Di ruang kerja Direktur, Isobelle dan Direktur agensinya berbincang. Ternyata Isobelle mendapatkan tawaran menarik untuk menjadi model kontrak sebuah brand ternama. Saat melihat detail isi kontrak, Isobelle menjadi bimbang. Syuting dan pemotretan dilakukan di beberapa tempat termasuk luar negeri. Isobelle langsung kepikiran tengang Sean. Saat bertanya apakah bisa dipikrikan dulu, Direktur agensinya menjawab boleh. Hanya satu minggu waktu yang diberikan dan Isobelle harus memikirkan dengan baik. Dengan membintangi brand ternama, bisa menjadikan Isobelle lebih dikenal masyarakat luas.
***
Sepanjang perjalan menuju restoran tempat janjian dengan Kairos, Isobelle memikirkan tentang tawaran kontrak iklan. Ia ingin, tetapi ia kepikiran soal Sean.
"Apa aku harus terima tawaran ini? bagaimana dengan Sean nantinya?" batin Isobelle.
Isobelle lantas meminta saran pada Joshua. Ia tidak bisa berpikir dengan baik karena bingung.
"Jo, jika kamu jadi aku, pilihan apa yang kamu ambil?" tanya Isobelle.
Tidak ingin membuat Isobelle bingung, Joshua meminta Isobelle menenangka diri dan berpikir jernih sebelum mengambi keputusan. Semisal kontrak diambil, jadwal Isobelle tentu akan lebih padat dan Isobelle harus siap untuk tidak pulang, jika pemotretan belum selesai. Jika tidak diambil juga tidak masalah. Meski tanpa brand, Isobelle masih akan menjadi top model di perusahaan.
"Semua ada lebih dan kurangnya. Tergantung bagaimana kamu menyikapinya. Aku tidak bisa banyak berkomentar soal ini, karena pemikirkan dan penilaian setiap orang berbeda, kan." jelas Joshua.
Mendengar jawaban Joshua, Isobelle tersenyum senang. Dalam keadaan apapun, memang Joshualah yang bisa ia andalkan selama ini.
"Bisa-bisanya aku lupa, kalau kamu adalah orang yang seperti ini. Ya, baiklah. Soal ini aku akan pertimbangkan lagi. Masih ada waktu satu minggu kedepan." jawab Isobelle.
Mobil yang dikendarai Joshua memasuki parkiran. Setelah parkir, keduanya latas turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam restoran. Pandangan mata Isobelle langsung tertuju pada Kairos yang sudah duduk menunggu.
Kairos, Isobelle dan Joshua makan malam bersama. Saat makan Isobelle bersikap aneh. Ia begitu memperhatikan makan Joshua dan tersenyum lebar hanya pada Joshua.
Joshua bingung, ia merasa tidak enak. Meski ia suka diperhatikan Isobelle, kali ini Joshua merasa hanya sebagai pelampiasan Isobelle.
"Apa dia mau balas dendam pada Kairos?" batin Joshua.
Sedangkan Isobelle memang sengaja bersikap demikian untuk membalas Kairos.
"Lihat bagaimana kamu akan tahan dengan ini," batin Isobelle melirik ke arah Kairos sesaat, lalu mengalihkan pandangan ke Joshua.
Melihat betapa perhatiannya Isobelle pada Joshua, membuat Kairos kesal.
"Apa-apaan dia. Aku suaminya, bukan Joshua. Apa memang mereka sedekat itu?" batin Kairos tidak senang.
Isobelle pergi ke kamar mandi. Tinggallah Kairos dan Joshua berdua saja yang sedang menikmati makan malam.
"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Kairos menatap Joshua.
"Semuanya lancar dan baik-baik saja," jawab Joshua.
Melihat Kairos sudah mulai bicara, Joshua pun kepikiran untuk menguji Kairos. Joshua menyinggung soal jejak lipstik yang menempel dikemeja Kairos.
"Oh, ya. Aku dengar kamu membuat Isobelle kesal. Jika aku boleh tahu, jejak lipstik siapa itu?" tanya Joshua, sengaja ingin memancing amarah Kairos.
Mendengar itu Kairos kaget, "Kamu tahu itu dari mana? apa dari Isobelle?" tanya Kairos.
Melihat ekspresi terkejut Kairos, membuat Joshua tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Kairos.
"Lihat. Betapa menyebalkannya pria ini. Dia sengaja mempermainkanku, ya." batin Kairos.
"Lihat wajah terkejutnya itu. Hahaha ... dia sepertinya sangat kesal karena aku tahu masalahnya dengan Isobelle." batin Joshua.
Tidak lama Isobelle kembali dan melanjutkan makan malamnya. Joshua juga makan dengan lahap semua hidangan yang disediakan. Berbeda dengan Kairos yang hanya sedikit makan karena tidak selera.
***
Kairos pulang bersama Isobelle. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam. Isobelle memikirkan tawaran kontrak iklan yang menggiurkan, sedangkan Kairos memikirkan tentang Joshua yang tahu tentang kemejanya.
Kairos pun bertanya pada Isobelle, apakah Isobelle memberitahu Joshua tentang kemejanya? dan apa alasan Isobelle melakukannya.
"Bagaimana bisa Joshua tahu tetang kemeja itu? apa kamu yang beritahu?" tanya Kairos.
Kairos yang fokus mrnyetir memalingkan pandangan ke arah Isobelle karena tidak segera mendapatkan jawaban.
Ternyata Isobelle sedang melamun. Keiros memegang bahu Isobelle, membuat Isobelle tersadar dari lamunan.
"Ah, i-iya ... a-ada apa?" tanya Isobelle gagap.
Benar saja, Isobelle yang terkejut langsung menatap ke arah Kairos dan bertanya ada apa?
Kairos menjawab tidak ada apa-apa. Ia tidak menanyakan kembali pertanyaan sebelumnya.
"Apa yang sudah kamu katakan pada Joshua? dia tahu tentang kemeja itu," kata Kairos.
"Oh ... itu. Aku tadi cerita padanya. Aku terlalu emosi dan kesal hari ini. Bagiku bukan hanya hari yang suram, tetapi aku seperti tertelan api neraka." jelas Isobelle
***
Sesampainya di rumah. Isobelle langsung pergi ke dapur mengambil gelas dan mengambil wine yang tersimpan di lemari kaca. Isobelle menuang wine ke dalam gelas.
Melihat itu Kairos mendekat dan bertanya kenapa Isobelle minum lagi. Pada saat di restoran Isobelle sudah memesan wine dan minum banyak. Isobelle menjawab, ia ingin puas minum sebelum tidur karena sedang malas berpikir.
"Berpikir? apa ada masalah?" tanya Kairos.
Isobelle menganggukkan kepala, "Ya," jawab Isobelle pelan.
Saat Isobelle ingin mengambil gelas berisi wine, Kairos lebih dulu mengambil dan meminum wine itu dengan sekali teguk. Kairos meletakan gelas dan berbicara, jika ia juga ingin minum.
"Wine ini enak," kata Kairos.
Isobelle menatap Kairos, lalu mengisi kembali gelas dengan wine. Kali ini Isobelle langsung meminum wine itu sebelum diambil dan diminum lagi oleh Kairos.
"Kalau ingin minum, ambilah gelas dan wine untukmu sendiri. Kenapa kamu minum dengan gelasku? Mengganggu saja," kata Isobelle bergumam.
Isobelle meminta Kairos mengambil gelas dan wine lain, tidak mau diganggu Kairos.
Sayangnya Kairos yang malas tidak mau menuruti perkataan Isobelle, ia tetap memakai gelas yang dipakai Isobelle. Sepertinya Kairos sengaja membuat Isobelle kesal.
Tanpa sadar Isobelle berkata, jika ia dan Kairos berbagi gelas untuk minum, sama seperti keduanya berciuman secara tak langsung. Mendengar perkataan Isobelle, Kairos terkejut dengan wajah memerah karena malu. Isobelle tersenyum melihat wajah merah Kairos, sengaja bicara begitu untuk membuat Kairos malu.
"Hahaha ....lihat wajahmu. Merah seperti tomat. Apa kamu malu?" ejek Isobelle.
Kairos merasa dijebak. Ia pun membalas Isobelle dengan mengatakan, jika tidak masalah berciuman dengan Isobelle, mau itu secara langsung atau tidak.
"Aku tidak malu. Kenapa malu? Lagipula kita adalah suami-istri, memakai gelas yang sama bukan masalah besar. Berciuman pun wajar," kata Kairos berbicara asal.
Isobelle kaget, ia hampir tersedak. Sekarang wajah Isobelle yang memerah karena malu.
"Ka-kamu ... apa yang baru saja kamu katakan? Apa aku sudah mabuk?" tanya Isobelle.
Kairos mendekatkan wajahnya ke wajah Isobelle, "Kenapa wajahmu merah sekali? Apa kamu malu? Melihat ekspresimu, sepertinya kamu tidak menduga aku akan bicara seperti ini, ya?" kata Kairos menatap Isobelle.
Isobelle mendorong Kairos menjauh darinya. Karena terlalu kuat mendorong, tubuh Isobelle oleng dan akan jatuh. Dengan cepat Kairos memeluk pinggang ramping Isobelle. Ia menangkap Isobelle sebelum terjatuh. Keduanya saling beradu pandang. Isobelle mencengkram erat lengan Kairos karena kaget akan jatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments