Kairos pulang ke rumah dengan membawa buket bunga dan cokelat. Ia mendatangi kamar Isobelle, lalu mengetuk perlahan pintu kamar Isobelle. Dari dalam Isobelle mengintip, dan keluar kamar. Ia cukup kaget melihat Kairos membawa bunga dan cokelat. Keduanya diberikan langsung oleh Kairos pada Isobelle. Kairos meminta maaf, ia mengatakan, jika permintaan maafnya tulus.
"Ma-maaf ... " gumam Kairos ragu-ragu.
"Apa?" tanya Isobelle, ia tidak jelas mendengar gumaman Kairos.
"Aku minta maaf. Maaf, sudah mrmbuatmu kesal dan kecewa. Aku mengatakan ini tulus," jelas Kairos menatap Isobelle.
Kairos pun pergi setelahnya, tetapi dipanggil oleh Isobelle. Isobelle bertanya apakah Kairos sudah makan malam? jika belum ia ingin makan malam bersama. Kairos yang memang belum makan dengan senang hati menerima tawaran Isobelle. Mereka lantas makan malam bersama.
Di meja makan, keduanya tampak sedikit canggung. Mereka saling diam karena tidak tahu harus bicara apa untuk mencairkan suasana. Sampai Isobelle mengucapkan terima kasih atas bunga dan cokelat pemberian Kairos. Isobelle juga memberitahu Kairos tentang wawancara calon pengasuh Sean. Ia mengatakan, jika ia ingin merekut seseorang yang dinilainya cukup cekatan dan berpengalaman.
"Terima kasih ... " kata Isobelle.
Isobelle menatap Kairos, "Aku suka bunga dan cokelat pemberianmu." lanjut Isobelle bicara.
"Ah, syukurlah kamu menyukainya. Aku hanya beli bunga yang terlihat cantik, tanpa mempertimbangkan seleramu. Begitu juga cokelatnya." jawab Kairos.
"Oh, ya, Kai. Aku sudah menemukan pengasuh yang cocok untuk Sean. Dia bernama Enny, berusia empat puluh tahunan. Rencananya aku ingin mempekerjakannya. Bagaimana menurutmu?" tanya Isobelle menatap Kairos yang duduk di hadapannya.
"Aku menurut saja apa katamu. Jika kamu rasa dia orang yang cocok ya kita pilih dia saja." jawab Kairos.
Kairos menyetujui apapun keputusan Isobelle. Ia percaya Isobelle akan melakukan yang terbaik demi Sean. Lagi-lagi keduanya kembali saling diam. Kairos pun bertanya tentang pekerjaan Isobelle, tentang kapan Isobelle akan mulai bekerja.
"Bicara soal pekerjaan. Kapan kamu mulai bekerja lagi?" tanya Kairos.
"Lusa aku akan bertemu Direktur agensiku," jawab Isobelle. Keduanya lantas bercakap-cakap tentang pekerjaan masing-masing.
Makan malam selesai. Isobelle mencuci piring, sedangkan Kairos membersihkan meja makan dan lantai. Setelah itu Kairos mengajak Isobelle minum bersama. Sebelum minum, Isobelle ingin memeriksa keadaan Sean lebih dulu. Kairos juga ingin melihat Sean, ia meminta izin Isobelle untuk ikut ke kamar Isobelle.
***
Di kamar Isobelle, Kairos melihat paras rupawan Sean yang terlelap tidur. Tangannya mengusap lembut kepala Sean. Isobelle melihat ketulusan Kairos dan mengajak Kairos keluar agar tak mengganggu Sean tidur.
"Ayo, kita tidak boleh lama-lama. Nanti dia bangun," ajak Isobelle menarik lengan Kairos menjauh dari box tempat tidur Sean.
Kairos mengikuti langkah kaki Isobelle dan keluar dari kamar Isobelle. Keduanya lanjut minum bersama di ruang tengah. Isobelle mencicipi cokelat pemberian Kairos.
"Hmm ... ini enak. Lain kali aku akan beli merk yang sama," kata Isobelle.
"Apa sungguh enak? aku memilihnya karena itu rekomendasi pemilik toko cokelatnya." sahut Kairos.
"Mau mencicipi?" tanya Isobelle mencicipi.
"Tidak. Aku tidak suka manis-manis," jawab Kairos menolak tawaran Isobelle.
"Baiklah kalau kamu tidak mau. Akan aku habiskan sendiri. Aku harus menganbil air dulu sepertinya," kata Isobelle.
Saat berdiri hendak ke dapur mengambil air minum, posisi Isobelle tidak seimbang dan tubuhnya pun jatuh ke pangkuan Kairos. Kairos terkejut, tiba-tiba saja Isobelle jatuh kepangkuannya. Keduanya saling bertatapan, wajah keduanya sangat dekat sampai bisa merasakan embusan napas satu sama lain. Sadar posisinya tidak nyaman untuknya, Isobelle pun segera mendorong jauh tubuhnya sendiri dan berdiri perlahan-lahan.
"Ma-maaf ... " kata Isobelle. Ia segera berjalan ke dapur dengan tergesa-gesa, wajahnya memerah.
Jantung Kairos berdegup kencang, ia langsung meneguk habis wine dalam gelas dengan sekali tegukan untuk menghilangkan rasa terkejutnya.
"Apa yang baru saja terjadi. Kenapa jantungku jadi berdebar?" batin Kairos.
Isobelle membuka kulkas dan mengambil botol air mineral.
"Gila ... itu sangat dekat. Aku sampai bisa merasakan napasnya menerpa wajahku." batin Isobelle.
Isobelle yang tegang ingin segera minum. Dibukanya tutup dari botol yang ia pegang, tetapi ia kesulitan. Isobelle terus berusaha membuka tutup botol dengan menambah kekuatan.
"Ahhh ... kenapa sulit sekali?" gumam Isobelle.
Tiba-tiba botol air yang ia pegang diambil seseorang yang tak lain adalah Kairos. Tutup botol terbuka setelah dibuka Kairos. Botol dan tutupnya diberikan Kairos pada Isobelle dan diterima Isobelle.
"Te-terima kasih," ucap Isobelle.
Dengan canggung Isobelle mengucapkan terima kasih. Ia segera minum sampai menghabiskan satu botol air mineral. Kairos ternyata juga ingin mengambil botol berisi air mineral di dalam kulkas. Keduanya saling diam, mereka larut dalam pikiran masing-masing.
"Mau minum lagi denganku?" tawar Kairos.
Isobelle menganggukkan kepala, "Boleh," jawabnya singkat.
Keduanya lantas berjalan kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa yang berbeda untuk meghindari hal sama yang membuat keduanya canggung.
"Apa pekerjaanmu lancar tadi?" tanya Isobelle basa-basi. Ia ingin mencarikan suasana yang hening.
"Ya, tidak ada yang istimewa." jawab Kairos.
"Oh, begitu. Hm ... apa yang kamu lakukan diakhir pekan? kamu tidak mungkin bekerja, kan?" tanya Isobelle lagi ingin tahu.
"Aku bekerja. Meski tidak bekerja di kantor. Tapi seharian aku akan ada di ruang kerjaku dan hanya akam keluar saat makan saja. Kenapa?" tanya Kairos.
Isobelle terkejut, "Apa? wah, kamu sungguh pekerja keras, ya. Hari untuk libur pun digunakan untuk bekerja." kata Isobelle kagum.
"Bukan apa-apa. Itu sudah biasa aku lakukan. Sepertinya sekarang aku harus mengubah kebiasaanku itu. Karena ada kamu dan Sean yang harus aku perhatikan," kata Kairos menatap Isobelle.
Wajah Isobelle memerah. Entah mengapa Isobelle mengartikan berbeda ucapan Kairos yang baru saja didengarnya. Seolah deminya dan Sean kairos rela meluangkan waktu liburnya yang bisanya hanya untuk kerja. Melihat wajah merah Isobelle, Kairos mengira Isobelle demam. Ia berdiri dari duduknya, lalu mendekati Isobelle.
Kairos menjurkan tangan menyentuh dahi Isobelle, "Apa kamu demam?" tanya Kairos.
Isobelle yang tidak sadar Kairos mendekatinya pun teekejut saat dahinya disentuh Kairos. Ia menatap ke arah Kairos. Keduanya saling bertatapan.
"Ah, a-aku ti-tidak apa-apa." jawab Isobelle memalingkan pandangannya dengan cepat.
Kairos sadar, jika tindakannya sudah melebihi batas. Ia pun meminta maaf, karena sudah menyentuh dahi Isobelle tiba-tiba.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyentuh sembarangan. Aku hanya ingin memastikan saja, karena wajahmu memerah." kata Kairos. Yang langsung buru-buru kembali ke tempat duduknya.
Isobelle diam, begitu juga Kairos. Keduanya minum bersama tanpa suara. Rasa canggung yang sempat hilang kembali muncul menyelimuti ruang tengah tempat mereka minum.
Setelah menghabiskan wine digelasnya, Isobelle berpamitan pergi ke kamarnya. Ia membawa cokelat yang diberikan Kairos bersamanya. Kairos masih terdiam di ruang tengah. Ia merasa aneh, setelah sekian lama ia tidak berhubungan dengan wanita, kini ia harus mulai membiasakan diri dengan adanya Isobelle di sisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Rubyj
baru pertama kali baca novel karakter pria baik dan mudah minta maaf.suami idaman ☺️
2023-01-28
3