"Kita bebas habis makan siang ini kira-kira sampai ashar, kerja bakti tiap hari Jum'at, kamu suka olahraga apa?" tanya Si Ikal sambil mengunyah rotinya.
"Semua olahraga Aku suka, tapi lebih suka bola voli sama bela diri," sahut Andari. Membuka plastik dan merobek sedikit roti yang di sodorkan Si Ikal.
"Pantesan Si Kekar terkapar tendangan Kamu Cantik, ternyata kamu jago bela diri juga ya?" Mata si Ikal begitu berbinar.
"Itu dulu, sekarang boro-boro olahraga, mengingat jurus saja Aku sudah lupa tapi dasar beladiri ada karena dulu pernah mengenal. Sekarang Aku lebih suka menonton semua olahraga di TV saja karena kesibukan kerja dan mengurus rumahtangga," sahut Andari jujur apa adanya.
"Kamu masih beruntung pernah mengenal ada sekali butuh dan terpaksa walau tak begitu berarah juga, terbukti Si kekar saja kemarin terkapar mungkin hari ini Dia balik ke sel," Ucapan Si Ikal menyadarkan Andari kalau kemarin mungkin serangan dan tendangannya begitu keras karena bercampur emosi yang memuncak.
"Kak, apa tahanan 007 tadi tak akan berkepanjangan?" tanya Andari pada Si Ikal.
"Kalau berkepanjangan Kamu bisa melatih beladiri Kamu yang hampir lupa Cantik!" sahut Si Ikal sambil terkekeh sendiri.
Andari merasa bersalah juga menjadi orang yang di bela Si Ikal dalam hal ini, Dirinya tak ingin menjadi seseorang yang di lindungi tapi mendatangkan masalah, tapi Andari tak bisa meredam semuanya percikan semacam tadi dalam suasana makan selalu saja ada pastinya kalau memang ada saja orang yang susah di masyarakakan. Lain orang lain juga maunya seperti tahanan 007 tadi mungkin selalu cari perhatian dengan cara menjadi biang onar.
Andari tersenyum sambil memandang beberapa gelang ditangan Si Ikal, senang rasanya melihat Si Ikal memakai gelang tradisional yang menjadi ciri khas daerahnya mungkin walau terbuat dari bahan sederhana.
Andari penyuka segala macam aksesoris, tuntutan pekerjaan dan penampilan mengharuskan berpenampilan menarik apalagi Andari suka dengan semua jenis aksesoris.
Mungkin Kakaknya Laksmi menyimpan semua box aksesoris dan perhiasannya atau mungkin menjualnya kalau perlu buat kepentingan Amanda putrinya karena sebagian aksesoris dan perhiasannya ada yang berharga bukan sekedar aksesoris saja.
"Kak, kalau Si Tinggi sama Si Tomboy ke mana Mereka apa nggak pernah makan bareng Kakak?" tanya Andari merasa penasaran saja karena mereka satu kamar dengan mereka.
"Tak penting itu, mereka tak ada yang perduli juga nggak usah perduli nggak ada untungnya, mereka entah di mana hanya jadi teman satu kamar saja bukan berarti kita harus tahu segalanya tentang teman kita," sahut Si Ikal seperti itu faktanya.
"Maksudku apa salahnya kita bertukar pikiran dan saling berbagi apapun itu bukan berarti uang dan makanan saja tapi hati kita juga mungkin hanya untuk merasakan jadi saudara dan teman sekedar berbagi kalau kita bisa kompak minimal kita tak jadi bahan sasaran orang iseng kalau kita kompak Kak! malah kita bisa menyadarkan orang lain." Andari mencoba memasukkan buah pikirannya.
"Obrolan Kamu tak masuk akal Cantik! tapi ada sedikit yang Aku pahami dari omonganmu. Kamu sepertinya sangat perduli dan perhatian sama orang lain dan kamu sepertinya bukan orang yang suka cari ribut," jawab Si Ikal menatap wajah tirus Andari dengan hidung mancung dan dagu lancipnya.
"Iya Kak, buat apa cari ribut Aku mau jadi teman siapa saja termasuk tahanan dengan rompi nomor 007 itu!" ucap Andari.
Si Ikal tertegun menatap Andari tak mengerti pikiran Andari kok mau berteman dengan orang julid seperti tahanan 007? sudah jelas tahanan itu merasa iri dengki sama Andari walau tak tahu apa yang tidak di sukanya dari Andari.
"Ayo kita kerja bakti dulu sebelum Sipir Hilda datang menyisir semua pojok ruangan LP ini," Ucap Si Ikal sambil menarik tangan Andari.
Seperti kembali ke masa sekolah dan kuliahnya Andari berbaris di lapangan. Sedikit bimbingan dan masukan konseling kalau kebersihan adalah bagian dari Iman semua harus bertanggung jawab atas kebersihan fasilitas bersama di manapun termasuk di dalam kamar sel masing-masing.
Kegiatan di mulai dari bersih bersih dalam ruangan dan luar ruangan di pandu semua sipir kebetulan blok sel Andari adalah bagian penjagaan dan tanggungjawab Sipir Hilda.
Semua mengikuti instruksi dan bergerak. Andari membersihkan halaman sebelah klinik yang ada di dalam lingkungan LP.
Tiba tiba Andari merasa ada yang mendorongnya, dan Andari terperosok ke got dengan air comberan yang kotor dan bau merasa dirinya begitu hati-hati dalam menyapu halaman tapi kenapa bisa jatuh?
Kakinya terasa perih saat Andari dongak ke atas senyum sinis tahanan dengan rompi nomor 007 di dada sebelah kirinya tertawa dengan nikmatnya.
"Tahu kesalahanmu tidak? Kamu terlalu pede dengan kecantikanmu!" semprot tahanan 007 sambil tertawa berlalu bersama temannya.
"Brengsek banget tuh orang memang biang onar! lihat saja nanti Aku bikin kapok Dia!" ucap Si Ikal menunjuk tahanan 007 yang tertawa.
"Sudahlah Kak! tolong tarik Aku kakiku sangat pedih mungkin terkena sesuatu di bawah sini," ucap Andari meringis sambil menyodorkan tangannya ke atas.
"Ya ampun Cantik kena comberan semua pakaian barumu itu, ayo bersihkan dulu biar Aku laporkan sama Sipir Hilda." Ucapan Si Ikal begitu emosi melihat Andari teraniaya.
Si Ikal melihat kaki Andari yang berdarah mungkin terkena goresan sesuatu di bawah got sana, semakin membuat Si Ikal dendam saja sama tahanan 007.
Darah di kaki Andari semakin banyak Si Ikal menuntun Andari yang basah kuyup juga bau lalu membersihkan dan mencuci kakinya ternyata ada luka cukup panjang menggores kakinya.
Datang Sipir Hilda karena ada yang melaporkan kalau ada tahanan yang kecelakaan dan memerintahkan Andari ke klinik saja untuk bisa diobati.
"Kenapa lagi Bu Andari Safitri?" tanya dr Barry sambil melihat data Andari di mejanya.
Andari diam. Apa yang harus di disampaikannya? kecelakaan kenapa tidak hati-hati? di dorong orang kenapa cari masalah? Andari hanya diam biarlah dokter sendiri yang mencari jawaban dari pertanyaannya.
Luka Andari di cuci lagi dengan antiseptik, Andari merasakan pedih yang luar biasa dan tanpa sadar Andari memegang lengan dokter Barry begitu kencangnya.
Dr Barry membiarkannya dan saat sadar Andari cepat melepaskan pegangannya.
Dr Barry tersenyum melihat jemari kaki Andari yang begitu putih masih terlihat begitu terawat juga kulit Andari yang putih bersih dan bagian betisnya begitu mulus. Dr Barry selalu mencuri pandang pada Andari membuat dirinya begitu ingin mendalami membaca CV Andari yang sebenarnya.
"Aku perban ya setelah diobati, usahakan jangan kena air dulu biar kering, ada obat penghilang rasa sakit dan selesai semuanya!" ucap dr Barry sambil membereskan semua peralatannya.
Andari mengamati luka yang sudah di perban di bagian telapak kaki sampingnya.
"Selesai!"
"Terimakasih dokter."
"Sama-sama, lain kali hati-hati ya." ujar De Barry sambil tersenyum.
Andari juga sama tersenyum dan senyum Andari mengingatkan dokter Barry pada seseorang yang telah lama hilang dari hidupnya.
Ya, Dr Barry memang seorang duda. Kehilangan istrinya di masa masih awal pernikahannya karena kecelakaan. Kini tak membuat semuanya begitu cepat berlalu dan hilang dari ingatannya.
Senyum Andari mengingatkan Dirinya akan sosok Bunga.
*******
Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dwisya12Aurizra
Andari mungkin jodoh masa depan mu dok🤭
2023-02-01
2