Kairos harus pergi ke luar kota karena mendadak ada urusan pekerjaan. Ternyata Kairos tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat. Ia terpaksa harus tinggal selama beberapa hari. Tidak ingin membuat Isobelle khawatir, Kairos pun memberitahu apa yang terjadi pada Isobelle lewat telepon. Meminta Isobelle untuk berhati-hati menjaga diri, juga menjaga Sean. Isobelle mengiakan perkataan Kairos, memberi semangat pada Kairos.
"Aku mengerti. Jaga kesehatanmu, jangan terlambat makan. Semangat ... " kata Isobelle menyemangati Kairos.
"Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi Sekretarisku. Akan ku kirim nomornya nanti. Bagaimanapun, rasanya tidak tenang berada jauh darimu dan Sean seperti ini." kata Kairos seakan mengeluh.
"Hei, Pak CEO. Bekerjalah, jika ingin mendapatkan uang. Ingat, ada Istri dan Anakmu yang perlu makan dan kebutuhan lainnya. Jangan jadi pemalas," ejek Isobelle.
"Ah, Nyonya Abarm mulai mengomel, ya. Baiklah, baiklah. Aku akan bekerja keras demi bisa memenuhi keinginan Istri dan Anakku. Apa sudah puas?" sahut Kairos.
"Hahaha ... kamu bisa juga menjawab, ya. Sudahlah, selesaikan pekerjaanmu dan istirahat. Tidak perlu menghubungiku sesering mungkin. Cukup beritahu sesekali agar aku tahu keadaanmu, ok. Segeralah pulang kalau semua pekerjaanmu selesai," kata Isobelle.
"Hm, aku mengerti. Aku tutup dulu teleponnya, ya." jawab Kairos.
"Ya, dahhh ..." sahut Isobelle.
***
Di dalam sebuah kamar Hotel, sepasang kekasih sedang bertengkar. Si pria menampar wajah wanita yang berdiri di hadapannya. Wanita itu hanya diam memegangi pipinya yang ngilu dengan air mata berhamburan. Pria itu membentak dan memaki si wanita, tapi si wanita tampak sudah lelah berdebat dan memilih bungkam.
"Dasar wanita bodoh! berani sekali kamu mengurusi hal yang bukan urusanmu. Katakan, apa isi pesan yang kamu kirim padanya?" tanya Pria itu kesal.
Karena saat ditanya tidak menjawab, wanita itupun dipukul.
Plakkk ....
Rambutnya ditarik dan dagu wanita itu diremat sampai si wanita merintih kesakitan.
"Ouch ... hhh ...."
Merasa belum puas, pria itu kembali memukuli si wanita hingga babak belur, lalu pergi meninggalkan wanita itu seorang diri. Wanita itu hanya bisa bersimpuh di lantai bersandarkan dinding. Ia menangis menahan rasa sakit bercampur kecewa.
***
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Kairos yang lapar memutuskan makan siang di Hotel tempatnya menginap. Ia mengajak Joel ikut serta makan bersamanya. Keduanya mengobrol tentang pekerjaan.
"Untunglah, semua bisa diselesaikan dengan baik. Kamu sudah bekerja keras, Joe." puji Kairos.
"Anda berlebihan, Pak. Yang lebih bekerja keras itu Anda," sahut Joel.
Setelah selesai makan, Kairos berniat kembali ke kamar untuk istirahat, karena sore harinya masih harus menemui klien penting. Baru saja Kairos berdiri dari duduknya, ia dikejutkan oleh sosok yang tak asing baginya. Seorang wanita berdiri tepat dihadapan Kairos, ia adalah Agnes, mantan kekasih Kairos. Melihat Agnes yang babak belur dan memprihatinkan, membuat Kairos semakin terkejut, ia ingin bertanya, tetapi ia masih ingat betapa jahatnya wanita itu saat mencampakkannya dulu.
"Kenapa dia? wajahnya sampai seperti itu. Ckck ... menyedihkan sekali," batin Kairos.
Seketika Kairos menggelengkan kepalanya cepat, "Sial! apa yang baru saja aku pikirkan. Kenapa juga aku peduli dengannya? bukan urusanku dia mau seperti apa dan kenapa," batin Kairos.
Agnes juga tekejut saat ia tidak sengaja bertemu Kairos. Ini pertama kalinya ia bertemu Kairos setelah keduanya resmi berpisah lima tahun lalu. Melihat Kairos, Agnes hanya bisa diam membatu. Ia melihat Kairos pergi bergitu saja tanpa menyapanya. Agnes tampak semakin sedih.
"Kai ... ros ... " batin Agnes.
Kairos mempercepat langkah kakinya menuju lift. Ia tidak menyangka akan bertemu Agnes kembali setelah sekian lama. Bayangan masa lalu kembali muncul, di mana Agnes dengan kejam membuang semua pemberian Kairos dan meninggalkan Kairos begitu saja dengan pria lain yang merupakan sahabat baik Kairos sendiri. Karena itu juga Kairos memutuskan hubungan persahabatan dengan Leon. Padahal keduanya sudah bersahabat sejak mereka masih sekolah.
***
Agnes mengajak Kairos bertemu di sebuah Caffe. Di kursi disisinya, Agnes meletakkan sebuah kotak berisi barang-barang permberian Kairos. Setelah menunggu cukup lama, Keiros akhirnya datang.
"Apa aku sangat terlambat?" tanya Kairos.
"Tidak apa-apa, duduklah." Kata Agnes.
Kairos pun duduk di hadapan Agnes. Kotak itu diangkat oleh Agnes dan diletakkan di atas meja dihadapan Kairos.
Kairos menatap kotak di hadapannya, "Apa ini? tanya Kairos.
"Ini semua barang pemberianmu. Aku kembalikan karena aku tidak bisa lagi bersamamu. Kita akhiri saja hubungan kita sampai di sini," kata Agnes.
Kairos mengernyitkan dahi, "Apa? jelaskan maksudmu," kata Kairos tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Selamat tinggal, Kai. Maaf, dan terima kasih," kata Agnes yang langsung pergi.
Agnes buru-buru pergi. Kairos membawa kotak dan mengejar Agnes. Di depan Caffe, Kairos memberikan kembali kotak berisi barang pemberiannya pada Agnes. Di saat yang sama, seorang pria datang dan menghampiri Agnes.
"Sayang, kamu di sini? aku me ... " kata-kata pria itu terhenti saat melihat Kairos berdiri di hadapannya dan Agnes.
"Leon ... " pangil Kairos.
"Ka-Kairos ... " gumam Leon.
Kairos menatap Agnes, "Bisa jelaskan ini, Agnes? sayang? dia memanggilmu sayang?" tanya Kairos.
Agnes sempat terdiam, tapi tidak lama bicara. Agnes mengakui, jika ia dan Leon menjalin hubungan khusus lebih dari sekadar teman. Mendengar itu Kairos pun kesal. Sejauh apa hubungan Leon dan Agnes. Dan Agnes pun menjawab, jika ia dan Leon sudah beberapa kali tidur bersama.
"Apa? kamu pasti berbohong, kan?" kata Kairos terkejut.
"Tidak, Kai. Memang itulah kenyataanya. Sejujurnya aku tidak pernah sekalipun menyukaimu. Aku mendekatimu, hanya karena kamu pintar dan banyak memiliki koneski dengan orang-orang kelas atas. Aku ingin merubah takdir hidupku. Aku tidak mau selamanya dianggap rendahan. Tolong pahami situasiku, ok. Selamat tinggal," kata Agnes.
Agnes yang memeluk kotak pun melempar kotak sampai isiny jatuh berserakan. Ia lantas pergi begitu saja, menarik tangan Leon meninggalkan Kairos.
***
Sore harinya. Pada saat pertemuan, Kairos tidak sepenuhnya fokus. Ia masih penasaran kenapa keadaan Agnes begitu buruk dan ada memar di wajahnya.
"Apa dia kena pukul?" batin Kairos.
Meski sudah melukai hatinya, Kairos tidak bisa menepis kalau Agnes adalah cinta pertamanya.
"Ada keperluan apa Nona Agnes di sini, ya? wajahnya seperti bekas dipukul. Jangan-jangam dia mendapatka kekerasan dari kekasih atau suaminya?" batin Joel.
Joel tahu tetapi pura-pura tidak tahu. Ia tidak mau mencampuri urusan pribadi Bossnya.
"Apa Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Joel.
"Apa ... jika aku menyelesaikannya, aku bisa pulang secepatnya?" tanya Kairos menatap Joel. Tangannya menyentuh berkas dokumen yang ada dia atas meja, di hadapannya.
"Te-tentu sa-saja. Anda bahkan bisa langsung pulang saat ini juga," jawab Joel.
"Hm, baiklah." gumam Kairos
Kairos terus berusaha tenang²an minta Ia menarik napas salam-dalam, lalu mengebuskan kasar. Karena ingin segera pulang agar bisa melupakam Agnes, Kairos pun rela mengurangi waktu tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Rubyj
nggak rela kalau Kairos masih punya perasaan ke Agnes.
2023-01-28
5