Sesuai waktu yang ditentukan. Isobelle datang ke kantor Kairos dan menjadi pusat perhatian. Terlebih saat diresepsionis, Isobelle mengatakan hendak bertemu Kairos. Membuat beberapa staf pekerja yang melihat berbisik-bisik. Isobelle merasa tidak nyaman, ia seharusnya tidak masuk ke dalam gedung kantor dan memilih menunggu Kairos di caffe dekat kantor.
Tidak lama Joel datang dan mengajak Isobelle pergi bersamanya ke ruangan Kairos. Joel mengatakan, lain waktu saat datang langsung saja ke kantor Kairos, tanpa harus melapor.
"Lain waktu, Anda bisa langsung lewat sini, Nyonya. Tidak perlu melapor kepada siapapun," kata Joel. Berjalan mendampingi Isobelle. Memberitahu jalan ke mana Isobelle harus pergi.
Isobelle langsung mengutarakan apa yang mengganggu pikirannya. Bertanya apakah penampilannya aneh atau ada yang salah dengan penampilannya karena sumua mata seakan terpaku menatapnya.
" ... aku heran. Kenapa, ya?" tanya Isobelle.
Joel tersenyum dan menjawab, "Itu karena Nyonya Isobelle terlalu cantik dan membuat banyak mata terpesona." jawab Joel memuji.
Mendengar jawaban Joel, membuat Isobelle merona karena malu. Dalam hatinya senang karena ia mendapatkan pujian dari orang lain.
***
Kairos ternyata masih rapat. Isobelle menunggu di dalam ruang kerja Kairos sambil melihat-lihat isi ruangan. Joel meninggalkan Isobelle karena harus kembali ke ruang rapat mendampingi Kairos. Isobelle melihat banyak buku yang tersusun rapi di rak. Ia tertarik pada satu buku, ia mengulurkan tangan ingin mengambil buku tersebut. Isobelle terlihat kesulitan, pasalnya buku itu terlalu tinggi untuk dijangkau.
"Kenapa dia meletakkan buku itu harus di tempat yang tinggi? aku kan jadi kesulitan mengambil," gumam Isobelle. Mengulurkan tangan berusaha meraih buku yang ia ingin baca.
Isobelle bahkan sampai berjinjit dan tangannya masih belum bisa menyentuh buku itu. Tiba-tiba ada seseorang yang berdiri dibelakang Isobelle dan mengambilkan buku yang diinginkan Isobelle. Isobelle memalingkan pandangan, ternyata yang membantunya adalah Kairos. Keduanya saling memandang, Kairos lantas memberikan buku yang diambilnya pada Isobelle, lalu memalingkan pandangnnya. Suasana menjadi canggung.
"Terima kasih. Aku tidak tahu kamu masuk," kata Isobelle.
"Aku memang sengaja tidak membuat suara. Kamu suka membaca?" tanya Kairos menatap buku ditangan Isobelle.
"Ya, suka. Aku terkadang mengisi waktu luangku dengan membaca. Oh, apa aku boleh pinjam buku ini dan membawanya pulang?" tanya Isobelle mengusap buku dipelukannya.
"Bawa saja. Ayo, kita akan terlambat dengan orang-orang di salon," ajak Kairos.
Isobelle dan Kairos lantas pergi meninggalkan ruang kerja Kairos. Buku dari ruangan Kairos yang dipinjam Isobelle, masih dipelukannya.
***
Kairos dan Isobelle tiba di sebuah salon dan butik ternama langganan Kairos. Di sana keduanya disambut bak Raja dan Ratu karena Kairos memang salah satu pelanggan VIP mereka. Kairos memperkenalkan Isobelle pada penata rambut, make up dan designer yang ada di sana. Ia meminta pelayanan terbaik untuk istrinya karena akan menghadiri acara penting.
"Ini istriku. Isobelle Abarm. Mohon bantuan kalian semua untuk melayani dia dengan baik. Kami harus pergi ke pesta." kata Kairos menjelaskan.
Semua terkejut, saat tahu Isobelle adalah istri Kairos. Mereka hanya saling memandang satu sama lain.
"Ba-baik, Tuan. Sesuai keinginan Anda. Kami akan melakukan yang terbaik pada Nyonya," jawab seseorang, yang merupakan Manager tempat tersebut.
"Ya, aku sangat percaya kemampuan kalian," jawab Kairos.
Hampir dua jam. Akhirnya Isobelle selesai dengan tatanan make-up dan rambutnya, ia lantas berganti gaun pesta yang direkomendasikan Kairos.
"Silakan, Nyonya." kata pelayan mempersilakan Isobelle masuk ke dalam ruang ganti.
Setelah selesai berganti gaun, Isobelle memamerkannya pada Kairos. Tidak hanya Kairos, tetapi semua orang yang ada di ruangan terpukau melihat betapa cantiknya Isobelle. Semua orang memuji secara bersamaan, membuat Isobelle malu.
"Cantik sekali ..."
"Wah ... Anda sangat cantik, Nyonya."
"Benar. Gaun yang Anda kenakan cocok sekali di tubuh Anda. Apa Anda seorang model?"
"Begitukah? sepertinya kalian terlalu berlebihan memujiku," kata Isobelle malu-malu.
Kairos berjalan mendekati Isobelle, "Kamu cantik dengan gaun pilihanku, Isobelle." kata Kairos memuji Isobelle.
"Kamu juga. Ucapanmu berlebihan. Yang cantik itu gaunnya, bukan aku." jawab Isobelle.
"Keduanya sama-sama cantik. Kita perlu sentuhan akhir agar kamu terlihat semakin bersinar," kata Kairos tersenyum.
Kairos kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, yang tidak lain adalah sebuah kalung. Ia mengenakan kalung itu ke leher Isobelle sebagai sentuhan akhir dan disambut tepuk tangan meriah. Isobelle tersenyum cantik. Ia senang mendengar banyaknya pujian yang ia terima hari itu. Setelah semua persiapan selesai, Kairos dan Isobelle pun berpamitan pergi.
***
Kairos dan Isobelle sampai di tempat pesta. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah. Semua orang yang kenal dengan Kairos terdiam menatap seseorang yang berada di sisi Kairos, yakni Isobelle. Beberapa berbisik, menatap dingin ke arah Isobelle.
"Lihat, lihat. Siapa dia?"
"Bukankah dia wanita yang cantik."
"Pakaiannya bagus dan cocok dikenakan olehnya. Bentuk tubuhnya sempurna."
"Kamu ini bicara apa? Begitu saja diributkan. Bintang utama malam ini kan bukan dia."
Karena tidak kenal, dan tidak ingin kenal, Isobelle tidak memedulikan tatapan menusuk yang tertuju padanya. Ia hanya ingin menikmati pesta tanpa gangguan. Seseorang menghampiri Kairos dan mengajak Kairos pergi sebentar karena ingin dikenalkan seseorang lain.
"Tungu aku di sini. Jangan ke mana-mana, ok." bisik Kairos di telinga kiri Isobelle.
Isobelle mengamggukkan kepala, "Ya," jawab singkat Isobelle.
Kairos pergi meninggalkan Isobelle setelah meminta Isobelle tetap di tempat sampai ia kembali. Isobelle mengiakan permintaan Kairos, dan ia menunggu Kairos sembari melihat-lihat sekelilingnya.
***
Kairos terkejut. Tidak hanya bertemu orang baru yang ingin mengenalnya, ia bahkan bertemu Papanya.
"Papa ... " batin Kairos melebarkan mata.
Sang Papa menatap tajam, membuat Kairos tidak bisa berkata-kata dan hanya tersenyum kaku. Kairos panik, ia tidak menyangka Papanya juga merupakan salah satu tamu undangan yang hadir.
"Kenapa Papa di sini? Tidak ku sangka, Papa juga diundang." batin Kairos.
Setelah perbincangan selesai, sang Papa mengajak Kairos berbicara empat mata. Mereka mencari tempat yang sepi agar pembicaraan tidak terdengar orang lain. Kairos sudah berpikir negatif, ia tahu benar apa yang akan Papanya katakan.
"Wah ... lihat, siapa ini? apa benar kamu putraku, Kairos?" tanya Aiden, Papa Kairos.
"Papa ... " gumam Kairos.
"Kenapa terkejut. Kamu tidak senang bertemu Papamu setelah sekian lama?" tanya Aiden.
"Bukan begitu. Hanya saja ini diluar dugaanku. Apa Papa juga diundang?" tanya Kairos memastikan.
"Apa maksudmu bicara begitu? tentu saja Papa diundang. Papa adalah tamu kehormatan di sini." jawab Aiden membanggakan diri.
Kairos melihat sekeliling, "Papa datang sendiri? di mana Mama?" tanya Kairos mencari-cari keberadaan Mamanya.
"Pergi ke kamar mandi. Sepertinya membenahi riasan." jawab Papa Kairos.
Keduanya lantas bercakap-cakap mengenai pekerjaan. Kairos meyakinkan Papanya agar tidak perlu khawatir lagi tentang perusahaan. Kini ia telah sepenuhnya menguasai dunia bisnis dalam genggamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments