Assalamualaikum Bu Andari!

Sorenya bahan baku yang di pesan Andari sebagai bahan baku pembuatan aksesoris akhirnya datang komplit dengan semua peralatannya.

Andari dan keempat temannya begitu antusias mencoba membagi dan merancang juga memilah semuanya.

Si Ikal yang merasa pernah merangkai mencoba membuat menurut kemampuan dirinya dan hasilnya lumayan tapi belum begitu rapi belum seperti apa yang di harapkan Andari.

Andari harus mencoba memeras otak bagaimana merapikan semuanya menyerasikan paduan warna diantara bahan baku yang ada.

Andari merasa ada yang kurang dari apa yang diinginkannya saat ini hanyalah komputer atau laptop untuk mencari referensi lengkap dan tutorial merapikan dan memadukan hasil tester teman temannya yang dirasa Andari jauh dari sempurna.

Andari bimbang mencoba mengeluarkan imajinasinya tapi namanya baru menjajaki perlu pendalaman dalam memahami materi yang ada di hadapannya sampai bisa menciptakan sesuatu hal yang sesuai menurut imajinasinya dan dinyatakan juga dipraktekkan dengan hasil yang maksimal.

Andari ingin membuat rangkaian kalung tetapi tidak terlihat sangat sederhana entah harus dipadukan dengan apalagi karena bahan baku yang ada hanya beberapa macam saja untuk menciptakan kombinasi yang serasi sehingga terlihat lebih elegan dalam hasilnya.

Malam semakin larut membawa Andari pada angan dan khayalan seandainya bisa di sini mengoperasikan laptop mungkin Dirinya tak akan kesulitan lagi untuk mencari referensi produk-produk aksesoris tradisional maupun modern.

Andari melirik teman-temannya yang sudah terlelap Dirinya masih saja gelisah entah apa yang dipikirkannya.

Mungkin benar ucapan Si Ikal temannya kalau untuk kemudahan harus ada seseorang yang mendukungnya, mungkin dr Barry? ah Andari merasa malu, siapa dirinya? hanya seorang manusia buangan janda Ibu dari satu putri tercintanya, yang masih terbentang panjang masa hukumannya di sini.

Kalau meminta bantuan sama dr Barry apa tidak terlalu lancang? apa benar apa yang di siratkan semua temannya kalau dr Barry terlalu baik pada dirinya karena ada perhatian lain?

Andari tak berani berandai andai semua begitu tak mungkin, masih banyak orang di luar sana dengan kecantikan paripurna dengan status bukan seorang janda beranak dan yang paling utama bukan seorang yang terisolasi kebebasannya seperti dirinya seandainya memang dr Barry ada hati pada Dirinya kenapa tidak dari dulu banyak napi wanita di LP ini sebagai warga binaan kenapa baru sekarang pada dirinya?

Andari jadi ingin melihat signal yang di berikan dr Barry itu yang kata semua temannya mengatakan seperti itu.

Bukan Andari ingin jatuh cinta lagi tapi kalau memang semua bisa dimanfaatkan sebagai jalan untuk memudahkan semua keinginannya kenapa tidak di cobanya?

Andari tidur dalam kegelisahan merangkai harapan semua apa yang di kerjakannya bisa berjalan sesuai keinginannya.

Sampai pagi menjelang Si Ikal yang bangun duluan menggoyangkan tangan Andari mengajaknya ke mushola saat Adzan subuh berkumandang.

Terasa berat mata Andari untuk membuka tapi berusaha bangun dan duduk sambil mengucek matanya mencari ikatan rambutnya dan mengenakan kerudung instannya.

Perasaan Andari baru saja Dirinya memejamkan mata karena mungkin terlalu larut Dirinya hanyut dalam lamunan sampai kantuk datang menyerangnya.

Andari mencoba mengingat kembali lamunannya satu harapan yang diinginkannya yaitu laptop atau komputer yang bisa setiap saat dan kapan saja dari bisa mengoperasikannya tetapi mungkin ketatnya penjagaan dan aturan tata tertib setiap warga binaan tidak diperbolehkan mempunyai alat komunikasi untuk menghubungkan kepada dunia luar selain televisi bersama di aula dan di tempat makan.

"Ayo sudah mau selesai adzan nya tuh!" ajak Si Ikal tanpa melihat lagi pada Andari yang masih duduk.

Andari yang pertama mengajak Si Ikal sholat berjamaah kini malah Si Ikal yang lebih rajin dan selalu membangunkan Andari. Lucu memang seakan dunia sudah terbalik tapi Alhamdulillah Andari mensyukuri kalau ajakannya begitu masuk dan mendapat sambutan positif, Si Ikal mulai merasa terpanggil walau teman yang lainnya Si Tomboy, Si Kekar dan Si Tinggi masih belum merasa terpanggil.

Andari berjalan di belakang Si Ikal dan membersihkan diri di kamar mandi umum semua dilakukannya seperti biasa.

Selalu menjadi tempat dan suasana tafakur khidmat juga introspeksi diri saat bersujud dalam do'a khusyuk yang selalu Andari pinta, ketetapan hati dalam iman islam dan kekuatan lahir bathin dalam menjalani semuanya juga keikhlasan dan masa depan yang masih ada setitik pengharapan dalam hati Andari semua semoga ada dalam ridho Yang Maha Kuasa.

Rasa persaudaraan yang terasa begitu erat saat Si Ikal menyodorkan tangannya mengajak salaman setelah selesai melakukan sholat ada rasa haru memenuhi dada Andari mungkin juga dalam dada semua jamaah perempuan yang hanya beberapa gelintir saja yang bisa terpanggil oleh alunan suara adzan subuh.

Di teruskan dengan sedikit kuliah subuh singkat semua mengikuti dengan rasa penuh pengakuan akan semua dosa dan kesalahan kepada Sang Maha Pencipta yang telah begitu lalai dan juga pada sesama manusia keluarga juga hubungan sosial lainnya yang mungkin telah menyakiti dan menyinggung semua menjadi renungan panjang yang tiada akhir.

Andari keluar mushola dengan mengekor Si Ikal yang berjalan di depan sekedar berbasa-basi dengan jamaah lainnya. Tanpa disadari sepasang mata sedang memperhatikan Andari yang belum melepaskan kain bekas sholatnya.

Dr Barry sama habis pulang berjamaah dengan sengaja menyapa dan berjalan mendekati Andari.

Andari merasa kaget karena memang sedang melamun jadi merasa terusik dan lamunannya menjadi buyar seketika.

"Eh, dr Barry Assalamualaikum dok."

"Waalaikum salaam Bu Andari, senang rasanya adem banget ke hati melihat Bu Andari pagi ini,"

"Ah dokter bisa saja, yang lain juga banyak tuh."

"Memang banyak tapi maksudku pagi ini betapa beruntungnya Aku bisa bertemu Bu Andari di sini."

"Kenapa memangnya dengan Aku? dokter baru dinas malam?"

"Iya habis dinas malam ada beberapa warga binaan yang di rawat dengan berbagai keluhan, mungkin baru adaptasi atau juga warga lama yang pola hidupnya kurang disiplin menjadikan sakit dan perlu perawatan intensif."

"Oh, mungkin sepertiku saat pertama ada di sini."

Dr Barry tersenyum sambil mengusap rambutnya yang bagian depannya basah.

"Bu Andari sarapan di klinik yuk! ajak juga temannya Aku ada kejutan, tapi semoga membuat Bu Andari senang."

"Maksud dokter buatku? apa itu?"

"Hahaha... kalau di bilangin sekarang bukan kejutan namanya, ayolah sekarang waktu longgar kita ngobrol barang sebentar sebelum Aku pulang dulu istirahat dan gantian sama dokter jaga satunya lagi," ucap dr Barry membuat Andari merasa deg degan, hatinya bertanya apa kira kira kejutannya?

Sebenarnya ini kesempatan bagi Andari untuk menyampaikan keinginannya ikut browsing lagi, tapi Andari sibuk dengan hatinya sendiri ada apa sebenarnya yang di sebut kejutan dr Barry?

"Baiklah dok, Aku ikut ke klinik sama temanku yang di depan itu!"

"Gitu dong, apa susahnya kita ngobrol sebentar saja sambil sarapan, Bu Andari sukanya apa?"

"Dokter bisa memanggil Aku Andari atau Ndari saja atau Fitri jangan pakai Ibu, Aku merasa tak enak," ucap Andari menyampaikan keinginannya.

"Habis Kamu juga panggil Aku dokter, sungguh panggilan tidak akrab sebenarnya."

Andari tersenyum melihat penawaran dari dr Barry.

*******

Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️

Episodes
1 Sidang yang tertunda
2 Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3 Andari KO
4 Sadar dari pingsan
5 Malam pertama
6 Kembali ke sel
7 Si Ikal jadi teman pertama
8 Makan siang Andari
9 Masih di Bully
10 Andari bagai kenangan lama
11 Hai Cantik!
12 Tertawa lagi
13 Kediaman keluarga Harry Darmawan
14 Berjuta andai
15 Bayangan Andari di mata Nael
16 Agenda harian yang tertinggal
17 Hati dr Barry yang terusik
18 Jangan ucapkan terimakasih
19 Jadi leader
20 Assalamualaikum Bu Andari!
21 Sarapan bersama
22 Kejujuran dr Barry
23 Mau berkunjung
24 Andari!
25 Kunjungan pertama
26 Wangi parfum
27 Teman Netty
28 Pengakuan perasaan
29 Harapan Ibu Rina Darmawan
30 Semangat makan malam
31 Makan malam santai
32 Sikap Nael biasa saja
33 Obrolan dan pertemuan berharga
34 Angan Andari
35 Tidak ada komitmen
36 Menyiratkan suatu
37 Mencoba jujur
38 Relasi yang sudah kenal
39 Netty love
40 Kecewa Ricko
41 Akhirnya ungkapan rasa
42 Jadian walau bukan ABG
43 Kunjungan Yasmin
44 Sikap biasa saja Nael
45 Amanda
46 Pertemuan manis
47 Perhatian dr Barry
48 Titip salam lewat bingkisan
49 Sandaran jiwa
50 Perhatian lain
51 Jujur yang mengusik
52 Mencari jejak seseorang
53 Kakak sama Adik
54 Penolakan Netty
55 Kemuraman Ibu
56 Debat pertama
57 Keinginan Ortu
58 Debat apa diskusi
59 Berpikirlah lagi Nak
60 Keakraban Adik dan Kakak
61 Kangen
62 Ingin memenangkan hatinya.
63 Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64 Masih ada asa
65 Kompetitor
66 Bersaing
67 Kesal Monik
68 Assalamu'alaikum dokter!
69 Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70 Tafakur Andari
71 Perenungan
72 Hati Andari tak berpaling
73 Pergi dari rumah
74 Kecewa Monik
75 Bimbang Andari
76 Perdebatan
77 Bayangan menghirup dunia luar
78 Kesadaran sahabat
79 Panggilan Bu Yohana
80 Arti kebebasan
81 Nazar bersujud
82 Tak sabar
83 Papa?
84 Mau di lamar
85 Bertemu Atasan masa kerja
86 Tak bertemu Ibu
87 Masih merasa bersalah
88 Selangkah lagi
89 Akhirnya penantian itu datang
90 Aku kini milikmu Mas
91 Darah buat Ibu
92 Senyum bahagia
93 Kebahagiaan
94 Bulan madu
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Sidang yang tertunda
2
Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3
Andari KO
4
Sadar dari pingsan
5
Malam pertama
6
Kembali ke sel
7
Si Ikal jadi teman pertama
8
Makan siang Andari
9
Masih di Bully
10
Andari bagai kenangan lama
11
Hai Cantik!
12
Tertawa lagi
13
Kediaman keluarga Harry Darmawan
14
Berjuta andai
15
Bayangan Andari di mata Nael
16
Agenda harian yang tertinggal
17
Hati dr Barry yang terusik
18
Jangan ucapkan terimakasih
19
Jadi leader
20
Assalamualaikum Bu Andari!
21
Sarapan bersama
22
Kejujuran dr Barry
23
Mau berkunjung
24
Andari!
25
Kunjungan pertama
26
Wangi parfum
27
Teman Netty
28
Pengakuan perasaan
29
Harapan Ibu Rina Darmawan
30
Semangat makan malam
31
Makan malam santai
32
Sikap Nael biasa saja
33
Obrolan dan pertemuan berharga
34
Angan Andari
35
Tidak ada komitmen
36
Menyiratkan suatu
37
Mencoba jujur
38
Relasi yang sudah kenal
39
Netty love
40
Kecewa Ricko
41
Akhirnya ungkapan rasa
42
Jadian walau bukan ABG
43
Kunjungan Yasmin
44
Sikap biasa saja Nael
45
Amanda
46
Pertemuan manis
47
Perhatian dr Barry
48
Titip salam lewat bingkisan
49
Sandaran jiwa
50
Perhatian lain
51
Jujur yang mengusik
52
Mencari jejak seseorang
53
Kakak sama Adik
54
Penolakan Netty
55
Kemuraman Ibu
56
Debat pertama
57
Keinginan Ortu
58
Debat apa diskusi
59
Berpikirlah lagi Nak
60
Keakraban Adik dan Kakak
61
Kangen
62
Ingin memenangkan hatinya.
63
Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64
Masih ada asa
65
Kompetitor
66
Bersaing
67
Kesal Monik
68
Assalamu'alaikum dokter!
69
Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70
Tafakur Andari
71
Perenungan
72
Hati Andari tak berpaling
73
Pergi dari rumah
74
Kecewa Monik
75
Bimbang Andari
76
Perdebatan
77
Bayangan menghirup dunia luar
78
Kesadaran sahabat
79
Panggilan Bu Yohana
80
Arti kebebasan
81
Nazar bersujud
82
Tak sabar
83
Papa?
84
Mau di lamar
85
Bertemu Atasan masa kerja
86
Tak bertemu Ibu
87
Masih merasa bersalah
88
Selangkah lagi
89
Akhirnya penantian itu datang
90
Aku kini milikmu Mas
91
Darah buat Ibu
92
Senyum bahagia
93
Kebahagiaan
94
Bulan madu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!