CEO and Top Model's Secret Wedding
Seorang wanita cantik baru saja selesai dengan pemotretannya. Ia segera berganti pakaian dan pergi meninggalkan lokasi pemotretan menuju parkiran. Tidak beberapa jauh dari mobilnya, ia dihubungi seseorang. Melihat nomor asing, awalnya ia ragu, tetapi juga penasaran. Akhirnya wanita cantik itu menerima panggilan asing tersebut.
"Hallo, siapa ini?" tanya wanita cantik itu. Ia bernama Isobelle.
"Hallo, apa benar ini Nona Isobelle, Adik dari Nyonya Arabella?" tanya seseorang di ujung panggilan.
Dahi Isobelle berkerut. Tiba-tiba perasaanya tidak enak.
"Ada apa, ya? perasaanku buruk," batin Isobelle.
"Ya, saya Isobelle. Maaf, Anda siapa. Apakah Anda kenal Kakak saya?" tanya Isobelle.
"Ya, Nona. Saya Selly, pengasuh yang bekerja bersama Nyonya Arabella. Ada yang ingin saya sampaikan, Nona. Nyonya dan Tuan mengalami kecelakaan. Beliau berdua ... " jawab seseorang Bernama Selly yang kemudian diam.
"Mereka kenapa? Ha-hallo, hallo ... " sahut Isobelle mulai panik.
Selly mengabarkan, jika Kakak dan Kakak ipar Isobelle meninggal dunia. Mendengar kabar mengejutkan seperti itu, membuat leher Isobelle seperti tercekik. Ia tidak percaya kabar yang disampikan Selly.
"Tidakkk!" jerit Isobelle manangis.
"Kakak, kakak. Tidak mungkin. Kakak ... " gumam Isobelle.
Seseorang datang menghampiri Isobelle segera, setelah mendengar Isobelle berteriak. Pria itu
"Iso, kamu kenapa?" tanya seseorang bernama Joshua, Manager Isobelle.
Isobelle menyeka air matanya, "Aku akan segera datang. Kirimkan alamatnya," kata Isobelle yang masih terhubung dengan Selly lewat telepon.
"Baik, Nona. Saya akan kirim segera. Terima kasih dan tolong hati-hati," jawab Selly.
Isobelle mengakhiri panggilan Selly. Ia menatap ponselnya dengan tangan gemetaran menunggu pesan yang dari Selly. Tidak lama ponsel Isobelle bergetar, Selly telah mengirimkan sebuah alamat pada Isobelle.
"Jo, pesan tiket pesawat tercepat sekarang. Ini penting," perintah Isobelle menatap Managernya. Ia memberikan ponselnya pada Joshua.
Joshua menerima ponsel Isobelle, "Ya, ayo. Masuklah ke dalam mobil dan tenangkan dirimu dulu," jawab Joshua. Meski tidak tahu apa yang terjadi, Joshua tidak ingin melihat Isobelle bersedih.
Pintu mobil belakang dibuka Joshua, Isobelle masuk dan segera duduk. Ia langsung memasang sabuk pengaman. Joshua juga segera masuk ke dalam mobil dan bersiap mengemudikan mobil menuju bandara.
Dalam perjalanan Isobelle menangis diam-diam. Ia tidak menyangka, jika ia akan kehilangan Kakak satu-satunya yang ia miliki. Masih jelas diingatnya, suara Kakaknya saat meneleponnya. Isobelle menyaka air matanya, ia tidak tahu lagi harus bagaimana.
"Berapa lama perjalanan kita, Jo?" tanya Isobelle ingin tahu.
"Pesawat kita terbang satu jam empat puluh menit. Perjalanan dari bandara ke alamat ini sekitar dua jam." jawab Joshua.
"Ahhh ... aku bisa gila!" ucap Isobelle menggigit bibir bawahnya.
Terlihat Joshua sedang bertelepon. Sedangkan Isobelle tampak kacau. Ia tidak bisa lagi berpikir jernih, yang diinginkannya cepat sampai agar bisa melihat jalannya pemakaman sang Kakak.
***
Isobelle datang dengan tergesa-gesa untuk menghadiri pemakanan sang Kakak, tetapi ia terlambat. Kakak dan Kakak Iparnya telah dimakamkan karena sudah tiba waktu pemakaman. Ia menangis, ia langsung berlutut di hadapan makam mendiang Kakak dan Kakak iparnya. Kenangan-kenanga masa lalu teringat dalam benak Isobelle. Ia marah, kenapa kejadian buruk itu harus menimpa sang Kakak juga Kakak iparnya.
Selly datang mendekati Isobelle dan memperkenalkan diri. Ia meminta maaf pada Isobelle, karena melakukan pemakanan tanpa kehadiran keluarga, dikarenakan sudah tiba waktu pemakanan. Tidak ada pilihan selain mentaati prosedur yang berlaku. Isobelle mengangguk pelan. Ia berjalan mendekati makam Kakak dan Kakak iparnya lalu bersimpuh. Air mata yang sempat tertahan kembali runtuh. Isobelle menangis tersedu-sedu. Selly yang tak tega pun mencoba menenangkan Isobelle. Ia meminta Isobelle bersabar dan iklas menerima kenyataan yang ada.
Tidak beberapa lama keduanya saling diam. Baik Selly maupun Isobelle larut dalam pikiran masing-masing. Setelah berdoa, Isobelle pun di antar Selly ke rumah yang ditinggali sang Kakak dan Kakak iparnya untuk bertemu keponakannya, Sean.
Saat melihat Sean yang masih bayi. Isobelle pun bertekat untuk mengasuhnya. Ia ingin Sean mendapatkan kasih sayang dan kehangatan keluarga. Isobelle merasa kasihan pada Sean yang harus kehilangan Papa dan Mamanya sejak bayi.
"Apa dia baik-baik saja?" tanya Isobelle mengusap wajah tampan Sean.
"Ya, Nona. Tuan Muda baik-baik saja. Apakah Anda baik-baik saja? saya dengar Anda dari bandara langsung datang ke sini dan tidak makan apa-apa selama perjalanan. Manager Anda yang memberitahu saya," kata Selly terlihat khawatir.
Isobelle tersenyum, "Aku baik-baik saja. Kamu juga pasti kesulitan. Aku minta maaf, mewakili Kakak dan Kakak iparku." kata Isobelle menatap Selly.
"Saya tidak apa-apa, Nona. Saya senang bisa bekerja dengan Tuan dan Nyonya di sini. Mereka orang baik," jawab Selly.
"Aku akan mengasuh Sean. Sebagai Bibinya, aku tidak ingin membiarkannya begitu saja." kata Isobelle.
"Ya, Nona. Tidak ada orang lain yang bisa melindungi Tuan muda selain Anda. Saya senang," jawab Selly.
"Kalau begitu, tolong kemasi pakaian Sean, ya. Kita akan menginap di Hotel beberapa hari untuk mengurus semuanya. Kamu bisa bantu aku menjaga Sean selagi aku sibuk?" tanya Isobelle.
"Baik, Nona. Dengan senang hati," jawab Selly.
Tidak lama Selly selesai mengemas pakaian Sean di dalam tas. Isobelle bersiap pergi meninggalkan rumah tempat tinggal Kakak dan Kakak iparnya bersama Selly dan Sean yang terlelap di gendongan Selly. Baru saja ia berjalan beberapa langkah meninggalkan teras rumah, seorang pria muda yang tampan bersama seorang lain menghadang jalan Isobelle yang sedang berjalan mendekati mobil.
"Tunggu ... " kata pria asing itu menghentikan Isobelle dan Selly.
Isobelle menatap pria itu, lalu menatap Selly, "Pergilah, masuklah dulu ke dalam mobil. Biarkan aku yang bicaranya dengannya," pinta Isobelle pada Selly.
Selly menganggukkan kepala, "Baik, Nona." jawab Selly. Yang langsung pergi berjalan menuju mobil dan masuk ke dalam mobil.
Pria asing itu bernama Kairos Abarm. Dengam tatapan mata dingin, ia meminta Isobelle menyerahkan Sean, karena ialah yang akan menjadi wali Sean. Tentu saja sikap Kairos tidak ditanggapi baik oleh Isobelle. Ia tidak mau menyerahkan Sean begitu saja. Keduanya saling bertatapan dingin. Sama-sama ingin menjadi wali dari Sean.
"Serahkan Anak itu padaku," pinta Kairos tanpa basa-basi.
"Apa? siapa kamu sampai memintaku menyerahkan Sean?" tanya Isobelle kesal menatap dingin ke arah Kairos.
Kairos diam sesaat, kemudian memperkenalkan diri, ternyata ia adalah Kakak dari Kenzo, yang merupakan suami Kakak Isobelle. Berarti Kairos adalah Paman dari Sean. Meski demikian Isobelle tidak mau menyerahkan Sean pada Kairos. Perdebatan diantara keduanya tak terhindarkan. Sampai akhirnya keduanya memutuskan membawa masalah hak asuh Sean ke persidangan. Baik Kairos maupun Isobelle tidak ada yang mau mengalah dan menyerah.
"Aku Kairos Abarm. Kakak dari Kenzo, suami Arabella." jawab Kairos memperkenalkan diri.
Ini adalah bukti aku Kakak Kenzo, "kata Kairos menunjukkan fotonya dengan sang Adik, Kenzo. Yang tersimpan di ponsel pada Isobelle.
Isobelle menatap ponsel Kairos, lalu menatap Kairos, "Meski begitu. Apa maumu sampai menghadang jalanku? Tolong minggir karen aku tidak bisa membuang waktu," jawab Isobelle. Ia seakan tidak mau tahu siapa Kairos.
"Tidak. Anak itu harus dibesarkan olehku. Dia adalah Anak Adikku. Aku Pamannya, aku berhak menjadi walinya." jawab Kairos tidak suka dengan ucapan Isobelle yang mengejeknya.
"Aku datang ke sini lebih dulu, terlebih pengasuh Sean yang menghubungiku untuk datang ke sini. Aku juga berhak, karena aku Bibinya." jelas Isobelle menatap tajam ke arah Kairos.
"Jadi kamu menolak menyerahkan Anak itu padaku?" tanya Kairos lagi.
"Ya, aku menolak." jawab Isobelle tegas.
Karena tidak ada yang mau mengalah. Pertengkaran pun tidak terhindarkan. Kairos dan Isobelle bersikeras pada pendirian masing-masing. Seseorang yang datang bersama Kairos pun melerai keduanya. Tidak mau membuang waktu, Isobelle lantas pergi dengan menahan amarah. Ia berjalan mendekati sebuah mobil, membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil sudah ada supir, Joshua dan Selly yang menggendong Sean di kursi belakang.
Isobelle duduk bersandar, "Menyebalkan sekali. Apa-apaan orang itu," gumam Isobelle.
"Nona, Anda baik-baik saja? Mereka ... " tanya Selly bingung tidak melanjutkan kata-katanya.
"Pria itu mengaku Kakak dari Kak Kenzo. Apakah kamu pernah bertemu dengannya? dia pernah datang ke rumah Kakakku?" tanya Isobelle menatap Selly.
"Saya tidak pernah melihatnya," jawab Selly yakin.
"Dia meminta hak asuk Sean. Aku menolak dan pria itu terus memaksa." kata Isobelle.
"Lalu ... ?" tanya Selly menatap Isobelle.
"Tidak ada pilihan. Kita hanya akan membawa ini ke pengadilan. Biarkan pengadilan yang memutuskan. Meski begitu, aku tidak akan menyerahkan keponakanku begitu saja padanya." jawab Isobelle.
"Apa akan baik-baik saja? Mereka terlihat bukan seperti orang biasa," sahut Joshua.
"Carilah pengacara terbaik, Jo. Apapun dan bagaimanapun caranya, aku harus dapatkan hak asuh Sean. Aku tidak akan rela menyerahkan Sean pada pria menyebalkan itu," pinta Isobelle.
Isobelle yang kesal meminta bantuan managernya untuk mencari pengacara terbaik agar ia bisa memenangkan hak asuh Sean. Ia tidak bisa membiarkan keponakannya tinggal bersama orang asing sekalipun itu Pamannya. Joshua tanpa banyak bertanya langsung mengiakan permintaan Isobelle dan meminta Isobelle untuk tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi. Ia takut Isobelle akan sakit, mengingat Isobelle adalah seorang pemikir, sekecil apapun masalahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
✿⃝⭕🌼Ohti
Hy ikut mampir ya,,semangat selalu
2023-01-16
1
🌼⃝⭕Tunik
aku mampir kk
2023-01-16
1
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
aku mampir semangat
2023-01-16
1