"Kak mau kemana Kita ini?"
"Kamu maunya ke mana?"
"Kok malah tanya Aku sih? kalau Aku mau makan lapar tahu pagi tadi sarapan buru-buru sekarang jam satu siang. Pokoknya makan dulu lah," ucap Netty kelihatan manjanya.
"Lagian ngapain sarapan buru-buru? ya sudah kalau mau makan kita makan dulu nanti Kamu pingsan Gue yang berabe!" sahut Nael menanggapi permintaan Adiknya.
Netty tersenyum melihat lunak sikap Kakaknya yang mau mengikuti keinginannya.
Mobil belok ke salah satu bangunan yang menjulang tak asing bagi Netty itu salah satu Mall terbesar di kotanya.
Nael membiarkan Adiknya memilih sendiri gerai makan dan makanan yang di suka juga diinginkannya. Nael hanya mengikuti dan menikmatinya apa yang di pilihkan Netty.
"Net Antar Gue ke toko buku ya dan cariin buku tentang Agama, pemahaman dan pendalaman tentang Agama pokoknya itu dan buku keterampilan seperti membuat kerajinan unik tapi bahan sederhana atau barangkali kalau memungkinkan buku pemanfaatan barang bekas menjadi barang bernilai," ucap Naek di sela suapan spaghetti yang di pesan Netty.
"Kakak mau memperdalam Ilmu Agama? juga mau belajar bikin kerajinan?" tanya Netty kelihatan heran.
"Bukan buat Gue, tapi mau Gue sumbangkan," ujar Nael datar.
"Itu dari perusahaan Bapak atau Kakak pribadi?" tanya Netty lagi.
"Apa bedanya? intinya mau nyumbang bagi yang memerlukan buku itu. Semua itu keinginanku dulu kalau perusahaan mau berbagi mungkin dalam skala besar boleh juga nanti," sahut Nael setelah meminum minumannya.
Netty memanyunkan bibirnya tak menjawab lagi.
Setelah selesai makan mereka lalu ke toko buku yang terkenal di salah satu stand di Mall itu.
Nael sibuk mencari buku yang diinginkannya dan Netty juga membantu alakadarnya karena tidak mengerti juga apa yang diinginkan Kakaknya seperti apa. Hanya menyodorkan referensi saja yang ada kaitannya seperti yang Kakaknya sebutkan tadi, lalu Nael mensortir kembali semuanya yang menurutnya cocok dengan yang diinginkan Andari seperti diperankan pada Sabrina temannya.
Ada kepuasan di diri Nael saat menjinjing setumpuk buku-buku yang telah di pilih dan di belinya.
harapannya bisa memberi sedikit semangat buat Andari dan memberikan kesibukan yang berarti karena Nael yakin setiap keinginan Andari kalau dikerjakan dengan serius akan menjadi suatu realisasi yang sangat berarti.
Entah kapan Nael bisa berkunjung melihat keadaan Andari maunya dalam waktu dekat tapi kemungkinan tidak bisa Nael belum sedikitpun melihat agenda pekerjaannya malah hari ini belum sedikitpun Dirinya melihat dan memulai bekerja.
Sampai di kantornya Nael menaruh semua buku di lemari dan agenda pertamanya hari ini mau mengubah tatanan ruang kerjanya dulu yang menurutnya bisa bikin nyaman dan tenang bekerja.
Nael memanggil Sabrina dan memberikan petunjuk menurut seleranya, semua di posisikan pada posisi yang di inginkannya.
Sabrina mengikuti keinginan atasannya memanggil OB dan mekanik juga pekerja lainnya yang mendukung pada pekerjaannya itu, walau Sabrina merasa kaget semua tatanan ruang kerja Pak Nael percis ruangan dulu Ibu Andari tapi Dirinya tak berani bertanya dan protes atau sekedar mengomentarinya.
Takut Dirinya di bilang terlalu ikut campur akan hal pribadi dan selera yang telah di rancang atasannya itu.
Ada sedikit pandangan lain di hati Sabrina kenapa Pak Nael selalu mengorek informasi tentang Ibu Andari. Semua itu telah merubah sudut pandang Sabrina terhadap Pak Nael pada Bu Andari mulai sedikit kecurigaan tentang perasaan di antara mereka tetapi Sabrina lebih baik berbaik sangka hanya waktu yang akan menjawab semuanya, karena kenyataannya Ibu Andari sekarang masih berada di sel tahanan dan masih jauh sampai pada hari bebasnya.
Mungkin Pak Nael begitu mengagumi Ibu Andari sehingga segala sesuatu mengadaptasi Apa yang dilakukan Ibu Andari dulu dalam masa bekerjanya di sini. Atau sekedar ingin bernostalgia saat dirinya dulu awal-awal di perkenalkan bekerja sama Bapaknya.
Semua ruangan di rubah total percis, Entah mengadaptasi atau meniru atau juga Pak Nael satu selera dengan Bu Andari semua itu membuat tanda tanya di hati Sabrina kenapa bisa kebetulan begitu?
Ruangan telah siap dan menjadi ruangan tiga tahun lalu semasa Sabrina menjadi asisten Ibu Andari di situ, mau tidak mau Sabrina merasa diingatkan kembali pada atasannya dulu saat masih bekerja di sini.
Menjelang sore semua selesai Nael merasa memasuki dunianya 3 tahun yang lalu saat Andari masih berada di kantor perusahaan Bapaknya yang kini semua itu telah dilimpahkan kepada dirinya menjadi pimpinan pengelolaan sepenuhnya walau Nael masih dalam pemantauan Bapaknya dan bimbingan dalam segala hal.
Nael senang walau semua akan mengingatkan dirinya pada sosok yang sangat di dikaguminya dulu dan kini sudah tiga tahun telah berlalu tapi rasa kagum dan simpatik masih saja kuat di hatinya.
Nael duduk di kursi percis Andari dulu duduk di situ menghadap sofa tamu dan Dirinya bisa bicara begitu akrab dengan semua relasi walau duduk di balik mejanya dan akhirnya bergabung juga di sofa tamu.
Juga Andari menyediakan kursi untuk diskusi di hadapan mejanya dengan semua kolega bisnis yang di jalaninya menciptakan keakraban diantara mereka.
Nael tersenyum walau puas dengan tatanan ruangannya tapi hatinya belum merasa tenang karena masih ada satu harapannya yang belum terealisasi yaitu menengok dan bertemu Andari, hati dan jiwa raganya begitu menuntut untuk bertemu menghadirkan kegelisahan di hati Nael setiap saat.
Nael meraih satu map merah dan memasukkan flashdisk pada komputernya menyamakan semua agenda yang sudah Nael pending untuk hari ini karena Nael meminta satu hari ini hanya mengontrol semua penunjang termasuk menata kantornya dan adaptasi barang sehari itu di setujui Sabrina.
Melihat semua pekerjaan yang akan di mulainya besok yang paling banyak adalah bertemu klien dari perusahaan. Karena perusahaan yang di gelutinya di bidang periklanan jelas semua berhubungan dengan kliennya.
Nael sendiri tidak bisa fokus bayang Andari selalu menggoda di pelupuk matanya, hatinya terkadang menolak tapi semakin kuat ada di depan mukanya seperti melintas tanpa sadar.
Nael membuka laci entah apa yang di carinya berharap ada satu yang tersisa dari seorang Andari yang meninggalkan kantor ini karena keterpaksaan.
Semua laci bersih hanya barang barang baru yang di perlukan mungkin semua barang yang Andari gunakan sudah pindah ke gudang atau di lemari rongsok tak terpakai.
Nael membuka lemari dan loker file pasti ada yang tersisa dari sekian banyak yang telah Andari lakukan di perusahaan ini.
Nael melihat ada agenda warna coklat terselip diantara gabungan file-file klien lama.
'Andari Safitri' satu nama di sudut kaman atas di lembaran pertama dengan tulisan tangan begitu rapi berhasil membuat Nael tertegun dan jantungnya berdetak jadi degdegan.
Hanya satu agenda harian membuat Nael luar biasa gembiranya dan baru membuka sampulnya saja.
*******
Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Enis Sudrajat
Betul itu sudah kelihatan bibitnya🤭🤭🤭🤭
2023-02-14
2
Dwisya12Aurizra
mungkinkah Nael punya rasa yg lain selain kagum, sayang misalnya
2023-02-13
2