Sepulang dari makan malam, Isobelle merasa Kairos menjadi aneh. Saat ditanya hanya menjawab singkat tanpa ekspresi. Membuat Isobelle bingung dan bertanya-tanya, apakah ada yang salah dengan Kairos? Sesampainya di rumah, Kairos langsung ke kamarnya, begitu juga Isobelle. Meski dijawab tidak apa-apa, bagi Isobelle tetap ada yang mengganjal di hati. Isobelle kembali mengingat apa saja yang sekiranya membuat Kairos terlihat kesal. Isobelle menduga, kemungkinan karena pertemuan Kairos dengan orang tua Kairos yang tiba-tiba. Seperti yang sudah dijelaskan, hubungan Kairos dan orang tuanya sedikit tidak baik karena Kairos terus didesak untuk menikah. Terutama Papa Kairos, yang selalu aktif menjadwalkan kencan buta untuk anaknya.
Di kamar Kairos, ia menatap cermin dan melihat wajahnya. Tanpa sadar ia membandingkan wajahnya dengan wajah pria teman Isobelle yang ada di restoran tadi.
"Apa kurangnya aku dibandingkan pria itu? wajahku juga tampan. Bukan, justru lebih tampan darinya." gumam Kairos mengusap wajahnya sambil bercermin.
Kairos mengernyitkan dahi, ia bingung dan bertanya-tanya, kenapa harus marah melihat Isobelle berbincang akrab dengan pria lain. Sampai-sampai ia bersikap dingin dan menjawab singkat saat ditanya Isobelle.
"Hahh ... (hela napas Kairos) dia mau bicara dengan siapa kan bukan urusanku. Asal dia tidak melanggar kontrak. Kenapa aku jadi aneh begini?" gumamnya.
Saat ingin minum, Kairos melihat gelasnya kosong. Ia membawa gelasnya ke dapur. Sesampainya di dapur, ia melihat Isobelle sedang jongkok dilantai seperti sedang memunguti sesuatu.
"Isobelle? sedang apa dia?" batin Kairos. Berdiri tidak jauh dibelakang Isobelle.
Tidak lama terdengar suara rintihan Isobelle. Membuat Kairos langsung mendekat dan menarik tangan Isobelle untuk dilihatnya. Kairos melihat ujung jari telunjuk tangan kanan Isobelle berdarah karena terluka. Kairos melihat ke lantai, ternyata ada gelas pecah dan Isobelle sedang memunguti pecahan gelas.
"Apa yang kamu lakukan? bisa-bisanya memungut pecahan gelas dengan tangan kosong," kata Kairos khawatir.
"Oh, itu ... aku ... " kata Isobelle. Belum sampai Isobelle melanjutkan bicara, Kairos langsung menarik tangan Isobelle mendekati wastafel dan mrmbilas luka Isobelle.
Kairos mengomel, mengatai Isobelle bodoh dan ceroboh. Mendengar Kairos mengomel, membuat Isobelle tersenyum senang.
"Apa dia khawatir padaku? padahal hanya luka kecil," batin Isobelle.
Isobelle merasa Kairos memarahinya bukan karena marah, malah lebih seperti perhatian. Melihat Isobelle tersenyum, membuat Kairos terdiam.
"Wanita aneh dan menyebalkan. Selalu bertindak semaunya sendiri," batin Kairos kesal.
Kairos mengambil kotak obat di lemari dapur. Ia lantas mengoles obat dan menempelkan plaster ke ujung jari telunjuk Isobelle.
"Lain kali lebih berhati-hati. Jangan bertidak semaumu dan melukai diri sendiri," kata Kairos berpesan.
Saat Kairos ingin pergi, Isobelle memegang tangan Kairos dan bertanya, kenapa Kairos terlihat kesal dan bersikap dingin. Apakah ada hal yang membuat Kairos marah? Isobelle ingin Kairos bersikap seperti biasanya. Kairos hanya diam menatap Isobelle.
"Kenapa diam saja?" tanya Isobelle lagi menatap lekat Kairos.
Kairos bertanya, apa hubungan Isobelle dengan pria di restoran tadi. Hatinya masih tidak nyaman, dan ingin penjelasan dari Isobelle.
"Apa hubunganmu dengan pria tadi? apa benar hanya rekan?" tanya Kairos menatap Isobelle.
"Jawablah jujur, Isobelle. Aku harap kamu memenuhi isi kontrak kita. Jangan membuat skandal apapun dengan pria lain selama statusmu adalah istriku. Meski pernikahan ini juga tidak diketahui banyak orang. Jagalah sikapmu, kamu bukan Isobelle yang sebelumnya, yang bisa melakukan apapun dan dekat dengan siapapun. Meski aku tidak melarang kamu ingin bergaul dan punya teman. Jaga sikap, ucapan dan tindak tandukmu. Kamu sudah menikah dan punya anak. Mengerti?" panjang lebar Kairos bicara. Ia menekankan isi kontrak yang harus kedua belah pihak patuhi bersama.
Isobelle mengernyitkan dahi, "Apa maksudmu? bukankah tadi sudah aku jawab. Dia dan aku tidak punya hubungan istimewa. Kita rekan kerja yang bekerja di agensi yang sama. Itu saja," jawab Isobelle menjelaskan.
Melihat Kairos yang diam saja. Isobelle kembali menegaskan, Ia dan pria itu hanya beberapa kali mereka melakukan pemotretan bersama. Isobelle meminta Kairos untuk tidak khawatir ia akan melanggar kontrak perjanjian. Ia tidak mungkin menjalin hubungan dengan pria lain selain Kairos.
Kairos mengatakan, jika pria itu terlihat sangat senang bertemu Isobelle dan terlihat menyukai Isobelle. Karena itu Kairos khawatir Isobelle akan terpengaruh dan tergoda.
"Dia mencurigakan. Dia juga menyebalkan. Apa dia tidak tahu aku suamimu? bisa-bisanya mengusap kepalamu di depanku. Kamu tidak lihat senyumnya yang menjijikan itu? Membuatku muak melihatnya," kata Kairos meluapkan kekesalannya.
Perkataan Kairos pun ditepis Isobelle, ia mengatakan tidak peduli pada orang lain. Meminta Kairos percaya padanya.
"Jangan pedulikan. Reputasinya memang tidak begitu bagus karena sering terlibat skandal. Aku juga tidak tahu, kenapa dia tiba-tiba mengusapku tadi." jelas Isobelle.
"Dia sengaja membuatku marah dan kesal. Sengaja memancing emosiku," kata Kairos.
Isobelle lantas bertanya balik pada Kairos. Kenapa Kairos begitu kesal dan marah? apa benar khawatir, jika Isobelle akan melanggar kontrak, atau ada hal lain? Isobelle menguatkan menduga jika Kairos cemburu, tetapi Isobelle tahu itu tidak mungkin. Kairos bahkan pernah mengatakan, jika Kairos sama sekali tidak tertarik pada Isobelle atau pada wanita manapun.
Mendengar perkataan Isobelle, Kairos hanya diam saja. Ia sendiri tidak tahu kenapa harus marah padahal ia yakin Isobelle tidak mungkin bertindak tanpa berpikir dua kali. Keduanya saling diam seperti patung.
Isobelle menatap Kairos. Ia berpikir Kairos semakin kesal dan marah padanya. Ia pun meminta maaf, telah membuat Kairos tersinggung atau kesal.
"Maaf ... " ucap Isobelle lirih.
Kairos melihat Isobelle yang menunduk, "Lupakan saja. Anggaplah benar aku cemburu. Suami mana yang senang melihat istrinya dekat dengan pria lain. Sekalipun hanya suami kontrak. Begitu sebaliknya, kan? jika aku dekat dengan wanita lain, kamu juga pasti akan kesal dan marah sepertiku." kata Kairos.
Mendengar ucapan Kairos, Isobelle menadahkan wajahnya menatap Kairos. Pandangannya dan Kairos saling bertemu.
"Percayalah. Aku tidak akan melanggar isi kontrak kita. Sungguh," kata Isobelle.
"Ya," jawab Kairos.
"Kamu tidak percaya padaku, kan. Ayolah, aku sungguh-sungguh." kata Isobelle. Ia tidak yakin dengan jawaban Kairos karena singkat dan ekspresi wajah yang datar.
Kairos mengusap wajahnya kasar, "Jawaban apa yang kamu inginkan Isobelle? aku sudah menjawab "Ya" apa itu kurang? Bukankah itu artinya aku sudah percaya padamu?" kata Kairos menatap tajam Isobelle.
"Percaya apanya? kamu tahu, wajahmu itu datar, seolah tidak percaya sama sekali dengan ucapanku. Jangan kesal kalau aku mendesakmu agar percaya ucapanku. Dan jangan menatapku seperti itu," kata Isobelle memalingkan pandangan ke arah lain karena takut ditatap lekat oleh Kairos.
Kairos meminta Isobelle pergi tidur, ia akan menggantikan Isobelle membersihkan pecahan gelas. Isobelle menolak, ia ingin membantu. Mereka berdua akhirnya membersihkan pecahan gelas bersama-sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments