Delapan bulan kemudian. Hubungan Isobelle dan Kairos semakin membaik, meski terkadang sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing. Setiap akhir pekan, mereka mengajak Sean jalan-jalan dan menghaiskan waktu bersenang-senang bersama.
Isobelle merencanakan acara ulang tahun Sean yang pertama. Ia meminta izin pada Kairos lewat telepon untuk menggelar acara sederhana di rumah. Tentu saja ia hanya akan mengundang orang terdekat. Seperti Joel dan Joshua.
"Bagaimana? bisakah kita rayakan ulang tahun pertama Sean bersama-sama? secara kekeluargaan saja, tidak perlu mewah." kata Isobelle membujuk Kairos.
Kairos menyetujui ide Isobelle. Ia meminta Isobelle melakukan apa yang ingin dilalukan tanpa ragu.
"Kedepannya pun silakan lakukan semua sesukamu. Sebagai Nyonya rumah, kamu bebas melakukan apa saja." jawab Kairos.
Mendengar jawaban Kairos, Isobelle tersenyum senang. Sesampainya di rumah, Isobelle langsung membuat daftar acara dan daftar belanjaan karena waktu acara hanya tinggal satu minggu. Ia menuliskan semua yang dibutuhkan dengan rinci. Meski hanya mengundang beberapa orang, tetap saja ia harus mempersiapkan semuanya dengan sempurna.
***
Hari yang dinantikan tiba. Isobelle dibantu Enny mempersiapkan semuanya. Kairos tampak sibuk, ia tidak bisa membantu karena ada pekerjaan mendesak. Kairos berjanji akan pulang lebih awal dari kantor. Isobelle mengerti, ia tidak mau mempersulit Kairos. Isobelle dan Enny membagi tugas dan mulai mengerjakan tugas masing-masing. Enny menyiapkan dekorasi dan Isobelle menyiapkan hidangan. Isobelle bahkan rela berlama-lama di dapur demi membuat hidangan lezat yang tentunya mengandung banyk gizi.
satu jam kemudian. Enny menidurkan Sean di kamar, sedangkan Isobelle menggantikan Enny menata dekorasi yang masih setengah jadi. Tidak lama bell pintu berbunyi, Joshua datang membantu. Ia meminta Isobelle beristirahat dan menggantikan semua pekerjaan Isobelle.
"Duduklah dan istirahat. Aku akan kerjakan ini," kata Joshua.
"Terima kasih, Jo. Maaf, merepotkanmu," jawab Isobelle. Yang langsung berjalan mendekati sofa dan duduk.
Berkat Joshua, semua selesai lebih cepat dari perkiraan waktu yang ditentukan. Hasil kerja Joshua begitu rapi. Membuatnya mendapatkan pujian dari Isobelle.
***
Sore harinya. Kairos dan Joel datang. Mereka pulang kerja lebih awal dan membawa banyak hadiah untuk Sean. Tidak hanya untuk Sean, Kairos juga membelikan bunga untuk Isobelle. Melihat Isobelle tersenyum cantik saat menerima bunga dari kairos, membuat Joshua kesal, merasa cemburu. Ia terus menatap ke arah Isobelle, seakan tidak rela melihat wanita yang disukainya tersenyum pada pria lain. Meski demikian, Joshua tidak bisa melakukan apa-apa, karena ia sadar diri, ia bukanlah siapa-siapa bagi Isobelle. Hubungannya dengan Isobelle pun hanya sebatas hubungan kerja.
Isobelle membawa buket bunga pemberian Kairos ke dapur. Ia ingin langsung memasukan bunga ke vas dan memajangnya di meja makan.
Kairos melihat Joshua dan menyapa. Mau tidak mau, meski hatinya sakit Joshua membalas sapaan Kairos. Keduanya pun mengobrol.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Kairos.
"Baik. Seperti yang kamu lihat," jawab Joshua.
Kairos menatap Joshua lekat, "Apa ada sesuatu? raut wajahmu terlihat kesal. Apa karena pekerjaan?" tanya Kairos ingin tahu.
Sadar memasang wajah kesal, Joshua langsung mengubah ekspresi wajahnya dan tersenyum tipis.
"Ti-tidak. Tidak ada apa-apa. Mungkin hanya lelah karena kurang tidur," jawab Joshua beralasan.
"Oh, begitu. Baiklah, aku mau mandi dan bersiap dulu. Silakan duduk istirahat," kata Kairos yang langsung pergi.
Joshua menghela napas lega. Jujur ia gugup saat ketahuan memasang wajah kesal. Tidak ingin bersantai sendirian, Joshua pun pergi ke dapur melihat Isobelle.
***
Kairos selesai mandi. Ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk sebatas pinggang. Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Terdengar suara Isobelle.
"Kai ... boleh aku masuk? Kai ... " panggil Isobelle.
"Tunggu, aku pakai baju dulu." jawab Kairos.
Selesai mengenakan pakaian, Kairos bergegas menuju pintu kamar dan membukanya. Terlihat Isobelle berdiri di depan pintu kamar.
"Sudah selesai?" tanya Isobelle melihat Kairos dari atas ke bawah.
"Sudah," jawab Kairos.
"Kalau begitu, aku masuk, ya." kata Isobelle.
Isobelle masuk ke kamar Kairos dan menutup pintu. Ia menarik tangan Kairos agar mengikutinya menjauh dari pintu.
"Ada apa?" tanya Kairos.
Isobelle menghentikan langkahnya. Ia menarik napas dalam, lalu mengembuskan napas perlahan.
"Huuhh ...."
Isobelle menatap Kairos, "Apa Mamamu meneleponmu?" tanya Isobelle.
Kairos menggelengkan kepala, "Tidak. Kenapa?" tanya Kairos menatap Isobelle lekat.
"Mamamu mengirimiku pesan. Beliau ... (Isobelle menunjukkan ponselnya pada Kairos) baca saja sendiri." kata Isobelle.
Kairos mengambil ponsel Isobelle dan membaca pesan yang dikirim Mamanya. Tak lama mata Kairos melebar, ia tidak menyangka Mamanya menyuruh Isobelle melakukan hal memalukan seperti merayu Kairos untuk tidur bersama agar keduanya cepat menikah.
Kairos mengusap wajahnya, "Apa-apaan ini. Memalukan sekali," gumam Kairos.
"Aku harus jawab apa? tidak mungkin kan aku iyakan, menolak juga pasti akan sia-sia." kata Isobelle.
Kairos memberikan ponsel Isobelle, "Jangan dibalas. Jika ditelepon jangan diangkat. Biarkan saja," kata Kairos.
Isobelle menerima ponselnya, "Apa tidak apa-apa. Kamu tahu kan, Mamamu itu cukup punya tekad. Bisa saja beliau malah bertindak yang tidak-tidak. Sejauh ini aku selalu menuruti dan mengiakan perkataan beliau, padahal tidak aku lakukan sama sekali. Apa aku harus berbohong terus?" kata Isobelle.
"Mau bagaimana lagi. Jika tidak mau berbohong kamu bisa lakukan sesuai kehendak Mama. Apa kamu mau?" jawab Kairos.
Deg ... Isobelle terdiam. Ia ingat pesan yang dikirim Mama Kairos. Tertulis, jika ia diminta merayu Kairos agar keduanya tidur bersama dan cepat menikah.
"Te-tentu saja tidak. Tidak, tidak. Aku tidak mau. Yang benar saja. Bagaimana bisa aku tidur denganmu? terpikirkan olehku menyentuhmu saja tidak," jawab Isobelle.
"Ya, sudah kalau begitu. Pilihannya hanya dua. Abaiakan atau menambah kebohongan. Itu saja," kata Kairos.
Isobelle mengeryitkan dahi. Ia pun merasa kesal dan mengepalan tangan karena menemui jalan buntu.
"Aaarghh ... aku bisa gila. Kenapa harus seperti ini? mengesalkan sekali," gerutu Isobelle.
"Jangan pikirkan lagi. Hari ini kita punya hal lain untuk diurus, kan. Pikiran Sean dan nikmati pestanya. Soal Mama kita pikirkan pelan-pelan. Memang tidak mudah juga, karena dari awal kita sudah berbohong. Ayo, yang lain pasti sudah menunggu kita." ajak Kairos.
Isobelle hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Ia mengikuti langkah Kairos menuju pintu dan keluar bersama-sama dari dalam kamar.
***
Acara ulang tahun pertama Sean berlangsung meriah. Sean terlihat senang. Tiup lilin dibantu oleh Isobelle dan Kairos sebagai orang tua Sean. Mereka lantas berfoto bersama. Joel bertugas memotret. Setelah tiup lilin. Acara berlanjut makan bersama. Kairos, Isobelle, Joel, Joshua dan Enny makan malam bersama. Mereka menikmati makan malam yang lezat buatan Isobelle.
Acara masih berlajut. Setelah makan malam, mereka semua bersantai di ruang tengah dan berbincang. Banyak hal mereka bicara malam itu. Isobelle menceritkan sibuknya ia menyiapkan semuanya agar terlihat sempurna. Demi Sean apapun ia lakukan, meski harus kerepotan sekalipun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Aze_reen"
thank kk upnya... lop yu
2023-01-20
1