Menangislah jika itu membuatmu tenang!

Andari Safitri seorang Ibu rumah tangga yang berkarir juga, bersuamikan Wilman seorang kepala bagian satu perusahaan, Andari sendiri adalah seorang pimpinan atau manajer umum di perusahaan periklanan yang lagi naik daun.

Kesibukan dari kesehariannya terlalu menyita waktu sehingga demi mempertahankan karir dan rumah tangganya harus mendatangkan satu keponakannya Erina yang juga masih kuliah dengan Andari biayai, tugasnya demi menjaga Anak satu-satunya Amanda dan sedikit membantu meringankan pekerjaan rumah tangganya selain ada satu pembantu yang  terlebih dulu ada di rumahnya.

Satu kesalahan ada seorang keponakan seorang gadis cantik di rumah yang ternyata awal dari malapetaka dan bencana.

Semua kejadian menjungkir balikkan dunia Andari sendiri dari seorang Ibu rumah tangga yang bekerja dan berkarir dengan gemilang menjadi seorang pesakitan duduk di kursi tersangka pembunuhan suaminya sendiri, dengan ancaman tuntutan pidana kurang lebih sepuluh tahun penjara potong masa tahanan.

Bibi pembantunya sedang mengantar Amanda putrinya ke sekolah TK, rumah tampak sepi kelihatan tanpa penghuni.

Tak sedikitpun curiga, atau mimpi buruk sebelumnya kalau Andari mendapatkan kenyataan yang membuatnya kalap, Suaminya Wilman dan Erina berada di kamar utama layaknya suami istri, dengan pemandangan menjijikan, semua itu bagai palu godam dan dentuman meriam di kepalanya saat mengingat kejadian itu.

Andari lupa diri hanya emosi dan nafsu yang menguasainya, berlari kecil mengambil pisau dapur dan menerjang pintu yang tak tertutup dengan rapat  lalu menghujam punggung dan perut suaminya hingga Wilman terkapar dan tewas di tempat diatas tubuh Erina.

Erina menjerit dan menutupi tubuhnya dengan selimut, darah di mana mana, Tatapan kalap Andari dengan tangan dan pisau berlumuran darah membuat Erina ketakutan luar biasa melihat Wilman sudah tak bergerak lagi.

Andari menghampirinya dengan tatapan murka, Erina yang duduk di pojok kamar tanpa busana memohon dengan segala daya yang masih ada.

"Jangan bunuh Aku Mbak, ampunilah…Aku salah." Suara permohonan Erina bagai belati yang menghujam ke jantung hatinya, begitu segar di ingatan Andari, semua kejadian itu selalu berkelebat di kepalanya.

Airmata menjijikan Erina, bau amis darah dan ratapan ketakutan Erina bagai dentuman gema yang membuat otaknya linglung.

Dengan tatapan tajam dan mata merah berair Andari dan bau amis darah di mana-mana juga di tubuh Erina, tanpa bicara sedikitpun Andari yang mengatupkan rahangnya lalu menginjak kepala Erina dengan sepatu hak tinggi yang dikenakannya.

"Kalau Aku mau sudah ku bunuh kau jal*ng! begitu mudah bagiku untuk melenyapkan mu! Karena membunuh satu atau dua orang tetap hukum yang akan Aku hadapi, tapi Kamu Aku jadikan saksi sepanjang hidupku kalau amarah dan dendam ku tak pernah surut pada penghianatan atas balasan kebaikanku, Kamu akan kubiarkan hidup tapi dengan perasaan bersalah di pundakmu seumur hidup, kamu tak akan jalani hidup dengan tenang anjing!" ucap Andari dengan amarah yang telah meluap tak terbendung, semua telah sampai di ubun-ubunnya dengan panas, siap memuntahkan lahar dan magma panasnya.

Percakapan saat hari kejadian Andari ingat sedetail detailnya, tatapan mata syok berat Erina, dan rasa takut yang dihadapinya menghilangkan semua kekuatannya untuk sekedar menjawab atau menatap Andari di atasnya, yang menatapnya dengan sorot mata berair dan merah membara.

Erina menggigil kelewat syok dalam malu, ancaman dan tekanan yang dilakukan Andari membuatnya seakan beku dalam kepasrahan. 

Andari mengambil pakaian Erina dan mengelap darah di pisau yang dipegangnya lalu menusuk pakaian itu dan merobek nya dengan beberapa kali menekan pisau itu.

"Silahkan lapor RT dalam keadaan telanjang! Kalau disini telah terjadi pembunuhan skandal suami dengan pembantunya anjing!" Andari menggiring Erina ke luar kamarnya dengan tubuh hanya ditutupi selimut.

Erina berjalan keluar dengan darah basah di tiap pijakan telapak kakinya, dari situ Andari tiba-tiba melihat banyak orang ke rumahnya dan Andari pingsan tak ingat apa-apa lagi.

Sakit kepala berat Andari rasakan saat sadar dan siuman dari pingsan, dirinya berada di ruang perawatan kepolisian Andari sudah ditahan sebagai tersangka pembunuhan suaminya sendiri.

Dari situ Andari melakukan tes kejiwaan dan serangkaian tes lainnya, juga mulai dilakukan berita acara pemeriksaan juga pendampingan dari Lembaga  Bantuan Hukum, sesekali Andari mendapat kunjungan sahabat  juga pimpinan di perusahaan tempatnya bekerja juga saudaranya yang dengan rutin mengikuti tahap demi tahap mulai pemeriksaan, reka ulang kejadian sampai sidang pertama mulai digelar.

Hidup dalam tahanan masih mendapat perhatian sahabat, saudara tapi mungkin nanti saat vonis dijatuhkan mungkin semua akan hilang secara perlahan, sahabat hanya tinggal cerita dan saudara ada masanya capek dan bosan juga hanya perasaan saling memiliki itu yang sejati dan itu hanya dengan Kakaknya Laksmi dan Adiknya Adri, Andari bisa bagi.

Andari mendapatkan perawatan kembali dengan depresi berat, tak mau bicara pada siapapun kecuali Kakaknya, karena dalam hati Andari semua yang diucapkannya percuma tidak menjadi pembelaan untuk dirinya sendiri hanya Kakak dan Adiknya yang mengerti kalau dirinya bukan orang liar dan brutal kalau tidak faktor keterpaksaan penghianatan di depan kepala dan matanya sendiri.

Malam hari Kakaknya Laksmi datang menjenguk tahu kalau Adiknya pasti sakit lagi, hatinya selalu berdo'a semoga Andari bisa menjalani persidangan sekali lagi dengan lancar dan setelah itu tinggal tenang menjalani hukuman hanya itu harapan Kakaknya Laksmi karena tidak ada lagi jalan selain menjalani hukuman konsekuensi dari perbuatan.

"Kak! Maafkan Ndari, semua telah merepotkan Kakak juga Adri, semua terpuruk dan semua harus menerima hukuman sosial dari pandangan negatif masyarakat atas perbuatanku," ucap Andari saat tahu Kakaknya datang menjenguknya.

"Ssst…jangan bilang seperti itu pada Kakakmu, Kakak adalah bagian dari keluargamu dalam suka dalam duka kita adalah saudara betapapun pahitnya dan buruknya kehidupan kita dan orang lain tidak ada yang peduli apa Aku juga harus tidak peduli padamu? pada Anakmu? tidak Ndari! Kakak perduli pada masa depanmu, Kamu tetap Adikku.  Hanya pesan Kakak selesaikan sidang mu sekali lagi lalu jalani hidup dengan tenang hijrah ke jalan yang lebih baik jadikan penjara adalah tempat menimba ilmu agama, kehidupan dan kedewasaan sehingga setelah bebas nanti kamu siap menjalani kehidupan yang baru sebagai Andari yang baru dilahirkan," ucap Laksmi begitu bijaksana dan lembut tiap apa yang diucapkannya.

Andari mengangguk menerima dan mengerti apa yang Kakaknya harapkan, menjadi harapannya juga untuk segera tenang menjalani sisa hukuman yang bakal dijalaninya.

"Ingat selalu pesanku Kak. Jangan pernah bercerita apapun terhadap Amanda tentang Ibunya dan kalau bisa jual rumahku itu tinggalkan aset yang lain saja sebagai bekalku nanti. Tetapi kalau hasil penjualan rumah boleh Kakak jadikan buat modal Amanda sekolah sebagai bekal dan sebagai wakil dariku yang tidak bisa membimbingnya," ucap Andari mengingat banyak aset yang dirinya miliki selain rumah dan kendaraan masih ada tabungan dan aset berharga lainnya yang bisa diuangkan kalau Anaknya kelak butuh.

"Aku masih sanggup biayai Anakmu Ndari, nanti semua itu kita pikirkan lagi setelah Kamu tenang dan Aku juga bisa berpikir apa yang terbaik buat Anakmu nanti, Aku akan selalu menyuruh orang membersihkan rumahmu dan mengamankan semua surat berharga dan akan Aku simpan di bank sebagai tanggung jawab sebagai Kakak biar kamu merasa tenang." Andari tak sanggup menahan air matanya mendengar kata rumah, kendaraan, aset berharga, tabungan, dan aset lainnya semua itu adalah kesehariannya dulu.

"Menangislah jika itu membuat hatimu tenang."

*******

Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️

Terpopuler

Comments

jika di posisi itu mungkin juga gelap mata Demangan author ceritamu mengena di hati 😭

2023-02-07

2

Mawar Berduri

Mawar Berduri

di tunggu kelanjutannya

2023-01-20

3

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

kenapa Gak sekalian bunuh keduanya

2023-01-18

3

lihat semua
Episodes
1 Sidang yang tertunda
2 Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3 Andari KO
4 Sadar dari pingsan
5 Malam pertama
6 Kembali ke sel
7 Si Ikal jadi teman pertama
8 Makan siang Andari
9 Masih di Bully
10 Andari bagai kenangan lama
11 Hai Cantik!
12 Tertawa lagi
13 Kediaman keluarga Harry Darmawan
14 Berjuta andai
15 Bayangan Andari di mata Nael
16 Agenda harian yang tertinggal
17 Hati dr Barry yang terusik
18 Jangan ucapkan terimakasih
19 Jadi leader
20 Assalamualaikum Bu Andari!
21 Sarapan bersama
22 Kejujuran dr Barry
23 Mau berkunjung
24 Andari!
25 Kunjungan pertama
26 Wangi parfum
27 Teman Netty
28 Pengakuan perasaan
29 Harapan Ibu Rina Darmawan
30 Semangat makan malam
31 Makan malam santai
32 Sikap Nael biasa saja
33 Obrolan dan pertemuan berharga
34 Angan Andari
35 Tidak ada komitmen
36 Menyiratkan suatu
37 Mencoba jujur
38 Relasi yang sudah kenal
39 Netty love
40 Kecewa Ricko
41 Akhirnya ungkapan rasa
42 Jadian walau bukan ABG
43 Kunjungan Yasmin
44 Sikap biasa saja Nael
45 Amanda
46 Pertemuan manis
47 Perhatian dr Barry
48 Titip salam lewat bingkisan
49 Sandaran jiwa
50 Perhatian lain
51 Jujur yang mengusik
52 Mencari jejak seseorang
53 Kakak sama Adik
54 Penolakan Netty
55 Kemuraman Ibu
56 Debat pertama
57 Keinginan Ortu
58 Debat apa diskusi
59 Berpikirlah lagi Nak
60 Keakraban Adik dan Kakak
61 Kangen
62 Ingin memenangkan hatinya.
63 Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64 Masih ada asa
65 Kompetitor
66 Bersaing
67 Kesal Monik
68 Assalamu'alaikum dokter!
69 Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70 Tafakur Andari
71 Perenungan
72 Hati Andari tak berpaling
73 Pergi dari rumah
74 Kecewa Monik
75 Bimbang Andari
76 Perdebatan
77 Bayangan menghirup dunia luar
78 Kesadaran sahabat
79 Panggilan Bu Yohana
80 Arti kebebasan
81 Nazar bersujud
82 Tak sabar
83 Papa?
84 Mau di lamar
85 Bertemu Atasan masa kerja
86 Tak bertemu Ibu
87 Masih merasa bersalah
88 Selangkah lagi
89 Akhirnya penantian itu datang
90 Aku kini milikmu Mas
91 Darah buat Ibu
92 Senyum bahagia
93 Kebahagiaan
94 Bulan madu
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Sidang yang tertunda
2
Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3
Andari KO
4
Sadar dari pingsan
5
Malam pertama
6
Kembali ke sel
7
Si Ikal jadi teman pertama
8
Makan siang Andari
9
Masih di Bully
10
Andari bagai kenangan lama
11
Hai Cantik!
12
Tertawa lagi
13
Kediaman keluarga Harry Darmawan
14
Berjuta andai
15
Bayangan Andari di mata Nael
16
Agenda harian yang tertinggal
17
Hati dr Barry yang terusik
18
Jangan ucapkan terimakasih
19
Jadi leader
20
Assalamualaikum Bu Andari!
21
Sarapan bersama
22
Kejujuran dr Barry
23
Mau berkunjung
24
Andari!
25
Kunjungan pertama
26
Wangi parfum
27
Teman Netty
28
Pengakuan perasaan
29
Harapan Ibu Rina Darmawan
30
Semangat makan malam
31
Makan malam santai
32
Sikap Nael biasa saja
33
Obrolan dan pertemuan berharga
34
Angan Andari
35
Tidak ada komitmen
36
Menyiratkan suatu
37
Mencoba jujur
38
Relasi yang sudah kenal
39
Netty love
40
Kecewa Ricko
41
Akhirnya ungkapan rasa
42
Jadian walau bukan ABG
43
Kunjungan Yasmin
44
Sikap biasa saja Nael
45
Amanda
46
Pertemuan manis
47
Perhatian dr Barry
48
Titip salam lewat bingkisan
49
Sandaran jiwa
50
Perhatian lain
51
Jujur yang mengusik
52
Mencari jejak seseorang
53
Kakak sama Adik
54
Penolakan Netty
55
Kemuraman Ibu
56
Debat pertama
57
Keinginan Ortu
58
Debat apa diskusi
59
Berpikirlah lagi Nak
60
Keakraban Adik dan Kakak
61
Kangen
62
Ingin memenangkan hatinya.
63
Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64
Masih ada asa
65
Kompetitor
66
Bersaing
67
Kesal Monik
68
Assalamu'alaikum dokter!
69
Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70
Tafakur Andari
71
Perenungan
72
Hati Andari tak berpaling
73
Pergi dari rumah
74
Kecewa Monik
75
Bimbang Andari
76
Perdebatan
77
Bayangan menghirup dunia luar
78
Kesadaran sahabat
79
Panggilan Bu Yohana
80
Arti kebebasan
81
Nazar bersujud
82
Tak sabar
83
Papa?
84
Mau di lamar
85
Bertemu Atasan masa kerja
86
Tak bertemu Ibu
87
Masih merasa bersalah
88
Selangkah lagi
89
Akhirnya penantian itu datang
90
Aku kini milikmu Mas
91
Darah buat Ibu
92
Senyum bahagia
93
Kebahagiaan
94
Bulan madu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!