Acara ulang tahun selesai. Sean menikmati waktunya bersenang-senang dan harus tertidur karena kelelahan. Sementara itu Isobelle berada di teras belakang rumah karena ingin menyendiri. Tiba-tiba ia teringat sang Kakak yang telah tiada. Dulu, ia dan Arabella amat dekat. Sampai saat tiba-tiba Arabella bertengkar dengan orang tuanya. Masih teringat jelas kejadian pada masa lalu, pada saat Arabella memutuskan pergi dari rumah.
" ... Kak, Kakak mau ke mana membawa koper?" tanya Isobelle bingung.
"Iso ... maafkan Kakakmu ini. Kakak tidak bisa menepati janji untuk selalu bersamamu dan menjagamu. Kakak harus pergi," kata Arabella mengusap wajah cantik Isobelle.
"Pergi? Kenapa Kakak harus pergi? jika ini karena Papa dan Mama, biar aku yang bicara pada mereka. Jangan pergi, Kak." kata Isobelle merengek.
"Tidak bisa, Iso. Kakak tetap harus pergi. Papa dan Mama tidaklah salah, hanya saja kami berbeda pendapat. Hiduplah dengan baik. Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan dan jalani hidupmu sesuai keinginanmu. Jangan biarkan orang lain mengekangmu, ok. Kamu pasti mengerti ucapan Kakak suatu hari nanti." jelas Arabelle berkaca-kaca.
"Maafkan aku, Iso. Aku tidak bisa bertahan di rumah ini, tetapi juga berat meninggalkanmu. Maafkan aku," batin Arabella.
"Kakak ... " gumam Isobelle menangis. Ia memeluk Kakaknya erat-erat.
Setelah itu Arabella pun pergi meninggalkan rumah. Isobelle tidak tahu, ke mana Kakaknya pergi karena tidak diberitahu. Yang jelas Arabella berjanji akan menghubungi Isobelle sesering mungkin.
Tiga bulan setelah kepergian Arabella, Isobelle mendapatkan pesan, jika Arabella telah menikah. Arabelle menikah dengan pria tampan yang baik bernama Kenzo. Dari situlah semua terungkap. Alasan sesungguhnya Arabella pergi dari rumah.
Meski berjauhan, hubungan Arabella dan Isobelle masih erat terjalin. Memang tidak setiap hari mereka berkirim pesan atau teleponan, tetapi Arabella sering lebih dulu menghubungi Isobelle. Keduanya pun terkadang saling bertukar cerita tentang kehidupan keseharian atau pekerjaan.
***
Joshua menghampiri Isobelle, ia berdiri tepat di samping Isobelle. Kedatangan Joshua membuyarkan lamunan Isobelle. Tidak terasa air mata Isobelle mengalir. Cepat-cepat ia menghapus air matanya. Joshua tahu, Isobelle sedang sedih, Ia pun mencoba menghibur Isobelle. Keduanya lantas berbincang santai.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Joshua.
"Tidak ada," jawab Isobelle.
"Jangan simpan semuanya sendiri. Sesekali kamu perlu bercerita agar bebanmu terasa ringan," kata Joshua.
"Ya, aku mengerti. Oh, ya ... apa kamu sudah mencari tahu orang itu? aku tidak mengerti, kenapa dia selalu menuliskan pesan yang sama dalam suratnya." kata Isobelle.
"Aku tidak tahu. Orang yang mengantar pesan tidak mau buka mulut," jawab Joshua.
"Hm, begitu rupanya." gumam Isobelle.
Keduanya terdiam sesaat, lalu mulai berbincang mengenai pekerjaan.
Kairos mencari keberadaan Isobelle. Saat mencari di dapur, ia melihat Isobelle sedang bersama Joshua diteras belakang. Keduanya tampak serius membicarakan sesuatu. Kairos terus mengawasi dua orang yang sedang berbincang itu. Semakin lama, ia merasa ada yang aneh dengan sikap Joshua. Kairos menyadari, jika Joshua sepertinya menyukai Isobelle. Pandangan lekat ditujukan Joshua pada Isobele. Ia bahkan melihat Joshua merapikan rambut Isobelle yang berantakan. Tak ingin menyaksikan pemandangan yang membuat sakit mata, Kairos pergi menghampiri Isobelle dan Joshua.
Joshua bertanya pada Isobelle, "Apakah kamu bahagia dengan pilihanmu?"
Isobelle menjawab, "Ya, aku bahagia. Seperti yang terlihat."
Pada saat Joshua ingin mengatakan sesuatu, Kairos datang dan memanggil Isobelle.
"Iso ... " panggil Kairos.
Panggilan Kairos .embuat Isobelle dan Joshua bersamaan memandang ke arah Kairos. Isobelle tersenyum, berjalan menghampiri Kairos. Kairos membisikkan sesuatu, sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Isobelle.
"Aku ingin bicara denganmu sebelum kamu pergi tidur nanti," bisik Kairos ke telibga kanan Isobelle.
Joshua mengerutkan dahinya, ia tidak senang Kairos datang tiba-tiba dan mengganggunya berduaan dengan Isobelle. Tidak tahan dengan apa yang dilihatnya, Joshua pun memilih pergi meninggalkan Isobelle dan Kairos.
***
Joel dan Joshua berpamitan pulang. Sekarang saatnya bagi Isobelle untuk bersih-bersih. Enny diminta istirahat oleh Isobelle. Karena harus terus siaga menjaga Sean, Enny tidak boleh kelelahan agar tubuhnya tetap sehat.
Isobelle mengumpulkan sampah, Kairos melepas dekorasi, mereka berdua membersihkan meja ruang tengah dan lantainya. Isobelle mencuci piring, sedangkan Kairos mengumpulkan piring kotor dan mengelap meja sampai bersih. Awalnya Kairos meminta Isobelle istirahat saja, urusan bersih-bersih akan diberikan pada petugas kebersihan yang biasa dipanggil Kairos. Isobelle menolak, ia bersikeras ingin melakukannya pekerjaan itu sendiri. Melihat Isobelle mencuci banyak piring, membuat Kairos turun tangan membantu. Keduanya pun mencuci piring bersama-sama.
Suasana hening terpecah saat Kairos bertanya seberapa dekat Isobelle dengan Joshua.
"Iso ... boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Kairos.
"Ya, tanyakan saja. Apa itu?" tanya Isobelle sibuk mencuci piring.
"Seberapa dekat kamu dengan Joshua?" tanya Kairos.
"Joshua?" gumam Isobelle.
Isobelle kemudian menjawab, jika ia dan Joshua sudah mengenal lebih dari lima tahun. Awal mula Isobelle bisa menjadi model, karena Joshua membantunya.
"Dia orang yang selalu ada disaat aku butuhkan. Tidak hanya itu, dia juga selalu menjadi tempat aku meluapkan semua keluh kesahku." lanjut Isobelle bicara.
Isobelle lantas bercerita lebih banyak tentang Joshua, jika Joshua banyak membantunya tanpa meminta imbalan apapun. Bisa dikatakan Joshua bagaikan keluarga sendiri untuknya.
Isobelle menatap Kairos, "Ada apa? kenapa kamu menanyakan tentang Joshua?" tanya Isobelle.
Mendengar pertanyaan Isobelle membuat Kairos tegang. Ia tidak mau Isobelle tahu, jika ia tidak senang Joshua dekat-dekat dengan Isobelle.
"Ah, ti-tidak. Tidak apa-apa. Hanya ingin tahu saja. Sedekat apa kamu dengannya. Sampai-sampai kamu memberitahu tentang pernikahan kontrak kita padanya." jawab Kairos.
"Oh, itu karena aku merasa dia perlu tahu. Dia kan Managerku, Kai. Dia harus tahu agar bisa membantu mengatasi segala sesuatunya nanti." jelas Isobelle.
"Hm, ok." gumam Kairos.
"Ada apa? wajahmu tidak bisa berbohong Tuan Abarm," kata Isobelle tahu, jika Kairos menyembunyikan sesuatu darinya.
Kairos membilas piring kotor. Ia pura-pura tidak dengar ucapan Isobelle. Merasa diabaikan, Isobelle pun mematikan kran air dan menatap lekat pada Kairos.
"Apa kamu bertengkar dengan Joshua?" tanya Isobelle.
Kairos kaget, "Apa? bertengkar? apa yang kamu pikirkan, Isobelle. Tidak mungkin kami bertengkar," jawab Kairos.
Isobelle mengeryitkan dahinya, "Lihat wajahnya itu. Pria ini sangat tidak bisa mengendalikan ekspresi wajah, ya. Ketahuan sekali dia berbohong. Dasar ... " batin Isobelle.
"Lain waktu Anda perlu mencoba untuk casting, Pak CEO. Sepertinya Anda punya bakat," goda Isobelle.
"Kamu bicara apa? jangan menggodaku," sahut Kairos tidak senang.
Isobelle tersenyum, lalu tertawa lebar. Ia senang sekali membuat Kairos kesal. Bahkan sejak awal pertemuan keduanya, Isobelle sudah mengacaukan pikiran Kairos. Melihat Isobelle tertawa, membuat Kairos senang. Sejauh ini sangat jarang Isobelle tertawa lepas, meski sering tersenyum. Senyum cantik Isobelle tanpa sadar membuat jantung Kairos berdegup kencang.
Deg ... deg ... deg ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments