Isobelle bertemu dengan Hans, teman yang sebelumnya pernah bertemu dengannya di restoran saat Isobelle makan bersama Kairos. Ternyata Hans kembali masuk dunia hiburan dan mendapatkan tawaran pemotretan iklan. Yang lebih mengejutkan, pemotretan kali ini juga melibatkan Isobelle sebagai pasangan Hans.
Hans mengajak Isobelle makan malam bersama. Isobelle menolak, ia harus segera pulang ke rumah dan meminta maaf pada Hans.
"Maaf, Hans. Aku harap kamu tidak kecewa dengan penolakanku," kata Isobelle dengan suara lembut.
Hans tersenyum, "Mana mungkin aku tidak kecewa. Sejujurnya aku sangat-sangat kecewa, Nona Isobelle. Meski begitu aku tidak berhak memaksamu. Aku harap lain waktu kamu bisa meluangkan waktumu, meski hanya sekadar minum kopi bersama." jawab Hans.
"Aku jadi merasa tidak enak, tapi aku harus pergi sekarang. Sekali lagi, maaf ... " ucap Isobelle.
"Ya, tidak apa-apa. Pergilah," jawab Hans.
Isobelle pergi diantar Joshua. Tidak begitu suka melihat Isobelle banyak berbicara dengan Hans, membuat Joshua menasihati Isobelle, agar Isobelle tidak bersikap terlalu baik pada lawan jenis. Joshua mengingatkan Isobelle juga, jika kini Isobelle sudah menikah dan memiliki suami.
"Kamu mengerti maksudku, kan?" tanya Joshua usai memberi nasihat.
"Ya, aku tahu. Kamu tidak perlu khawatir. Aku tahu apa yang harus aku lakukan dan tidak," jawab Isobelle.
Mendengar ucapan Joshua, membuat Isobelle teringat akan Kairos. Ia mengambil ponselnya di dalam tas, lalu memeriksa ponselnya itu.
"Apa dia sangat sibuk, ya? seharian ini dia hanya menghubungiku sekali," batin Isobelle.
Ternyata ada beberapa pesan dari Kairos yang masuk. Isobelle belum sempat membaca karena sibuk pemotretan. Isobelle lantas membaca dan membalas satu persatu pesan yang dikirim Kairos.
"Bisa-bisanya dia seperti ini, hahh ... " batin Isobelle menatap layar ponsel sambil tersenyum.
Joshua melihat dari kaca mobil, jika Isobelle sibuk dengan ponsel. Joshua pun langsung diam, ia kembali fokus mengemudi.
***
Isobelle selesai mandi dan berganti pakaian. Ia sedang menyisir rambutnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar, Isobelle mendapat panggilan dari Kairos. Keduanya saling menyapa dan bertanya kabar masing-masing. Kairos juga bertanya kabar Sean pada Isobelle. Ingin mengobrol lebih lama, Kairos bertanya apa saja yang dilakukan Isobelle seharian, lalu perasaan seperti apa yang dirasa Isobelle. Kairos mendengar Isobelle bercerita, Isobelle menceritakan semua kejadian di tempat kerja dan kesehariannya bersama Sean. Setelah puas bercerita, Isobells bertanya kapan Kairos akan pulang. Kairos menjawab mungkin esok atau lusa. Masih ada acara yang harus ia hadiri. Pembicaraan panjang mereka pun berakhir, sebelum memutus panggilannya, Kairos meminta Isobelle segera beristirahat dan mengucapkan selamat malam.
Kairos tidak bisa tidur. Meski sudah beberapa kali memaksa memejamkan mata. Ia pun memutuskan untuk bangun dari posisi berbaring dan mengganti pakaiannya untuk keluar mencari udara segar.
"Apa sebaiknya aku minum kopi saja, ya?" batin Kairos berencana.
Kairos sudah keluar dari gedung hotel, ia berjalan menyusuri jalan menuju sebuah caffe. Baru beberapa langkah berjalan, ia mendapati pemandangan tak mengejutkan. Agnes dan kekasihnya tampak bertengkar. Lagi-lagi Agnes ditampar dan rambutnya ditarik. Kairos mengerutkan dahi, ia terus mengamati apa yang terjadi.
Agnes meminta rambutnya dilepas, tetapi kekasihnya tidak menghiraukan dan malah mengencangkan tarikannya.
Lepaskan, ini sakit. Sialan!"
Agnes yang marah dan tidak tahan lagi menahan rasa sakit pun mengumpat pada kekasihnya.
"Apa kamu bilang? dasar wanita hina!"
Kekasi Agnes kesal, mendorong Agnes sampai jatuh tersungkur ke jalan. Saat ingin menendang Agnes, Kairos mendekat dan menghentikan aksi kekasih Agnes.
"Hentikan. Pria tidak boleh memukul wanita. Kamu tidak tahu itu?" kata Kairos.
"Hahh ... (hela napas kekasij Agnes) siapa kamu? tidak perlu ikut campur urusan kami," kata Kekasih Agnes menatap tajam penuh kekesalan.
"Siapa aku bukan urusanmu, kan. Pria macam apa yang bisanya hanya memukul wanita," sahut Kairos makin kesal.
Kairos dan kekasih Agnes beradu pandangan. Kekasih Agnes mengira Kairos adalah selingkuhan Agnes dan marah-marah.
"Ah, aku tahu. Apa kamu selingkuhan kekasihku? wah-wah, kamu wanita rendahan yang hebat, Agnes. Di mana kamu menemukan pria seperti ini?" kata kekasih Agnes merendahkan Kairos.
Kairos memberikan peringatan, jika pria itu tidak menghentikan tindakannya, maka Kairos akan menghubungi polisi.
"Hentikan ucapan tidak masuk akalmu dan tindakan pengecutmu. Jika kamu tidak bisa diajak bicara baik-baik, maka aku akan menghubungi polisi. Mari kita lihat, bisa apa kamu nanti," kata Kairos memperingatkan.
"Sial! dia mengencamku dengan polisi. Jika aku sampai berurusan dengan polisi, Papa dan Mama pasti akan menendangku dari rumah. Aku sudah cukup membuat onar selama ini," batin kekasih Agnes.
Kekasih Agnes menatap Agnes, "Urusan kita belum selesai, Agnes." katanya yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Agnes dan Kairos.
Kairos msndekat dan membantu Agnes berdiri, ia melihat sekujur tubuh Agnes penuh memer dan ada luka lecet karena terjatuh saat di dorong. Kairos melihat sekeliling, ia melihat toko obat dan meminta Agnes menunggu.
"Tunggu di sini sebentar," kata Kairos.
Kairos pergi meninggalkan Agnes, tidak lama ia kembali dengan membawa obat. Kairos mengajak Agnes pergi ke caffe agar luka Agnes bisa diobati.
***
Di caffe. Kairos membantu Agnes mengobati lutut dan telapak tangan Agnes yang lecet. Ia memberikan kantong es dan meminta Agnes mengompres memarnya di wajah.
"Gunakan ini untuk mengompres wajahmu," kata Kairos.
"Ya," jawab Agnes bergumam.
Keduanya lantas diam. Agnes berterima kasih, karena Kairos mau membantunya.
"Te-terima kasih, Kai. Kamu sudah menolongku," kata Agnes.
Tak ingin disalah pahami, Kairos menjelaskan perbuatannya bukan tanpa alasan. Ia akan melakukan hal yang sama meski itu adalah orang lain.
"Karena itu tidak perlu berterima kasih," kata Kairos.
Jawaban Kairos membuat Agnes sedih dan terdiam. Ia tidak tahu harus apa lagi, padahal ia ingin menyapa Keiros dengan benar.
"Apa kamu baik-baik saja selama ini, Kai?" tanya Agnes tiba-tiba.
Kairos mengentikan tangannya yang sedang mengobati lutut Agnes. Tidak beberapa lama Kairos kembali mengobati luka dan menjawab pertanyaan Agnes.
"Kalau aku tidak baik-baik saja. Hari ini kamu tidak akan melihatku, kan." jawab Kairos.
"Apa ... " kata-kata Agnes terhenti.
Kairos menatap Agnes. Membuat Agnes gugup dan kebingungan. Ia tidak tahu baru bicara apa lagi. Di sisi lain Agnes ingin benar-benar tahu isi hati Kairos yang sebenarnya.
"Oh, ah ... ti-tidak apa-apa. Lu-lupakan sa-saja." jawab gugup Agnes, lalu menundukkan kepala.
Kairos mengernyitkan dahi, "Apa yang ingin dia katakan sebenarnya. Dia terlihat sangat kacau," batin Kairos.
"Ma-maaf, sudah merepotkan dan terima kasih. Berkatmu aku bisa selamat malam ini." kata Agnes.
"Ya, sama-sama." jawab Kairos.
Kairos lantas melanjutkan pengobatan yang sempat tertunda karena berbincang dengan Agnes. Ia merasa canggung dan aneh sebenarnya. Hanya saja ia merasa Agnes sedang membutuhkan bantuannya. Ia tidak bisa menutup mata begitu saja melihat seseorang dihadapannya terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Rubyj
jgn beri perhatian ke cewek lain Kairos?
2023-01-28
2