Noda Kelam Masa Lalu
"Aah! jal*ng! brengsek semuanya! kenapa tidak Aku bunuh Kamu sekalian biar hatiku tenang!" Teriak Andari, Brak! Andari melempar mic wireless dan kertas yang ada di pangkuannya dengan mata beringas, merangsek sambil menunjuk nunjuk memaki ke arah Erina berada yang duduk di sebelah penasehat hukumnya.
Andari ingin menghampiri Erina yang mengkerut menunduk tak mampu melihat Andari. Rasa hati Andari ingin mencakar muka Erina dan menjambak rambutnya sekalian menginjak juga meludahi mukanya, suasana sidang jadi berantakan.
Dalam ruangan persidangan menjadi ribut, kacau tidak kondusif lagi. Andari Safitri menatap Erina dengan tatapan tajam menghujam dengan sejuta pertanyaan dalam hatinya, Dikasih makan, dibiayai, dijamin hidupnya kenapa begitu tega menerkam dari belakang? Suaminya diambil juga. Erina yang menjadi saksi di persidangan saat vonis persidangan hari ini di bacakan dan palu hakim mau di ketukkan.
Hakim ketua memerintahkan petugas mengamankan Andari dan sidang dinyatakan ditunda sampai waktu belum ditentukan.
Andari merasa tak terima, Erina tak dijatuhi hukuman apa-apa hanya dijadikan saksi. Padahal menurutnya dia adalah biang dari semua malapetaka hidupnya, rumah tangganya hancur berantakan luluh lantak tak tersisa apapun selain Anak semata wayangnya Amanda 4 tahun yang kini dalam pengasuhan Kakaknya, suaminya meninggal, dirinya menjadi terpidana dan akan menjalani konsekuensi hukuman entah berapa tahun.
Karir yang mentereng dan semakin menanjak di bangun dengan pengorbanan waktu yang tak bisa Andari dedikasikan untuk buah hatinya yang begitu berharga bagi tumbuh kembang putrinya hilang sudah entah kemana, tak terpikirkan lagi oleh Andari hatinya gelisah, bimbang dan labil, hidupnya harus menjalani fase terendah seperti ini.
Tak sedikitpun terpikirkan oleh Andari semua seperti kisah dalam sebuah dongeng dan cerita fiksi, ternyata kini dialaminya sendiri kasus demi kasus yang dilihatnya di televisi dan menjadi bahan tontonan berita kini dijalaninya.
Andari duduk di kursi menjadi pesakitan dengan kasus pembunuhan suaminya sendiri, sidang vonis hari ini ditemani Kakak dan adik laki-lakinya yang memeluknya menenangkan saat Andari histeris dan teriak-teriak meracau seperti kesurupan.
Andari histeris untuk kesekian kalinya dalam persidangan, dan selalu histeris saat melihat Erina melintas di mata dan penglihatannya. Ketukan palu Hakim di pengadilan dalam persidangan itu dibatalkan dan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena Andari dianggap masih labil saat mau di jatuhkan vonis dan hukuman. Akhirnya Andari harus diamankan dan dibawa kembali ke tahanan untuk melakukan pemeriksaan dan hakim memerintahkan untuk diperiksa sekali lagi dan harus tes kejiwaan bagi tersangka pembunuhan dan tersangka pembunuhan suaminya sendiri Andari Safitri.
Semua yang hadir di persidangan hening, media elektronik dan cetak yang meliput saling bisik entah apa yang di bisikannya.
Tak tahu rasa simpatik atau merasa kasihan atau juga melihatnya puas saat Andari duduk sebagai saksi awalnya, lalu tersangka, dan dinyatakan terdakwa dan terpidana.
Sidang pembunuhan dengan tersangka seorang wanita muda Andari Safitri begitu mengundang perhatian publik, karena Andari membunuh suaminya saat memergoki suaminya sedang berhubungan suami istri di kamarnya sendiri dengan saudaranya. Miris memang perjalanan hidup Andari seperti makan buah simalakama. Wilman suaminya tak sedikitpun Andari sangka ternyata ada main dengan seseorang yang dirinya percaya, sampai melakukan semuanya di kamarnya sendiri sungguh mereka di luar batas. Erina saudara jauhnya sendiri yang didatangkan dari kampung dan kuliah di Jakarta ikut bersamanya.
Andari telah menganggap Erina adalah saudaranya sendiri tetapi di belakangnya dia begitu menusuk sedalam-dalam jantungnya, dan hubungan mereka antara suaminya dan Erina mungkin sudah berjalan begitu lama tanpa Andari ketahui.
Mungkin hari itu hari naasnya, Andari harus kembali ke rumah mengambil laptopnya yang ketinggalan dan membuka kamarnya melihat pergumulan di tempat tidurnya, dua makhluk dewasa telanjang dengan ******* khas di depan matanya.
Andari kalap berjalan ke meja makan mengambil pisau dapur dari set pisau yang berjejer dengan kemarahan yang tak terbendung. Sekilat menghujamkan pada punggung dan samping perut suaminya yang berada di atas tubuh Erina.
Mas Wilman tumbang seketika dan Erina menjerit-jerit dengan lumuran darah di mana-mana.
"Ndari, sabar lapangkan hatimu, istighfar, dekatkan dirimu pada Yang Maha Kuasa, bertaubatlah semua akan baik-baik saja," ucap Kakaknya Laksmi menenangkan dengan deraian air mata yang tak bisa dibendung.
Suara Kakaknya Laksmi menyadarkan Andari dari lamunan panjangnya.
"Aku tak bersalah Kak, tapi Aku ingin melihat pengkhianat itu mati juga secara perlahan!" ucap Andari penuh kesadaran.
"Sudahlah Ndari, Kakak tahu dirimu. Jangan terus memikirkan orang lain pikirkan dirimu dan kesehatanmu jalani semuanya dengan ikhlas dan tenang Ingat masih ada anakmu Amanda yang mengharapkan kehadiranmu suatu saat nanti, kalau kamu berkelakuan baik semua akan meringankan hukuman semua akan menjadi pertimbangan penegak hukum kita," ucap kakaknya Laksmi sambil mengusap kepala Andari yang berhijab.
Seperti biasa pertemuan keduanya selalu banjir air mata dan pelukan hangat saudara yang sangat diharapkan sebagai semangat dan motivasi dalam menjalani hari-hari suran kedepannya.
Ucapan Laksmi sebagai wakil dari kedua orang tuanya yang sudah tiada menjadikan Andari lemah dan saat bicara tentang anaknya Amanda Andari tak bisa berkata apa-apa hanya memikirkan putri semata semata wayangnya yang akan ditinggalkan beberapa tahun dititipkan dengan Kakaknya sendiri.
"Semua kelakuan dan histeris Kamu Ndari menunda-nunda dan memperpanjang masa sidang, itu sangat merugikan kamu sendiri Ndari, juga waktu kita yang sangat berharga. Berlakulah baik-baik semua Insya Allah berjalan baik." Kakaknya selalu dengan lembut mengingatkan.
Andari hanya bisa menangis ini pelukan Kakaknya sebelum petugas meraih kedua tangannya dan membawanya ke mobil tahanan kembali untuk melanjutkan kembali sidang setelah Andari dinyatakan sehat secara fisik dan mental.
Andari mengusap mukanya beberapa kali dan beristighfar lalu berjalan dengan linangan air mata digiring petugas ke arah mobil yang terparkir di halaman pengadilan, dalam pandangan Kakak perempuannya Laksmi dan Adri adik laki-lakinya.
Hatinya remuk redam semua seakan mengingatkan segala yang dialaminya saat melihat muka Erina yang melintas di hadapannya.
Sekali lagi sidang putusan dan ketuk palu hakim menjadi tertunda karena emosinya. Tadinya Andari sudah merelakan semuanya menjalani apa adanya walaupun ada ketimpangan di dalam persidangan yang tidak bisa dirinya katakan sebagai pembelaan atas haknya tetapi Andari lebih memilih diam dan diam menjawab seadanya saat persidangan berlanjut yang berlangsung beberapa kali persidangan sampai pada akhirnya hari ini sidang terakhir menurut jadwal pengadilan.
Andari akhirnya harus menunggu kembali karena emosi yang tidak terkendali dari dirinya. Andari sudah siap menjalani segalanya hanya dengan itu mungkin dirinya bisa tafakur diri introspeksi diri dan meresapi menikmati bagaimana rasanya menjadi orang terisolasi.
Hilang sudah bintang mahasiswi cantik dan terpelajar di kampusnya dulu, hilang sudah manajer umum sebuah kantor periklanan yang digelutinya, hilang sudah sebagai Ibu muda yang cantik bagi putri semata wayangnya Amanda sebagai buah cinta dari suaminya Wilman yang mengejarnya sejak Andari duduk di bangku kuliah.
Hilang semua teman dan relasi bisnis yang sekian tahun di bangun dan hilang sudah rumah tangganya yang banyak bikin iri semua teman-temannya, Terakhir ada di luar tahanan saat Andari diberi izin untuk menaburkan bunga di pusara suaminya dan kini ketuk palu Hakim yang batal di ketukkan.
*******
Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-03-28
1
Lina Pau
Hadirrrr
2023-02-27
3
Lina Pau
Hadir
2023-02-27
3