Bab 2. Tawar Menawar

Kairos sedang memikirkan cara membuat Isobelle menyerah. Sama seperti Isobelle, ia juga meminta bantuan pengacara ternama agar bisa membawa Sean bersamanya. Kairos tidak rela, jika Isobelle mendapatkan Sean.

"Dia sulit dihadapi," gumam Kairos.

"Ya, siapa?" jawab Joel, Asisten Kairos.

"Wanita itu, dia begitu gigih," jawab Kairos tidak senang.

"Bukankah hal itu wajar. Dia juga Bibinya," jawab Joel.

Kairos menatap Joel, "Kamu membelanya?" tanya Kairos.

"Ti-tidak. Tentu saja tidak. Mana mungkin aku membelanya. Aku hanya mengatakan fakta yang ada. Anda memang Pamannya tapi, dia juga Bibinya. Bukankah akan sulit memilih di antara Paman atau Bibi?" jelas Joel. Ia tidak mau Kairos salah paham dengan ucapannya.

Kairos mengusap wajahnya kasar, "Jadi, bagaimana dengan apa yang kuminta tadi? sudah kamu temukan? dan ya, selidiki wanita itu. Pekerjaannya, di mana dia menetap dan sebagainya. Semua tentangnya harus jelas." perintah Kairos.

"Baik, Pak. Saya akan menyiapkan semuanya. Silakan Anda beristirahat. Selamat malam," jawab Joel sekalian berpamitan meninggalkan kamar Kairos.

***

Keesokan harinya. Joel memberikan dua buah amplop cokelat pada Kairos. Satu amplop berisikan daftar pengacara yang akan disewa Kairos, amplop kedua berisikan data diri Isobelle.

"Pak, apa Bapak yakin ingin membawa persoalan ini ke pengadilan?" tanya Joel ragu-ragu.

"Tentu saja. Kamu lihat sendiri, dia tidak mau menyerahkan Sean dengan sukarela padaku." jawab Kairos.

Joel terdiam. Ia tahu niat baik atasannya yang ingin melindungi anak dari Adiknya. Ia pun mendapatkan ide dan menyampaikan idenya pada Kairos.

"Hmm, Pak. Saya punya ide. Bagaimana kalau Anda mendekati wanita itu. Maksdud saya, Anda bisa lebih sopan meminta hak asuh Sean. Ya, bicara baik-baik dari hati ke hati seperti itu." saran Joel menatap Kairos yang sedang membuka amplop.

Joel meminta Kairos untuk bisa berbicara dari hati ke hati pada Isobelle. Akan lebih baik, jika keduanya bisa mencapai kesepakatan tanpa harus ke pengadilan. Kairos menolak, ia tetap ingin sidang digelar karena yakin bisa memenangkan hak asuh Sean.

"Kenapa kamu berpikir begitu, Joe? aku tidak yakin dia mau diajak bicara baik-baik. Aku menolak. Aku yakin akan memenangkan hak asuh Sean secara hukum karena aku lebih baik dari wanita itu." jawab Kairos dengan percaya diri.

"Pak, coba pikirkan kembali. Bagaimana jika pengadilan tidak memilih Anda dan memilih wanita tersebut. Meski dari segi materi Anda mampu mempekerjakan pengacara-pengacara ternama, dari segi waktu, Anda memang kalah cepat. Wanita itu yang lebih dulu datang dan ingin mengurus Sean. Jika saya amati, wanita itu bukanlah wanita seperti pada umumnya yang akan menyerah begitu saja menghadapi lawan seperti Anda." jelas Joel.

"Akan aku pikirkan. Kamu keluar saja dari kamarku dan mengurus pekerjaan kita yang tertunda. Kita bahas lagi ini nanti," jawab Kairos.

Setelah mendengar penjelasan Asistennya, Kairos beberapa hari berpikir keras. Ia yakin, tidak mudah bicara dengan wanita sekeras batu seperti Isobelle. Semakin dipikirkan, semakin ia tidak menyukai dan membenci sikap arogan Isobelle. Pada akhirnya Kairos menerima saran Asistennya dan mengadakan janji temu dengan Isobelle secara pribadi. Kairos menghubungi Isobelle agar keduanya bisa bertemu. Ia berharap pertemuannya kali ini berakhir baik.

***

Isobelle dan Kairos bertemu disebuah kedai kopi. Keduanya saling menatap tajam. Isobelle tidak menyukai Kairos yang semena-mena, sedangkan Kairos tidak menyukai Isobelle yang keras kepala seperti batu. Seketika kedai kopi itu seperti terselimuti hujan salju.

"Apa maumu? katakan saja intinya agar kita tidak lama-lama membuang waktu. Jujur aku tidak nyaman bersamamu," kata Isobelle berterus terang.

"Apa?" tanya Kairos teesinggung dengan ucapan Isobelle.

Kairos ingin marah tapi, ia ingat akan pesan Joel. Ia harus tenang dan tetap bersikap baik dihadapan Isobelle demi mendapatkan hak asuh Sean.

"Tidak bisakah kamu mengalah saja? biarkan aku yang menjadi wali Sean. Papa Sean adalah Adik kesayanganku. Terlebih aku memiliki segalanya yang bisa membuat Sean hidup aman dan nyaman," kata Kairos menatap Isobelle, berusaha membujuk.

Isobelle tersenyum masam, "Kamu sangat percaya diri, ya. Maaf, aku tegaskan sekali lagi untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak akan menyerahkan Sean begitu saja. Aku punya hak atas Sean, karena Mama Sean adalah Kakakku. Saudariku satu-satunya. Jika kamu merasa tidak adil, maka kita akan menempuh jalur hukum agar adil. Biarkan pengadilan yang memutuskan, siapa diantara kita yang berhak mendapatkan hak asuh Sean. Aku permisi dulu," pamit Isobelle yang langsung pergi meninggalkan Kairos seorang diri.

Sayang sekali, pertemuan itu tidak mencapai kesepakatan apapun. Isobelle dengan terang-terangan menolak. Ia ingin Sean bersamanya karena ia anak dari Kakaknya. Demikian Kairos yang juga merasa bertanggung jawab, karena Sean adalah anak dari adik yang disayanginya. Lagi-lagi keduanya saling berseteru.

Kairos memutuskan pergi. Ia tidak mendapatkan apa-apa, tangannya kosong. Sesampainya di Hotel tempatnya menginap, Kairos lantas bercerita pada Asistennya, jika saran yang diberikan gagal. Ia dan Isobelle tidak akan pernah bisa bicara baik-baik. Mau tidak mau, ia harus kembali kepemikiran awal. Persidangan harus digelar untuk mendapatkan hak asuh Sean.

Pada saat berbincang dengan Joel, Kairos mendapatkan panggilan dari Papanya. Terlihat wajah tidak senang yang ditunjukkan Kairos saat berbincang dengan sang Papa lewat telepon. Akhirnya panggilan diakhiri oleh Kairos. Setelah menerima panggilan tersebut, emosi Kairos menjadi. Ia marah dan meluapkan semua isi pikirannya.

"Aku bisa gila!" seru Kairos mengeluh.

"Ada apa, Pak?" tanya Joel penasaran.

"Tidak, tidak. Tidak apa-apa. Berikan nomor pengacara itu aku akan menghubunginya," pinta Kairos pada Asistennya.

Asisten lantas memberikan sebuah kartu nama. Kairos menerima dan langsung menyalin nomor telepon pengacara ke ponselnya agar bisa segera ia hubungi. Baru saja ia ingin menghubungi pengacaranya, ia terpikirkan sebuah ide. Kairos langsung pergi begitu saja meninggalkan Joel.

Dengan terburu-buru Kairos pergi, ia lantas menghubungi Isobelle. Kairos ingin bertemu lagi dengan Isobelle tapi, Isobelle menolak dengan alasan sibuk. Isobelle menegaskan ia tidak punya waktu luang dan tidak ingin membuang waktu. Jika masalah yang akan dibicarakan mengenai hak asuh Sean, Isobelle siap menghadapi Kairos dipengadilan.

***

Setelah hari itu, Kairos terus berusaha menghubungi Isobelle. Ia tidak lelah meminta bertemu dengan Isobelle karena ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Sayang sekali, Isobelle selalu mengabaikan panggilan Kairos. Karena merasa ketenangannya terganggu, Isobelle bahkan pernah memperingatkan Kairos untuk tidak menghubunginya lagi.

Setelah berkali-kali mendapat penolakan, Isobelle akhirnya menyerah. Ia memberikan Kairos kesempatan bicara. Kalau tidak, Kairos akan terus mengganggunya. Keduanya lantas bertemu di sebuah Caffe.

Uhuukk ...

Isobelle yang sedang minum langsung tersedak. Ia tidak percaya pria yang membuatnta kesal mengajaknya menikah secara tiba-tiba. Bahkan dengan ekspresi wajah yang begitu aneh menurut Isobelle.

"Maaf, apa aku tidak salah dengar? Me-menikah? kamu dan aku menikah?" tanya Isobelle masih tidak percaya.

"Kamu ingin hak Asuh Sean, kan. Akupun demikian. Kamu Bibinya, aku Pamannya. Kita rawat Sean bersama-sama saja. Makanya aku mengajakmu menikah," jelas Kairos.

"Tidak, tidak. Ini salah. Aku menikah denganmu? tidak mungkin. Aku juga tidak mau. Kamu menikah dengan wanita lain saja," jawab Isobelle.

"Pikirkan baik-baik tawaranku ini, Isobelle. Jika kita menikah, banyak keuntungan yang kamu dapatkan. Jika kamu tidak mau, dan pengadilan memutuskan Hak asuh Sean jatuh padaku, aku tak akan membiarkan Sean sekalipun bertemu dengamu. Kamu mengerti maksudku, kan?" jelas Kairos.

Isobelle melebarkan mata, "Kamu sedang mengancam?" tanya Isobelle kesal.

"Tidak, aku hanya menjelaskan. Pikirkan baik-baik dan hubungi aku, jika kamu sudah membuat keputusan. Aku pergi dulu," pamit Kairos yang langsung pergi.

Isobelle terdiam. Ia tidak bisa berpikir apa-apa saat itu. Tidak lama setelahnya ia pun pergi meninggalkan Caffe tempat ia dan Kairos bertemu. Ia masih tidak percaya, pria seperti Kairos mengajaknya menikah. Pasti apa-apa dibalik semuanya, itulah yang ada dalam benak Isobelle.

Terpopuler

Comments

✿⃝⭕🌼Ohti

✿⃝⭕🌼Ohti

keren,ayo SEMANGAT

2023-01-16

1

🌼⃝⭕Tunik

🌼⃝⭕Tunik

Ayo semangat

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kabar Duka
2 Bab 2. Tawar Menawar
3 Bab 3. Menikah Kontrak
4 Bab 4. Isi Kontrak
5 Bab 5. Salah Bicara
6 Bab 6. Pengasuh Sean
7 Bab 7. Bunga Dan Cokelat
8 Bab 8. Menjadi Pendamping
9 Bab 9. Datang ke Pesta
10 Bab 10. Pergi dari Pesta
11 Bab 11. Penjelasan
12 Bab 12. Undangan Makan Malam
13 Bab 13. Ulang Tahun Sean ke-1
14 Bab 14. Berdebar
15 Bab 15. Masa Lalu
16 Bab 16. Bantuan Kairos
17 Bab 17. Ternyata
18 Bab 18. Noda Lipstik
19 Bab 19. Ajakan Makan Malam
20 Bab 20. Tawaran Menggiurkan
21 Bab 21. Ciuman
22 Bab 22. Terbangun di Ranjang Kairos
23 Bab 23. Ini Rahasia
24 Bab 24. Sepenggal Cerita
25 Bab 25. Keputusan Isobelle
26 Bab 26. Emosi
27 Bab 27. Perhatian Kairos
28 Bab 28. Menggali Informasi
29 Bab 29. Bahagia Itu ...
30 Bab 30. Rencana Liburan
31 Bab 31. Liburan
32 Bab 32. Mata Mata Alexander
33 Bab 33. Joshua Mencari Isobelle
34 Bab 34. Mencurigai Joshua
35 Bab 35. Bertemu Issac
36 Bab 36. Pertemuan Joshua dan Alexander
37 Bab 37. Kenyataan Pahit
38 Bab 38. Murka Isobelle
39 Bab 39. Jalan Jalan
40 Bab 40. Alexander Adalah Psikopat?
41 Bab 41. Mimpi Buruk
42 Bab 42. Godaan
43 Bab 43. Kegilaan Alexander
44 Bab 44. Bertemu Kembali
45 Bab 45. Cerita Isobelle
46 Bab 46. Permintaan Kairos
47 Bab 47. Mengungkap Rahasia
48 Bab 48. Pengakuan dan Penyesalan
49 Bab 49. Rencana Alexander, Penjelasan Kairos dan Isobelle
50 Bab 50. Aku mencintaimu (Akhir)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Kabar Duka
2
Bab 2. Tawar Menawar
3
Bab 3. Menikah Kontrak
4
Bab 4. Isi Kontrak
5
Bab 5. Salah Bicara
6
Bab 6. Pengasuh Sean
7
Bab 7. Bunga Dan Cokelat
8
Bab 8. Menjadi Pendamping
9
Bab 9. Datang ke Pesta
10
Bab 10. Pergi dari Pesta
11
Bab 11. Penjelasan
12
Bab 12. Undangan Makan Malam
13
Bab 13. Ulang Tahun Sean ke-1
14
Bab 14. Berdebar
15
Bab 15. Masa Lalu
16
Bab 16. Bantuan Kairos
17
Bab 17. Ternyata
18
Bab 18. Noda Lipstik
19
Bab 19. Ajakan Makan Malam
20
Bab 20. Tawaran Menggiurkan
21
Bab 21. Ciuman
22
Bab 22. Terbangun di Ranjang Kairos
23
Bab 23. Ini Rahasia
24
Bab 24. Sepenggal Cerita
25
Bab 25. Keputusan Isobelle
26
Bab 26. Emosi
27
Bab 27. Perhatian Kairos
28
Bab 28. Menggali Informasi
29
Bab 29. Bahagia Itu ...
30
Bab 30. Rencana Liburan
31
Bab 31. Liburan
32
Bab 32. Mata Mata Alexander
33
Bab 33. Joshua Mencari Isobelle
34
Bab 34. Mencurigai Joshua
35
Bab 35. Bertemu Issac
36
Bab 36. Pertemuan Joshua dan Alexander
37
Bab 37. Kenyataan Pahit
38
Bab 38. Murka Isobelle
39
Bab 39. Jalan Jalan
40
Bab 40. Alexander Adalah Psikopat?
41
Bab 41. Mimpi Buruk
42
Bab 42. Godaan
43
Bab 43. Kegilaan Alexander
44
Bab 44. Bertemu Kembali
45
Bab 45. Cerita Isobelle
46
Bab 46. Permintaan Kairos
47
Bab 47. Mengungkap Rahasia
48
Bab 48. Pengakuan dan Penyesalan
49
Bab 49. Rencana Alexander, Penjelasan Kairos dan Isobelle
50
Bab 50. Aku mencintaimu (Akhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!