dan akan merenggut nyawanya dengan perlahan. Seandainya hari ini dia tidak terluka, mungkin juga saya tidak akan menyadari adanya racun tersebut." Ungkap Tabib Hong.
"Jadi maksudmu, selama ini ada seseorang yang dengan sengaja memberinya racun?"
"Iya!" Jawab Tabib Hong singkat.
Sekali lagi, Hu Boqin merasa di tampar oleh kenyataan. Selama ini, dia hanya tahu jika Hu Liena sangatlah tidak berbakat dalam segala hal. Oleh karena itu dia lebih menyayangi putri dari Yueqin yang selalu bisa membuatnya merasa bangga, bahkan semua orang mengakui jika Xiulin sebagai wanita paling genius di dinasti Zhou. Ternyata, semua pemikirannya itu salah, Hu Liena lemah karena racun yang menggerogoti tubuhnya dan menghilangkan kemampuannya.
Hu Boqin menatap kosong di kejauhan, ingatannya mundur ke beberapa tahun kebelakang. Dimana waktu itu istri pertamanya, Lilian sering sakit-sakitan setelah melahirkan Hu Liena. Hingga pada akhirnya Lilian meninggal karena penyakit yang di deritanya semakin parah.
Hu Boqin sangat terluka akan kematian istrinya itu dan ia pun selalu merasa jika yang terjadi dalam hidupnya bukanlah sebuah kebetulan tapi sebuah kesialan dan semua kesialannya itu berasal dari putrinya, Hu Liena. Semenjak itu, Hu Boqin tak pernah sekalipun memedulikan tentang putri kandungnya. Bahkan sampai saat ini, ia selalu mengabaikan keberadaan Hu Liena.
"Tuan! Tuan!"
Teriakan Changing seakan membuyarkan lamunannya, Hu Boqin pun kemudian mengangkat kepala dan menoleh ke arah Changing. Terlihat jelas kedua matanya memancarkan kesedihan dan ketidakberdayaan.
"Jelaskan!" Ucapnya pelan.
"Tabib Hong berpesan, jika kita harus secepatnya mendapatkan beberapa tanaman herbal untuk menetralkan racun di tubuh Nona. Dia juga bilang, kemungkinan besar tanaman itu akan di temukan di daerah selatan hutan larangan."
"Baiklah, perintahkan beberapa orang untuk mencarinya. Jika di perlukan, kita bisa mempekerjakan orang-orang bayaran agar tanaman itu segera di temukan." Ucap Hu Boqin.
"Baik, Tuan!"
Hu Boqin menarik nafas berat, kemudian mulai berkata-kata.
"Changing! Apa kau sudah melakukan apa yang ku perintahkan?"
"Sudah, Tuan!"
"Cepat, Katakan!" Ucapnya tegas.
"Saya sudah menginterogasi beberapa orang dan hasilnya menunjukan jika Nyonya Yueqin dan putrinya terlibat dalam kasus hari ini. Dan sepertinya, mereka adalah otak di balik penganiayaan yang di alami oleh Nona Hu."
"Baiklah ... Panggilkan mereka kemari!" Teriak Hu Boqin sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia merasa geram terhadap perlakuan istri dan anaknya itu.
Sementara itu, Yueqin dan putrinya masih belum mengetahui jika kejahatannya telah terbongkar. Kini sedang sibuk merayakan keberhasilan mereka karena telah menyingkirkan orang yang selama ini di anggap telah menjadi penghalang di kehidupan mereka.
"Ibu, mari kita bersulang!" Xiulin mengangkat gelasnya.
"Tentu saja putriku, ayo!'' ucap yueqin menimpali perkataan putrinya.
TRIINNGGG
Suara gelas beradu terdengar nyaring, kedua perempuan itu pun tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha ... Ibu, sebentar lagi semua mimpi kita akan menjadi kenyataan. Tidak akan ada lagi orang yang menyebutku sebagai anak selir. Si ****** itu, memang pantas untuk mati!" Ucap Xiulin sambil tertawa riang.
"Kamu benar putriku, dia memang pantas mendapatkannya."
"Sekarang, kita hanya tinggal mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan kematian gadis sialan itu." Ujar Yueqin geram.
Pada saat mereka sedang menikmati kemenangan, terdengar suara orang yang berlari mendekat di susul dengan suara pintu yang di dorong paksa.
"Nyonya, gawat! gawat!" Kata seorang pelayan sambil berlutut di hadapan mereka.
"Apanya yang gawat?" Bentak Yueqin.
"Tu-tuan … dia-dia sudah kembali. Dan sekarang pengawal Changing datang menjemput anda berdua untuk menghadapnya." ucap si pelayan.
“Apa?” Bentak Yueqin.
BRAAKKK
Dia menggebrak meja dengan keras, ekspresi wajahnya terlihat panik. Dia sudah merencanakan semuanya dengan matang. Tetapi, semua terancam gagal karena kedatangan Hu Boqin.
Xiulin juga terlihat panik, meskipun ayahnya tidak pernah peduli dengan keadaan Hu Liena, tetap saja dia tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya.
“Ibu, apa yang harus kita lakukan?”
"Tenanglah ... Ibu sedang berusaha untuk memikirkannya." Ucap Yueqin, meskipun berkata begitu, kepanikan masih terlihat jelas di wajahnya. Saat mereka sedang kebingungan, terdengar suara Changing yang keras.
"Maaf, Nyonya! Saya di perintahkan untuk membawa anda berdua menghadap Tuan Perdana menteri sekarang juga!" Ucap Changing sambil menerobos masuk ke dalam.
"Eh ... Bukankah seharusnya Ayah menghadiri pengadilan istana hari ini?" Ucap Xiulin, dia mencoba bersikap tenang dan menghilangkan kepanikannya saat ini.
"Maafkan saya, Nona. Sebaiknya anda dan Nyonya bergegas, biar Tuan nanti yang menjelaskannya untuk anda." Jawab Changing tegas.
"Huhh ... Kau hanya seorang pengawal tapi masih saja bersikap sombong kepada kami. Lihat saja! Kami akan mengadukanmu kepada Tuan." Cibir Yueqin.
"Maafkan saya, Nyonya! Saya hanya menjalankan perintah! Silahkan!"
Setelah itu, diapun mempersilahkan Yueqin dan putrinya berjalan di depan sementara dia dan para pelayan mengikuti dari arah belakang.
Sesampainya di tempat Hu Boqin, Changing pun masuk untuk memberikan laporan.
"Salam, Tuan! Nyonya Yueqin dan Nona Xiulin sudah datang dan sekarang berada di depan." Ujarnya.
"Suruh mereka masuk!"
"Baik ... Tuan!" Setelah mengatakannya, Changing pun membungkuk hormat kemudian berbalik dan memanggil mereka berdua untuk masuk.
Ketika Yueqin baru menginjakkan kakinya di ruangan, di merasakan lututnya gemetaran dan dadanya terasa sesak karena aura gelap yang keluar dari tubuh Hu Boqin.
"Salam hormat kepada Tuan." Ucap Yueqin.
"Salam hormat kepada Ayah." Ucap Xiulin.
Hu Boqin menganggukkan kepala dan mengibaskan lengan bajunya, kemudian dia mulai berkata-kata. "Apa kalian tahu, apa alasanku memanggil kalian kemari?" Tanya Hu Boqin datar.
Mendengar pertanyaan yang seperti itu, Yueqin merasakan keringat dingin menetes di sekujur tubuhnya.
"Hamba tidak tahu, Tuan. Changing tidak menjelaskan alasan apapun kepada kami." Ucap Yueqin, sementara Xiulin hanya terdiam karena merasa ketakutan.
"Apa kalian tahu, jika terjadi sesuatu yang buruk kepada putriku?"
Yueqin terkesiap, dugaannya benar. Dia di panggil karena perbuatannya sudah di ketahui.
"Ha-hamba tidak tahu, Tuan." Jawabnya gugup.
"BOHONG!" Teriak Hu Boqin, seraya menghempaskan cangkir yang berada di tangannya ke lantai.
Tubuh Yueqin dan Xiulin gemetar karena ketakutan. Mereka sudah bisa membayangkan hukuman seperti apa yang akan mereka terima karena sudah melakukan kejahatan. Hu Boqin adalah seorang perdana menteri yang tegas dan dia tidak akan pernah mengampuni siapapun orang yang berbuat kesalahan.
"Ka-kami benar tidak tahu, Tuan." Yueqin semakin di buat gentar oleh kemarahannya.
"Heh ... Boleh saja kalian mengelak. Tapi aku sudah menyelidiki semuanya, dan bukti-buktinya sudah jelas. Jika kalianlah otak di balik kondisi Hu Liena saat ini." Ekspresi wajah Hu Boqin semakin mengerikan ketika mengatakannya.
"Kalian tahu, hukuman apa yang pantas aku berikan kepada orang yang berani melakukan kejahatan di kediamanku? hukuman mati!" Bentak Hu Boqin.
Yueqin dan Xiulin terkejut mendengar hukuman yang di sebutkan oleh Hu Boqin.
"Tu-Tuan ... Ampuni kami!" Ucap Yueqin gemetar.
Hu Boqin menggeleng-gelengkan kepalanya, ekspresi wajahnya sudah semakin rumit.
" jika saja kalian bukanlah bagian dari keluargaku, mungkin aku akan langsung membunuh kalian dengan kedua tanganku ini. Sayang sekali, aku tidak bisa melakukannya karena aku masih tunduk kepada peraturan di kerajaan." Ucapnya perlahan sambil mengangkat kedua tangannya.
"Oleh karena itu, aku hanya akan menghukum kalian sesuai peraturan keluarga. Kalian akan di hukum kurungan selama enam bulan di kediaman masing-masing dan tidak di perbolehkan menemui siapapun. Bahkan, orang yang membawa makanan pun hanya boleh mengantarnya sampai di depan pintu. Apa kalian dengar itu!" Ucap Hu Boqin lantang.
Yueqin sedikit merasa lega karena dia dan putrinya terbebas dari kematian. Tetapi, dia juga merasa putus asa mendengar hukuman selanjutnya. Sebagai orang terpandang di dinasti Ying, bagaimana mungkin mereka sanggup menjalani hukuman seperti ini, semua orang akan memandang rendah mereka jika berita ini sampai tersebar ke luar.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Di dunia lain, terlihat seorang pria yang sedang bersembunyi di tengah kegelapan, tak jelas apa yang sedang dia lakukan. Beberapa meter dari tempatnya bersembunyi, muncul seorang gadis yang sedang berjalan tepat menuju ke arahnya. Gadis itu terlihat membawa banyak barang di kedua tangannya, dan ketika jaraknya tinggal beberapa langkah dari si pria tersebut, gadis itu berbelok mendekati sebuah mobil yang terparkir di dekat sebuah pohon cassia.
Saat si gadis sedang mencoba membuka bagasi mobilnya, si pria yang sedang bersembunyi itu pun langsung menggunakan kesempatan itu untuk membekap mulut si gadis dengan kain yang sudah di bubuhi obat bius sebelumnya, hingga gadis itupun terjatuh pingsan.
Setelah memastikan korbannya tidak bergerak, pria itu pun membawa dan menyeret si gadis hingga menimbulkan luka-luka goresan di permukaan kulitnya.
BRUGGHHH
Sesampainya di tempat yang telah di persiapkan sebelumnya, dia pun langsung melemparkan si gadis dengan kasar, lalu dia berjalan mendekati sebuah mobil mewah yang berada tak jauh dari sana.
"Tugas saya sudah selesai, Boss!" Ucap si pria tersebut sambil berjongkok ke arah si pengemudi mobil.
"Bagus! Bagus! ini imbalanmu!" Kata si Boss sambil memberikan amplop berwarna coklat kepada si pria.
"Terima kasih, Boss!" Ujar si pria setelah memeriksa isinya terlebih dahulu.
"Kau boleh pergi sekarang!" Ucap si Boss.
Pria itu mengangguk kemudian berjalan dan menghilang di telan gelapnya malam.
Setelah pria itu pergi, si Boss pun keluar menampakkan dirinya. Kemudian, dia menghampiri si gadis yang terbaring pingsan tak jauh dari tempatnya.
"Sebentar lagi, kau akan mati dengan sangat mengenaskan!" Ucapnya sambil menyeringai.
Setelah mengatakannya, dia lalu menyiram wajah si gadis dengan air yang di ambilnya di dalam mobil.
"Uhukk ... Uhukk ... !
Gadis itu pun terbatuk karena beberapa tetes air masuk ke dalam mulutnya, hingga dia pun mendapatkan kembali kesadarannya.
Hal pertama yang dia lihat setelah tersadar adalah kegelapan, dan hal yang kedua adalah sepasang mata yang sedang menatapnya dengan tajam.
Si gadis merasa terkejut, dan berusaha untuk menggerakkan tubuhnya. Akan tetapi usahanya sia-sia, karena ternyata kedua tangan dan kakinya sudah terikat dengan sangat erat.
"Ha-ha-ha!" Si pria di hadapannya tertawa terbahak-bahak melihat adegan di depannya.
"SIAPA KAU?"
Bukannya menjawab, si pria itu malah menyalakan korek api di tangannya.
SWOOSSHH
Api pun menyala, dan memunculkan wajah seorang pria yang tak asing di matanya.
"KAU! YU ZHEN!" Teriak si gadis mengenali pria di depannya.
"Iya ... Aku, Yu Zhen! Apa kau terkejut, Liena?" Ucap pria itu sambil menyeringai.
"APA MAKSUDMU DENGAN SEMUA INI?" teriak si gadis yang bukan lain adalah Liena di kehidupan lain yang berprofesi sebagai dokter di kemiliteran Negara Daiyu.
Yu Zhen tersenyum sinis, kemudian dia bangkit dan berjalan ke arah mobil di belakangnya.
Selang berapa lama, dia pun kembali dengan seseorang yang terduduk di atas kursi roda yang di dorongnya.
Karena gelap, mata Liena tak bisa melihat dengan jelas orang yang di bawa pria tersebut, tapi entah kenapa di dalam hatinya mulai merasakan kegelisahan.
Yu Zhen semakin mendekat dan Liena terus memperhatikan orang yang di kursi roda.
Yu Zhen pun berhenti tepat di depannya, kemudian dia berjongkok dan mengangkat wajah orang yang duduk di kursi roda dan meneranginya.
DEG
Liena terkejut, orang yang sedang berada di atas kursi roda itu adalah ayahnya, Profesor dokter Ma Boqin yang sedang tidak sadarkan diri.
"KAU! LEPASKAN DIA! teriaknya.
"Apa kau bilang? Melepaskannya? Ucap seorang perempuan yang sedang berjalan ke arahnya.
"Aku sudah menunggu lama untuk hari ini, lalu kau ingin aku untuk melepaskannya? tentu saja itu adalah permintaan yang sangat bodoh. Benarkan sayang?" Ucap si perempuan lagi sambil memeluk Yu Zhen.
Liena kembali terkejut begitu melihat penampilan perempuan yang berbicara padanya. "YU YUE! KAU!"
"He-he!" Qiang Yue terkekeh.
"Bagaimana menurutmu? Apa kejutan yang kami berikan sangat menyenangkan?" Yu Zhen kembali bersuara.
"Jika kalian ingin membunuh. Maka, bunuh saja aku! Tapi aku mohon, lepaskan dia!" Ucap Liena merendahkan suaranya.
"Jangan khawatir, kami pasti akan membunuhmu. Tapi sebelum itu, kami akan membunuhnya terlebih dahulu. ha-ha!" Setelah mengatakannya, Yu Zhen mendorong kursi roda ke tepi jurang dan ....
PLUNGGG
Kursi roda itu terjatuh ke dasar jurang bersama ayah Liena yang sedang duduk di atasnya.
TIDDAAAKKKK!
Liena berteriak histeris melihat kematian ayahnya yang sangat tragis.
Sementara itu, kedua orang di hadapannya kini sedang menikmati kehancurannya.
"Bagaimana? Apa kau menikmatinya?" Tanya Qiang Yue kepadanya.
"KAU! SANGAT KETERLALUAN!"
"Bukan aku! Tapi kau!" Bentak Qiang Yue.
"Tiga tahun yang lalu, terjadi kebakaran di markas militer Negara Daiyu, dan salah satu korbannya adalah ayahku! Jendral Qiang! apa kau ingat?" Tutur Qiang Yue.
"Sebagai Dokter di kemiliteran, bukankah tugasmu untuk menyelamatkan orang? Lalu kenapa, kau tidak menyelamatkannya? Bukankah kau yang keterlaluan! Hahh!" Kemarahan Qiang Yue semakin menjadi-jadi ketika mengatakannya.
Liena mengangkat kepalanya, lalu menatap Qiang Yue dengan tatapan dingin. "Jadi kau adalah putri Jendral Qiang? Dan namamu bukanlah Yu Yue, melainkan Qiang Yue?"
"Iya, namaku Qiang Yue dan aku bukanlah adik dari Yu Zhen, melainkan tunangannya. Sebelum peristiwa itu terjadi, kami bahkan telah memutuskan untuk menikah. Namun, rencana kami gagal karena kesalahanmu!" Jawab Qiang Yue dengan geram.
"Jadi, kalian sudah merencanakan semuanya dari awal! Bagus! Bagus sekali!" Ucap Liena sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tentu saja! Kami melakukannya demi bisa membalaskan dendam ayahku padamu!" Ucap Qiang Yue.
Liena mengangkat sudut bibirnya."Hehh... Ayahmu, pantas mati!" Cibirnya.
"Kau!" Qiang Yue terbelalak mendengar cibiran Liena.
"Dia pengkhianat Negara! Dia tak pantas untuk di selamatkan!" Lanjut Liena.
PLAKK
"BRENGSEK!" Yu Zhen yang dari tadi diam pun langsung menampar Liena dengan sangat keras.
"Jendral Qiang yang brengsek! Kalian yang brengsek!"
"Dia yang membakar markas militer bersama dengan komplotannya! sekarang kalian menyalahkanku atas kematiannya! hehh ... pathetic! Dia lebih hina daripada seekor Anjing!" Teriak Liena lantang.
PLAKK
PLAKK
PLAKK
Yu Zhen menamparnya berulang-ulang kali, dia melampiaskan kemarahannya yang sudah tak terbendung lagi.
Penampilan Liena kini sudah sangat mengenaskan, tubuhnya sudah terkulai lemas karena kehabisan tenaga.
"Sebaiknya kita bergerak cepat, sebelum ada orang yang mencari keberadaannya." Ucap Qiang Yue.
"Ok! Tapi sebelum itu, kita harus mendapatkan sidik jarinya." Ujar Yu Zhen sambil mengeluarkan sesuatu di balik pakaiannya.
"Kau benar! Cepat lakukan!"
Yu Zhen mengangkat kepala Liena yang terkulai, dan berbisik ke telinganya.
"Dengarkan aku! Selain membunuhmu, aku juga akan mengambil alih semua harta dan kekayaanmu." Ucapnya, kemudian dia meraih tangan Liena dan menyayat jempolnya hingga berdarah dan menekannya di atas kertas yang di duga sebagai surat pengalihan kekuasaan.
"Cuhhh ... Kalian brengsek!" Liena meludahi wajah Yu zhen.
Yu Zhen hanya menyeringai dan mengelap ludah di wajahnya menggunakan sebelah tangannya. "Matilah dengan tenang!" Ucapnya. Setelah itu dia pun menyeret tubuh Liena ke tepi jurang.
"Aku bersumpah! Jika aku di beri kesempatan! Aku akan membunuh kalian berdua dengan tanganku sendiri!" Teriak Liena keras.
Yu Zhen tidak menghiraukan apa yang Liena ucapkan, dia terus menyeretnya dan langsung mendorongnya ke dalam jurang.
PLUNGGG
Aaagghhh ....
Seiring dengan suara teriakan Liena, seseorang membuka mata untuk pertama kalinya, setelah selama beberapa bulan terbaring koma di tempat tidurnya. "Haus ... Aku haus!" Ucapnya pelan.
Perlahan, dia mencoba untuk bangkit dengan menopang tubuhnya dengan kedua tangan. "ssttt ... Sakit!"
Setelah terus melakukan percobaan, akhirnya dia berhasil bangun meskipun hanya bisa sekedar duduk dengan terhuyung-huyung. Pandangan matanya mulai berkeliling mencari keberadaan air di sekitarnya, tetapi dia nampak terkejut dengan pemandangan yang di lihatnya.
"Eh... aku di mana?" ucapnya heran, dia kini berada di dalam sebuah kamar mewah dan tempat tidur yang di hiasi kain bernuansa perak.
Dia pun mengangkat kedua tangannya dan membolak-baliknya. "Apa aku sudah berada di alam keabadian?" Ucapnya lagi.
CEKLEKK
Pintu di dorong dari arah luar dan di susul dengan kemunculan seorang gadis muda yang memasuki ruangan.
"No-Nona!" Serunya.
Liena menoleh ke arah orang yang bersuara, "Nona? Apa maksudnya?" Batinnya.
"Nona ... Akhirnya anda sadar juga." Ucap gadis itu di iringi dengan isakan.
"Siapa kau?"
Si gadis muda terbelalak, dia terkejut dengan pertanyaan yang di ajukan majikannya.
"Nona! Bagaimana bisa anda berkata seperti itu." Ucapnya.
"Aku benar-benar tidak mengenalmu, dan Nona ... siapa itu Nona?" Tanya Liena.
Si gadis muda itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya, dia merasa bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia dengar.
"Nona! Saya Luqiu, pelayan anda! Apa Nona lupa?" Jawab Luqiu cemas.
"Luqiu? Pelayan? Seingatku, aku tidak pernah memiliki pelayan. Lagipula, aku sudah terbiasa mengerjakan semuanya dengan seorang diri." Tutur Liena.
Mendengar perkataan dari Liena, Luqiu pun semakin panik. "Apa yang terjadi? Apa mungkin, Nona lupa ingatan?" Batinnya.
"Nona! Anda adalah putri sah Tuan Perdana Menteri, bagaimana mungkin anda mengerjakan semuanya seorang diri." Ucap Luqiu panik.
Mendengar penuturan si gadis yang ada di hadapannya, Liena menjadi semakin kebingungan.
"Ayahku adalah seorang Perdana Menteri? Apa yang terjadi? Siapa aku ini, dan di mana aku sekarang?" Gumamnya lirih, kemudian dia menoleh ke arah si gadis muda dan mulai bertanya.
"Jika ayahku adalan perdana menteri, lalu siapa aku? maksudku ... siapa namaku?"
"Nona Hu Liena!" Jawab Luqiu.
"Ehh ... Namaku masih sama, hanya margaku saja yang berbeda." Batinnya lagi.
"Dan ayahku adalah seorang Perdana Menteri, benar?"
"Benar, Nona!" Jawab Luqiu lagi.
"Lalu, siapa namanya?"
"Nama ayah anda adalah Hu Boqin, Nona. Perdana Menteri Hu Boqin." Tutur Luqiu
"Hu Boqin? bahkan nama ayahnya pun sama, hanya marga saja yang berubah!" ucapnya pelan, sambil mengangguk-angguk mendengar penuturan dari Luqiu, tetapi yang membuatnya penasaran, bagaimana semua ini bisa terjadi.
"Baiklah ... sekarang beritahu aku, berada di tahun berapa aku sekarang ini?"
"Tahun 1480 Nona!"
"Apa?" Liena terperanjat kaget mendengar jawaban dari Luqiu. Bagaimana tidak, sebelum menemui ajal di tepi jurang dia berada di era modern. Sekarang, dia terlempar ke era kuno yang bahkan dia tidak pernah tahu asal-usul keberadaannya.
Liena menepuk-nepuk pipinya sendiri, dia masih belum percaya dengan kenyataan di hadapannya. Bagaimana mungkin dia berada di tempat yang tidak pernah dia dengar sebelumnya.
"Aduh!" Teriaknya kesakitan karena tepukan di pipinya yang terlalu keras.
"Jadi benar, aku jatuh ke jurang waktu itu dan jiwaku terlempar ke sini. Aku kira, reinkarnasi hanya ada di dalam cerita legenda, tak ku sangka itu semua nyata dan aku mengalaminya." Gumam Hu Liena.
Terdengar helaan nafas lega dari seorang gadis di dalam benak Liena. "Ehh ... Apa itu?" Batin Liena, dia kaget dengan kemunculan suara tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!