Setelah keduanya puas membicarakan perusahaan dan bisnis. Papa Kairos tiba-tiba saja bertanya pada putra sulungnya itu, kenapa selalu menolak panggilan darinya. Apakah sudah ingin ditendang menjadi anggota keluarga? Atau sengaja ingin menghindari perjodohan?
" ... jika ada masalah. Seharusnya kamu bicara pada Papa. Bukan malah bersembunyi seperti pengecut." kata Aiden.
Aiden terus memberondong Kairos dengan banyak pertanyaan, tetapi Kairos hanya bungkam tidak menjawab apa-apa. Kairos bingung, ia tidak bisa berpikir.
Tidak lama seseorang datang menghampiri Kairos dan Aiden. Seseorang itu tidak lain adalah Amalia, Mama Kairos. Melihat sang anak yang sudah lama tidak dilihatnya, membuat Amalia senang dan langsung memeluk Kairos.
"Oh, sayang. Kamu juga di sini? Mama merindukanmu, Nak." ucap Amalia. Langsung memeluk Kairos.
"Mama ... " gumam Kairos mengeratkan pelukan. Sejujurnya ia juga sangat meridukan Mamanya.
Setelah cukup lama berpelukan. Pelukan Mama dan Anak itupun terlepas. Amalia mengusap lembut wajah putranya dengan menahan air mata. Tak sanggup melihat Mamanya yang ingin menangis, Kairos pun meminta maaf.
"Maafkan Kai, Ma. Kai bersalah sudah membuat Mama sedih," kata Kairos.
"Melihatmu sehat, sepertinya kamu baik-baik saja. Apa makanmu teratur? jangan terlalu sibuk bekerja. Uang yang kamu hasilkan tidaklah sepadan dengan kesehatanmu. Kamu mengerti maksud ucapan Mama, kan?" kata Amalia menatap Kairos.
Kairos menganggukkan kepala, "Kairos mengerti, Ma. Mama juga tolong jaga kesehatan." pinta Kairos.
Kairos tersadar, ia telah meninggalkan Isobelle sendirian cukup lama.
"Oh, ya ... Isobelle ... " batin Kairos mengernyitkan dahi.
Bagaimanapun ia harus segera kembali dan mengajak Isobelle pulang agar tidak bertemu Papa dan Mamanya. Kairos masih belum siap menjelaskan dan menerima banyak pertanyaan terkait Isobelle. Isobelle juga pasti kebingungan dan kesulitan menghadapi Papa dan Mamanya, begitu pikirnya.
Kairos pun menjelaskan singkat apa yang terjadi padanya selama tinggal jauh dari Aiden dan Amalia. Intinya Kairos baik-baik saja dan sehat. Ia meminta Papa juga Mamanya untuk tetap tenang, tidak perlu mengkhawatirkannya. Ia langsung pamit, beralasan ada urusan mendesak.
" ... seperti yang sudah Kai jelaskan. Semua baik-baik saja dan tidak ada masalah berarti. Karena Kai ada urusan mendesak, Kai pamit dulu. Papa dan Mama hati-hati pulang. Dahh, Pa, Ma. Sampai jumpa lain waktu." kata Kairos berpamitan.
Kairos segera pergi ke tempat Isobelle berada. Setelah bertemu Isobelle, Kairos menarik tangan Isobelle agar Isobelle pergi mengikutinya.
"Ayo, cepat. Kita harus segera pergi, Iso." kata Kairos dengan langkah terburu-buru.
Isobelle kaget, ia bertanya ada apa? Kenapa Kairos terburu-buru sampai menarik tangannya, dan Kairos pun menjawab akan menjelaskan kalau mereka sudah masuk ke dalam mobil.
***
Di parkiran, di dalam mobil, Kairos dan Isobelle sama-sama diam. Isobelle mengusap pergelangan tangannya yang terasa sakit karena ditarik kasar Kairos. Sadar sudah menyakiti Isobelle, Kairos lantas meminta maaf. Ia mengusap pergelangan tangan Isobelle dan mengaku menyesal menarik tangan Isobelle terlalu kuat.
"Pasti sakit sekali. Maafkan aku, Iso." kata Kairos dengan nada suara rendah.
Kairos pun bercerita apa alasan ia membawa Isobelle buru-buru pergi, karena Kairos tidak ingin Isobelle bertemu Papa dan juga Mamanya. Ia ingin melindungi Isobelle.
"Aku terpaksa melakukannya. Aku tidak ingin menyulitkanmu lagi." kata Kairos.
Isobelle kaget mendengar perkataan Kairos. Isobelle bertanya, kenapa Kairos memilih menghindar. Apa tidak boleh, Papa dan Mama Kairos tahu, kalau putra sulungnya sudah menikah?
"Apa mereka akan marah besar? atau kamu punya alasan lainnya?" tanya Isobelle.
Kairos lantas menjawab, jika ia bukan takut atau tidak mau menunjukkan keberadaan Isobelle. Hanya saja, ia tidak mau Isobelle kesulitan menjawab banyaknya pertanyaan yang akan dilontarkan Papa dan Mamanya. Belum lagi, jika harus mendengar keluhan Papa dan Mamanya semisal tidak menyukai Isobelle.
"Yang jelas ini bukan waktu yang tepat. Setelah aku bicara nanti, aku akan membawamu ke rumah utama dan memperkenalkanmu pada Papa dan Mamaku. Kamu mengerti maksudku, kan?" jelas Kairos menatap Isobelle.
Isobelle terdiam. Ternyata Kairos mengkhawatirkannya. Isobelle tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak bisa berkata-kata lagi. Kairos pun mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan parkiran. Karena keduanya belum sempat mencicipi hidangan di pesta, Kairos lantas mengajak Isobelle makan malam bersama disebuah restoran mewah.
Saat masih diparkiran, Isobell menyempatkan menghubungi Enny. Isobelle bertanya apakah semua baik-baik saja. Bertanya tentang Sean dan apa yang Enny sedang lakukan. Ternyata Sean sudah tidur, dan Enny baru ingin makan malam setelah memasak. Mendengar semua baik, Isobelle menghela napas lega. Ia pun mengakhiri panggilannya dengan Enny.
***
Di restoran itu, Isobelle bertemu teman seprofesinya. Seorang pria tampan yang dulunya satu tempat kerja dengan Isobelle. Karena alasan pribadi, pria itu tidak menambah kontrak dan memilih pergi ke luar negeri.
"Iso ... " sapa pria itu.
"Oh, hallo ... kamu di sini? Makan bersama teman?" sapa balik Isobelle tersenyum.
"Ya, kami makan di lantai dua. Kamu ... (menatap ke arah Kairos) dia siapa?" tanya pria itu.
Isobelle melihat sekeliling, lalu mendekati pria itu. Ia lantas berbisik memberitahu siapa Kairos. Pria itu terkejut, ia bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Apa kamu serius? jangan bercanda denganku. Ini tidak lucu," kata pria.
Isobelle tersenyum, "Ya, terserah saja. Mau kamu percaya atau tidak. Faktanya tidak akan berubah." jawab Isobelle.
Isobelle dan pria itupun berbincang santai, saling bertanya kabar dan bergurau, membuat Kairos tidak nyaman. Entah mengapa, Kairos menjadi kesal, tidak suka dengan teman Isobelle.
"Apa-apan pria itu. Dia sadar atau tidak ini bukan tempat mengobrol," batin Kairos.
Tatapan mata Kairos lekat menatap Isobelle. Sesekali ia menatap tajam ke arah pria di hadapan Isobelle. Tidak sengaja pandangan Kairos dan pria itu bertemu. Seperti disengaja, pria itu lantas mengusap rambut Isobelle. Merasa tak nyaman, Isobelle yang kaget langsung menepis tangan pria yang menyentuh rambutnya. Pria itu pun meminta maaf dan mengatakan hanya ingin merapikan rambut Isobelle.
"Maaf, aku sudah lancang. Rambutmu kusut," kata pria itu.
"Tidak apa-apa. Biarkan saja," jawab Isobelle.
Merasa sikap Isobelle mulai dingin, pria itupun berpamitan. Ia pergi meninggalkan Isobelle.
Isobelle menatap tajam ke arah pria tersebut. Ia tahu sifatnya memang tidak baik dan menyebalkan. Juga sering bertindak semena-mena. Hanya saja ia tidak percaya kalau pria itu akan berani tanpa izin menyentuh rambutnya.
Kairos menatap Isobelle, "Kalian sangat akrab, ya." sindir Kairos terlihat tidak senang.
"Tidak juga. Kami hanya rekan." jawab Isobelle.
"Rekan? apa rekan semudah itu menyentuh rambut dan mengusap kepala?" tanya Kairos.
Isobelle menatap Kairos, "Apa maksudmu? tunggu ... jangan bilang sekarang kamu sedang cemburu? tidak mungkin, kan?" tanya Isobelle menggoda Kairos.
Kairos terkejut, "Ma-mana mungkin. Hubungan kita tidak sejauh itu sampai aku harus cemburu." jawab Kairos menampik perkataan Isobelle.
Isobelle tertawa. Ia senang bisa menggoda Kairos dan membuat Kairos memasang wajah panik bercampur terkejut. Isobelle juga sangat tahu, tidak mungkin bagi Kiros untuk cemburu. Kairos pasti hanya mengejeknya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Rubyj
penasaran kenapa papa dan mama Kairos nggak tau keberadaan Sean.
2023-01-28
3