Jadi leader

Satu pengharapan di hati Andari dan juga teman-temannya membangkitkan satu semangat yang membuat Andari semakin terpacu untuk mempelajari semuanya.

Sudah sampai ke sel bersama Si ikal Andari langsung berdiskusi membicarakan dan membagi tugas bagaimana caranya untuk mendisiplinkan waktu mereka sehingga setiap waktu yang mereka lalui menjadi lebih bermanfaat.

Tidak hanya merenungi diri dan meratapi nasib tetapi menjadikan semuanya lebih berarti lagi dengan berkegiatan dengan menciptakan suatu karya yang mungkin suatu saat bisa bermanfaat untuk siapa saja.

Tinggal satu langkah lagi Andari memperdalam teknik pembikinan menyimpul dan menyisakan tali sehingga bisa mudah digunakan untuk membuat aksesoris berupa gelang-gelang kalung bros dan hiasan untuk di topi dan lain-lain.

Mungkin besok atau lusa Andari sudah bisa menerima bahan baku yang bisa dirinya pergunakan dan peralatan yang diminta sesuai yang dibutuhkan seperti yang direkomendasikan Si Ikal sebagai orang pertama yang bisa membikin secara teknik dan Andari yang menjadi perancangnya.

"Woi! sepertinya Si Cantik mulai senang datang ke klinik, iris kuping Gue kalau dalam hitungan satu bulan ke depan pasti sudah ada yang menyatakan cinta!" ucap Si Ikal begitu antusias.

"Hai Kak! jangan begitu mudah bergosip nanti kedengaran sama orang yang nggak suka, jangan jangan ntar Aku yang di bilang ganjen, jangan deh ah!" tukas Andari di barengi tertawa.

"Siapa yang nggak suka? biar nanti Gue getok. Semua teman Kita suka kok juga mendukung ya kan teman-teman?" ujar Si Ikal lagi mengundang jawaban koor semua-teman satu selnya di susul dengan tertawa bersama.

"Betul itu Cantik, pacaran pacaran saja waktu berjalan terasa cepat kalau di bawa bahagia, nggak seperti di bawa murung sedih dan berduka ya kan teman-teman?" jawab Si Tomboy yang memang setiap hari hanya Si Tomboy yang kelihatan happy walau pada kenyataannya semua pasti merasakan bagaimana hidup terisolasi.

Andari kini jadi bahan candaan dan godaan semua teman temannya tapi Andari begitu bahagia walau kenyataannya dirinya jauh panggang dari api dirinya hidup menjadi warga binaan tidak semudah itu merupakan kisah perjalanan hidupnya begitu susah menghilangkan noda kelam yang telah melekat di dalam dirinya dan semua itu Andari anggap sudah menjadi masa lalunya.

Diakui sebagai teman pada awalnya itu sudah satu kebahagiaan, dianggap jadi teman curhat itu Andari sambut dengan lapang dada dan terbuka, kini di jadikan leader walau mungkin di situ paling muda tak apa itu adalah tanggungjawab juga yang harus di jaganya.

Memang kebahagiaan itu bisa di mana saja termasuk di dalam sel jadi warga binaan tidak harus selalu merenungi nasib diri yang tidak beruntung tapi harus menciptakan dan menjemput kebahagiaan itu sendiri.

"Banyak yang naksir sekedar ingin mendapat perhatiaan tuh dokter tapi semua tak ada yang di lirik, tapi sama Kamu cantik semua begitu mudahnya." tambah Si Kekar seperti memberi dukungan kalau dirinya juga begitu senang kalau Andari dekat dengan dokter yang memberi fasilitas bukan hanya pada Andari tapi pada semua temannya juga.

"Betul kata Si Ikal pokoknya lihat hanya Si Cantik yang bisa menaklukan dokter dingin itu!"

"Hahahaha..."

"Betul itu!"

"Kita do'akan saja semoga benar adanya dan Kita dukung!"

Komentar dan candaan semua temannya membuat Andari merah merona mukanya. Jangankan pacaran dalam masa sekarang ini memulai dekat saja dengan seorang mahluk yang namanya laki-laki Andari begitu enggan dan segan.

Merasakan luka terdalam di hatinya dan semua membalikkan dunia Andari hingga Dirinya berada di sini adalah rasa cinta yang berlebihan pada Mas Wilman suaminya sendiri. Hingga pada kenyataannya Dirinya tersakiti begitu dalam saat cinta yang mengkhianatinya tak bisa menerima semuanya sampai akhirnya terjadi kejadian yang mengakibatkan semua ambyar. Jangankan rasa cinta sedikitpun Andari kini merasa dan yang di rasa hanya kebencian, rasa tersakiti, merasa di khianati dan perasaan trauma yang dalam dan mendalam dirinya rasakan di hidupnya.

"Apaan sih kalian bicara sesuatu yang aneh aneh saja? nggak jelas banget, dokter itu baik pada semua orang jadi kalian semua jangan salah faham," jelas Andari merasa Dirinya tak melihat signal apa-apa di mata dr Barry selain saat beradu tatap muka kelihatan grogi dan salah tingkah.

"Tunggu tanggal mainnya Cantik! sebentar lagi ada yang titip salam, titip pesan dan titip bungkusan juga bingkisan hahaha...."

"Betul itu sepertinya kalau bingkisan dan bungkusan membuat Kita semua senang ya? hahaha..." timpal Si Tomboy. Semua pada senang menggoda Andari teman baru mereka walau bukan terbilang baru lagi tapi paling baru masuk satu kamar disel mereka.

"Lah Gue yang naksir tukang kebun, sudah tua, item mana nggak ada duitnya punya anak istri lagi. Apes banget apa yang bisa di harapkan?" ucap Si Ikal sambil terkekeh.

"Hahaha... masih untung Lo ada yang naksir daripada Gue? yang ajak ngomong aja kagak ada!" jawab Si Tomboy sama sambil terkikik diikuti temannya yang lain.

"Lo kagak bakalan ada yang naksir body sama pembawaan Lo rubah dulu sedikit gemulai dong, jangan seperti petinju gitu yang ada bukan cowok yang naksir tapi cowok yang takut kalau melihat tampang Lo yang kekar dan juga tomboy seperti itu!" ucap Si Tinggi di sambut tawa semua penghuni kamar itu.

Memang benar adanya kalau Si Tomboy selain mungkin paling tua juga paling kelihatan Tomboy nya selain penampilan dan gayanya di tambah dengan pakaian yang di kenakan nya tak ada sedikitpun feminin feminimnya.

"Dah Gue besok kursus kepribadian sama Si Cantik biar sedikit berbeda, siapa tahu ada yang naksir!" jawab Si Tomboy sambil tertawa melirik Andari yang sama pada tertawa.

Kehadiran Andari di sel nya kini menambah warna dan membuang semua kekakuan sesama teman sebelumnya, semua mencair dengan ngobrol dan komunikasi dengan baik dan bermanfaat.

Walau Andari paling muda mungkin dalam usia tapi semua manut dan mau mengikuti apa yang di sarankan Andari, entah karena mengerti persaudaraan akan lebih baik daripada sendiri sendiri dan kekompakan diantara mereka akan menciptakan kenyamanan bagi diri mereka.

Andari memnag seorang pimpinan di perusahaannya dulu bekerja, membawahi banyak pekerja lainnya mungkin juga kebiasaan itu yang membuat Andari merasa terpanggil untuk bisa lebih membuat mereka kompak lagi.

Mungkin juga mereka orang labil jadi perlu tuntunan dan dan contoh kongkrit dalam melakukan apapun, dan itu di buktikan Andari semua agenda rutin di LP sudah dirinya kuasai di semua sektor Andari menjadi fungsionaris nya.

Dari seksi kerohanian, olahraga, kerja bakti, berkebun dan kini pada kegiatan keterampilan yang akan di galakan lagi.

*******

Sambil nunggu up NODA KELAM MASA LALU Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, By Enis Sudrajat 🙏❤️

Episodes
1 Sidang yang tertunda
2 Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3 Andari KO
4 Sadar dari pingsan
5 Malam pertama
6 Kembali ke sel
7 Si Ikal jadi teman pertama
8 Makan siang Andari
9 Masih di Bully
10 Andari bagai kenangan lama
11 Hai Cantik!
12 Tertawa lagi
13 Kediaman keluarga Harry Darmawan
14 Berjuta andai
15 Bayangan Andari di mata Nael
16 Agenda harian yang tertinggal
17 Hati dr Barry yang terusik
18 Jangan ucapkan terimakasih
19 Jadi leader
20 Assalamualaikum Bu Andari!
21 Sarapan bersama
22 Kejujuran dr Barry
23 Mau berkunjung
24 Andari!
25 Kunjungan pertama
26 Wangi parfum
27 Teman Netty
28 Pengakuan perasaan
29 Harapan Ibu Rina Darmawan
30 Semangat makan malam
31 Makan malam santai
32 Sikap Nael biasa saja
33 Obrolan dan pertemuan berharga
34 Angan Andari
35 Tidak ada komitmen
36 Menyiratkan suatu
37 Mencoba jujur
38 Relasi yang sudah kenal
39 Netty love
40 Kecewa Ricko
41 Akhirnya ungkapan rasa
42 Jadian walau bukan ABG
43 Kunjungan Yasmin
44 Sikap biasa saja Nael
45 Amanda
46 Pertemuan manis
47 Perhatian dr Barry
48 Titip salam lewat bingkisan
49 Sandaran jiwa
50 Perhatian lain
51 Jujur yang mengusik
52 Mencari jejak seseorang
53 Kakak sama Adik
54 Penolakan Netty
55 Kemuraman Ibu
56 Debat pertama
57 Keinginan Ortu
58 Debat apa diskusi
59 Berpikirlah lagi Nak
60 Keakraban Adik dan Kakak
61 Kangen
62 Ingin memenangkan hatinya.
63 Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64 Masih ada asa
65 Kompetitor
66 Bersaing
67 Kesal Monik
68 Assalamu'alaikum dokter!
69 Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70 Tafakur Andari
71 Perenungan
72 Hati Andari tak berpaling
73 Pergi dari rumah
74 Kecewa Monik
75 Bimbang Andari
76 Perdebatan
77 Bayangan menghirup dunia luar
78 Kesadaran sahabat
79 Panggilan Bu Yohana
80 Arti kebebasan
81 Nazar bersujud
82 Tak sabar
83 Papa?
84 Mau di lamar
85 Bertemu Atasan masa kerja
86 Tak bertemu Ibu
87 Masih merasa bersalah
88 Selangkah lagi
89 Akhirnya penantian itu datang
90 Aku kini milikmu Mas
91 Darah buat Ibu
92 Senyum bahagia
93 Kebahagiaan
94 Bulan madu
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Sidang yang tertunda
2
Menangislah jika itu membuatmu tenang!
3
Andari KO
4
Sadar dari pingsan
5
Malam pertama
6
Kembali ke sel
7
Si Ikal jadi teman pertama
8
Makan siang Andari
9
Masih di Bully
10
Andari bagai kenangan lama
11
Hai Cantik!
12
Tertawa lagi
13
Kediaman keluarga Harry Darmawan
14
Berjuta andai
15
Bayangan Andari di mata Nael
16
Agenda harian yang tertinggal
17
Hati dr Barry yang terusik
18
Jangan ucapkan terimakasih
19
Jadi leader
20
Assalamualaikum Bu Andari!
21
Sarapan bersama
22
Kejujuran dr Barry
23
Mau berkunjung
24
Andari!
25
Kunjungan pertama
26
Wangi parfum
27
Teman Netty
28
Pengakuan perasaan
29
Harapan Ibu Rina Darmawan
30
Semangat makan malam
31
Makan malam santai
32
Sikap Nael biasa saja
33
Obrolan dan pertemuan berharga
34
Angan Andari
35
Tidak ada komitmen
36
Menyiratkan suatu
37
Mencoba jujur
38
Relasi yang sudah kenal
39
Netty love
40
Kecewa Ricko
41
Akhirnya ungkapan rasa
42
Jadian walau bukan ABG
43
Kunjungan Yasmin
44
Sikap biasa saja Nael
45
Amanda
46
Pertemuan manis
47
Perhatian dr Barry
48
Titip salam lewat bingkisan
49
Sandaran jiwa
50
Perhatian lain
51
Jujur yang mengusik
52
Mencari jejak seseorang
53
Kakak sama Adik
54
Penolakan Netty
55
Kemuraman Ibu
56
Debat pertama
57
Keinginan Ortu
58
Debat apa diskusi
59
Berpikirlah lagi Nak
60
Keakraban Adik dan Kakak
61
Kangen
62
Ingin memenangkan hatinya.
63
Andari tahu sikap orangtuanya Nael
64
Masih ada asa
65
Kompetitor
66
Bersaing
67
Kesal Monik
68
Assalamu'alaikum dokter!
69
Kunjungan Ibu Rina Darmawan
70
Tafakur Andari
71
Perenungan
72
Hati Andari tak berpaling
73
Pergi dari rumah
74
Kecewa Monik
75
Bimbang Andari
76
Perdebatan
77
Bayangan menghirup dunia luar
78
Kesadaran sahabat
79
Panggilan Bu Yohana
80
Arti kebebasan
81
Nazar bersujud
82
Tak sabar
83
Papa?
84
Mau di lamar
85
Bertemu Atasan masa kerja
86
Tak bertemu Ibu
87
Masih merasa bersalah
88
Selangkah lagi
89
Akhirnya penantian itu datang
90
Aku kini milikmu Mas
91
Darah buat Ibu
92
Senyum bahagia
93
Kebahagiaan
94
Bulan madu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!